Anda di halaman 1dari 36

Diskusi Kasus

Appendicitis Perforasi
Nama :
Haslinda
No Stambuk
09 777 005

Pembimbing :
Dr. M. Ikhlas Sp.B M,Kes
Laporan Kasus
 Nama : Ny. Nindiawati
 Umur : 32 Tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Ruangan : Teratai
 Tanggal Masuk : 24-2-2016
 Jaminan : BPJS
 Ruangan : Garuda Atas
 RS : RSU Anutapura
Anamnesis
Keluhan Utama :
Nyeri perut kanan bawah
Riwayat Perjalanan Penyakit :
Nyeri perut kanan bawah yang dialami sejak 3 hari
sebelum masuk RS. Nyeri dirasakan hilang timbul dan
terasa seperti ditusuk-tusuk. Keluhan semakin
memberat sehari sebelum masuk RS dan dirasakan
terus-menerus. Nyeri yang dirasakan pasien membuat
pasien tidak dapat beraktivitas dan hanya berbaring di
tempat tidur. Nyeri memberat saat pasien bergerak,
batuk ataupun mengedan.
Awalnya nyeri dirasakan di ulu hati dan beberapa
jam kemudian nyeri dirasakan pada perut kanan
bawah. Pasien juga mengeluh mual sejak 3 hari tapi
tidak muntah. Rasa perut kembung dan sering
bersendawa. Pasien juga mengaku nafsu makan
menurun semenjak sakit.
Riwayat demam selama dirumah (+). BAK lancar
dan BAB encer sejak sehari sebelum masuk RS.
HPHT tidak diketahui.
Next……
Riwayat Penyakit Sebelumnya :
Menurut pasien, pasien pernah mengalami ini sebelumnya.
Riwayat Pengobatan :
Menurut pasien, pasien belum pernah berobat sebelumnya
Riwayat trauma
Menurut pasien, pasien tidak pernah mengalami trauma
sebelumnya
Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami hal yang sama
PEMERIKSAAN FISIS
Status Generalisata : Kepala :
Sakit Sedang/ Gizi baik/ • Konjungtiva anemis (-/-)
E4V5M6
• Sklera ikterik (-/-)
• Edem palpebra (-/-)
Tanda Vital :
 TD : 110/70 mmHg
 Nadi : 82 x/menit Leher:
 Pernapasan : 18 x/menit Pembesaran kelenjar tiroid
 Suhu : 38,8 C (-), Pembesaran KGB (-)
Next…
Thorax:
Inspeksi : Bentuk dan ukuran normal, gerakan dada
simetris, ictus cordis tidak tampak, jejas (-)
Palpasi : Gerakan dinding dada simetris.
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler, Rh(-/-), whezing (-/-). Bunyi
jantung I/II murni reguler
Abdomen :
Inspeksi : Distensi (-), massa (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani (+) disemua regio abdomen
Palpasi : Massa (+), nyeri tekan diregio kanan bawah
(+)

Genitalia :
Tidak dilakukan pemeriksaan
EKSTREMITAS
Superior : Akral hangat (+), edema (-)
Inferior : Akral hangat (+), edema (-)
ROM : Tidak terganggu
NVD : CRT < 2 detik
STATUS LOKALIS
Regio Abdomen
Nyeri tekan McBurney (+)
Nyeri lepas tekan (+)
Rovsing Sign (+)
Psoas Sign (+)
Obturator Sign (+)
Resume
Pasien perempuan 32 tahun masuk dengan keluhan
nyeri perut kanan bawah sejak 3 hari SMRS. Nyeri
dirasakan hilang timbul dan terasa seperti ditusuk-tusuk.
Keluhan dirasakan semakin memberat sehari sebelum
masuk RS. Nyeri dirasakan sampai pasien tidak dapat
beraktivitas. Nyeri memberat saat pasien bergerak, batuk
ataupun mengejan. Mual (+), muntah (-). BAK lancar dan
BAB encer sehari sebelum masuk RS.
Pemeriksaan Fisik : T: 110/70 mmhg, N: 82 x/menit, P:
18 x/menit, S: 38,88 C
Nyeri tekan McBurney, Blumberg Sign, Rovsing sign
Diagnosis Kerja :
Susp Appendisitis Perforasi

Diagnosis Banding :
Batu Ureter Dextra
KET
PENATALAKSANAAN
Laboratorium :
Pemeriksaan darah lengkap
HCG test
Radiologi
USG
Medikamentosa :
Antiobiotik dan Analgetik
Operatif :
Laparatomy
Pemerikaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
WBC 16,7 4,8-10,8
RBC 4,8 4,7-6,1
HGB 13,4 14-18
HCT 38,2 42-52
PLT 177 150-450
Neutrofil % 90,9 40-74
HCG Negatif

CT 8” 4-12

BT 3” 1-4

LED I 59 P : 0-10 mm3/jam


OPERATIF
DIAGNOSIS POST OPERATIF
Appendicitis Perforasi + Adhesi
Intestinal
Laporan Operasi
Laparatomy + adhesiolisis
1. Pasien diposisikan di meja operasi dalam posisi supine
2. Dilakukan anastesi General
3. Disinfeksi lapang operasi dan lakukan drapping prosedur.
4. Insisi midline diperdalam sampai cavum peritoneum
5. Cavum peritoneum didapatkan pus (+), adhesi instestinal .
6. Dilakukan adhesiolisis – kemudian cuci dengan Nacl
7. Identifikasi caecum – didapatkan appendicitis perforasi-
letak retrocal
8. Dilakukan appendectomy dan dilakukan tabac-sac
9. Cuci dengan Nacl
10. Pasag drain
11. Tutup luka operasi – operasi selesai.
PEMBAHASAN
Appendicitis merupakan organ yang berbentuk
tabung dengan panjang kira-kira 10 cm dan
berpangkal pada sekum .
Pada appendiks terdapat 3 tanea yang menyatu
dipersambungan caecum dan berguna untuk
mendeteksi appendiks. Posisi appendiks terbanyak
adalah retrocaecal (74%), Pelvic (21%), Paracaecal
(2%), Subcaecal (1,5%), dan preleal (1%).
Berdasarkan anamnesis, Awalnya nyeri dirasakan di
ulu hati dan beberapa jam kemudian nyeri dirasakan
pada perut kanan bawah.
Berdasarkan Teori Persarafan parasimpatis
appendiks berasal dari cabang N. Vagus sedangkan
persarafan simpatis berasal dari N. Torakalis. Oleh
karena itu nyeri viseral pada appendicitis bermula
disekitar epigastrium dan disekitar umbilikus.
ETIOLOGI
Infeksi Bakteri
Faktor pencetus :
Sumbatan lumen appendiks (akibat hiperplasia jaringan
limfe, fekalith, tumor, cacing askaris) dan erosi mukosa
appendiks akibat parasit seperti E. hytolitica.
Manifestasi Klinik
• Tanda Awal
• Nyeri mulai di epigastrium atau regio umbilikalis
disertai mual dan anorexia.

• Nyeri pindah ke kanan bawah dan menunjukkan


tanda rangsangan peritonium lokal di titik
McBurney
• Nyeri tekan
• Nyeri lepas
• Defans muskuler
Nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung
Nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri (Rovsing
Sign)
Nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri
kemudian dilepaskan (Blumberg Sign)
Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak seperti
nafas dalam, berjalan, batuk, dan mengedan.
Appedicitis yang pernah meradang tidak akan
sembuh sempurna, tetapi membentuk jaringan parut
dan menyebabkan perlengkatan dengan jaringan
sekitar. Perlengkatan ini menimbulkan keluhan
berulang diperut kanan bawah . Disebut dengan
eksaserbasi akut.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai