Aspiksia
Kehilangan darah, sehingga terjadi
syok.
Penyakit infeksi
Neoplasma
Benda asing
Trauma
Gangguan vaskuler
Penyakit autoimun
dll
Kelainan hemostasis sistemik Kelainan vaskuler
Terapi antikoagulan Aneurisma aorta
Disseminate intravasculaer Gagal jantung kongestif
coagulation Mitral stenosis
Trombositopenia Pulmonary arteriovenous
malformation
Emboli paru
Schistosomiasis
Penyakit saluran napas Penyakit parenkim paru
Adenoma bronkus Aspergiloma
Aspirasi benda asing Pneumonia lupus akut
Bronkiektasis Pneumonia bakterialis
Bronkogenik karsinoma Pneumonia fungus
Bronkiolitiasis Sindroma goodpastur
Bronchitis kronik Idiopatic pulmonary
Kistik fibrosis hemosiderosis
Metastasis endobronkial Abses paru
TB endobronkial Kontusio paru
Trakeobronkitis akut Metastasis kanker
Trauma trakeobronkial TB paru
Pneumonia virus
Granulomatosis wageners
Sering ( 5 % )
Tuberkulosis
Bronkogenik karsinoma
Bronkiektasis
Bronkitis
Pneumonia Bakterialis
Jarang ( 1-4%) Sangat jarang ( 1 %)
Neoplasma paru lainnya Pneumonia fungal atau
Metastasis parasit
Mycetoma Benda asing
Abses paru Sarcoidosis
Embolis paru Mitral stenosis
Gagal jantung kiri Endometriosis
Traumatik atau iatrogenik Penyakit vaskuler sistemik
Trauma torak Akibat pengaruh obat
Bronkoskopi
Biopsi paru
Cateterisasi arteri
pulmonal
Thoracostomy tube
insertion
Terjadinya pada penderita infeksi
TB paru aktif atau pada bekas
penderita TB paru.
Pada penderita TB terjadi rusaknya
susunan parenkim paru dan
pembuluh darah paru
terjadi bronkiektasis dengan
hipervaskularisasi
pelebaran pembuluh darah bronkial,
terbentuknya anastomosis pembuluh darah
bronkial dan pulmoner.
Pecahnya aneurisma Rasmussen
penyebab batuk darah masif pada
penderita TB paru ataupun pada
bekas penderita TB.
Kematian akibat batuk darah pada
penderita TB berkisar antara 6-7 %.
Batuk darah masif juga dapat terjadi
pada bekas penderita TB, hal ini
terjadi akibat erosi lesi kalsifikasi
pada arteri bronkial.
Destruksi tulang rawan bronkus
akibat infeksi / fibrosis alveolar.
Perobahan pada pembuluh darah
ateri bronkial
hipertrofi, peningkatan jumlah
jaringan vascular (vascular bed)
Perdarahan
pecahnya pembuluh darah arteri
bronkial karena proses infeksi atau
peradangan.
misetoma (fungus ball) ---aspergilloma.
Batuk darah pada misetoma berkisar 50-90
% dari penderita misetoma.
Fungus ball merupakan misetoma yang
terbentuk pada penderita penyakit paru
berkavitas seperti TB paru,
Terjadinya batuk darah adalah
akibat trauma mekanis karena pergerakan
fungus ball di dalam kavitas
Batukdarah juga dapat terjadi akibat
angioinvasi menyebabkan infark paru dan
perdarahan, (sangat jarang)
Nekrosis pada parenkim paru dan
pembuluh darah paru.
Kejadian sekitar 11-15 % dari
penderita abses paru,
20-50 % mengalami batuk darah
masif.
Peningkatan tekanan atrium kiri
-- dilatasi dari pleksus submukosa
vena bronkial.
Varises pembuluh darah dapat
mengalami ruptur apabila
infeksi saluran napas atas,
batuk
peningkatan volume intravaskuler
( kehamilan)
Perdarahan yang terjadi berasal
dari percabangan arteri bronkial.
2. Radioterapi
Terutama yang disebabkan oleh proses keganasan
3. Embolisasi arteri bronkialis dan
pulmoner
Teknik ini terutama dipilih untuk penderita
dengan penyakit bilateral, fungsi paru sisa
yang minimal, menolak operasi ataupun
memiliki kontraindikasi tindakan operasi
Embolisasi arteri
pulmoner
Embolisasi arteri
bronkialis
3. Bedah
Terapi definitif
Tindakan bedah dilakukan apabila
tindakan terapi diatas tidak berhasil
dan fungsi paru adekuat, tidak ada
konta indaikasi bedah, kontra indikasi
embolisasi arteri