Anda di halaman 1dari 7

Nama Peserta : dr.

Reksa Nalendra Hernowo


Nama Wahana : RS Pelabuhan Kota Cirebom
Topik : Apendisitis akut
Tanggal Kasus : 16 Desember 2018
Nama Pasien : Nn. J No. RekamMedis : 2018291XXX
Tanggal Presentasi : 16 Januari 2019 Nama Pendamping : dr. Winta Wandasari
Tempat Presentasi : RS Pelabuhan Kota Cirebon
ObyekPresentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Nn. J, 22th. Nyeri perut kanan bawah 3 hari yang lalu
Tujuan : Penegakkan diagnosis dan tatalaksana yang tepat dan tuntas serta pencegahan
serangan berulang dan komplikasi.
BahanBahasan : TinjauanPustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas : Diskusi Presentasi dan Diskusi Email Pos

DATA PASIEN

Nama : Nn. J No. RM : 2018291XXX


Nama Klinik : RS Pelabuhan Kota Telpon : Terdaftar Sejak :
Cirebon
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis / gambaran klinis :
Pasien datang ke RS Pelabuhan Kota Cirebon dengan keluhan nyeri perut bagian kanan
bawah sejak 3 hari yang lalu. Nyeri bersifat terus menerus semakin lama semakin berat dan
nyeri bertambah dengan pergerakan atau batuk. Nyeri bermula di daerah pusar kemudian pindah
dan menetap di kanan bawah. Pasien merasa lebih nyaman dengan posisi tidur miring dan kaki
sedikit ditekuk.
Keluhan disertai dengan demam sejak 2 hari yang lalu, demam dirasakan terus menerus, mual
dan muntah sebanyak 1x berisi sisa makanan, pasien merasa nafsu makannya menurun.
Keluhan tidak disertai dengan nyeri pinggang hilang timbul yang menjalar. Riwayat kencing
keluar batu atau berpasir tidak ada. BAB tidak ada kelainan.
2. Riwayat pengobatan : Belum pernah berobat.
3. Riwayat penyakit : Pasien tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya. Asma (-),
Kejangdemam (-), TBC (-), Alergi (-).
4. Riwayat keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang sakit serupa.
5. Riwayat pekerjaan : -
6. Lain-lain : -

Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis Apendisitis akut
2. Penatalaksanaan Apendisitis akut
3. Edukasi dan pencegahan komplikasi

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio :


Subyektif :
 Keluhan Utama: Nyeri perut kanan bawah
 Nyeri perut bagian kanan bawah sejak 3 hari yang lalu. Nyeri bersifat terus
menerus semakin lama semakin berat dan nyeri bertambah dengan pergerakan atau
batuk. Nyeri bermula di daerah pusar kemudian pindah dan menetap di kanan
bawah.
 Demam sejak 2 hari yang lalu
 Mual dan muntah sebanyak 1x berisi sisa makanan, pasien merasa nafsu makannya
menurun.
Obyektif :
o Airway: Clear, tidak ada sumbatan jalan nafas, pasien dapat berbicara bebas.
o Breathing: RR: 20 x/menit, reguler, tidak tampak bantuan otot pernafasan.
o Circulating: Tensi: 130/80mmHG, nadi: 96 x/menit, regular, kedalaman cukup
o Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
o Kesadaran : Compos mentis
o BeratBadan : 45 kg
o Tanda Vital :
 Frekuensi nafas : 20x/ menit
 Tensi : 130/80mmHg
 Nadi : 96x/ menit, kuat angkat
 Suhu : 38,4oC
o Pemeriksaan Generalis
Kulit : Tidak ada kelainan, turgor kulit baik
Kepala : Simetris, tidak ada kelainan
- Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
- Hidung : Tidak ada kelainan
- Telinga : Tidak ada kelainan
- Mulut : T1/T1 non hiperemis, lidah kotor (-), faring non hiperemis,
mukosa kering
- Bibir : sianosis (-), bibir lembab
Leher : Tidak tampak pembesaran KGB
Dada : Bentuk dada: normal dan gerak simetris saat statis dan dinamis
Paru:
Inspeksi Retraksi dada (-)
Palpasi Pergerakan dinding data simetris kanan dan kiri
Perkusi Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi Wheezing -/-
Ronkhi -/-
Vesikuler +/+

Jantung :
Inspeksi Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi Ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra V
Perkusi Batas jantung normal
Auskultasi Bunyi jantung 1 dan 2 normal
Murmur (-)
Gallop (-)

Abdomen :
Inspeksi Tampak datar, bekas operasi (-), massa (-)
Palpasi Nyeri tekan titik Mc Burney, Rovsing sign (+), Blumberg
sign (+), psoas sign (+), obturator sign (+), defans
muskular (-)
Perkusi Timpani
Auskultasi Bising usus 10x/m

Extremitas (lengan & tungkai) :


Kekuatan : +5 +5 AkralHangat: + +
+5 +5 + +

Edema : - - Sianosis : _ _
- - _ _

Capillary Refill Time < 2s


Assessment (penalaran klinis):
Appendicitis adalah peradangan yang terjadi pada Appendix vermicularis, dan merupakan
penyebab abdomen akut yang paling sering pada anak-anak maupun dewasa. Appendicitis
akut merupakan kasus bedah emergensi yang paling sering ditemukan pada anak-anak dan
remaja.
Appendicitis dapat mengenai semua kelompok usia, meskipun tidak umum pada anak
sebelum usia sekolah. Hampir 1/3 anak dengan appendicitis akut mengalami perforasi setelah
dilakukan operasi. Meskipun telah dilakukan peningkatan pemberian resusitasi cairan dan
antibiotik yang lebih baik, appendicitis pada anak-anak, terutama pada anak usia prasekolah
masih tetap memiliki angka morbiditas yang signifikan. Diagnosis appendicitis akut pada
anak kadang-kadang sulit. Diagnosis yang tepat dibuat hanya pada 50-70% pasien-pasien
pada saat penilaian awal. Angka appendectomy negatif pada pediatrik berkisar 10-50%.
Riwayat perjalanan penyakit pasien dan pemeriksaan fisik merupakan hal yang paling penting
dalam mendiagnosis appendicitis.
Semua kasus appendicitis memerlukan tindakan pengangkatan dari appendix yang
terinflamasi, baik dengan laparotomy maupun dengan laparoscopy. Apabila tidak dilakukan
tindakan pengobatan, maka angka kematian akan tinggi, terutama disebabkan karena
peritonitis dan shock.

Alvarado score: 7

Plan :
Diagnosis kerja : Apendisitis akut
Penatalaksanaan :
Terapi pilihan satu-satunya adalah pembedahan (appendektomi)
Operasi tergantung waktu
 Appendisitis akut: segera, dilakukan persiapan operasi (appendektomi)
 Appendisitis perforasi (cito)
Local atau umum, segera lakukan laparatomi
Perbaiki KU dengan infus, pemberian antibiotik, pemasangan NGT dilakukan
sebelum operasi
 Appendisitis abses (cito)
Dilakukan insisi dan drainase

Terapi yang diberikan saat masuk:


IVFD RL 18tpm
Inj. Ketorolac 2x30mg
Inj. Ranitidin 2x50mg
Inj. Antrain 3x1gr
Inj. Ceftriaxon 2x1gr

Daftar Pustaka :
1. Sjamsuhidajat & de jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah.Jakarta: EGC
2. Sjamsuhidajat, R & Wim, de Jong (ed). 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta:
EGC
3. Grace, Pierce A & Borley Neil R. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Surabaya:
Erlangga
4. Bansal et al. (2012). Appendicitis in children less than 5 years old: Influence of
age and outcome. American Journal of Surgery. 204: 6, pp: 1031-5

5. Barrett ML, Hines AL, Andrews RM, (2013). Trends in Rates of Perforated
Appendix, 2001-2010. AHRQ, pp: 1-14.
PORTOFOLIO KASUS MEDIS

Appendisitis

Disusun oleh:
dr. Reksa Nalendra Hernowo
Dokter Internsip RS Pelabuhan Kota Cirebon

Pendamping:
Dr Winta Wandasari

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RUMAH SAKIT PELABUHAN
KOTA CIREBON
2019

Anda mungkin juga menyukai