An
FASTHUG (feeding, analgetik,sedation,trombolitik
prevention,head elevation 30⁰,stress ulcer,glucose
control)
FAITH (Fluid balance, Aperients, Investigation and
results, Therapies, and Hydration)
Oxygen Delivery (DO2)
Jumlah total oksigen yang dialirkan darah ke jaringan setiap
menitnya
DO2 = Cardiac Output (CO) x Oxygen Content(CaO2)
CO : SV x HR
SV ditentukan oleh Preload (Fluid), Afterload (tubing),
Kontraktilitas (pump)
CaO2 : (Hb x 1,34 x SaO2) + (PaO2 x 0,0031)
DO2 : (SV x HR) x (Hb x 1,34 x SaO2) + (PaO2 x 0,0031)
Sejumlah oksigen yang di ambil dan digunakan oleh
tubuh per menit
VO2 : CO x HB(SaO2-SvO2)
Mungkin lebih mudah dimengerti bahwa konsumsi
oksigen meningkat pada kondisi : Demam, agitasi,
nyeri, sepsis
SHOCK
Oleh karena itu Closed Monitoring merupakan hal
yang penting yang harus dilakukan
Target hemodinamik dibagi menjadi 2
Makro: tekanan darah sistolik diatas 90
mmHg,MAP>60mmHg,HR di bawah100x/menit
Mikro: laktat <2, ScvO2 >70%
Norepinefrin diberikan apabila target MAP belum
tercapai, titrasi tiap 5 menit
Dobutamin dapat dipertimbangkan untuk diberikan
bila terdapat kecurigaan fungsi jantung yang kurang
baik, syok sepsis dengan NE >0.3mcg/kg/menit
ScvO2 <70%: transfusi bila Hb<9, sedasi, ambil alih
pernafasan, inotropik
Target ventilasi normokapnia (pCO2 35-45) dengan TV
6-8 ml/kg, peak pressure <30, RR<30
Target oksigenasi SpO2 >95% (kecuali ARDS berat
target SpO2 88-93%) dengan kombinasi PEEP dan
FiO2 terendah s/d 40%
Setting SIMV: PC tidak boleh lebih rendah dari PS, Ti
jangan lebih dari 1.5s. breath cycle maksimal 3.5
Kebutuhan cairan 25-35 ml/kgBB/jam
Dengan nutrisi enteral optimal, tidak perlu cairan rumatan
Balans cairan diharapkan -500 sampai +500 cc, kecuali ada
instruksi khusus
Balans kumulatif tidak lebih dari +2000 cc
Apabila target balans cairan harian atau kumulatif tidak
tercapai harap dilaporkan ke DPJP ICU/HCU
Pasien dengan toleransi terhadap cairan yang rendah
seperti pasien edema paru, gagal jantung, dan CKD dengan
oliguria/anuria target balans cairan disesuaikan dengan
kondisi pasien atas instruksi DPJP ICUHCU
Kehilangan cairan akibat perdarahan diganti dengan
produk darah atau sementara dengan cairan koloid
Pemberian nutrisi enteral dimulai 24 jam pertama perawatan
kecuali terdapat kontraindikasi nutrisi enteral
(obstruksi/perforasi)
Apabila hemodinamik stabil (MAP >60 , laktat <2) target kalori
25-35kcal/kgBB/24jam
Apabila kebutuhan kalori tidak tercukupi via enteral (misalnya
karena residu banyak), maka dapat disuplementasi dengan
nutrisi parenteral
Apabila residu/aspirasi NGT diatas 150cc dalam 3 jam, pastikan
nilai Kalium 4 atau lebih dan dapat diberikan metoklopramid
3x10mg iv, kurangi/stop opioid sistemik bila memungkinkan
Apabila hemodinamik tidak stabil, clear fluid tetap diberikan via
enteral mulai 30cc/jam dan dievaluasi kembali saat
hemodinamik stabil atau terdapat instruksi lain
Elektrolit yang perlu diperhatikan adalah Natrium, Kalium, Klorida, Kalsium,
Magnesium
Pemeriksaan elektrolit apabila normal tidak perlu dilakukan setiap hari kecuali
atas instruksi atau terdapat kondisi yang mempengaruhi elektrolit
Natrium
Pada pasien bedah saraf/neurologi usahakan natrium antara 130-145 meq/L
Pada pasien bedah saraf/neurologi apabila natrium <130 produksi urin
>2cc/kg/jam (tanpa diuretik) maka perlu suplementasi natrium 3% (mulai
500cc/24 jam) dan periksa elektrolit minimal tiap 12 jam. Penggantian urin
yang keluar maksimal 50% dari jumlah urin per 3 jam dan diberikan dalam
cairan rumatan untuk 3 jam kedepan
Pada pasien bedah saraf/neurologi apabila natrium >145, produksi urin
>2cc/kg/jam (tanpa diuretik) dapat diberikan ekstra air putih via enteral atau
cairan hipotonik rumatan (D5 ¼ NS atau D5 ½ NS atau D5W). Apabila
produksi urin >3cc/kg/jam periksa elektrolit tiap 6 jam dan koreksi defisit air
ditingkatkan
Kalium
Pada pasien dengan aritmia dan gangguan motilitas usus target K di
atas 4 meq/l
Kalium <3.5 pada pasien sakit kritis koreksi intravena melalui CVC 25-
50 mEq (kecepatan 7-12 meq/jam)
Koreksi kalium pada pasien dengan hiperkloremia dapat
dipertimbangkan untuk melalui enteral untuk menghindari
peningkatan klorida lebih lanjut
Kalium >5.5 dengan tanda klinis T-tall pada EKG dapat diberikan
diuretik furosemid (bila produksi urin <0.5cc/kg/jam dan
hemodinamik makro stabil), kayekalate (kalitake) per enteral 3x1.
Untuk memasukkan kalium ke sel dapat dapat diberikan insulin 5U
dalam D40% 50cc drip 20-30 menit, Bicnat 1meq/kgBB jika pasien
asidosis metabolik dan Natrium dibawah 150, inhalasi Beta 2 Agonis
Apabila usaha diatas tidak membuahkan hasil maka pasien
dikonsulkan untuk HD cito
Kalsium
Koreksi kalsium apabila kalsium ion rendah
Apabila kalsium plasma rendah dan pasien
hipoalbumin maka hitung kadar kalsium yang
dikoreksi albumin, apabila rendah boleh dikoreksi
Koreksi kalsium dengan suplementasi intravena
kalsium glukonas 1g sebanyak 2-3x/hari
Blind calcium supplementation bisa diberikan pada
transfusi masif dan prosedur CVVH atau
plasmaferesis
Magnesium
Kadar magnesium dijaga diatas 1.8 terutama pada
pasien dengan takiaritmia qrs lebar dan hipokalsemia
berulang
Koreksi hipomagnesemia simtomatik dengan drip
magnesium sulfat (MgSO4) 1g/jam sebanyak 2-4g
Pasien hipermagnesemia karena terapi MgSO4(pada
preeklampsia atau tetanus) dapat diterapi dengan
calsium gluconas 1-3g drip dalam 20-30 menit
Evaluasi apakah SIRS betul-betul akibat infeksi atau ada sebab lain
(trauma,operasi, keganasan)
Sumber infeksi dapat berasal dari paru-paru (hitung CPIS dengan data terbaru,
ambil kultur sputum bila CPIS>5), aliran darah (akses vena/arteri), saluran
kemih (cek urin lengkap dan kultur bila perlu), luka operasi/luka dekubitus
(kultur swab luka apabila terlihat terinfeksi), saluran cerna (perforasi ditandai
akut abdomen, jika diare ambil analisis feses)
Pemberian antibiotik sesuai dengan saran DPJP ICU/HCU
Evaluasi respon pemberian antibiotik dilakukan paling lambat setelah 72 jam
pemberian berdasarkan tanda klinis SIRS, leukosit, diff count, laktat, PCT
Antibiotik yang telah diberikan selama 5 hari harus dilaporkan kepada DPJP
ICU/HCU dan ditentukan akan stop atau diteruskan sampai beberapa hari atau
diganti
Penggunaan antibiotik aminoglikosida,vancomycin, dan polymiksin atau pada
pasien dengan penurunan fungsi ginjal maka dilakukan pemeriksaan ureum
kreatinin darah serial paling tidak 2 hari sekali dan hasilnya dilaporkan kepada
DPJP ICU/HCU
Semua pemberian antibiotik dengan drip minimal 2 jam
Pasien ICU/HCU terintubasi sebaiknya diberikan sedasi dan
analgesia
Sedasi dan analgesia dapat diberikan secara kontinu ataupun
intermitten
Sedasi dan analgesia diberikan sesuai target
Target sedasi pasien tenang dan kooperatif, kecuali kondisi
tertentu sesuai instruksi DPJP
Target analgesia dinilai dengan VAS atau BPS
Pilihan obat sedasi dapat berupa propofol, midazolam, morfin,
dexmedetomidine
Pilihan obat analgesia morfin, fentanyl, parasetamol, NSAID
Setiap pasien ICU/HCU yang menjalani prosedur invasif bedside
dan ganti balutan harus didampingi dan diberikan analgesia dan
sedasi tambahan selama prosedur apabila dinilai perlu
Pasien ICU/HCU dengan keganasan, imobilisasi lama
diberikan tromboprofilaksis, kecuali terdapat
kontraindikasi seperti perdarahan aktif dan kecurigaan
terdapat perdarahan intrakranial atau saluran cerna
Pemberian tromboprofilaksis dengan drip kontinu heparin
5000-10000 U/24 jam
Evaluasi tromboprofilaksis dengan pemeriksaan trombosit,
APTT,d-dimer tiap 3 hari
Jika dalam pemberian tromboprofilaksis terdapat
perdarahan maka heparin distop dahulu dan evaluasi
fungsi koagulasi
Target gula darah 110-180
Pasien DM dengan sakit kritis sebaiknya kontrol gula darah dengan insulin
Apabila GDS masih sangat fluktuatif sebaiknya insulin didrip dengan koreksi berkala
Pemeriksaan GDS tiap 2 jam apabila GDS diatas 300 dan dosis insulin disesuaikan
dengan protokol (kecuali ada instruksi khusus dari DPJP)
GDS >300 dan cenderung naik : insulin drip naik 2U/jam
GDS >300: insulin drip naik 1U/jam
GDS 250-300 : insulin drip naik 0.5U/jam
GDS 200-250 : insulin drip tetap
GDS 150-250: insulin drip turun 0.5 U/jam
GDS 100-150: insulin stop
GDS<100 : D40% 2flc
Apabila GDS turun >200 poin dosis insulin dikurangi setengahnya
Protokol tidak berlaku apabila pasien juga mendapat insulin subkutan, obat antidiabetik
oral atau sulit mencapai target/terjadi hipoglikemia
Pemeriksaan GDS menjadi setiap 4 jam apabila 2x pemeriksaan GDS sebelumnya stabil
di 100-200
Perubahan insulin ke fixed dose sesuai saran DPJP atau IPD