Anda di halaman 1dari 39

Irvan medison

Departemen Pulmonologi dan Ilmu


Kedokteran Respirasi FK Unand
Batuk darah= hemoptoe = hemoptisis
hemoptisis berasal dari kata (haemoptysis)
dari bahasa Yunani
haima dan physis
Sirkulasi bronkial ( 90%)
Sistem sirkulasi bronkial
memegang peranan penting
dalam patofisiologi batuk
darah, karena
Memperdarahi sebagian besar
jalanan napas
Tekanannya sesuai dengan
pembuluh darah sistemik
Pada
Sirkulasi pulmoner
keadaan sekitar
tertentu kedua 5
sistem sirkulasi ini
dapat
% membentuk anastomose.
Pada keadaan dimana ditemukan kelainan pleura
dan parenkim paru dapat dijumpai pembuluh darah
kolateral yang berasal dari sistem non bronkial.
Kematian akibat
batuk darah masif umumnya:

Aspiksia
Kehilangan darah, sehingga terjadi
syok.
Penyakit infeksi
Neoplasma
Benda asing
Trauma
Gangguan vaskuler
Penyakit autoimun
dll
Kelainan hemostasis sistemik Kelainan vaskuler
Terapi antikoagulan Aneurisma aorta
Disseminate intravasculaer Gagal jantung kongestif
coagulation Mitral stenosis
Trombositopenia Pulmonary arteriovenous
malformation
Emboli paru
Schistosomiasis
Penyakit saluran napas Penyakit parenkim paru
Adenoma bronkus Aspergiloma
Aspirasi benda asing Pneumonia lupus akut
Bronkiektasis Pneumonia bakterialis
Bronkogenik karsinoma Pneumonia fungus
Bronkiolitiasis Sindroma goodpastur
Bronchitis kronik Idiopatic pulmonary
Kistik fibrosis hemosiderosis
Metastasis endobronkial Abses paru
TB endobronkial Kontusio paru
Trakeobronkitis akut Metastasis kanker
Trauma trakeobronkial TB paru
Pneumonia virus
Granulomatosis wageners
Sering ( 5 % )
Tuberkulosis
Bronkogenik karsinoma
Bronkiektasis
Bronkitis
Pneumonia Bakterialis
Jarang ( 1-4%) Sangat jarang ( 1 %)
Neoplasma paru lainnya Pneumonia fungal atau
Metastasis parasit
Mycetoma Benda asing
Abses paru Sarcoidosis
Embolis paru Mitral stenosis
Gagal jantung kiri Endometriosis
Traumatik atau iatrogenik Penyakit vaskuler sistemik
Trauma torak Akibat pengaruh obat
Bronkoskopi
Biopsi paru
Cateterisasi arteri
pulmonal
Thoracostomy tube
insertion
Terjadinya pada penderita infeksi
TB paru aktif atau pada bekas
penderita TB paru.
Pada penderita TB terjadi rusaknya
susunan parenkim paru dan
pembuluh darah paru
terjadi bronkiektasis dengan
hipervaskularisasi
pelebaran pembuluh darah bronkial,
terbentuknya anastomosis pembuluh darah
bronkial dan pulmoner.
Pecahnya aneurisma Rasmussen
penyebab batuk darah masif pada
penderita TB paru ataupun pada
bekas penderita TB.
Kematian akibat batuk darah pada
penderita TB berkisar antara 6-7 %.
Batuk darah masif juga dapat terjadi
pada bekas penderita TB, hal ini
terjadi akibat erosi lesi kalsifikasi
pada arteri bronkial.
Destruksi tulang rawan bronkus
akibat infeksi / fibrosis alveolar.
Perobahan pada pembuluh darah
ateri bronkial
hipertrofi, peningkatan jumlah
jaringan vascular (vascular bed)
Perdarahan
pecahnya pembuluh darah arteri
bronkial karena proses infeksi atau
peradangan.
misetoma (fungus ball) ---aspergilloma.
Batuk darah pada misetoma berkisar 50-90
% dari penderita misetoma.
Fungus ball merupakan misetoma yang
terbentuk pada penderita penyakit paru
berkavitas seperti TB paru,
Terjadinya batuk darah adalah
akibat trauma mekanis karena pergerakan
fungus ball di dalam kavitas
Batukdarah juga dapat terjadi akibat
angioinvasi menyebabkan infark paru dan
perdarahan, (sangat jarang)
Nekrosis pada parenkim paru dan
pembuluh darah paru.
Kejadian sekitar 11-15 % dari
penderita abses paru,
20-50 % mengalami batuk darah
masif.
Peningkatan tekanan atrium kiri
-- dilatasi dari pleksus submukosa
vena bronkial.
Varises pembuluh darah dapat
mengalami ruptur apabila
infeksi saluran napas atas,
batuk
peningkatan volume intravaskuler
( kehamilan)
Perdarahan yang terjadi berasal
dari percabangan arteri bronkial.

Sistem arteri bronkial mengalami


hipervaskularisasi dan
anastomosis bronkopulmoner,

Adanya hipertensi pulmonal


Anamnesis dan pemeriksaan fisik
yang seksama untuk menentukan
sumber perdarahan :
saluran napas atas --
epistaksis
saluran napas bawah --
hemoptisis
saluran cerna. --
Keadaan Hemoptisis Hematemesis
Prodromal Rasa tidak enak di Mual, stomach
tenggorokan, ingin distress
batuk
Onset Darah dibatukkan, Darah dimuntahkan
dapat disertai dapat disertai batuk
Penampilan darah batuk Tidak berbuih
Warna Merah Berbuih Merah tua
Isi Merah terang Sisa makanan
Reaksi Lekosit,
Riwayat Penyakit mikroorganisme, Asam (pH rendah)
Dahulu makrofag, Gangguan lambung,
hemosiderin kelainan hepar
Anemi Alkalis (pH tinggi) selalu
Tinja Kadang- Menderita kelainan Tinja bisa berwarna
(-)Guaiac test (-) paru hitam,
kadangSelalu
Kadang kadang
Di Bagian Pulmonologi - RS M Jamil Padang :
1. Batuk darah 600 mL /24 jam
2. Batuk darah < 600 mL/24 jam, tapi >
250 mL/24 jam Hb < 10 g% & masih
berlangsung
3. Batuk darah < 600 mL/24 jam, tapi >
250 mL/24 jam, Hb > 10 g% dalam 24
jam belum berhenti
Pemeriksaan sputum
TB paru BTA +
Jamur kultur jamur +
Pneumonia pertumbuhan kuman +
Ca Paru Sitologi sputum
Pemeriksaan lab
Menentukan Hb
Waktu perdarahan dan pembekuan
CT / BT
Pemeriksaan radiologi torak
Plan foto torak
Gambaran sesuai penyakit yang mendasari terjadinya hemoptisis
seperti;
Gambaran fungus ball pada jamur paru
Gambaran kavitas/fibroinfiltrat pada Tb paru
Gambaran masa tumor
CT-Scan toraks
Baik untuk bronkiektasis atau karsinoma bronkus berukuran
kecil
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan sebelum bronkoskopi,
kecuali dalam keadaan kegawat daruratan
Bronkoskopi
Bronkoskopi bisa di lakukan atas indikasi
terapeutik atau diagnostik
Terapeutik untuk menghentikan perdarahan
Diagnostik untuk;
Menentukan sumber/lokasi perdarahan untuk rencana
tindakan bedah
Mengambil bahan bilasan atau sikatan bronkus untuk
pemeriksaan lab
Angiografi
Pemeriksaan angiografi dilakukan
apabila dengan pemeriksaan lain
tidak bisa menentukan penyebab
atau asal dari perdarahan.
Angiografi
Diagnostik
terapeutik -- terapi embolisasi.
Prinsip penatalaksanaan hemoptisis :
Menjaga jalan napas tetap terbuka dan
stabilisasi penderita
Menentukan lokasi perdarahan
Memberikan terapi sesuai etiologi
Prioritas tindakan awal penderita lebih
stabil, kemudian mencari sumber dan
penyebab perdarahan.
Mencegah risiko berulangnya hemoptisis
Penderita dengan hemoptisis masif harus
dimonitor dengan ketat di instalasi
perawatan intensif
Menenangkan dan
mengistirahatkan penderita
Menjaga jalan napas tetap terbuka
suplementasi oksigen
Instruksi cara membatukkan darah
dengan benar sehingga pasien
tidak takut untuk membatukkannya
Resusitasi cairan dan bila perlu
transfusi
Penderita dengan keadaan umum berat
dan refleks batuk kurang adekuat, maka
posisi penderita Tredelenberg mencegah
aspirasi darah ke sisi yang sehat
Laxansia mencegah mengedan
Pipa endotrakeal berdiameter besar
Bronkoskopi serat optik lentur untuk
evaluasi, melokalisir perdarahan dan
tindakan pengisapan (suctioning).
Intubasi paru Intubasi dengan
unilateral kateter lumen
ganda (double
lumen
endotracheal
tubes)

Crit Care Med 2000;28:1642-7


Intubasi dilakukan jika dengan terapi
konvensional perdarahan tidak
berhenti
dilakukan intubasi untuk live saving

dampak dari intubasi paru yang


mengalami perdarahan akan terjadi
atelektasis total
Pemeriksaan radiologi (foto toraks, angiografi)
Bronkoskopi (BSOL maupun bronkoskop kaku)
1. Bronkoskopi terapeutik
Bilas bronkus dengan larutan garam
fisiologis dingin (iced saline lavage)
Pemberian obat topikal ( Adrenalin
dengan konsentrasi 1 : 20 .000)
Tamponade endobronkial
2. Fotokoagulasi laser (Nd-YAG Laser)
Neodymium-yttrium - alumunium-garnet
untuk terpi paliatif perdaran
endobronkial.
2. Terapi non-bronkoskopik

1. Pemberian terapi medikamentosa


Vasopresin intravena
Asam traneksamat (antifibrinolitik)
Vitamin k
Vitamin c
Kortikosteroid sistemik pd autoimun
Gonadotropin releasing hormon agonist (GnRH)
atau danazol hemoptisis katamenial
Antitusif kontra indikasi
antituberkulosis, antijamur ataupun antibiotik

2. Radioterapi
Terutama yang disebabkan oleh proses keganasan
3. Embolisasi arteri bronkialis dan
pulmoner
Teknik ini terutama dipilih untuk penderita
dengan penyakit bilateral, fungsi paru sisa
yang minimal, menolak operasi ataupun
memiliki kontraindikasi tindakan operasi

Embolisasi arteri
pulmoner

Embolisasi arteri
bronkialis
3. Bedah
Terapi definitif
Tindakan bedah dilakukan apabila
tindakan terapi diatas tidak berhasil
dan fungsi paru adekuat, tidak ada
konta indaikasi bedah, kontra indikasi
embolisasi arteri

Anda mungkin juga menyukai