Anda di halaman 1dari 30

Kasus Bedah Umum

Appendisitis
Disusun oleh :

Hario Surya Susilo (406191017)

Pembimbing :

dr. Enrico Saut, Sp.B

KEPANITERAAN ILMU BEDAH


PERIODE 14 OKTOBER 2019 – 22 DESEMBER 2019
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIAWI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TARUMANAGARA
JAKARTA
Identifikasi
 Nama : Tn. Y

 Jenis Kelamin : Laki - laki

 Usia : 25 tahun

 Kebangsaan : Indonesia

 Agama : Islam

 MRS : 30 Oktober 2019


Anamnesis

Anamnesa didapatkan dari autoanamnesis yang dilakukan di


RSUD Ciawi

- Tanggal Pemeriksaan : 30 Oktober 2019 pukul 08.17 WIB

- Keluhan Utama : Nyeri di perut kanan bawah

- Keluhan Tambahan : Mual dan lemas


Riwayat Perjalanan Penyakit
± 2 hari SMRS penderita mengeluh nyeri perut kanan bawah. ±
6 jam sebelumnya, Lokasi nyeri awalnya dirasakan disekitar ulu
hati lalu menjalar ke kanan bawah. Nyeri bersifat menetap di
perut kanan bawah. Demam ringan (+), mual muntah (+) dua
kali dan isi muntahan apa yang dimakan, BAB terakhir kemarin,
BAK (+) normal, nafsu makan berkurang (+), riwayat sakit
punggung dan sakit panggul (-)
Riwayat Riwayat Riwayat
Penyakit Penyakit pengobat
Dahulu Keluarga an

- Riwayat - Hipertensi (-) - Pasien tidak


penyakit dahulu - DM (-)
disangkal mengkonsumsi
obat apapun
Pemeriksaan
Fisik
Dilakukan pada tanggal 30
Oktober 2019 pukul 08.17 WIB
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis (30 Oktober 2019)
 Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis
 Pernafasan : 25 x/menit
 Nadi : 111 x/menit
 Tekanan Darah : 140/90 mmHg
 Suhu : 37,7ºC
Pemeriksaan Fisik
 Kepala : Normosefali, distribusi rambut merata, tidak mudah dicabut
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebra (-/-
), pupil isokor ø 3mm, refleks cahaya langsung dan tidak langsung (+/+)
 Hidung : Bentuk hidung normal, penciuman baik, tidak ada nafas cuping
hidung
 Telinga : Nyeri tarik aurikula (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan
mastoid (-/-), liang telinga lapang, serumen prop (-/-), benda asing (-/-)
 Mulut : Bentuk rahang normal, sulkus nasolabialis simetris, mukosa
mulut tidak kering, sianosis oral (-), kelenjar parotis tidak membesar
 Leher : trakea lurus ditengah, tidak ada pembesaran KGB
Jantung : Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tidak tampak

Palpasi : Pulsasi iktus kordis teraba di ICS V midclavicula line sinistra, lebar 2 cm, tidak kuat angkat, thrill
sistolik/diastolik tidak ditemukan.

Perkusi : Batas jantung atas di ICS II parasternal line sinistra


Batas jantung kanan di ICS IV parasternal line dextra
Batas jantung kiri ICS V midclavicula line sinistra

Auskultasi : BJI-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Paru depan : Inspeksi : Sela iga tidak melebar, simetris dalam keadaan statis maupun dinamis

Palpasi : Nyeri (-), stem fremitus kanan dan kiri sama kuat

Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru, batas paru-hati di ICS V MCLD

Auskultasi : Suara dasar vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-/-), friction rub (-/-)

Paru belakang : Inspeksi : Sela iga tidak melebar, simetris dalam keadaan statis maupun dinamis

Palpasi : Nyeri (-), stem fremitus kanan dan kiri sama kuat

Perkusi : Sonor di semua lapang paru

Auskultasi : Suara dasar vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-/-), friction rub (-/-)
Status lokalis
Abdomen

• Inspeksi : datar
• Auskultasi : BU (+) normal
• Perkusi : timpani pada 4 kuadran
• Palpasi : nyeri tekan (+) di regio kanan bawah,
Psoas sign (+), obturator sign (+), rovsing sign (+),
Blumberg sign (+)
Pemeriksaan penunjang
Parameter Hasil Nilai rujukan Satuan
Hemoglobin 12,2 11,7 – 15,5 g/dL
Hematokrit 35,1 35 – 47 %
Lekosit 15,6 4 – 11 10˄3/µL
Trombosit 288 150-440 10˄3/µL
Masa perdarahan 2’30’’ 1-6 menit
Masa pembekuan 11’00’’ 8-18 menit
GDS 84 80-120 Mg/dL
Ureum 17,8 10 - 50 Null
Kreatinin 0,61 0,6 - 1,3 mg/dL
SGOT 14 0-35 u/L
SGPT 13 0-35 u/L
Natrium 139 135 - 145 mmol/L
Kalium 4,0 3,5 - 5,3 mmol/L
Chlorida 100 95 - 106 mmol/L
Alvarado score
Feature Score
Migration of pain 1
Anorexia 1
Nausea 1
Tenderness in rightlower 2
quadrant
Rebound pain 1
Elevated temperature 0
Leucocytosis 2
Shift of white blood cell 0
count to the left
Total 8

• < 3 : low likelihood of appendicitis


• 4-6 : consider further imaging
• ≥ 7 : high likelihood of
appendicitis
Resume
 Telah diperiksa Tn. Y usia 25 tahun dibawa ke RSUD Ciawi dengan keluhan nyeri di perut kanan
bawah kurang lebih 2 hari yang lalu. Lokasi nyeri awalnya dirasakan disekitar ulu hati lalu menjalar ke
perut kanan bawah. Nyeri awalnya hilang timbul kemudian menjadi terus menerus dan bertambah
berat. Pasien juga mengeluh mual, tidak nafsu makan dan badan terasa lemas, demam (-), muntah (-)
BAB dan BAK dalam batas normal,

 Pada pemriksaan ditemukan tekanan darah 140/90 mmHg, nadi : 111 x/menit, pernafasan 25x/menit,
suhu 37,5 °C, SpO₂ : 98%. Status lokalis pada Inspeks abdomen terlihat datar, pada auskultasi BU (+)
normal, saat perkusi terdengar timpani pada 4 kuadran abdomen. Pada Palpasi terdapat nyeri tekan (+)
di regio kanan bawah, Psoas sign (+), obturator sign (+), rovsing sign (+), Blumberg sign (+)

 Pada hasil Pemeriksaan Penunjang : leukositosis


Diagnosis Apendisitis akut

Diagnosa • Nefrolitiasis
banding

Tatalaksana
• apendektomy
PROGNOSIS

ad vitam : bonam
ad sanationam: bonam
ad functionam: bonam
Tinjauan pustaka
Definisi
Apendisitis merupakan radang pada apendiks vermiformis
yang merupakan proyeksi dari apeks sekum
ETIOLOGI

Obstruksi
Bakteri
Lumen
PATOFISIOLOGI

Tekanan intra
Bendungan
Obstruksi lumen
mukus
meningkat

Apendisitis akut
Aliran limfe
lokal  nyeri
terhambat
epigastrium
Sekresi
Tekanan
mukus
terus
berlanjut
meningkat

obstruksi vena, Peradangan


edema bertambah, mengenai peritoneum
dan bakteri akan setempat  nyeri
menembus dinding kanan bawah

Apendisitis
supuratif
akut
infark dinding apendisitis
aliran arteri
terganggu
apendiks + gangrenos
gangren a

Apendisit
Dinding
is
pecah
perforasi
Manifestasi Klinis
Nyeri di
epigastrium/periumbilikal

Nyeri di kuadran kanan


Anoreksia, mual, muntah bawah

Demam
Pemeriksaan
 Demam biasanya ringan dengan suhu
sekitar 37,5- 38,5°C. Bila suhu lebih tinggi,
mungkin sudah terjadi perforasi.

 Pada inspeksi perut, tidak ditemukan


gambaran spesifik.

 Pada palpasi : nyeri tekan perut kanan


bawah, blumberg sign, penekanan perut
kiri bawah, akan dirasakan nyeri di perut
kanan bawah yang disebut tanda
Rovsing

 Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator


merupakan pemeriksaan yang lebih
ditujukan untuk mengetahui letak
apendiks.
Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium
 Foto polos abdomen
 USG
 CT scan.
Alvarado Score
M • Migratory of pain (1)

A • Anorexia (1)

N • Nausea/ vomitus (1)

T • Tenderness (2)

R • Rebound tenderness (1)

E • Elevation of temperature (1)

L • Leukositosis (2)

• 7-9 : apendisitis akut


• 5-6 : observasi 24 jam
• <5 : bukan apendisitis
Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium
-leukositosis

 Urinalisa
 Foto polos abdomen
- tidak spesifik dan tidak direkomendasikan kecuali ada
kelainan yang membutuhkan pemeriksaan foto polos
abdomen (seperti perforasi, obstruksi usus atau batu
utereter).

- gambaran udara usus abnormal, fecolith, atau benda


asing
 USG

Bila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dicurigai adanya


abses, menyingkirkan diagnosis banding seperti
kehamilan ektopik, adnecitis dan sebagainya.

Sensitivitas sekitar 90%


CT Scan
dipertimbangkan sebagai pemeriksaan diagnostik paling
akurat untuk menyingkirkan appendisitis. keakuratan
diagnosis CT scan rata-rata antara 93% dan 98 %
dengan sensitifitas 90-98% dan spesifitas 83-98%

Dapat menunjukkan tanda-tanda dari appendisitis.


Selain itu juga dapat menunjukkan komplikasi dari
appendisitis seperti bila terjadi abses
• demam (-)
• nyeri mendadak, teraba massa
Kista ovarium • Vt/rt: teraba massa
terpuntir

• Riw.kolik menjalar dari pinggang ke perut ke


inguinal kanan
• Eritrosituria
• Foto polos abdomen/ urografi iv
Urolitiasis • Pielonefritis : demam tinggi, mengigil, nyeri
pielum/ ureter cva, piuria
Tatalaksana

 Apendiktomi
dapat dilakukan secara terbuka ataupun dengan cara
laparoskopi. Bila apendiktomi terbuka, incise McBurney
paling banyak dipilih oleh ahli bedah

Anda mungkin juga menyukai