Anda di halaman 1dari 39

SEORANG LAKI-LAKI 57 TAHUN DENGAN HERNIA

INGUINALIS LATERALIS DEXTRA REPONIBEL

Oleh:
Rifka WangianaYulia Putri
J510185039
Identitas
Nama : Tn. S

Alamat : Karanganyar

Usia : 57 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

No.RM : 004736xx

Pekerjaan : Petani

Tanggal masuk RS : 28 Agustus 2019


Anamnesis

Keluhan Utama:
Benjolan pada lipat paha kanan
Riwayat Penyakit Sekarang

•Benjolan hilang timbul dan tidak nyeri di lipat paha kanan ± sebesar
telur puyuh sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit.

•Benjolan muncul terutama saat aktivitas berat dan mengejan, dan


berkurang saat berbaring.

•Keluhan lain: demam (-), mual (-), muntah (-), sulit kencing (-), sulit
BAB (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat serupa : Disangkal
 Riwayat hipertensi : Disangkal
 Riwayat diabetes : Disangkal
 Riwayat asma dan alergi : Disangkal
 Riwayat operasi : Disangkal
 Riwayat mondok :Disangkal
 Riwayat trauma pada perut : Disangkal
Riwayat Keluarga

 Riwayat serupa : Disangkal


 Riwayat hipertensi : Disangkal
 Riwayat diabetes : Disangkal
 Riwayat asma dan alergi : Disangkal
Anamnesis sistem

Sistem Serebrospinal Gelisah (-), demam (-), pusing (-)


Sistem Kardiovaskular Sianosis (-), anemis (-), palpitasi (-), nyeri dada
(-)
Sistem Respiratorius Batuk (-), sesak nafas (-)
Sistem Genitourinarius Kencing (+) lancar, nyeri (-) darah (-)
Sistem Gastrointestinal Nyeri perut(-), mual (-), muntah (-), nafsu
makan menurun (-), konstipasi (-)
Sistem Muskuloskeletal Badan lemas (-), nyeri pinggang (-), atrofi otot
(-)
Sistem Integumentum Pucat (-)
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Cukup

Kesadaran: Compos Mentis

Gizi : Kesan Cukup


Vital Sign

72 x/menit 37,1 oC

Tekanan Nadi Respirasi Suhu


Darah Rate

140/70 20x/menit
mmHg
Pemeriksaan Fisik

•Kepala
Normocephal, Conjungtiva anemis(-/-), Sklera Ikterik (-/-),
Sianosis (-), Pupil Isokor Ø 3 mm, Reflek Cahaya (+/+)

•Leher
Leher simetris, massa (-), Pembesaran kelenjar limfe (-)
Pemeriksaan Fisik
Paru Hasil pemeriksaan
Inspeksi Dada kanan dan kiri simetris, tidak ada ketinggalan gerak, retraksi
Palpasi Fremitus dada kanan dan kiri sama, krepitasi (-)
Perkusi Sonor di dada kanan dan kiri
Auskultasi Terdengar suara dasar vesikular (+/+),Wheezing (-/-), Ronkhi (-/-)
Jantung Hasil pemeriksaan

Inspeksi Dinding dada pada daerah pada daerah pericordium tidak cembung/cekung, tidak ada memar
maupun sianosis, ictus cordis tidak tampak
Palpasi Ictus cordis teraba di SICV agak ke medial dari LMCS, ictus kordis tidak kuat
Perkusi Batas Jantung :
 Batas kanan : SIC III s/dV pada linea parasternal kanan
 Batas kiri : SIC III linea parasternal kiri s/d SIC V line axillaris anterior kiri
 Batas atas : SIC III linea parasternal kanan s/d SIC III linea parasternal kiri
 Batas bawah : SICV linea parasternal kanan s/d SICV linea axillaris anterior kiri
Auskultasi BJ I/II reguler, bising (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
Abdomen Hasil pemeriksaan
Inspeksi Perut tidak buncit, ascites (-), distended (-), sikatriks (-), benjolan (+)
Auskultasi Suara peristaltik (normal), suara tambahan (-)
Palpasi Nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, ginjal tidak teraba,
defans muskular (-)
Perkusi Suara timpani (+), nyeri ketok costovertebrae (-)

Ekstremitas
Akral dingin Edema Palmar eritema Sianosis
Status Lokalis

 Benjolan Inspeksi Palpasi Lunak berbatas tegas


 Hiperemis (-) permukaan licin
 Dapat dimasukkan
 Jejas (-)  Nyeri tekan (-), hangat (-)
 Ukuran ± 2x1x0,5cm
regio  Finger test (+)
inguinal
Tidak dilakukan dextra Tidak dilakukan

auskultasi Perkusi
Status Lokalis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Hematologi Rutin Hasil Satuan Rujukan
Hb 12,6 g/dl 12 – 16
HCT 38,7  37 – 47
AL 10,06 103/l 5 – 10
AT 327 103/l 150 – 300
AE 5.20 106/l 4,00 – 5,00
Index Eritrosit
MCV 91.5 /um 82,0 – 92,0
MCH 26.1 Pg 27,0 – 31,0
MCHC 28.5 g/dl 32,0 – 37,0
Hitung Jenis
Neutrofil% 67.9 % 50,0 – 70,0
Limfosit% 26.4 % 25,0 – 40,0
Monosit% 3.9 % 3,0 – 9,0
Eosinofil% 1.4 % 0.5-5.0
Basofil% 0.4 % 0.0-1.0
CT 05.00 menit 2-8
BT 02.00 menit 1-3
Kimia Klinik
GDS 86 mg/dL 70 – 150
Ureum 31 mg/dL 10 – 50
Creatinin 0,89 mg/dL <1
Rongen Thorax

Kesan : COR dalam batas normal


Paru tak tampak kelainan
EKG

Kesan : normal sinus rhythm


RESUME

•Anamnesis : Pasien mengeluhkan benjolan hilang timbul dan tidak nyeri di


lipat paha kanan sejak 2 bulan yang timbul saat beraktifitas dan mengejan dan
mengecil saat berbaring. Pasien tidak mengeluhkan demam, mual, muntah,
sulit kencing, dan sulit BAB

•Pemeriksaan fisik : Keadaan umum tampak cukup. Kesadaran Compos Mentis,


kesan gizi cukup, tanda vital dalam batas normal, pemeriksaan abdomen
terdapat benjolan pada regio inguinal dextra.

•Status lokalis : Abdomen regio inguinal dextra terdapat benjolan lonjong dan
lunak hiperemis(-), nyeri tekan (-), dan dapat di reposisi, finger test (+)

•Pemeriksaan penunjang laboratorium darah rutin, rontgent thorax, dan EKG


dalam batas normal.
Diagnosis Kerja

Hernia Inguinalis Lateralis Dextra Reponibel


Terapi
Operatif

Hernia repair

Medikamentosa
post operatif

Inf RL Ciprofloxacin Pronalges supp


2x500mg 3x1
Follow Up
Jumat, 28 Agustus 2019
S/ Pasien mengatakan tidak ada P/Inf. RL
keluhan Ciprofloxacin 2x1
Pronalges supp 3x1
O/ KU: sedang, CM
TD : 130/70mmHg
HR : 82x/menit
RR : 20x/menit
T : 36,8C

Status lokalis

A/ HIL (dx) reponibel


TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
Definisi

hernia adalah defek dalam dinding abdomen yang memungkinkan


isi abdomen (seperti peritoneum, lemak, usus, atau kandung
kemih) memasuki defek tersebut sehingga timbul kantong
berisikan materi abnormal.
Klasifikasi
Hernia inguinalis dibagi menjadi 2, yaitu:
• Hernia Inguinalis Direk (Medialis)
• Hernia Inguinalis Indirek (Lateralis)

Menurut sifatnya, hernia dapat disebut :


• Hernia reponibel
• Hernia ireponibel
• Hernia inkarserata dan strangulata
Etiologi
• Peningkatan tekanan intra abdomen yang berulang
– Mengangkat barang yang terlalu berat
– Batuk menahun
– Akibat sering mengejan pada saat buang air besar
– Kehamilan
– Ascites
– Tumor abdomen
• Adanya kelemahan jaringan atau otot
• Kelemahan otot dinding perut karena usia, dapat terjadi akibat kerusakan
nervus ilionguinalis dan nervus iliofemoralis
• Adanya prosesus vaginalis (kantong hernia) yang terbuka
Patogenesis
• Defek pada dinding abdomen dapat kongenital (misalnya hernia
umbilikalis, kanalis femoralis) atau didapat (misalnya akibat suatu
insisi) dan dibatasi oleh peritoneum (kantung)
• Peningkatan tekanan intra abdomen lebih lanjut membuat defek
semakin lemah dan menyebabkan beberapa isi intraabdomen
(misalnya: omentum, lengkung usus halus), keluar melalui celah
tersebut
• Isi usus yang terjebak di dalam kantung menyebabkan inkarserasi
(ketidakmampuan untuk mengurangi isi) dan kemungkinan
strangulasi (terhambatnya aliran darah ke daerah yang mengalami
inkarserasi)
Diagnosis

Anamnesis
Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha yang hilang timbul, muncul
terutama pada waktu melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan tekanan
intra-abdomen seperti mengangkat barang atau batuk, benjolan ini hilang pada
waktu berbaring atau dimasukkan dengan tangan (manual). Terdapat faktor-
faktor yang berperan untuk terjadinya hernia. Jika terjadi gangguan passage
usus (obstruksi) maka hernia ireponibel berubah diagnosis menjadi hernia
inkarserata. Nyeri pada keadaan strangulasi, sering penderita datang ke dokter
atau ke rumah sakit dengan keadaan ini.
Diagnosis

Pemeriksaan fisik
Ditemukan benjolan lunak di lipat paha di bawah ligamentum inguinale di
medial vena femoralis dan lateral tuberkulum pubikum. Benjolan tersebut
berbatas atas tidak jelas, bising usus (-), transluminasi (-). Hernia yang melalui
annulus inguinalis abdominalis (lateralis/internus) dan mengikuti jalannya
spermatid cord di canalis inguinalis serta dapat melalui annulus inguinalis
subcutan (externus) sampai scrotum.
Diagnosis

Pemeriksaan Finger Test


• Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.
• Dimasukkan lewat skrortum melalui
anulus eksternus ke kanal inguinal.
• Penderita disuruh batuk, interpretasi
hasil yaitu :
1. Bila impuls diujung jari berarti Hernia
Inguinalis Lateralis
2. Bila impuls disamping jari Hernia
Inguinnalis Medialis
Diagnosis

Pemeriksaan ZiemenTest :
• Posisi berbaring, bila ada benjolan
masukkan dulu (biasanya oleh penderita).
• Hernia kanan diperiksa dengan tangan
kanan.
• Penderita disuruh batuk bila rangsangan
pada :
1. jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.
2. jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.
3. jari ke 4 : Hernia Femoralis.
Diagnosis
Pemeriksaan Thumb Test
– Anulus internus ditekan dengan ibu jari
dan penderita disuruh mengejan
Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis
medialis.
Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia
Inguinalis Lateralis.
Pemeriksaan Penunjang

• Labratorium
• Urinalisis
• Radiologis
• Ultrasonografi
• CT Scan
Penatalaksanaan
Konservatif
1. Reposisi bimanual
2. Bantalan penyangga

Operasi
1. Herniotomi
2. Herniorafi
Operasi hernia yang terdiri dari herniotomi dan hernioplasti (tindakan memperkecil
anulis inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis).
Tindakan hernioplasti dapat dilakukan dengan:
• Metode Bassini
• Metode McVay
Komplikasi

komplikasi operasi hernia dapat menimbulkan:


• Hematoma (luka atau pada skrotum)
• Retensi urin akut
• Infeksi pada luka
• Nyeri kronis
• Nyeri dan pembengkakan testis yang menyebabkan strofi testis
• Rekurensi hernia (sekitar 2%)
• Menyebabkan cedera vena femoralis, nervus ilioinguinalis,
nervus iliofemoralis, serta duktus defererens.
Pencegahan

• Menjaga berat badan ideal


• Konsumsi makanan berserat tinggi
• Buah, sayur, dan gandum baik untuk kesehatan dimana
makanan tersebut kaya akan serat tinggi yang dapat mencegah
konstipasi
• Mengangkat benda berat dengan hati-hati atau menghindari
dari mengangkat benda berat
• Jika harus mengangkat benda berat diusahakan tidak
membungkus dengan bertumpu pada pinggang
• Berhenti merokok
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai