Anda di halaman 1dari 26

Laporan Kasus Ny.

L
RUBEN STEVANUS
Data Pasien

 Nama: Ny L
 Jenis Kelamin: Perempuan
 Usia: 34 tahun
Anamnesis Pasien
Tanggal 24 November 2022

 Pasien mengeluh nyeri perut ulu hati dan kanan atas sejak
tadi pagi. Mual muntah ada 1x. Kemarin ada telat makan.
 Keluhan demam, batuk pilek tidak ada.
 RPD : Asam lambung
Primary Survey

A : Clear
B : I : pengembangan dada kanan=kiri, R: 20x/menit
P : krepitasi (-/-)
P : sonor/sonor
A : suara nafas vesikuler (+/+), sama kanan=kiri, Rh (-/-), Wh (-/-)
C : TD: 100/70mmHg, N: 75x/menit
D : GCS E4M6V5, Compos Mentis, pupil isokor (2mm/2mm), RC (+/+)
E : S: 36.2oC
Secondary Survey

 KU sedang, E4M6V5  Leher: tidak ada pembesaran KGB


 TD: 100/70mmHg, N: 75x/menit, R:  Jantung: BJ I-II reguler, tidak ada murmur
20x/menit, S: 36.2C, SpO2: 98% dengan dan gallop
room air, BB: 45kg  Paru: suara nafas vesikuler, tidak ada ronkhi
 Kepala: normocephali dan wheezing
 Mata: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak  Abdomen: supel, bising usus normal, ada
ikterik nyeri tekan epigastrium dan hipokondria
dextra. Nyeri mc burney (-), rovsing sign (-)
 Mulut: mukosa mulut basah, faring tidak
hiperemis, tonsil T1-T1 tenang  Ekstremitas: akral hangat, tidak ada edema
Assessment and Plan

 Assessment I
 Dispepsia
 Plan I
 Pumpisel 40mg iv, Trovensis mg iv, Rativol 30mg iv
 Kontrol spPD
Anamnesis Pasien
Tanggal 25 November 2022
Poli dr Andalia SpPD
 Sakit perut terasa nyeri, kram, bila nafas panjang sakit.
Nyeri kanan bawah +
Primary Survey

A : Clear
B : I : pengembangan dada kanan=kiri, R: 20x/menit
P : krepitasi (-/-)
P : sonor/sonor
A : suara nafas vesikuler (+/+), sama kanan=kiri, Rh (-/-), Wh (-/-)
C : TD: 110/70mmHg, N: 109x/menit
D : GCS E4M6V5, Compos Mentis, pupil isokor (2mm/2mm), RC (+/+)
E : S: 36.3oC
Secondary Survey

 KU sedang, E4M6V5  Jantung: BJ I-II reguler, tidak ada murmur dan


gallop
 TD: 110/70mmHg, N: 109x/menit, R:
20x/menit, S: 36.3C, SpO2: 98% dengan room  Paru: suara nafas vesikuler, tidak ada ronkhi
air dan wheezing
 Kepala: normocephal  Abdomen: Supel, bising usus normal, NT regio
RLQ, defans muscular (-)
 Mata: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik  Ekstremitas: akral hangat, tidak ada edema
 Leher: tidak ada pembesaran KGB
 Toraks: kesan tidak ada jejas
Assessment and Plan

 Assessment I
 Abdominal Pain susp App
 Plan I
 Rawat Inap
 Infus Futrolit 500ml/8jam iv, Pumpisel 2x40mg iv, Trovensis 3x4mg iv, Rativol 3x30mg iv,
Terfacef 1x2gr iv, Raber Bedah
 Diet lunak lambung
Pemeriksaan Penunjang

 USG abdomen : mc burney area : tampak gambaran apendiks, non compressible dengan
ukuran diameter luar kurang lebih 1,19cm, nyeri tekan tranduser positive.
 Kesan :temuan di atas mengarah pada gambaran appendisitis
Pemeriksaan Penunjang

 Laboratorium
 Hb 12,1
 Ht 35,3
 Leukosit 15.780
 Tr 257.000
 Neutrofil 92.5
 Limfosit 5,2
 Monosit 1.9
 UL : protein +1, keton +4, urobil +2, bilirubin +1, eri +1, leu 13, eri 8, bakteri +
Assessment and Plan

 Assessment II
 Appendisitis akut
 Plan II
 Dr Ndaru Sp B : Pro laparoskopi appendectomy besok pukul 13.00
Pembahasan Kasus
APPENDISITIS AKUT
APPENDISITIS AKUT

 Apendisitis merupakan peradangan yang terjadi pada lapisan mukosa dari


apendiks vermiformis yang kemudian dapat menyebar ke bagian lainnya
dari apendiks. Peradangan ini terjadi karena adanya sumbatan atau infeksi
pada lumen apendiks
 Untuk membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis akut, terdapat
beberapa sistem skoring yang telah diajukan dan hingga kini yang paling
banyak digunakan adalah sistem skoring Alvarado. Parameter yang
digunakan umumnya meliputi keluhan pasien, hasil pemeriksaan fisik dan
laboratorium, serta hasil pemeriksaan penunjang seperti ultrasonografi
Etiologi dan Patogenesis

 sumbatan di lumen apendiks (fekalit, hyperplasia kelenjar limfoid, benda asing, parasit
dan tumor maupun keganasan)  penumpukan cairan di dalam lumen  peningkatan
tekanan intraluminal dan dilatasi dengan cepat  gangguan pada aliran vaskular dan
limfatik  pembengkakan dan iskemia pada apendiks  invasi dari bakteri intraluminal
pada dinding apendiks (Escherichia coli (76%), Enteroccocus (30%), Bacteroides (24%)
dan Pseudomonas (20%))2
 Infeksi meluas ke serosa, peritoneum parietal, dan organ lain yang berdekatan 
menstimulasi ujung saraf aferen dari T8-T10 menghasilkan nyeri alih di daerah epigastrik
dan periumbilikus  Nyeri ini akan bergeser dan kemudian menetap di kuadran kanan
bawah  aliran darah pada arteri akan terganggu dan menyebabkan infark  gangren
dan perforasi, yang biasanya terjadi antara 24 dan 36 jam 2
Diagnosis
Anamnesis

 Pasien Apendisitis akut biasanya datang dengan keluhan nyeri pada perut bagian kanan
bawah.
 Nyeri ini biasanya digambarkan sebagai nyeri kolik di daerah periumbikal yang nyerinya
dirasa intensif pada 24 jam pertama, kemudian menjadi nyeri tajam dan konstan yang
berpindah ke daerah fosa iliaka kanan. Anamnesis dilakukan untuk menanyakan adanya
gejala lain yang menyertai seperti adanya mual, muntah, konstipasi, penurunan nafsu
makan, dan demam. Namun gejala gejala ini tidak spesifik karena dapat terjadi pada
gangguan lain dari abdomen 3
Pemeriksaan Fisik

 a) Rovsing’s sign : positif bila terdapat nyeri pada perut kuadran kanan bawah saat dilakukan
penekana pada perut kuadran kiri bawah.
 b) Blumberg’s sign : positif bila terdapat nyeri pada perut kuadran kanan bawah saat tekanan
pada perut kuadran kanan bawah dilepas.
 c) Psoas sign : positif bila terdapat nyeri pada kuadran kanan bawah yang muncul saat
dilakukan gerakan ekstensi paha kanan pasien, meregangkan otot iliopsoas dengan pasien
dalam posisi dekubitus lateral kiri, ini mungkin menandakan lokasi retrocaecal dari
apendisitis.
 d) Obturator sign : positif bila terdapat nyeri pada kuadran kanan bawah yang muncul saat
dilakukan rotasi internal pasif dari paha kanan yang dilipat, ini mungkin menandakan lokasi
apendisitis yang dekat m.obturatorius 4
Pemeriksaan Penunjang 3

 Peningkatan sel darah putih lebih dari 10.000/ml menandakan Apendisitis sederhana,
 peningkatan lebih dari 18.000/ml menandakan Apendisitis dengan perforasi.
 Peningkatan C-reactive protein (CRP) biasanya terjadi pada Apendisitis yang gejalanya
telah timbul lebih dari 12 jam.
 Pemeriksaan penunjang lainnya appendikogram, USG, CT Scan, MRI
5
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑙𝑣𝑎𝑟𝑎𝑑𝑜

Kriteria Nilai
Migrasi Luka ke RLQ 1
Anoreksia 1
Interpretasi :
Mual muntah 1
<5 = Appendisitis Unlikely
Nyeri dalam RLQ 2
5-6 = Appendisitis possible
Rebound Tenderness 1
7-8 = Appendisitis probable
9-10 = Appendisitis definite
Demam (>37.3) 1
Leukositosis (>10.000) 2
Shift to left (>75%) 1
Penatalaksanaan 6

 Medikamentosa  pemberian antibiotic


 Operasi  Appendiktomi / Laparoskopi appendiktomi
 Indikasi digunakannya metode laparoskopi adalah pada orang tua,
obesitas, dan ibu hamil. Metode ini dinilai lebih aman, dengan hasil
kosmetik yang baik, dan pemulihan pasca operasi yang lebih cepat serta
lebih tidak menyakitkan.
Kesimpulan

 Apendisitis merupakan peradangan yang terjadi pada lapisan mukosa dari apendiks vermiformis yang
kemudian dapat menyebar ke bagian lainnya dari apendiks. Peradangan ini terjadi karena adanya
sumbatan atau infeksi pada lumen apendiks

 Penegakan diagnosis diperlukan anamnesis pemeriksaan fisik, dan penunjang yang tepat
Daftar Pustaka

1. Craig, S., 2017. Appendicitis: Practice Essentials, Background, Anatomy


2. Petroianu, A., Barroso, T.V.V., 2016. Pathophysiology of Acute Appendicitis.
3. Petroianu, A., 2012. Diagnosis of acute appendicitis. Int. J. Surg. 10, 115–119.
https://doi.org/10.1016/j.ijsu.2012.02.006
4. Barlow, A., Muhleman, M., Gielecki, J., Matusz, P., Tubbs, R.S., Loukas, M., 2013. The vermiform
appendix: A review: The Vermiform Appendix. Clin. Anat. n/a-n/a. https://doi.org/10.1002/ca.22269.
5. Tatar, I.G., Yilmaz, K.B., Sahin, A., Aydin, H., Akinci, M., Hekimoglu, B., 2016. Evaluation of Clinical
Alvarado Scoring System and CT Criteria in the Diagnosis of Acute Appendicitis. Radiol. Res. Pract.
2016, 9739385. https://doi.org/10.1155/2016/9739385
6. Popa, D., Soltes, M., Uranues, S., Fingerhut, A., 2015. Are There Specific Indications for Laparoscopic
Appendectomy? A Review and Critical Appraisal of the Literature. J. Laparoendosc. Adv. Surg. Tech. 25,
897– 902. https://doi.org/10.1089/lap.2014.0624
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai