KASUS
Disusun oleh :
- Milla Megawati
(1110070100122)
- Indra Nugraha
SMF ILMU PENYAKIT
(111001130)
DALAM RSUP MEDAN
- Neno Yunita Eka 2015
Putri
(11100100700064)
Kolelitiasis
Kolelitiasis (kalkuli/kalkulus, batu empedu)
merupakan suatu keadaan dimana terdapatnya batu
empedu di dalam kandung empedu (vesica fellea)
yang memiliki ukuran,bentuk dan komposisi yang
bervariasi. Kolelitiasis lebih sering dijumpai pada
individu berusia diatas 40 tahun terutama pada wanita
dikarenakan memiliki faktor resiko,yaitu: obesitas,
usia lanjut, diet tinggi lemak dan genetik.
Insiden cholelithiasis di negara barat adalah 20%
sedangkan angka kejadian di Indonesia tidak
berbeda jauh dengan negara lain di Asia Tenggara
(Syamsuhidayat). Peningkatan insiden batu
empedu dapat dilihat dalam kelompok resiko
tinggi yang disebut ”5 Fs” : female (wanita), fertile
(subur)-khususnya selama kehamilan, fat
(gemuk), fair, dan forty (empat puluh tahun).
Pembentukan batu empedu dibagi menjadi tiga
tahap:
(1) pembentukan empedu yang supersaturasi,
(2) nukleasi atau pembentukan inti batu
(3) berkembang karena bertambahnya
pengendapan.
Manifestasi klinik
1. Asimtomatik
nyeri abdomen kronik berulang
dyspepsia
2. Simtomatik
nyeri di daerah epigastrium kuadran kanan atas
Kolik Bilier
Mual dan muntah
3. Pasien dengan komplikasi batu empedu
Murphy sign
Pemeriksaan Fisik
Batu kandung empedu
Pada pemeriksaan ditemukan nyeri tekan dengan
punktum maksimum didaerah letak anatomis kandung
empedu.
Batu Saluran empedu
Baru saluran empedu tidak menimbulkan gejala dalam
fase tenang. Kadang teraba hatidan sklera ikterik. Perlu
diktahui bahwa bila kadar bilirubin darah kurang dari 3
mg/dl, gejal ikterik tidak jelas. Apabila sumbatan saluran
empedu bertambah berat, akan timbul ikterus klinis.
a. Pemeriksaan Laboratorium
Batu kandung empedu yang asimtomatik umumnya tidak
menunjukkan kelainan pada pemeriksaan laboratorium. Apabila
terjadi peradangan akut dapat terjadi leukositosis, biasanya akan
diikuti kenaikan ringan bilirubin serum akibat penekanan duktus
koledokus oleh batu. Kadar bilirubin serum yang yang tinggi mungkin
disebabkan oleh batu di dalam duktus koledokus. Kadar fosfatase
alkali serum dan mungkin kadar amylase serum biasanya meningkat
sedang setiap kali terjadi serangan akut.
b. Pemeriksaam Radiologi
Foto polos abdomen
Foto polos abdomen biasanya tidak memberikan gambaran yang
khas karena hanya sekitar 10-15% batu kandung empedu yang
bersifat radioopak.
Ultrasonogtrafi
Pemeriksaan ini merupakan metode noninvasif
yang sangat bermanfaat dan merupakan pilihan
pertama untuk mendeteksi kolelitiasis dengan nilai
sensitifitas dan spesifisitas lebih dari 95%.
CT- SCAN
Menunjukan batu empedu dan dilatasi saluran
empedu.
Gejalanya meliputi nyeri perut kanan atas dengan
kombinasi mual muntah dan panas. Kolesistitis akut
juga dapat disebabkan lumpur batu empedu
(kolesistitis akalkulus). Kompilkasi lain seperti ikterus,
kolangitis, dan pancreatitis.
Terapi farmakologi
anti kolinergik – antispasmodic
Anti analgesic
Antibiotik bila disertai dengan kolesistitis
Asam empedu atau asam kenodeoksikolat
2. Kolesistektomi
3. Terapi non farmakologi
Diet rendah lemak
Anamnesis pribadi
Nama Pendi
umur 35 tahun
Jenis Kelamin Laki-laki
Status Perkawinan Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Suku Batak
Agama Islam
Alamat Jl.Salak Rel Kereta
Api, Medan
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluhan Utama: Nyeri Perut Kanan Atas
Telaah:
Hal ini dialami OS sejak 2 hari hari sebelum masuk
rumah sakit. nyeri bersifat hilang timbul dan menghilang
dengan sendirinya. Nyeri dirasakan os hingga tidak
tertahankan. Nyeri dirasakan sampai ke punggung. Os juga
mengeluhkan mual dan muntah dengan frekuensi 3 kali per
hari, isi muntah apa yang dimakan pasien. Muntah darah tidak
dijumpai. Hal ini dialami pasien bersamaan dengan nyeri perut
kanan atas. Memberat dalam 1 hari ini sebelum masuk rumah
sakit. Demam tidak jumpai, batuk tidak dijumpai, sesak nafas
tidak dijumpai dan nyeri dada tidak dijumpai. Riwayat sakit
kuning tidak dijumpai. Riwayat minum alcohol jenis tuak
dijumpai sejak 10 tahun yang lalu, riwayat sakit gula tidak
dijumpai, riwayat sakit darah tinggi tidak dijumpai,
BAK (+) normal, RPT: TB paru 1 tahun
yang lalu
BAB (+) normal. RPO: OAT
STATUS PRESENS
THORAX DEPAN
Inspeksi
Bentuk : Simetris Fusiformis
Pergerakan : Tidak dijumpai
ketinggalan bernapas
Palpasi
Nyeri tekan: Tidak ada
Fremitus suara: Sf kiri=kanan
Iktus: Tidak teraba
Perkusi
Paru : Sonor
PEMERIKSAAN FISIK Jantung
Batas atas jantung : ICS IV
sinistra
Batas kiri jantung : ICS III
Batas kanan jantung : 2 cm
linea parasternalis dextra
Auskultasi
Paru
Suara pernapasan : Vesikular
Suara tambahan : Tidak Dijumpai
Jantung
HR: 100 x/i, regular, gallop (-), murm
ur (-),
Suara Katup M1>M2, P2>P1, T1>T2,
A2>A1.
PEMERIKSAAN FISIK THORAX BELAKANG
Inspeksi : Simetris
fusiformis
Palpasi : Stem
fremituskiri=kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : SP:
vesikuler diseluruh lapangan paru
ST:-/-
ABDOMEN
Inspeksi
Bentuk :
Simetris fusiformis
Gerakan lambung/usus : -
Vena kolateral :-
Caput medusae :-
Palpasi
Dinding Abdomen :
Soepel; Nyeri tekan dihipocondrium
kanan(+)
PEMERIKSAAN FISIK Hati:
Pembesaran :+
Permukaan :+
Pinggir :+
Nyeri tekan :+
Limfa:
Pembesaran : (-) Schuffner : -
Haecket : -
Ginjal:
Ballotement :-
Uterus/ Ovarium :
Tidak dilakukan pemeriksaan
Tumor :
(-)
Perkusi
Pekak hati :
(+)
Pekak beralih : (+)
Auskultasi
Peristaltik usus :
Normoperistaltik (+)
PEMERIKSAAN FISIK Lain-lain :
PINGGANG
Nyeri ketuk sudut kosto vertebra (-)
INGUINAL
: Tidak dilakukan
pemeriksaan
GENITALIA LUAR
: Tidak dilakukan
pemeriksaan
PEMERIKSAAN COLOK DUBUR
(RT) : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Darah Urin Tinja
Basofil 0%
Neutrofil 86,7%
Limfosit 4,8 %
Monosit 8,2 %
SGOT 39,00u/l
SGPT 19,00 u/l
Natrium 125,00mmol.L
DIAGNOSIS SEMENTARA Cholelitiasis dd Cholisistitis
Tindakan suportif :
-O2 2-4 liter/menit nasal canul
- IVFD NaCl 0,9% 20gtt/menit
Medikamentosa:
- Inj. Ranitidine 50mg/12jam
- Inj. Ketorolac 30mg/8jam
- PCT 3x500 mg (K/P)
RENCANA PENJAJAKAN DIAGNOSTIK /
TINDAKAN LANJUTAN
•Darah rutin
•KGD ad random
•RFT
•LFT
•Elektrolit
•Urinalisa
•Rapid Test
•Konsul VCT
•Konsul PAI
USG Abdomen
Tanggal S O A P
Terapi Diagnostik
•Ultrasonografi
-Adanya batu empedu
-Ukuran dan jumlah batu empedu
-Lokasi batu empedu
•CT-Scan Abdomen
-Menunjukkan batu empedu dan dilatasi
saluran empedu.
4 Penatalaksanaan Terapi non farmakologi
•Terapi non farmakologi Tirah Baring
•Diet rendah lemak Diet rendah lemak tinggi
•Terapi Farmakologi protein
•Anti kolinergik
•Anti analgesic Terapi farmakologi
•Antibiotik bila disertai dengan O2 2-4 l/i
kolesistitis IVFD NaCl 0,9% 20gtt/menit
•Asam empedu atau asam
kenodeoksikolat Medikamentosa :
Kolesistektomi Inj. Cefotaxim 1gr/12jam/ST
Tramadol drips dalam 500cc
NaCl 0,9% /12jam
Inj. Ranitidin 50mg/12jam
Inj. Ketorolac 30mg/ 8jam
Urdafale 3x1
PCT 3x500 mg (K/P)
Bapak pendi berusia 36 tahun datang
dengan keluhan nyeri perut kanan atas
disertai mual dan muntah. Pada
pemeriksaan fisik didapati nyeri tekan dan
nyeri lepas Murphy sign, pada pemeriksaan
USG abdomen disimpulkan cholelitiasis,
jadi kami menyimpulkan pada pasien ini
menderita penyakit cholelitiasis.
1. Mansjoer A. etal. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I, edisi 3,
Penerbit Media Aesculapius, FKUI, Jakarta Hlm 510-512
2. Sudoyo, Aru.W, dkk. BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM Jilid I.
Edisi V. Jakarta: Interna Publishing. 2009. Hlm 721-726
3. McPhee, Stephen J,. Ganong, William F. Patofisiologi Penyakit
Pengantar Menuju Kedokteran Klinis Edisi 5.Jakarta. EGC. 2007.
Hlm 403-404
4. Sjamsuhidajat R, de Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2, Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005 Hlm 674-685
5. Halim Mubin,A. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam: Diagnosis
dan Terapi Edisi 2. Jakarta.:EGC.2007. Hlm 345-346
6. Bickley, Lynn S. 2009. BATES Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Riwayat
Kesehatan. Jakarta:EGC
7. Hall & Guyton. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Jakarta:EGC
8. Swartz, Mark H. 1995. Buku Ajar DIAGNOSTIK FISIK. Jakarta:EGC
9. Oswari, E. Bedah dan Perawatannya , Jakarta, PT Gramedia Pustaka
Utama ,2005 Hlm 231