Anda di halaman 1dari 24

DR.Dr.Bobby Singh.,Sp.P.,M.Kes.,FISR.

,FAPSR

Jakarta, 8 Maret 2023


PENDAHULUAN

Latar belakang Tujuan


Manusia memiliki 2 Membahas mengenai
proses pernafasan kegawatdaruratan paru
Eksterna & interna

Diagnosis dan tatalaksana


Ventilasi paru secara cepat dan tepat
Difusi O2 dan CO2
Transportasi O2 dan CO2
Pengaturan ventilasi oleh saraf
Kegawatdaruratan paru

Suatu keadaan pertukaran gas dalam paru


terganggu, atau suatu kegagalan paru dalam
sirkulasi CO2 dan O2

hiperkarbia hipoksemia

Gangguan asam basa &


Stress oksidatif

Kerusakan Sel &


nekrosis jaringan
Hemoptisis Hemoptisis atau batuk darah adalah ekspektorasi
darah atau dahak yang mengandung darah, akibat
perdarahan dari saluran nafas dibawah laring atau
perdarahan yang keluar ke saluran nafas dibawah
laring.

Hemoptisis ringan   + : batuk dengan perdarahan yang hanya dalam


bentuk garis-garis dalam sputum
++ : batuk dengan perdarahan 1 – 30 ml

Hemoptisis sedang   +++ : batuk dengan perdarahan 30 – 150 ml

Hemoptisis masif  ++++ : batuk dengan perdarahan > 150 ml


Infeksi 
jaringan
parenkim 
pembuluh darah
pecah (aneurisma
rassmussen)
Kongesti Pembentukan
aliran darah jaringan dan
vena pembuluh darah
baru yg rapuh
pulmonalis   mudah
kapiler pecah ruptur n pecah

Adanya
Kelainan kompresi yg
menyebabkan
pada faktor
kerusakan
pembekuan parenkim paru
darah dan pembuluh
Membran
darah
basalis
terganggu
Good
pastures
syndrome
Keadaan Hemoptisis Hematemesis
Rasa tidak enak
Keluhan yg
ditenggorokan, ingin Mual, Stomach distress
muncul
batuk
Darah dimuntahkan
Darah dibatukkan, dapat
Onset dapat disertai dengan
disertai dengan muntah
batuk
Bentuk darah Berbuih Tidak Berbuih
Warna darah Merah segar Merah tua
Leukosit,
Isi mikroorganisme, Sisa makanan
makrofag, hemosiderin
Reaksi Alkalis (pH tinggi) Asam (pH rendah)

Riwayat penyakit Gangguan lambung,


Menderita kelainan paru
dahulu kelainan hepar

Anemi Kadang-kadang Selalu


Warna tinja bisa
Tinja Warna tinja normal
berwarna hitam
Batuk dan ekspektorasi dahak bersifat mukopurulen atau purulen
(adanya infeksi seperti bronkitis, pneumoni atau abses paru serta
bronkiektasis)

Adanya riwayat kelainan katup jantung, adanya stenosis katup


mitral. Perdarahan dari anastomosis vena bronkopulmonal di
dinding bronkus

Adanya batuk darah disertai hematuri akan menimbulkan


kecurigaan kita adanya kelainan yang disebabkan oleh
Goodpastures syndrome atau Lupus erythematosus.

Adanya batuk darah pada penderita yang merokok dan telah


berlangsung lama serta berumur lebih dari 40 tahun, akan
mengarahkan perhatian kita terhadap proses keganasan di paru
Penatalaksanaan
Terapi konservatif Terapi definitif

Pasien harus dalam keadaan posisi istirahat, Reseksi bedah segera pada tempat
yakni posisi miring (lateral decubitus). perdarahan, dengan pertimbangan
Kepala lebih rendah dan miring ke sisi yang 1.Terjadinya hemoptisis masif yang
sakit untuk mencegah aspirasi darah ke paru mengancam kehidupan pasien
yang sehat atau posisi trendelenburg 2.Kematian pada perdarahan yang masif
menurun dari 70% menjadi 18% dengan
tindakan operasi
Pemberian obat – obat penghenti perdarahan
(obat – obat hemostasis), misalnya vit. K, ion Pertimbangan lain:
kalsium, trombin, Carbazochrome Na 1.batuk darah >600 cc / 24 jam dan
sulfonate (Adona), asam traneksamat perdarahan tidak berhenti
2.batuk darah <600 cc / 24 jam dan tetapi
>250 cc / 24 jam jam dgn kadar Hb <10 g%,
batuk darah tetap berlangsung
Pemberian cairan atau darah sesuai dengan
3.batuk darah <600 cc / 24 jam dan tetapi
banyaknya perdarahan yang terjadi &
>250 cc / 24 jam, Hb <10 g%, 48 jam
pemberian oksigen
dengan perawatan konservatif batuk darah
tersebut tidak berhenti
Pneumothorax

Suatu keadaan terdapatnya


udara atau gas di dalam
pleura yang menyebabkan
kolapsnya paru yang
terkena
Pneumotoraks spontan
primer
Pneumotoraks spontan
Pneumotoraks spontan
sekunder
Penyebab
Pneumotoraks traumatik
Pneumotoraks non-iatrogenik Pneumotoraks traumatik
iatrogenik aksidental
traumatik Pneumotoraks
traumatik iatrogenik Pneumotoraks traumatik
iatrogenik artifisial

Pneumotoraks Tertutup

Fistula Pneumotoraks Terbuka

Pneumotoraks Ventil

Pneumotoraks parsialis

Luas Paru

Pneumotoraks totalis
Pneumotoraks Ventil

Pneumotoraks dengan tekanan intrapleura yang positif dan makin


lama makin bertambah besar karena ada fistel di pleura viseralis
yang bersifat ventil.
Pada waktu inspirasi udara masuk
melalui trakea, bronkus serta
percabangannya dan selanjutnya
terus menuju pleura melalui fistel
yang terbuka. Waktu ekspirasi
udara di dalam rongga pleura tidak
dapat keluar

Akibatnya tekanan di dalam


rongga pleura makin lama makin
tinggi dan melebihi tekanan
atmosfer. Udara yang terkumpul
dalam rongga pleura ini dapat
menekan paru sehingga sering
menimbulkan gagal napas
Tanda Klinis
Sesak napas, didapatkan pada hampir
80-100% pasien. Mendadak dan
memberat. Penderita bernapas
tersengal, pendek-pendek, dengan
mulut terbuka
Nyeri dada, yang didapatkan pada 75-
90% pasien. Nyeri dirasakan tajam
pada sisi yang sakit, terasa berat,
tertekan dan terasa lebih nyeri pada
gerak pernapasan
Batuk-batuk, yang didapatkan pada 25-
35% pasien, kulit mungkin tampak
sianosis karena kadar oksigen darah
yang kurang, denyut jantung
meningkat, adanya defiasi trakhea
Penatalaksanaan

Menusukkan jarum melalui


dinding dada
Tindakan
dekompresi
Membuat hubungan dengan
Jarum abbocath
udara luar melalui kontra ventil
Pipa water sealed drainase
(WSD)
Observasi
dan
Pemberian O2 Tindakan bedah, torakoskopi
Status asmatikus
Asma adalah radang kronis pada jalan Status asmatikus adalah serangan asma akut
nafas yang berkaitan dengan obstruksi  yang sangat parah, berkepanjangan, dan tidak
reversible dari spasme, edema, dan merespon terapi biasa secara memadai.
produksi mucus dan respon yang
berlebihan terhadap stimuli.

Patofisiologi
Asma akut yang berat/status asmatikus merupakan tingkat penyakit yang berat yang
memerlukan penanganan segera.

Kriteria Berat Gawat


Sesak napas  saat istirahat -
-
 membungkuk kedepan

Kemampuan berbicara Sepatah kata

Kesadaran Agitasi Mengantuk/bingung


Respirasi > 30/menit -
Otot respirasi tambahan Retraksi M.inter costalis Gerakan torakoabdominal
paradoksal
Mengi Keras Tidak ada
Nadi/menit > 120 Bradikardi
Pulsus paradoksus (+), > 25 mmHg (-), kelelahan otot
PaO2 < 60 mmHg -

PaCO2 > 45 mmHg -

Sat. O2 (Udara) < 90% -


Penatalaksanaan

Terapi awal :
•O2 4-6 L/menit
•Inhalasi/nebuliser B2 agonist tiap jam
•Dexamethason 3x2 amp.iv
•Aminofihin bolus/infus
•B2 agonis SC/IMIIV kalau perlu

•Bila hasil evaluasi setelah 1 jam tak


terlihat perbaikan:
•Fisik: gejala berat, mengantuk, bingung
•Arus Puncak Ekspirasi (APE) < 30%
•PCO2 >45 mmHg
•PO2 < 60 mmHg
Segera masukkan ke ICU untuk perawatan
intensif dan kemungkin intubasi serta
ventilasi mekanik
Edema Paru

Edema paru terjadi oleh karena adanya aliran cairan dari


darah ke ruang intersisial paru yang selanjutnya ke alveoli
paru, melebihi aliran cairan kembali ke darah atau melalui
saluran limfatik.

Edema paru dibedakan oleh karena sebab


Kardiogenik dan Non Kardiogenik
Etiologi

Ketidak-seimbangan Starling Forces

Perubahan permeabilitas membran


alveolar-kapiler

Insufisiensi Limfatik

Tak diketahui/tak jelas (Idiopatik)


Diagnosis

Sianosis sentral
Pemeriksaan Fisik
Sesak napas dengan bunyi napas seperti mukus
berbuih

Ronchi basah nyaring, Takikardia dengan S3


gallop

Elektrokardiografi

Bisa sinus takikardia dengan hipertrofi atrium kiri atau fibrilasi atrium,
tergantung penyebab gagal jantung. Gambaran infark, hipertrofi ventrikel kiri
atau aritmia bisa ditemukan
Penatalaksanaan

Posisi ½ duduk. Nitrogliserin sublingual atau intravena

Oksigen (40 – 50%) sampai 8 Aminophylline


liter/menit bila perlu dengan masker.
Jika memburuk (pasien makin sesak, Diuretik Furosemid 40 – 80 mg IV bolus
takipneu, ronchi bertambah, PaO2 dapat diulangi atau dosis ditingkatkan
tidak bisa dipertahankan ≥ 60 mmHg tiap 4 jam atau dilanjutkan drip
dengan O2 konsentrasi dan aliran continue sampai dicapai produksi urine
tinggi, retensi CO2, hipoventilasi, 1 ml/kgBB/jam
atau tidak mampu mengurangi cairan
edema secara adekuat), maka Bila (tekanan darah turun / tanda
dilakukan intubasi endotrakeal, hipoperfusi) : Dopamin 2 – 5
suction, dan ventilator. ug/kgBB/menit atau Dobutamin 2 – 10
ug/kgBB/menit untuk menstabilkan
Infus emergensi. Monitor tekanan hemodinamik
darah, monitor EKG, oksimetri bila
ada.

Anda mungkin juga menyukai