Anda di halaman 1dari 55

OBAT SEDATIF DAN

HIPOTIKA 6 Mei 2021


Obat sedatif dan hipnotika
Fungsi: menurunkan kegelisahan (sedasi) atau
memicu tidur (hipnose)
 Dosis yang diberikan minimum tetapi masih memberikan efek
 Efek sedasi  hipnosis, dose related effect
 Cara kerja: mendepress kerja sistem saraf pusat
Obat sedatif dan hipnotika

• Drug A: Older sedativa-hipnotika (barbiturat)


• Drug B: Benzodiazepin, newer hipnotic
Obat sedatif dan hipnotika
BENZODIAZEPIN : Diazepam, Flurazepam,Oxazepam, Lorazepam,
Triazolam
BARBITURAT : Pentobarbital, Secobarbital, Phenobarbital,
Meprobarmate
NEWER HIPNOTICS : Zolpidem, Zaleplon, Eszoplicone
BENZODIAZEPIN
• Lipid solubility berperan utama dalam menentukan laju masuknya
sedativa-hipnotika ke sistem saraf pusat.
• Semakin mudah larut lemak maka durasi akan lama, namun onsetny
juga lama
• Dimetabolisme di hati glucoronid
• Diekskresikan di urin
BARBITURAT
•Lipid Metabolisme dan ekskresi:
• Jalur metabolisme utama meliputi enzim hepar yang akan
membentuk alkohol, asam dan keton, yang diurin berupa konjugat
glucoronide.
Mekanisme aksi obat sedativ dan hipnotika
• berikatan dengan receptor
GABAA di membran neuron di
sistem saraf pusat.
• Receptor tersebut berkaitan dengan
kanal ion chloride, yang diaktivasi
oleh neurotransmitter inhibitory
GABA.
EFEK PADA ORGAN
• efek menenangkan melalui penurunan rasa gelisah
SEDASI pada dosis rendah melalui depresi fungsi pyschomotor
dan kognitif

• mampu memicu rasa kantuk pada dosis


HIPNOSIS yang lebih besar dari dosis sedasi

• mendepress sistem saraf pusat yang


ANESTESI menimbulkan efek anestesi (dosis anestesi)
EFEK PADA ORGAN
ANTI • mampu menghambat perkembangan dan penyebaran aktivitas
elektrik di sistem saraf pusat melalui interaksi dengan GABAA
KONVULSAN

MUSCULO • mendepress transmisi pada skeletal neuromuscular junction sehingga


menyebabkan muscle relaxation
RELAXATION
• depres pada pusat respiratory di sistem saraf pusat dapat menyebabkan

CARDIO kematian
• kontraksi myocardial dan tonus vaskular akan di tekan pada vasomotor center

PULMONARY menyebabkan kolapse sirkulasi.


ANESTHESIA DRUGS
6 Mei 2021
Introduction
• Sleep • Sleep
Anestesi
• Muncul pertama kali: dokter Oliver Wendell Holmes (1809-1894)
berkebangsaan Amerika.
• Berasal dari dua kata Yunani : 
• An berarti tidak
• Aesthesis berarti rasa atau sensasi nyeri
• Ketiadaan rasa atau sensasi nyeri

• Anestesi berarti suatu keadaan hilangnya rasa terhadap suatu


rangsangan.
Klasifikasi Anestesi
Berdasarkan rute penggunaannya:
1. Topikal misalnya melalui kutaneus atau membrana mukosa;
2. Injeksi seperti intravena, subkutan, intramuskular, dan
intraperitoneal;
3. Gastrointestinal secara oral atau rektal
4. Respirasi atau inhalasi melalui saluran nafas.
Anastesi berdasarkan daerah atau luas pada tubuh yang
dipengaruhinya:

1. Anestesi lokal, terbatas pada tempat penggunaan dengan pemberian secara


topikal, spray, salep atau tetes, dan infiltrasi.
2. Anestesi regional, mempengaruhi pada daerah atau regio tertentu dengan
pemberian secara perineural, epidural, dan intratekal atau subaraknoid.
3. Anestesi umum, mempengaruhi seluruh sistem tubuh secara umum dengan
pemberian secara injeksi, inhalasi, atau gabungan (balanced anaesthesia).
Anastetika lokal / obat anastesi lokal
• Obat yang bekerja menghilangkan sensasi rasa sakit (analgesi) pada
bagian tubuh tertentu, secara temporary, bersifat reversible, tanpa
hilangnya kesadaran dengan cara memblok syaraf sensorik.

• Struktur kimia obat anestesi local terdiri atas 3 komponen:


• Gugus aromatic (benzene)
• Rantai intermediate (ester,amide)
• Gugus amino
Mekanisme kerja obat anestesi lokal
• Memblok kanal sodium (Na) pada reseptor  transport sodium
terganggu  penurunan depolarisasi membrane tidak ada aksi
potensial  konduksi impuls terhambat
Karakteristik obat anestesi lokal
• Penambahan atom C pada gugus aromatic atau gugus amino akan meningkakan
kelarutan lipid, sehingga potensi meningkat
• Semakin kecil dan lipofillik suatu anestesi local, maka semakin cepat interaksi
dengan reseptor kanal sodium

amide

ester
Perbedaan ester dan amide

Ester Amide
• Relatif tidak stabil • Lebih stabil
• Dimetabolisme dalam plasma oleh • Dimetabolisme di hati
enzym pseudocholinesterase
• Masa kerja lebih Panjang
• Masa kerja pendek
• Tidak bersifat alergen
• Relatif tidak toksik
• Dapat bersifat allergen karena
strukturnya mirip PABA (para amino
benzene)
Farmakokinetik obat anestesi lokal

• Larutan anaestesi local terdiri atas : kation (bermuatan positif ) dan


netral (basa)
• Hanya bentuk basa yang berdifusi ke membran
• Dalam lingkungan asam, obat anestesi local tidak efektif 
menyebabkan abses, plegmon (peningkatan ion H penurunan
potensi anestesi)
Farmakokinetik obat anestesi local
ditentukan oleh 3 hal :
• Lipid/ water solubility ratio , menentukan onset aksi obat
• Protein binding, menentukan durasi of action
• pKa menentukan keseimbangan antara bentuk kation dan basa. Makin
rendah pKa makin basa , makin cepat onset aksi obat
Jenis-jenis obat anestesi lokal

Golongan Ester Golongan Amide


• Procaine • Lidocaine
• Benzocaine • Prilokain
• Buvacaine • Mepivakain
• Tetrakain • Bufivikain
• Oksibuprokain • Cinchokain
Penggunaan teraupeutik anastesi local
1. Topical : daerah mata, hidung, larynk
• Lidocaine (larynkETT), propacaine (cornea), Lidocaine 2,5% , prilocaine
2,5% (venipuncture), Lidocaine 5% (incisi)
2. Infiltrasi : terbatas pada jaringan jahit luka
3. Blok syaraf tepi : pada area yang lebih luas, contoh : blok
paravertebra nerve  laparatomi
Penggunaan teraupeutik anastesi local
4. Epidural : procedural bedah pada area caudal abdmonial, pelvis
limb dan perineal
5. Kontrol aritmia : lidocaine secara IV, control premature kontraksi
ventrikel
6. Pada kuda : terapi hypomotility intestine
Efek samping anestesi lokal

a. Buvicaine : pada konsentrasi plasma rendah  toxic daripada


lidocaine
b. SSP : twitching muscle sampai seizure
c. Sistem cardiovascular : konsentrasi plasma tinggi  toxic, gejala :
hipotensi akibat penurunan kekuatan myocardium
d. Methemoglobinemia : penggunaan prilocaine atau benzocaine pd
kucing
e. Rusaknya jaringan jarang
Anastetik umum
• Obat yang bekerja mendepres SSP sehingga terjadi sedasi, analgesi,
amnesia, immobility (relaxasi)  hilang kesadaran, dan bersifat
reversible
• Dapat diperoleh melalui penggunaan obat secara injeksi atau inhalasi
• Mekanisme kerja anastetik umum, melibatkan :
1. neurotransmitter GABA pada reseptor GABAA  meningkatkan
inhibisi
2. neurotransmitter glutamat pada reseptor NMDA (N-Metyl D
Aspartat)  menghambat efek eksitatorik
Mekanisme kerja obat anastesi umum
Urutan mekanisme melibatkan neurotransmitter GABA
1. GABA dilepas dari ujung syaraf gabanergik
2. GABA berikatan dengan reseptor GABAA
3. Kanal ion Clorida (Cl) terbuka
4. Ion Cl masuk ke intrasel
5. Hiperpolarisasi
6. Efek transmisi terhambat
7. Depresi SSP
Mekanisme kerja obat anastesi umum
Mekanisme neurotransmitter glutamat
Mekanisme anastetika umum pada
1. Glutamat dilepas dari postsinaps neurotransmitter glutamat
2. Glutamat berikatan dengan reseptor 1. Glutamat dilepas dari postsinaps
NMDA 2. Glutamat berikatan dengan reseptor
3. Na dan Ca masuk ke intrasel NMDA
4. Peningkatan ion Na dan Ca intrasel 3. Reseptor NMDA di blok
5. Terjadi aksi potensial Depolarisasi 4. Tidak terjadi potensial aksi, terjadi
6. Eksitatorik hiperpolarisasi
5. Eksitatorik dihambat
6. Depresi SSP
Stadium anastesi umum
 Stadium I (analgesia)
 Stadium II (delirium)

 Stadium III (surgical anaesthesia)

Tingkatan pada stadium III :


◦ Plane 1 (light)
◦ Plane 2 (medium)
◦ Plane 3 (deep)
 Stadium IV (paralysis)
Anastesi umum (injeksi)
• Adalah metode anestesi umum yang dilakukan dengan cara
menyuntikkan agen anestesi langsung melalui muskulus atau
pembuluh darah vena.
• biasanya digunakan untuk induksi pada hewan kecil maupun pada
hewan besar dan dapat juga digunakan untuk pemeliharaan anestesi
Sifat-sifat anastetik umum injeksi

• tidak mengiritasi jaringan, • tidak bersifat toksik,


• tidak menimbulkan rasa nyeri • mempunyai pengaruh minimal
pada saat diinjeksikan, terhadap organ tubuh terutama
saluran pernapasan dan
• cepat diabsorsi, waktu induksi, kardiovaskular,
durasi
• cepat dimetabolisme,
• masa pulih dari anestesi berjalan
mulus, • tidak bersifat akumulatif,
• dapat dikombinasikan dengan obat
• tidak ada tremor otot,
lain seperti relaksan otot, analgesik,
• memiliki indeks terapeutik tinggi, dan sudah diketahui antidotanya
Obat –obat anastesi umum (injeksi)
• Barbiturat (tiopental, metoheksital, dan pentobarbital),
• Cyclohexamin (ketamine, tiletamin),
• Etomidat
• Propofol
Derivat barbiturat
• Derivat barbiturat yang digunakan pada hewan :
a. ultrashort-acting barbiturates (metoheksital),
b. short-acting barbiturates (tiopental),
c. intermediateacting barbiturates (pentobarbital).
d. long-acting barbiturates (penobarbital) biasanya digunakan untuk
sedatip dan antikonvulsi, bukan untuk anestesi.

• Efek : sedasi, hipnosis, depresi vasomotor ,↓ cardiac output dan


hipotensi depresi pernafasan tergantung dosis dan kecepatan
pemberian serta pengaruh analgesia yang ditimbulkan sedikit.
Mekanisme aksi barbiturat
A. Meningkatkan efek inhibitorik pada neuratransmitter GABA :
1. berikatan dengan GABA gate Cl channel
2. kanal Cl terbuka
3. Cl masuk intrasel
4. hiperpolarisasi
5. depresi SSP

B. Menurnukan efek sksitatorik neurotransmitter glutamate


Etomidat
• Adalah sedatif hipnotik imidazol yang biasanya digunakan sebagai
induksi anestesi pada anjing dan kucing.
• Kombinasi dengan etomidat menghasilkan relaksasi otot yang baik
tetapi tidak menghasilkan analgesia dan durasinya sangat singkat
seperti propofol, karena metabolisme etomidat sangat cepat.
• Etomidat mempunyai pengaruh yang minimal terhadap fungsi
kardiovaskuler seperti denyut jantung, curah jantung, dan tekanan
darah.
• Mekanisme aksi  GABA like effect
Ketamine

• Adalah anestetikum umum injeksi golongan nonbarbiturat, termasuk


golongan phenilsycloheksamin.
• Mempunyai efek analgesia yang sangat kuat akan tetapi efek sedasi
dan hipnotiknya kurang (tidur ringan).
• Ketamine meningkatkan tekanan darah sistol maupun diastol kira kira
20- 25%, karena adanya aktivitas syaraf simpatik meningkat dan
depresi baroreseptor.
Mekanisme aksi ketamin
• Menghambat post sinpas neurotransmitter eksitatorik Ach dan
gltamat pada medula spinalis (antagonis reseptor NMDA)
• Pemberian secara IM,IV pada kucing, anjing, domba, kambing, babi,
pada sapi dan kuda secara IV
Efek samping ketamine :
• seizure : kuda, anjing
• salivasi, reflek larynk & pharynk : : kucing
• kornea ulcer
• tekanan intraokular meningkat
• aliran darah dan komsumsi O2 ke otak meningkat  tidak diajurkan
pada kondisi head trauma, hipertensi
Kombinasi ketamine
• Pemberian ketamine secara tunggal  menimbulkan kekejangan otot,
hipersalivasi , durasi kerja anestesi yang sangat pendek.
• Kombinasi dengan :
• Xylazine , guafinesin pada kuda sebagai muscle relaksan
• Diazepam, midazolam, zylazine  pada anjing,kucing mencegah
seizure dan muslce relaxan
• guafenesin, diazepam, xylazine  pada babi, sapi, kabing

• Efek kombinasi ketamine + xyalzine : ↓HR, ↓ cardiac output, tetapi


tekanan darah arteri resistane, ↑konsumsi O2 pada mikardium  hewan
dengan gangguan cardiopulmonary tidak dianjurkan
Propofol
• Adalah anestesi umum injeksi turunan alkil penol (2,6-
diisopropylphenol), mempunyai pH netral, dan dapat diberikan dalam
bentuk emulsi minyak dalam air.
• Propofol mempunyai efek analgesia yang sangat ringan akan tetapi
efek sedasi dan hipnotiknya sangat kuat.

• Mekanisme aksi :
Induksi aktivasi reseptor GABA
Propofol
• Efek samping  hipotensi, apnea, dan rasa sakit pada tempat
suntikan.
• Efek samping utama yang sangat dihindari dari propofol adalah
penekanan sistem respirasi.
• Efek samping tersebut sangat berkaitan dengan dosis dan kecepatan
penyuntikannya, keuntungan penggunaan propofol akan diperoleh
dengan cara mengkombinasikan dengan agen anestetikum lain untuk
menurunkan dosis dan meminimalkan pengaruh buruk yang
ditimbulkan
Anastesi umum (inhalasi)
• Teknik anastesi umum yang dilakukan dengan cara memberikan
kombinasi obat anastesi inhalasi melalui alat atau mesin anastesi
langsung ke udara inspirasi
Mekanisme kerja obat anastesi inhalasi
• Aksi utama obat anastesi inhalasi adalah bekerja pada otak dan
mendula spinalis ketika konsentrasi anastesia tercapai sehingga
terjadi analgesia, sedasi, relaxaxi dan hilang kesadaran.

• Bekerja spotan menekan dan membangkitkan aktivitas neuron


diberbagai area otak
• Ambilan alveolus gas atau uap anastetik inhalasi ditentukan oleh :
ambilan oleh pulmo, difusi gas dari pulmo ke darah, distribusi oleh
darah ke otak dan ke organ
GENERAL ANAESTHESIA - Inhalation
Inhalation (volatile anaesthesia)

Lungs (alveoli)

Space Blood (capillaries)

Body (lipoid tissues-greater solubility than aqeuous)

CNS (very vascular, more lipids than other body parts)

Anaesthetised
Mekanisme kerja anastetik umum
Obat-obat anestesi inhalasi

• Halothane
• Nitrous oxide
• Chloroform
• Dietyl eter
• Methoxyflurane
• Isoflurane
• Desflurane
• Sevoflurane
Obat-obat anestesi inhalasi

Halothane Isoflurane
• Tidak berwarna, cairan volatile, non • Tidak berwarna, stabil, tanpa pengawet
eksplosive, non iritan • Mendepres myocardium (lebih rendah
• Terurai di cahaya, simpan dalam daripada halothane), potensi
botol gelap mendepres respirasi dan carduovaskuler
tergantung dosis
• Mendepres respirasi dan ventilasi • Menghasilkan ritme cardial yang stabil
alveolar
• Kemungkinan menyebabkan penuruna
• Potensi 4 kali eter volum tidal dan peningkatan frekuensi
• Proses pemulihan terjadi menggigil respirasi
dan gemetar • Lebih mahal daripada halothane
Obat-obat anestesi inhalasi

Nitrous oxide Chloroform


• tidak berwarna, tidak mudah terbakar, gas • tidak berwarna, cairan volatile
inorganic pada suhu ruang
• Mendepresi fungsi myocardium • larut dalam minyak
• Induksi dan recovery cepat • 2-4% menginduksi anastesi
• Tidak sensitive pada myocardium untuk selama 10-12 menit
epinephrine
• Hepar dan ginjal tidak terpengaruh
• Pada kondisi bunting, NO2 akan masuk lewat
plasenta hipoksemia fetus
• Penggunaan dengan kombinasi (contoh :
isoflurane)
Obat-obat anestesi inhalasi

Methoxyflurane Diethyl ether (ethyl ether, ether)


• Jernih, cairan volatile, non eksplosive, • Tidak berwarna, volitilias tinggi, vapour
non inflamasi eksplosive
• Analgesi dan musle relaxan yang bagus • Mengiritasi saluran nafas, menstimuli
• Good analgesic and muscle relaxant sekresi cairan saliva dan mucus

• Progressive pada penurunan tekanan
Tidak disukai agen induksi karena
volatilitas rendah darah

• Bagus pada relaksasi otot
Recommend pada bedah orthopedi
• Menyebabkan nausea, vomiting post
anastesi
• Lebih ringan daripada udara
Pre anastesi

• Tujuan : induksi halus pada anestesi, menurnukan anixiety,


memberikan efek anlgesi dan anmnesia

• Jenis jenis obat pre anestesi :


• transquilizer
• agen antikolinergik
• central relaxan muscle (guafenesin, methocarbamol)
Preanestesi
 Yaitu Pemberian zat kimia sebelum tindakan anestesi umum

 Tujuan :
1. menenangkan pasien,
2. menghasilkan induksi anestesi yang halus,
3. mengurangi dosis anestetikum,
4. mengurangi atau menghilangkan efek samping anestetikum, dan
5. mengurangi nyeri selama operasi maupun pasca operasi
Contoh –contoh preanastesi :

• Atropine digunakan untuk mengurangi salivasi, peristaltik dan mengurangi bradikardia


akibat anestesi.
• Acepromazin digunakan sebagai penenang atau tranquilizer.
• Xylazine, medetomidin, diazepam, dan midazolam digunakan sebagai agen sedatif dan
merelaksasi otot.
TERIMAKASIH
&
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai