Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS

HERNIA DIAFRAGMATIKA

Diajukan Dalam Rangka Praktek Klinik Internsip Sekaligus Sebagai Bagian Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di RSU Luwuk

Disusun Oleh:
dr. Safitri

Pendamping:
dr. Nurhayati Kasim

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
RSUD LUWUK
2020
LAPORAN KASUS
HERNIA DIAFRAGMATIKA

A. IDENTITAS
Nama :Tn J
No. RM : 161513
Umur : 47 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Buruh Tani
Ruang Perawatan : Cempaka
Tanggal Masuk : 16 Maret 2020

B. RIWAYAT PENYAKIT
Anamnesis
Keluhan utama: Tidak bisa BAB
Anamnesis terpimpin:
Pasien mengeluh tidak bisa biang air besar sejak 3 hari yang lalu disertai nyeri seluruh
lapangan perut. Nyeri perut terasa seperti diiris-iris. Pasien mual dan selalu muntah setiap
makan, perut diperhatikan semakin membesar. Pasien juga tidak bisa buang angin. Demam
tidak ada, batuk tidak ada, sesak nafas dirasakan sesekali. Buang air kecil lancar.
Riwayat penyakit terdahulu
• Riwayat asma disangkal
• Riwayat HT, DM, dan kolesterol tinggi tidak diketahui (pasien tidak pernah periksa)
Riwayat psikososial
• Pasien pekerja sebagai buruh tani
• Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga tidak ada
Pemeriksaan Fisis
Kesadaran : GCS E4M6V5
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 110 kali/menit, reguler, kuat angkat
Suhu : 37,5 °C
Pernapasan : 20 kali/menit, SpO2 98% tanpa oksigen tambahan
VAS :7
Kepala : Normocephal, rambut hitam, sulit dicabut.
Mata : Pupil bundar isokor diameter 3 mm oculi dextra et sinistria, konjungtiva
pucat ada, sklera ikterik tidak ada.
Leher : Kaku kuduk negatif, pembesaran kelenjar limfe tidak ada
DVS R+1 cmH2O
Telinga : Otorrhea tidak ada
Hidung : Epistaksis dan rhinorrhea tidak ada
Mulut : Bibir tidak kering, stomatitis tidak ada, sianosis tidak ada
Thorax
Inspeksi : pergerakan dinding dada asimetris, hemithorax sinistra tertinggal saat statis
dan dinamis
Palpasi :Tidak ada pelebaran sela iga, tidak ada nyeri tekan, vokal fremitus menurun
pada hemithorax sinistra
Perkusi : Pekak pada hemithorax sinistra
Auskultasi : Vesikular pada hemithorax dextra, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada.
Peristaltik (+) pada hemithorax sinistra
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Pekak,
Batas jantung kanan ICS IV linea parasternalis dextra
Batas kiri jantung ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung S I/II regular, murmur tidak ada
Abdomen
Inspeksi : Cembung
Auskultasi : Peristaltik ada, kesan meningkat
Palpasi : Nyeri tekan seluruh lapangan perut, Hati dan limpa sulit dievaluasi, defans
muscular (-)
Perkusi : Timpani
Ekstremitas
Akral hangat
Sianosis tidak ada
clubbing finger tidak ada
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Darah Rutin Hasil Nilai Rujukan
(16/03/2020)
WBC 19,6 x 103/uL 4 – 10 x 103/uL

RBC 3.62 x 106/uL 4 – 6 x 106/uL

HGB 10.3 gr/dl 12 – 16 gr/dl

HCT 36.7% 37 – 48 %

MCV 79.3 fL 80 – 97 fL

MCH 25.7 pg 26.5 – 33.5 pg

MCHC 33.4 g/dl 32.0-36.0 g/dl

PLT 535 x 103/uL 150 – 400 x 103/uL

Foto BNO 3 Posisi (16/03/2020)


Interpretasi
• Distribusi udara tidak sampai distal colon
• Gambaran udara dalam usus minimal
• Gambaran ground glass yang dominan pada cavum abdomen
• Bayangan udara besar dengan fluid level berada pada hemithorax sinistra kesan
berasal dari gaster
• Psoas line simetris
• Preperitoneal fat line intak
• Tulang-tulang intak
Kesan: Curiga hernia diafragmatika sinistra

USG Abdomen (17/03/2020)


Kesan: Organ-organ abdomen yang terscan dalam batas normal
D. DAFTAR MASALAH

No Diagnosa Subjektif Objektif Planning


1. Ileus Tidak bisa BAB Pemeriksaan Fisis : NGT Dekompresi
obstruksi ec dan buang angin TD: 130/80 N:110 P:20 Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam/ iv
Hernia sejak 3 hari S:37.5 SpO2: 98% Metronidazole 500 mg/ 8
diafragmatika SMRS. Perut VAS: 7 jam/ iv
kembung dan Thoraks : Omeprazole 40 mg/ 12 jam/
nyeri seperti Tactile Fremitus menurun iv
teriris-iris. Mual pada hemitoraks sinistra Metoklopramid 10 mg/ 8
dan muntah setiap Peristaltik (+) pada jam/ iv
makan. Sesak hemitoraks sinistra
sesekali. Abdomen:
Cembung, peristaltik (+)
kesan meningkat, nyeri tekan
seluruh lapangan perut,
defans muscular (-)
WBC: 19.600 HB 10,3
BNO 3 Posisi: Kesan:
Curiga hernia diafragmatika
sinistra

E. FOLLOW UP
Tanggal Subjektif Objektif Assessment Planning
Rabu Nyeri perut Pemeriksaan Fisis : Hernia NGT Dekompresi,
18/03/20 berkurang. Diafragmatika residu coklat
GCS E3M6V4
06.00 Perut tidak kehitaman, jumlah
WITA kembung. Mual 500 cc
TD:110/90 N:90 P:20
dan muntah Ceftriaxone 1 gr/ 12
S:37.1 SpO2 99% VAS:3
tidak ada. Sesak jam/ iv
tidak ada. BAB Metronidazole 500
(+) hitam encer. Thoraks : mg/ 8 jam/ iv
Tactile Fremitus Omeprazole 40 mg/
menurun pada 12 jam/ iv
hemitoraks sinistra Metoklopramid 10
Peristaltik (+) pada mg/ 8 jam/ iv
hemitoraks sinistra Sucralfat sirup 3x2 c
Abdomen:
Datar, peristaltik (+)
kesan normal, nyeri
tekan epigastrium (+),
defans muscular (-)
USG Abdomen: organ-
organ yg terscan dalam
batas normal

F. DIAGNOSIS AKHIR
1. Hernia Diafragmatika

G. PEMBAHASAN HERNIA DIAFRAGMATIKA


1. Pengertian Hernia Diafragmatika
Hernia adalah penonjolan gelung atau ruas organ atau jaringan melalui
lubangabnormal. Henia diafragmatika adalah sekat yang membatasi
rongga dada dan rongga perut. Hernia Diafragmatika adalah penonjolan
organ perut ke dalam rongga dada melaluisuatu lubang pada diafragma.
Akibat penonjolan viscera abdomen ke dalam rongga thoraxmelalui suatu
pintu pada diafragma. Terjadi bersamaan dengan pembentukan sistem
organdalam rahim.

Pembagian Hernia diafragmatika:


a. Traumatica : hernia akuisita, akibat pukulan, tembakan, tusukan.

b. Non-Traumatica :
- Kongenitala
a. Hernia Bochdalek atau Pleuroperitoneal: Celah dibentuk pars
lumbalis, pars costalis diafragma.
b. Hernia Morgagni atau Para sternalis: Celah dibentuk perlekatan
diafragma pada costa dan sternum
- Akuisita
Hernia Hiatus esophagus: Ditemukan pada 1 diantara 2200-5000
kelahiran dan 80-90% terjadi pada sisi tubuh bagian kiri.

2. Etiologi
Lesi ini biasanya terdapat pada distress respirasi berat pada masa
neonatus yangdisertai dengan anomali sistem organ lain misalnya
anomali sistem saraf pusat atresia esofagus, omfalokel dan lain-lain.
Pemisahan perkembangan rongga pada dada dan perut disempurnakan
dengan menutupnya kanalis pleuropertioneum posteriolateral selama
kehamilan minggu kedelapan. Akibat gagalnya kanalis pleuroperikonalis
ini menutup merupakan mekanisme terjadinya hernia diafragma. pada
neonatus hernia diafragma disebabkan oleh gangguan pembentukan
diafragma yang ditandai dengan gejala. Anak sesak nafas terutama kalau
tidur datar, dada tampak menonjol tetapi gerakan nafas tidak nyata. Perut
kempis dan menunjukkan gambaran skafoit. Post apeks jantung bergeser
sehingga kadang-kadang terletak di hemitoraks kanan.

3. Patofisiologis Hernia Diafragmatika


Disebabkan oleh gangguan pembentukan diafragma. Diafragma dibentuk
dari 3 unsur yaitu membrane pleuroperitonei, septum transversum dan
pertumbuhan dari tepi yang berasal dari otot-otot dinding dada. Gangguan
pembentukan itu dapat berupa kegagalan pembentukan seperti diafragma,
gangguan fusi ketiga unsur dan gangguan pembentukanseperti
pembentukan otot. Pada gangguan pembentukan dan fusi akan terjadi
lubang hernia, sedangkan pada gangguan pembentukan otot akan
menyebabkan diafragma tipis dan menimbulkan eventerasi. Para ahli
belum seluruhnya mengetahui faktor yang berperan dari penyebab hernia
diafragmatika, antara faktor lingkungan dan gen yangditurunkan orang
tua.

4. Gejala Diafragmatika
a. Retraksi sela iga dan substernal
b. Perut kecil dan cekung
c. Suara nafas tidak terdengar pada paru karena terdesak isi perut.
d. Bunyi jantung terdengar di daerah yang berlawanan karena
terdorong oleh isi perut
e. Terdengar bising usus di daerah dada.
f. Gangguan pernafasan yang berat
g. Sianosis (warna kulit kebiruan akibat kekurangan oksigen)
h. Takipneu (laju pernafasan yang cepat)
i. Bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama (asimetris)
j. Takikardia (denyut jantung yang cepat).

5. Komplikasi Hernia Diafragmatika


Lambung, usus dan bahkan hati dan limpa menonjol melalui hernia. Jika
hernianya besar, biasanya paru-paru pada sisi hernia tidak berkembang
secara sempurna. Setelah lahir, bayi akan menangis dan bernafas
sehingga usus segera terisi oleh udara. Terbentuk massa yang mendorong
jantung sehingga menekan paru-paru dan terjadilah sindrom agawat
pernafasan. Sedangkan komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita
hernia diafragmatika tipe Bockdalek antara lain 20 % mengalami
kerusakan kongenital paru- paru dan 5 – 16 % mengalami kelainan
kromosom.
Selain komplikasi di atas, ada pula beberapa komplikasi lainnya, yaitu:
- Adanya penurunan jumlah alvieoli dan pembentukan bronkus.
- Bayi mengalami distress respirasi berat dalm usia beberapa jam
pertama.
- Mengalami muntah akibat obstuksi usus.
- Kolaps respirasi yang berat dalam 24 jam pertama
- Tidak ada suara nafas.

6. Diagnosis
Pemeriksaan fisik:
a. Pada hernia diafragmatika dada tampak menonjol, tetapi gerakan nafas
tidak nyata.
b. Perut kempis dan menunjukkan gambaran scafoid.
c. Pada hernia diafragmatika pulsasi apeks jantung bergeser sehingga
kadang-kadang terletak di hemitoraks kanan.
d. Bila anak didudukkan dan diberi oksigen, maka sianosis akan berkurang.
e. Gerakan dada pada saat bernafas tidak simetris.
f. Tidak terdengar suara pernafasan pada sisi hernia.
g. Bising usus terdengar di dada
Pemeriksaan penunjang:
a. Foto thoraks akan memperlihatkan adanya bayangan usus di daerah
toraks
b. Kadang-kadang diperlukan fluoroskopi untuk membedakan antara
paralisis diafragmatika dengan eventerasi (usus menonjol ke depan dari
dalam abdomen).

7. Tatalaksana
Operatif

DAFTAR PUSTAKA

Sudarti dan Afroh. F. 2012. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita.
Yogyakarta: Nuhamedika.Sudarti. 2010.

Kelainan dan Penyakit Pada Bayi dan Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
http://www.dinohp.info/2009/07/cara-mencegah-penyakit-hernia.html.
http://majalahkesehatan.com/pengobatan-dan-pencegahan-hernia.

Anda mungkin juga menyukai