Anda di halaman 1dari 31

KOLIK RENAL

Turianto Komala Afifaturrahmah

Emiliya Baida Ermayani


Angga Prayoga Dera Jaya Tama
Deden Adesaputra Yeni Safitri
Supriyono Eka Dewi
Siti Rukminasari Meri apriyanto
Vania Rachmiana Roza Pangesty
Mei Ridayanti Ayu pradasari

M Reza Pamungkas Siska dwi mentari

Aditya eko hariyanto Toni iswando

Fitri Ana Sari Suhendrawati

Nurul Zakiyah Gusmalisa


 
ANATOMI

 organ yang terletak


retroperitoneal pada dinding
abdomen di kanan dan kiri
columna vertebralis setinggi
vertebra T12 hingga L3
 Ginjal kanan terletak lebih
rendah dari yang kiri karena
besarnya lobus hepar
 Ginjal dibungkus oleh tiga lapis
jaringan dari yang terdalam
adalah kapsula renalis, jaringan
pada lapisan kedua adalah
adiposa, dan jaringan terluar
adalah fascia renal.
DEFINISI

• nyeri pinggang hebat yang


datangnya mendadak,

Koli
hilang-timbul (intermitten)
yang terjadi akibat spasme
otot polos untuk melawan
suatu hambatan. Perasaan

k nyeri bermula di daerah


pinggang dan dapat
menjalar ke seluruh perut,

renal ke daerah inguinal, testis,


atau debris yang berasal
dari ginjal dan turun ke
ureter
ETIOLOGI
Kolik sesungguhnya terjadi karena refluks vesikoureteral
Bertambah parahnya
nyeri bergantung pada
derajat dan
Batu ginjal tempat terjadinya obstruksi;
bukan pada keras,
ukuran, atau sifat abrasi
batu ginjal

Bekuan darah atau fragmen


jaringan juga dapat
Bekuan menyebabkan obstruksi. Kolik
karena bekuan darah sering
darah ditemui pada penyakit gangguan
pembekuan darah herediter atau
didapat

Pielonefritis pelebaran, peregangan, dan
atau spasme yang disebabkan oleh
obstruksi ureter.
hidronefritis
DIAGNOSIS

ANAMNESIS
• Gejala-gejala berupa nyeri hilang timbul yang menjalar dari
punggung, perut bagian bawah, genital dan bagian dalam
paha
• Nyerinya bersifat mendadak dan hilang timbul
• Mual dan muntah
• Perut yang membesar
• Demam
• Gangguan berkemih
• yaitu nyeri kandung kemih terasa di bawah pusat, terasa
nyeri saat buang air kecil, polakisuria, hematuria, anuria,
oliguria.
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN FISIK
• Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan :
• Kadang-kadang teraba ginjal yang mengalami
hidronefrosis/obstruktif
• Nyeri tekan/ketok pada pinggang
• Batu uretra anterior bisa di raba
• Pada keadaan akut paling sering ditemukan adalah kelembutan
di daerah pinggul (flank tenderness) yang disebabkan oleh
hidronefrosis akibat obstruksi sementara yaitu saat batu
melewati ureter menuju kandung kemih
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium
• pemeriksaan darah dan urin : adanya infeksi atau ada kelainan
fungsi ginjal
• Pada urin biasanya dijumpai hematuria dan kadang-kadang
kristaluria
• Hematuria biasanya terlihat secara mikroskopis, dan derajat
hematuria bukan merupakan ukuran untuk memperkirakan besar
batu atau kemungkinan lewatnya suatu batu
• Pada pemeriksaan sedimen urin, jenis kristal yang ditemukan dapat
memberi petunjuk jenis batu
• Pemeriksaan pH urin < 5 menyokong suatu batu asam urat,
sedangkan bila terjadi peningkatan pH >7 menyokong adanya
organisme pemecah urea seperti Proteus sp, Klebsiella sp,
Pseudomonas sp dan batu struvit
2. Radiologi

a) Foto polos abdomen


• dapat menentukan besar, macam dan lokasi batu radiopak. Batu-batu jenis
kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat radiopaque dan paling sering
dijumpai diantara batu jenis lain, sedangkan batu asam urat bersifat radiolusen.
Gambaran radioopak paling sering ditemukan pada area pelvis renal sepanjang
ureter ataupun ureterovesical junction. Gambaran radioopak ini disebabkan
karena adanya batu kalsium oksalat dan batu struvit

b) Intravenous Pyelogram (IVP)


• menilai obstruksi urinaria dan mencari etiologi kolik (pielografi adalah
radiografi pelvis renalis dan ureter setelah penyuntikan bahan kontras).
Seringkali batu atau benda obstruktif lainnya sudah dikeluarkan ketika
pielografi, sehingga hanya ditemukan dilatasi unilateral ureter, pelvis renalis,
ataupun calyx. IVP dapat menentukan dengan tepat letak batu, terutama batu-
batu yang radiolusen dan untuk melihat fungsi ginjal. Selain itu IVP dapat
mendeteksi adanya batu semi opaque ataupun batu non opaque
c. CT Scan
• dapat membedakan batu dari tulang atau bahan radiopaque lain

d. USG
• dilakukan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVP, yaitu
pada keadaan-keadaan : alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang
menurun dan pada wanita yang sedang hamil. USG ginjal merupakan
pencitraan yang lebih peka untuk mendeteksi batu ginjal dan batu
radiolusen daripada foto polos abdomen. Cara terbaik untuk
mendeteksi BSK (Batu Saluran Kemih) ialah dengan kombinasi USG
dan foto polos abdomen. USG dapat melihat bayangan batu baik di
ginjal maupun di dalam kandung kemih dan adanya tanda-tanda
obstruksi urin
e. Radioisotop
• Untuk mengetahui fungsi ginjal secara satu persatu, sekaligus adanya
sumbatan pada gagal ginjal
Diagnosis Batu

Ya
Gawatdarurat: Konsultasi ke
urosepsis, anuria, dll Spesialis Urologi

Pertimbangkan rawat Ya
Konsultasi ke
inap: nyeri berulang, Spesialis Urologi
mual berulang
Gejala dapat
ditatalaksana

Batu uretra < 5mm Batu ginjal atau Rujuk ke Spesialis


uretra> 5mm Urologi
Terapi konservatif

Pmx. radiologis

Batu dapat melewati Batu gagal melewati


traktus urinarius traktus urinarius dalam 2-4
minggu
Algoritme Tatalaksana Batu Saluran Kemih
PATOFISIOLOGI
Sakit perut dari organ ginjal (renal colic) biasanya hadir karena sakit perut tiba-tiba mulai
akut, berselang perut mulas, sakit lambung (di samping tubuh, antara tulang rusuk dan
hip terakhir) yang dapat menyebar ke arah bawah perut atau selangkangan paha. Hal ini
sering dikaitkan dengan mual dan muntah-muntah. Ini insiden yang menahun sekitar 16
per 10.000 orang dan masa insiden 2-5%. Renal colic, bersama dengan haematuria,
merupakan gejala klasik dari urolithiasis, yang harus dipertimbangkan sebagai diagnosa
diferensial. Namun ada ketentuan lainnya yang memiliki gejala yang bisa meniru ginjal
karena sakit perut urolithiasis. Salah satu contohnya adalah perdarahan di dalam ginjal
yang dapat menghasilkan gumpalan, sementara yang tersangkut di saluran kencing.
Lainnya adalah kehamilan ectopic, tetapi ini biasanya akan dapat dijelaskan oleh
ultrasound imaging. Pasien dengan abdominal aortic gondok nadi dapat juga memiliki
gejala yang mirip renal colic karena urolithiasis. Pasien dengan gangguan usus akut juga
hadir dengan menyerupai renal colic, tetapi tidak seperti dengan urolithiasis itu tidak
berkaitan dengan haematuria. Selain itu, seseorang yang memakai narkoba berpotensi
untuk mengidap renal colic.
TATALAKSANA
Berhasilnya penatalaksanaan medis ditentukan oleh lima faktor:
1. Ketepatan diagnosis
2. Lokasi batu
3. Adanya infeksi dan derajat beratnya
4. Derajat kerusakan fungsi ginjal
5. Tata laksana yang tepat
Terapi dinyatakan berhasil bila: keluhan menghilang,
kekambuhan batu dapat dicegah, infeksi telah dapat
dieradikasi dan fungsi ginjal dapat dipertahankan
TERAPI KONSERVATIF

1. Medikamentosa
• Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya
kurang dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar
spontan. Terapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi
nyeri, memperlancar aliran urin dengan minum banyak
supaya dapat mendorong batu keluar dari saluran kemih
• Batas lama terapi konservatif adalah 6 minggu.
• Di samping ukuran batu syarat lain untuk observasi adalah
berat ringannya keluhan pasien, ada tidaknya infeksi dan
obstruksi. Adanya kolik berulang atau infeksi saluran kemih
menyebabkan observasi bukan merupakan pilihan. Begitu
juga dengan adanya obstruksi, pasien seperti ini harus segera
dilakukan intervensi.
Obat penghilang nyeri
• golongan narkotik (meperidine, morfin sulfat, kombinasi parasetamol dan
kodein, atau injeksi morfin), golongan analgesik opioid (morphine sulfate,
oxycodone dan acetaminophen, hydrocodone dan acetaminophen), golongan
analgesik narkotik (butorphanol), golongan anti-inflamasi non steroid (ketorolac,
diclofenac, celecoxib, ibuprofen).
Antiemetic (metoclopramide) jika mual atau muntah.

Antibiotik jika ada infeksi saluran kemih


• ampicillin plus gentamicin, ticarcillin dan clavulanic acid, ciprofloxacin,
levofloxacin, ofloxacin.
Untuk mengeluarkan batu ginjal dapat juga dengan
• obat golongan calcium channel blockers atau penghambat kalsium (nifedipine),
golongan alpha-adrenergic blockers (tamsulosin, terazosin), golongan
corticosteroids atau glukokortikoid, seperti: prednisone, prednisolone..
2. ESWL (Extracorporeal Shock Wave
Lithotripsy)
• Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proksimal
atau batu kandung kemih tanpa melalui tindakan invasif
dan tanpa pembiusan. Batu dipecah menjadi fragmen-
fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui
saluran kemih.
• Tidak jarang pecahan-pecahan batu yang sedang keluar
menimbulkan perasaan nyeri kolik dan menyebabkan
hematuria.
• Persyaratan BSK yang dapat ditangani dengan ESWL :
• a. Batu ginjal berukuran mulai dari 5 mm hingga 20 mm
• b. Batu ureter berukuran 5 mm hingga 10 mm
• c. Fungsi ginjal masih baik
• d. Tidak ada sumbatan distal dari batu.
TERAPI DEFINITIF

modalitas penatalaksanaan terhadap kolik renal akibat


sumbatan kalkulus
ESWL

PCNL
Tips diet

Tips Diet Renal Colic Makan makanan kaya vitamin A.


Hindari makanan kaya oxalate seperti kacang-
kacangan, lobak, arbei, seledri, cokelat, anggur, cabe
hijau, bayam, strawberries, summer squash, dan teh.
Makan apel dan semangka. Kurangi jumlah makanan
kaya kalsium-susu, keju, m entega, susu dan makanan
lainnya
Askep

pengkajian
Pola eliminasi (Perubahan pola eliminasi: urin pekat, penurunan
Primer ( airway, breting, circulation, disability output,Hematuri Rasa terbakar, dorongan berkemiH
Riwayat obstruksi

Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan ( riwayat


Pola aktivitas dan latihan
alergi, riwayat persepsi,riwayat infeksi saluran kemih )

Pola nutrisi metabolik (mual muntah, demam, diit rendah purin, Pola tidur dan istirahat
1. Klien mengatakan nyeri pada Factor penyebab Nyeri
perut

2. Nampak ekspresi wajah
Penakanan pada saraf saraf di ginjal
meringis, nyeri tekan pada

daerah abdomen
Merangsang pengeluaran zat
 
pirogen bradikinin, serotonin dan
progtaglandin

Impuls di sampai ke SSP bagian


korteks serebri

Thalamus

Nyeri dipersepsikan
diagnosa
Nyeri Tujuan jangka Kaji skala nyeri, Mengetahui
berhubungan panjang : Setelah frekuensi, dan derajat nyeri, dan
dengan retensi diberi askep lokasi nyeri lokasi yang
urin selama beberapa dirasakan sehingga
hari gangguan memudahkan
nyaman nyeri dalam
klien teratasi menentukan
Tujuan jangka tindakan
pendek : Setelah selanjutnya
diberi askep
selama beberapa
hari nyeri klien Atur posisi klien Posisi yang
berangsur angsur senyaman nyaman
dapat berkurang mungkin membantu
dengan kriteria : mengurangi rasa
Klien melaporkan nyeri yang muncul
tidak nyeri lagi
Ekspresi wajah
tidak meringis
Ajarkan klien Dengan tehnik
tehnik relaksasi menarik napas
dan tehnik dalam dan
distraksi mengeluarkan
serta mengajak
klien untuk
berbincang
membantu
mengalihkan
stimulus nyeri
yang dirasakan

Kolaborasi Membantu
dengan dokter mengurangi
dalam rasa nyeri
pemberian obat dengan
analgetik menekan pusat
nyeri
Intoleransi Tujuan jangka panjang Pantau Untuk
aktivitas : Setelah dilakukan kemampuan mengetahui
berhubung tindakan keperawatan klien dalam tindakan apa
an dengan masalan intoleransi melakukan yang dapat
kelemahan aktivitas teratasi aktivitas dilakukan oleh
Tujuan jangka pendek : sehari-hari klien sehingga
Setelah dilakukan perawat mudah
tindakan keperawatan dalam
secara bertahap klien mengambil
mampu beraktivitas keputusan
secara mandiri dengan selanjutnya
kriteria :
Klien dapat memenuhi
kebutuhan secara Anjurkan Dengan
mandiri klien untuk partisipasi
Klien dapat ikut serta ikut serta keluarga klien
dalam proses dalam dapat
pengobatan tindakan merasakan
pemulihan bahwa keluarga
kesehatan memberi
klien support dalam
pemulihan
kesehatan
PENCEGAHAN

1. Pencegahan Primer
• Tujuan : untuk mencegah agar penyakit tidak terjadi,
dengan mengendalikan faktor penyebab suatu penyakit
• Pencegahan primer penyakit BSK seperti konsumsi air
putih minimal 2 liter per hari akan mencegah
pembentukan kristal urin yang dapat menyebabkan
terjadinya batu
• Pengaturan pola makan yang dapat meningkatkan
risiko pembentukan BSK seperti, membatasi konsumsi
daging, garam dan makanan tinggi oksalat (sayuran
berwarna hijau, kacang, coklat), dan sebagainya
• Aktivitas fisik seperti olahraga juga sangat dianjurkan,
terutama bagi yang pekerjaannya lebih banyak duduk.
PENCEGAHAN

2. Pencegahan Sekunder
• Tujuan : untuk mengurangi keparahan penyakit dengan
melakukan diagnosis dan pengobatan dini
• Pemeriksaan urin dan darah dilakukan secara berkala,
bagi yang pernah menderita BSK sebaiknya dilakukan
setiap tiga bulan atau minimal setahun sekali. Tindakan
ini juga untuk mendeteksi secara dini apabila terjadi
pembentukan BSK yang baru.
• Untuk pengobatan, pemberian obat-obatan oral dapat
diberikan tergantung dari jenis gangguan metabolik
dan jenis batu
• Pengobatan lain yang dilakukan yaitu melakukan
kemoterapi dan tindakan bedah (operasi).
PENCEGAHAN

3. Pencegahan Tersier
• Tujuan mencakup pembatasan terhadap segala
ketidakmampuan dengan menyediakan rehabilitasi
saat penyakit, cedera atau ketidakmampuan sudah
terjadi dan menimbulkan kerusakan
• Kegiatan yang dilakukan meliputi rehabilitasi
(seperti konseling kesehatan) agar orang tersebut
lebih berdaya guna, produktif dan memberikan
kualitas hidup yang sebaik mungkin sesuai dengan
kemampuannya.
penkes

Alkalisasi urin dengan natrium bikarbonat dan kalium sitrat dapat mencegah batu
sistin dan asam urat untuk bertambah parah dan bisa mengurangi ukuran batu
Pada batu kalsium, makanan yang sebaiknya dikurangi adalah kacang-kacangan,
bayam, kulit ari biji gandum, garam, serta daging dan produk hewani.
Pada batu kalsium penggunaan beberapa obat juga harus dihindari, seperti thiazide
bila batu berulang, serta obat pengikat kalsium pada usus
Bila tidak terdapat kalsium pada urinalisis selama 24 jam, penurunan kadar kalsium
dari diet tidak diperlukan. Kalsium per hari dibatasi sebanyak 1000 – 1200 mg.
Pada batu asam urat, allopurinol dapat membantu untuk mengontrol kadar asam urat
Pada batu asam urat, makanan yang sebaiknya dikurangi adalah makanan tinggi purin
Pada batu sistin, minta pasien untuk konsumsi air mineral yang cukup (perlu
diperhatikan pada pasien dengan penyakit penyerta yang lain, seperti gagal jantung)
Peningkatan pemasukan cairan, minimal 8 gelas air mineral sehari
INEGRASI PENATALAKSANAAN
Ketepatan
diagnosis

Adanya
lokasi
infeksi

Derajat Derajat
kerusakan beratnya
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT PADA KASUS
GANGGUAN PERKEMIHAN
Pemberi asuhan keperawatan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan  melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan,
dari yang sederhana sampai dengan kompleks

Advokat pasien / klien– menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi


pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien- mempertahankan dan
melindungi hak-hak pasien.
PendidikEdukator
membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala
penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku
dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan
Koordinator 
mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari
tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta
sesuai dengan kebutuhan klien
Kolaborator 
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri
dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain berupaya mengidentifikasi
pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat
dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya
TERIMA KASIH ^^

Anda mungkin juga menyukai