Anda di halaman 1dari 23

KEGAWATDARURATAN PARU

Oleh :
Citra Kristi Melasari (I11110029)
Pembimbing :
dr. Ari Prabowo, Sp.P

SMF
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR ABDUL AZIZ SINGKAWANG
2017
Kegawatdaruratan paru

Suatu keadaan pertukaran gas dalam paru


terganggu, atau suatu kegagalan paru dalam
sirkulasi CO2 dan O2

hiperkarbia hipoksemia

Gangguan asam basa &


Stress oksidatif

Kerusakan Sel &


nekrosis jaringan
Hemoptisis
masif

Kegawat
Pneumotorak
Edema paru daruratan ventil
paru

Status
asmatikus
Hemoptisis Hemoptisis atau batuk darah adalah ekspektorasi
darah atau dahak yang mengandung darah,
akibat perdarahan dari saluran nafas dibawah
laring atau perdarahan yang keluar ke saluran
nafas dibawah laring.

Hemoptisis ringan - batuk dengan perdarahan yang hanya dalam


bentuk garis-garis dalam sputum
- batuk dengan perdarahan 1 30 ml

Hemoptisis sedang - batuk dengan perdarahan 30 150 ml

Hemoptisis masif - batuk dengan perdarahan > 150 ml


Infeksi
jaringan
parenkim
Infeksi (TB,
pembuluh
jamur)
Kongesti darah pecah
(aneurisma
aliran darah Pembentukan
rassmussen) jaringan dan
vena
pembuluh darah
pulmonalis
Bronkiektasis Keganasan
baru yg rapuh
kapiler mudah
pecah ruptur n pecah

Etiologi
Adanya
Kelainan kompresi yg
Gangguan menyebabkan
pada faktor
Vascular &
kerusakan
Trauma
pembekuan
pembekuan
parenkim paru
darah
darah dan pembuluh
Membran
darah
basalis
Gangguan
terganggu
Imun/Autoimun
Good
pastures
syndrome
Keadaan Hemoptisis Hematemesis
Rasa tidak enak
Keluhan yg muncul Mual, Stomach distress
ditenggorokan, ingin batuk

Darah dibatukkan, dapat Darah dimuntahkan dapat


Onset
disertai dengan muntah disertai dengan batuk
Bentuk darah Berbuih Tidak Berbuih
Warna darah Merah segar Merah tua
Leukosit, mikroorganisme,
Isi Sisa makanan
makrofag, hemosiderin
Reaksi Alkalis (pH tinggi) Asam (pH rendah)

Riwayat penyakit Gangguan lambung,


Menderita kelainan paru
dahulu kelainan hepar

Anemi Kadang-kadang Selalu


Warna tinja bisa berwarna
Tinja Warna tinja normal
hitam
Batuk dan ekspektorasi dahak bersifat mukopurulen atau purulen
(adanya infeksi seperti bronkitis, pneumoni atau abses paru serta
bronkiektasis)

Adanya riwayat kelainan katup jantung, adanya stenosis katup


mitral. Perdarahan dari anastomosis vena bronkopulmonal di
dinding bronkus

Adanya batuk darah disertai hematuri akan menimbulkan


kecurigaan kita adanya kelainan yang disebabkan oleh
Goodpastures syndrome atau Lupus erythematosus.

Adanya batuk darah pada penderita yang merokok dan telah


berlangsung lama serta berumur lebih dari 40 tahun, akan
mengarahkan perhatian kita terhadap proses keganasan di paru
Penatalaksanaan
Terapi konservatif Terapi definitif

Pasien harus dalam keadaan posisi istirahat, Reseksi bedah segera pada tempat
yakni posisi miring (lateral decubitus). Kepala perdarahan, dengan pertimbangan
lebih rendah dan miring ke sisi yang sakit 1. Terjadinya hemoptisis masif yang
untuk mencegah aspirasi darah ke paru yang mengancam kehidupan pasien
sehat atau posisi trendelenburg 2. Kematian pada perdarahan yang masif
menurun dari 70% menjadi 18% dengan
tindakan operasi
Pemberian obat obat penghenti
perdarahan (obat obat hemostasis), Pertimbangan lain:
misalnya vit. K, ion kalsium, trombin, 1. batuk darah >600 cc / 24 jam dan
Carbazochrome Na sulfonate (Adona), asam perdarahan tidak berhenti
traneksamat 2. batuk darah <600 cc / 24 jam dan
tetapi >250 cc / 24 jam jam dgn kadar
Hb <10 g%, batuk darah tetap
Pemberian cairan atau darah sesuai dengan
berlangsung
banyaknya perdarahan yang terjadi &
3. batuk darah <600 cc / 24 jam dan
pemberian oksigen
tetapi >250 cc / 24 jam, Hb <10 g%,
48 jam dengan perawatan konservatif
batuk darah tersebut tidak berhenti
Pneumothorax

Suatu keadaan
terdapatnya udara atau
gas di dalam pleura yang
menyebabkan kolapsnya
paru yang terkena
Pneumotoraks spontan
primer
Pneumotoraks spontan
Pneumotoraks spontan
sekunder
Penyebab
Pneumotoraks traumatik
Pneumotoraks non-iatrogenik
traumatik Pneumotoraks
traumatik iatrogenik

Pneumotoraks Tertutup

Fistula Pneumotoraks Terbuka

Pneumotoraks parsialis

Luas Paru
Pneumotoraks dengan tekanan intrapleura yang positif dan makin lama
makin bertambah besar karena ada fistel di pleura viseralis yang
bersifat ventil.

Pada waktu inspirasi udara


masuk melalui trakea, bronkus
serta percabangannya dan
selanjutnya terus menuju pleura
melalui fistel yang terbuka.
Waktu ekspirasi udara di dalam
rongga pleura tidak dapat keluar

Akibatnya tekanan di dalam


rongga pleura makin lama makin
tinggi dan melebihi tekanan
atmosfer. Udara yang terkumpul
dalam rongga pleura ini dapat
menekan paru sehingga sering
menimbulkan gagal napas
Sesak napas, didapatkan pada hampir
80-100% pasien. Mendadak dan
memberat. Penderita bernapas
tersengal, pendek-pendek, dengan
mulut terbuka
Nyeri dada, yang didapatkan pada 75-
90% pasien. Nyeri dirasakan tajam
pada sisi yang sakit, terasa berat,
tertekan dan terasa lebih nyeri pada
gerak pernapasan
Batuk-batuk, yang didapatkan pada 25-
35% pasien, kulit mungkin tampak
sianosis karena kadar oksigen darah
yang kurang, denyut jantung
meningkat, adanya defiasi trakhea
Menusukkan jarum melalui
dinding dada
Tindakan
dekompresi
Membuat hubungan dengan udara
Jarum abbocath
luar melalui kontra ventil
Pipa water sealed drainase
(WSD)
Observasi
dan
Pemberian O2 Tindakan bedah, torakoskopi
Status asmatikus

Asma adalah radang kronis pada jalan Status asmaikus adalah serangan asma
nafas yang berkaitan dengan obstruksi akut yang sangat parah, berkepanjangan, dan
reversible dari spasme, edema, dan tidak merespon terapi biasa secara memadai.
produksi mucus dan respon yang
berlebihan terhadap stimuli.

Patofisiologi
Asma akut yang berat/status asmatikus merupakan tingkat penyakit yang berat yang
memerlukan penanganan segera.

Kriteria Berat Gawat


Sesak napas saat istirahat -
-
membungkuk kedepan

Kemampuan berbicara Sepatah kata

Kesadaran Agitasi Mengantuk/bingung


Respirasi > 30/menit -
Otot respirasi tambahan Retraksi M.inter costalis Gerakan torakoabdominal
paradoksal
Mengi Keras Tidak ada
Nadi/menit > 120 Bradikardi
Pulsus paradoksus (+), > 25 mmHg (-), kelelahan otot
PaO2 < 60 mmHg -
PaCO2 > 45 mmHg -
Sat. O2 (Udara) < 90% -
Penatalaksanaan

Terapi awal :
O2 4-6 L/menit
Inhalasi/nebuliser B2 agonist tiap jam
Dexamethason 3x2 amp.iv
Aminofihin bolus/infus
B2 agonis SC/IMIIV kalau perlu

Bila hasil evaluasi setelah 1 jam tak


terlihat perbaikan:
Fisik: gejala berat, mengantuk, bingung
Arus Puncak Ekspirasi (APE) < 30%
PCO2 >45 mmHg
PO2 < 60 mmHg
Segera masukkan ke ICU untuk perawatan
intensif dan kemungkin intubasi serta
ventilasi mekanik
Edema Paru

Edema paru terjadi oleh karena adanya aliran cairan dari darah ke ruang
intersisial paru yang selanjutnya ke alveoli paru, melebihi aliran cairan kembali
ke darah atau melalui saluran limfatik.

Edema paru dibedakan oleh karena sebab


Kardiogenik dan Non Kardiogenik
Etiologi

Ketidak-seimbangan Starling Forces

Perubahan permeabilitas membran


alveolar-kapiler

Insufisiensi Limfatik

Tak diketahui/tak jelas (Idiopatik)


Diagnosis

Sianosis sentral
Pemeriksaan Fisik
Sesak napas dengan bunyi napas seperti mukus
berbuih

Ronchi basah nyaring, Takikardia dengan S3


gallop

Elektrokardiografi
Bisa sinus takikardia dengan hipertrofi atrium kiri atau fibrilasi atrium, tergantung
penyebab gagal jantung. Gambaran infark, hipertrofi ventrikel kiri atau aritmia
bisa ditemukan
Penatalaksanaan

Posisi duduk. Nitrogliserin sublingual atau intravena

Oksigen (40 50%) sampai 8 Aminophylline


liter/menit bila perlu dengan masker.
Jika memburuk (pasien makin sesak, Diuretik Furosemid 40 80 mg IV bolus
dapat diulangi atau dosis ditingkatkan tiap
takipneu, ronchi bertambah, PaO2
4 jam atau dilanjutkan drip continue
tidak bisa dipertahankan 60 mmHg sampai dicapai produksi urine 1
dengan O2 konsentrasi dan aliran ml/kgBB/jam
tinggi, retensi CO2, hipoventilasi,
atau tidak mampu mengurangi cairan Bila (tekanan darah turun / tanda
edema secara adekuat), maka hipoperfusi) : Dopamin 2 5
dilakukan intubasi endotrakeal, ug/kgBB/menit atau Dobutamin 2 10
suction, dan ventilator. ug/kgBB/menit untuk menstabilkan
hemodinamik
Infus emergensi. Monitor tekanan
darah, monitor EKG, oksimetri bila
ada.
Terima Kasih...

Anda mungkin juga menyukai