Simpatis
Parasimpatis
Neurotansmiter
Reseptor Saraf
Bersama dengan
Kongesti nasal (dipakai anestetika local untuk
secara topical); dan memperlama kerja
anestetik
Norepinephrin
NE merupakan katekolamin
NE bekerja pada reseptor α dan efek β1 tapi tidak reseptor β2
Efek reseptor α1: Menyebabkan kenaikan tahanan perifer akibat
vasokontriksi kuat hampir semua vaskular, termasuk ginjal kedua
tekanan sistolik maupun diastolik meningkat.
Resistensi meningkat sehingga aliran darah melalui ginjal, hati dan
otot rangka berkurang
Indikasi: syok => kemampuan meningkatkan tahanan tepi dan
menaikan tekanan darah.
Kekurangan terhadap penggunaan NE:
Vasokonstriksi meningkatkan tekanan pada ventrikel kiri.
Menimbulkan vasokonstriksi lebih lanjut dan iskemik organ.
Epinephrine
Indikasi
Syok (refrakter terhadap pemberian cairan)
Obat pilihan kedua untuk bradikardia simtomatis (setelah atropine)
Hipotensi (TD systole <70 mmHg)
Kontraindikasi Feokromositoma, tidak dikoreksi atrium atau ventrikel
tachyarrhthmias atau fibrilasi ventrikel.
Efek samping: takiaritmia, vasokontriksi yang eksesif.
Dobutamine
Reseptor ß1 adrenergik
Meningkatkan kontraktilitas miokard dan meningkatkan frekuensi denyut
jantung
Dobutamine meningkatkan SA node secara otomatis dan meningkatkan
konduksi yang melalui AV nodes dan ventrikel.
Efek renal tidak ada
Efek takikardi lebih ringan dari dopamin.
Efek samping: takiaritmia
Isoproterenol
Reseptor ß1 dan ß2 agonis tanpa efek vosokonstriksi/ reseptor α.
Dilatasi arteri otot rangka, mengurangi tahanan perifer.
Curah jantung meningkat => meningkatkan tekanan sitolik.
Efek pada jantung: palpitasi, takikardi
Aktivasi reseptor ß2 menimbulkan relaksasi otot polos terutama bronkus. Biasa
digunakan pada asma.
Dobutamin sering digunakan berama dopamin, dengan
mempertahankan dosis dopamin tetap rendah dan meningkatkan dosis
dobutamin secara bertahap untuk menstabilkan hemodinamik pada
syok kardiogenik.
Dobutamin menghasilkan efek takikardi lebih ringan daripada
dopamine.
Bromocriptine
Enoximone adalah inhibitor PDE III yang terbaru yang telah terbukti
sesuai pada pasien yang menderita gangguan fungsi miokardial parah.
Enoximone merupakan turunan imidazol yang secara struktur tidak
berhubungan dengan digitalis, katekolamin, atau amrinone.
Milrinone baru-baru ini telah dibuktikan untuk terapi secara iv untuk
gagal jantung kongestif.
Pemberian dosis besar 50 μg/kg/mnt – 0,75 μg/kg/mnt (tidak lebih dari
1,13 μg/kg/hari).Dosis harus disesuaikan pada pasien gagalginjal
karena milrinone di ekskresikan dalam urin primer dalam bentuk
unkonjugat
Glukagon .
2. Trevor P, Nora MV, Raymon LP, Davis C. USMLE step 1 pharmacology notes. USA: Kaplan Inc; 2002.p.109-39.
3. Ezekiel MR. Handbook of anesthesiology. 2004-2005 Edition. (online), (http://www.scribd.com, diakses 7 Agustus
2009).
6. Neal Mj. Medical pharmacology at a glance. Fourth Edition.USA: Blackwell Science Ltd; 2002.p.42-24.
7. NN. Autonomic nervous system: physiology and pharmacology. (online), (http://www.scribd.com, diakses 4
September 2009).
8.Roach SS. Introductory clinical pharmacology. 7th Edition, 2007; (online),(http://www.scribd.com, diakses 1
September 2009).
9. Westerhof N, Stergiopulos N, Noble MIM. Snapshots of hemodynamics. Boston: Springer Science and Business
Media, Inc; 2005.p.91-49.
10. Mariyono HH, Santoso A. Gagal Jantung. J Peny Dalam 2007; 94-85.
47