Oleh:
Fitri Akmalia
Rini Sasqia Putri
Pembimbing:
BANDA ACEH
2018
1. Pendahuluan
Anestesi lokal merupakan tindakan menghilangkan rasa nyeri untuk
sementara waktu pada beberapa bagian tubuh tanpa disertai hilangnya tingkat
kesadaran. Obat anestetik lokal menghasilkan blokade konduksi atau blokade
lorong natrium pada dinding saraf secara sementara terhadap rangsang transmisi
sepanjang saraf, jika digunakan pada saraf sentral atau perifer dan diikuti oleh
pulihnya konduksi saraf secara spontan dan lengkap tanpa diikuti oleh kerusakan
struktur saraf. Banyak persenyawaan lain juga memiliki daya kerja demikian,
tetapi efeknya tidak reversibel dan menyebabkan kerusakan permanen terhadap
sel-sel saraf. Misalnya, cara mematikan rasa setempat juga dapat dicapai dengan
pendinginan yang kuat (freezing anaesthesia) atau melalui keracunan protoplasma
(fenol).1,2
Kokain adalah obat anestetik pertama yang dibuat dari daun koka dan
dibuat pertama kali pada 1884. Penggunaan kokain aman hanya untuk anesthesia
topikal. Penggunaan secara sistemik akan menyebabkan dampak samping
keracunan sistem saraf, sistem kardiovaskular, ketagihan, sehingga dibatasi
pembuatannya hanya untuk topikal mata, hidung dan tenggorokan.3
Gambar 1. Natrium voltage-gated terdiri dari 3 tahap: (1) istirahat, (2) aktif, (3) inaktif
5.2 Distribusi
Distribusi anestesi lokal bergantung pada uptake organ, yang ditentukan
oleh faktor berikut: 1) perfusi jaringan, organ yang memiliki laju perfusi tinggi
bertanggung jawab pada uptake awal yang cepat. 2) Koefisien partisi jaringan atau
darah, peningkatan kelarutan dalam lemak berhubungan dengan peningkatan
ikatan protein, dan 3)massa jaringan. Kelarutan lemak merupakan determinan
aktivitas penting lainnya. Meskipun peningkatan kelarutan lemak bisa
mempercepat penetrasi membran neural, peningkatan solubilitas bisa juga
mengakibatkan peningkatan sekuesterasi anestetik lokal dalam myelin dan
kompartemen yang larut lipid. Dengan demikian, peningkatan kelarutan lipid
biasanya memperlambat laju kerja. Serupa dengan ini, durasi kerja meningkat
karena absorpsi molekul anestetik lokal ke dalam myelin dan sekitar
kompartemen neural menciptakan depot untuk pelepasan lambat anestetik lokal.
Akhirnya, peningkatan solubilitas lipid meningkatkan potensi anestetik lokal.
Pengamatan ini bisa dijelaskan dengan korelasi antara kelarutan lipid dan afinitas
reseptor kanal natrium dan kemampuan untuk mengubah konformasi kanal
natrium dengan efek langsung pada membran sel lipid.4
5.3 Metabolisme
Adapun metabolisme obat anestetik lokal golongan ester akan dihidrosilis
dengan cepat oleh kolinesterase plasma dan jaringan. Metabolitnya tidak aktif
sebagai anestik lokal. Salah satu metabolit golongan ester adalah PABA yang
dapat bersifat alergenik. Cepatnya kemmapuan metabolisme golongan ester ini
menyebabkan obat anestetik lokal golongan ester aman dalam digunakan dalam
batas tertentu karena level obat di plasma akan turun dengan cepat, kecuali kokain
yang di metabolisme lebih lambat di hati.6
Anestetik lokal golongan amida lebih stabil di plasma dibandingkan
golongan ester. Setelah diabsorbsi, obat golongan amida akan didistribusikan ke
sirkulasi paru. Di paru, sebagian obat akan disekuestrasikan oleh ion trapping
karena pH cairan paru ekstravaskular yang relatif rendah. Golongan amida
terutama akan di metabolisme di hati oleh reaksi enzim mikrosomal hepatik fase I
dan II, sebagian kecil akan dieksresikan oleh ginjal. Kecepatan metabolisme
sangat bergantung pada aliran darah ke hati dan berbeda-beda pada tiap obat.