Anda di halaman 1dari 7

Topik : Appendicitis Akut

Tanggal (kasus): 27 Desember 2019 Presenter: dr. Sri Rahayu

Tanggal (Presentasi): Pendamping : dr. Adianto Baso

Tempat presentasi : RSUD Kolonodale

Obyektif Presentasi

 Keilmuan Keterampilan Penyelenggaraan Tinjauan pustaka


 Diagnostik Manajemen masalah Istimewa
Neonates Bayi Anak Remaja Dewasa√ Lansia Bumil

Deskripsi : pria, 28 tahun. Nyeri

Tujuan : Cara menegakkan diagnosis yang tepat bagi pasien Appendicitis Akut
BahanBahasan Tinjauan pustaka Riset  Kasus Audit
Cara Diskusi  Presentasi dan Email Pos
diskusi
membahas

Data Pasien: Nama : Tn. H No.reg/Status : BPJS

e Telp : - Terdafta rsejak 27 Desember 2019

Data utamauntukbahandiskusi

1. Diagnosis/ GambaranKlinis :
KU: Nyeri perut sejak 6 jam yll
RPS: Nyeri perut kanan bawah dialami sejak 6 jam yang lalu , awalnya nyeri terasa pada bagian
uluhati dan hilang timbul, namun lama-kelamaan nyeri pada bagian perut kanan bawah, nyeri
bertambah ketika pasien batuk dan berjalan, keluhan ini disertai mual, muntah 2 kali, pusing,
serta demam. BAB dan BAK biasa. Pasien merupakan rujukan dari PKM Molino.

2. Riwayat pengobatan : Tidak ada


3. Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada
4. Riwayat Keluarga : Tidak ada
5. Riwayat kebiasaan : Tidak ada
6. Pemeriksaanfisik
I. STATUS PRESENT
1. Keadaan Umum : Tampak sakit berat
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. TD : 110/80 mmHg
4. Nadi : 94 x/menit, reguler, kuat angkat
5. Frekuensi Nafas : 20 x/menit
6. Temperatur : 37,0o C

II.STATUS GENERAL
A. Kulit
Warna : sawo matang

Turgor kulit : kembali cepat

Ikterus : (-)

Pucat : (-)

Sianosis : (-)

Oedema : (-)

B. Kepala
Bentuk : Normocephal

Rambut : Warna hitam, sukar dicabut

Mata : Refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung


(+/+), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Telinga : Deformitas telinga (-), liang telinga lapang, serumen (-)

Hidung : Deformitas (-), nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-)

C. Mulut
Bibir : Pucat (-), Sianosis (-)

Lidah : Papil lidah baik, deviasi (-)

Tonsil : T1/T1

Faring : Hiperemis (-)

D. Leher
Inspeksi : Kesan simetris, tidak ada penggunaan otot bantu napas

Palpasi : Pembesaran KGB (-)


E. Paru
Inspeksi : Pergerakan dada simetris kanan dan kiri, retraksi

intercostal (-)
Palpasi : Teraba deformitas pada dada (-), fremitus sulit dinilai
Perkusi : Sonor pada kedua lapang dada
Auskultasi : Vesikuler +/+, ronkhi basah kasar (-/-) pada anterior dan
posterior basal. wheezing (-/-)
F. Jantung
- Inspeksi :Ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi :Ictus cordisteraba ICS V línea midclaviculasinistra
- Perkusi : Batas atas : ICS II sinistra linea midclavicula
Batas kanan : Linea parasternalis kanan

Batas Kiri : ICS V línea midclaviculasinistra

- Auskultasi : S1 dan S2 normal, gallop (-) S3, murmur (-).

G. Abdomen
Inspeksi : tampak datar

Auskultasi : Bising usus normal

Palpasi : Nyeri tekan(+) Mc. Burney, Rebound Tenderness, Rovsing sign(+)

Perkusi : timpani, Shifting dullnes (-)

H. Ekstremitas
Akral hangat, CRT<2 detik, edema (-)

III.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium :
WBC : 16.800 u/L
Hb : 15,8 g/dL
Hct : 44,9%
Plt : 258.000/uL
Neu : 81,0
Rbc : 4,98

USG :
Kesan ditemukan adanya fekalit, udara intralumen, diameter apendiks lebih dari 6 mm,
penebalan dinding apendiks lebih dari 2 mm dan pengumpulan cairan perisekal.

RESUME
Laki-laki, 28 tahun, Nyeri perut kanan bawah dialami sejak 6 jam yang lalu , awalnya
nyeri terasa pada bagian uluhati dan hilang timbul, namun lama-kelamaan nyeri pada bagian
perut kanan bawah, nyeri bertambah ketika pasien batuk dan berjalan, keluhan ini disertai mual,
muntah 2 kali, pusing, serta demam. BAB dan BAK biasa. Pasien merupakan rujukan dari PKM
Molino.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 94 x/menit, reguler,
kuat angkat, frekuensi nafas 20 x/menit, temperatur 37,8o C, pemeriksaan fisik abdomen nyeri
tekan Mc. Burney (+), Rebound Tenderness, Rovsing sign(+), dan pemeriksaan penunjang di
dapatkan wbc 16.800 u/L serta USG kesan ditemukan adanya fekalit, udara intralumen,
diameter apendiks lebih dari 6 mm, penebalan dinding apendiks lebih dari 2 mm dan
pengumpulan cairan perisekal.

Diagnosis Kerja :

1. Appendicitis Akut

Penatalaksanaan :

1. IVFD RL 0,9% 20 gtt/m


2. Inj. Ketorolak 30 mg/8 jam/iv
3. Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam/iv
4. Inj. Omerazole 40 mg/12 jam/iv

Planning

 Puasakan pasien
 Konsul anestesi
 RencanaCITO Appendiktomi

IV. PROGNOSIS
 Quo ad vitam : dubia ad bonam
 Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
 Quo ad functionam : dubia ad bonam

DaftarPustaka

1. Cannon CP dan Braunwald E. Unstable angina and non-ST Elevation myocardial infartion.
Dalam: Libby P, Bonow RO, Mann DL, Zipes DP, Braunwald E. Heart Disease: a textbook of
cardiovascular medicine. Edisi ke 8, Saunders Elsevier, 2008: Bab 53: 1319-51.
2. Cummins RO, et. At. ACLS provider manual. American Heart Association: Update 2004.
3. ESC Committee for Practice Guidelines. Guidelines for the diagnosis and treatment of non-ST
Segment elevation acute coronary syndromes, 2007.
4. Grubb NR dan Newby DE. Cardiology in acute coronary syndrome. Pocket Book Cardiology,
Edisi ke 2, Elsevier, 2006: Bab 5: 91-132.
5. Pratanu S. Interpretasi Elektrokardiografi. Dalam: Kursus Elektrokardiografi. Edisi ke 3. 2006:
29-34.

Hasil Pembelajaran

1. Appendicitis Akut

RANGKUMAN

Subjektif: Nyeri perut kanan bawah dialami sejak 6 jam yang lalu , awalnya nyeri terasa
pada bagian uluhati dan hilang timbul, namun lama-kelamaan nyeri pada bagian perut kanan
bawah, nyeri bertambah ketika pasien batuk dan berjalan, keluhan ini disertai mual, muntah 2
kali, pusing, serta demam. BAB dan BAK biasa
Objektif: Hal yang menunjukkan bahwa pasien tersebut mengalami Appendicitis adalah

- Anamnesis: Nyeri perut kanan bawah dialami sejak 6 jam yang lalu , awalnya nyeri
terasa pada bagian uluhati dan hilang timbul, namun lama-kelamaan nyeri pada bagian
perut kanan bawah, nyeri bertambah ketika pasien batuk dan berjalan, keluhan ini
disertai mual, muntah 2 kali, pusing, serta demam.
- Pemeriksaan fisik : abdomen nyeri tekan Mc. Burney (+), Rebound Tenderness, Rovsing
sign(+)

Assesment: Appendicitis adalah Apendisitis akut adalah infeksi bacterial pada apendiks
vermiformis.1

Apendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh hiperplasia


folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya,
atau neoplasma. Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami
bendungan. Semakin lama mukus tersebut semakin banyak, namun elastisitas dinding
apendiks mempunyai2,3

keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen. Tekanan yang


meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapedesis
bakteri, dan ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi apendisitis akut lokal yang ditandai oleh
nyeri epigastrium. Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal
tersebut akan menyebkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus
dinding. Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga
menimbulkan nyeri didaerah kanan bawah. Keadaan ini disebut apendisitis supuratif akut.

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala yang khas yang didasari oleh radang
mendadak umbai cacing yang memberikan tanda setempat. nyeri kuadran bawah terasa dan
biasanya disertai oleh demam ringan, mual, muntah dan hilangnya nafsu makan. Pada
apendiks yang terinflamasi, nyeri tekan dapat dirasakan pada kuadran kanan bawah pada titik
Mc.Burney yang berada antara umbilikus dan spinalis iliaka superior anterior. Derajat nyeri
tekan, spasme otot dan apakah terdapat konstipasi atau diare tidak tergantung pada beratnya
infeksi dan lokasi apendiks. Bila apendiks melingkar dibelakang sekum, nyeri dan nyeri tekan
terasa didaerah lumbal.
Pemeriksaan laboratorium masih merupakan bagian penting untuk menilai awal
keluhan nyeri kwadran kanan bawah dalam menegakkan diagnosis apendisitis akut. Pada
pasien dengan apendisitis akut, 70-90% hasil laboratorium nilai leukosit dan neutrofil akan
meningkat, pemeriksaan darah adanya lekositosis 11.000-14.000/mm3 , dengan pemeriksaan
hitung jenis menunjukkan pergeseran kekiri hampir 75%. Jika jumlah lekosit lebih dari
18.000/mm3 maka umumnya sudah terjadi perforasi dan peritonitis.

Ultrasonografi telah banyak digunakan untuk diagnosis apendisitis akut maupun


apendisitis dengan abses. Apendiks yang normal jarang tampak dengan pemeriksaan ini.
Apendiks yang meradang tampak sebagai lumen tubuler, diameter lebih dari 6 mm, tidak ada
peristaltik pada penampakan longitudinal, dan gambaran target pada penampakan transversal.
Pemeriksaan dengan Ultrasonografi pada apendisitis akut, ditemukan adanya fekalit, udara
intralumen, diameter apendiks lebih dari 6 mm, penebalan dinding apendiks lebih dari 2 mm
dan pengumpulan cairan perisekal.

Plan

Diagnosis: Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan penunjang bisa diarahkan


sebagai Appendicitis Akut.
Planning : Pasien segera di lakukan Appendiktomi
Pengobatan:
1. Terapi suportif/simptomatis.
2. Terapi definitif dilakukan Appendiktomi

Anda mungkin juga menyukai