Appendicitis Perforasi
Peritoneum:
- visceral dan parietal
- Berisi cairan 50 ml
Definisi peritonitis
Inflamasi peritoneum- lapisan membrane
serosa rongga abdomen meliputi visera
Dapat terjadi dalam bentuk akut maupun
kronis
Kumpulan tanda dan gejala (nyeri tekan
dan nyeri lepas pada palpasi, defans
muscular, dan tanda-tanda umum
inflamasi),
Etiologi
Infeksi dalam abdomen
Ileus obstruktif
Iskemia
Perdarahan
Trauma
Klasifikasi
Berdasarkan cara masuk kuman:
Primer
Sekunder
Tersier
Berdasarkan lokasi
Lokal
Difus
Tanda dan Gejala
Nyeri perut: epigastrium (perforasi ulkus
lambung), periumbilikus-kuadran kanan
bawah (appendisitis).
Pasien berbaring tidak bergerak, sering
menekuk lutut.
Bersin dan batuk menambah nyeri
Adanya tahanan otot abdomen anterior
Adanya nyeri lepas
Secara umum pasien demam, dengan
leukositosis
Pemeriksaan Penunjang
Test laboratorium
Leukositosis
Hematokrit meningkat
Asidosis metabolik
X. Ray
Foto polos abdomen 3 posisi (anterior, posterior,
lateral), didapatkan :
Illeus merupakan penemuan yang tak khas pada
peritonitis.
Usus halus dan usus besar dilatasi.
Udara bebas dalam rongga abdomen terlihat pada
kasus perforasi.
Tatalaksana
Peritonitis Primer
Sampai kultur bakteri tersedia, dapat diberikan:
cefotaxime, penisilin, ceftriaxone.
Setelah organisme penyebab infeksi diidentifikasi,
terapi harus dipersempit untuk bakteri patogen
tertentu. Untuk sedikitnya 5 hari.
Setelah itu kultur darah dicek kembali, hentikan
pengobatan bila terjadi perbaikan dan kultur negatif
Peritonitis Sekunder
Antibiotik awal
Intervensi bedah
Antiemetik
NGT
PRESENTASI KASUS
Ny. Y, 51 tahun, masuk IGD RSUD Dr Adnaan WD tanggal 22
Desember 2014:
Kesan : Leukositosis
Terapi :
IVFD RL
Inj. Cefotaxime 1gr /12jam /i.v
Inj. Ranitidin 1 amp/ 12 jam/ i.v
puasa
Anjuran Terapi :
Laparotomi + appendiktomi
Laporan Operasi
24 Desember 2014
S : kembung (-), demam (-), mual (-), muntah (-)
nyeri perut (+) berkurang
flatus (+), BAB (-)
Prognosis:
Quo ad vitam: bonam
Quo ad sanam: bonam
Quo ad functionam: bonam
DISKUSI
Pasien perempuan berusia 51 tahun
didiagnosis peritonitis diffus ec. susp.
appendicitis perforasi.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang
Anamnesis
Nyeri perut kanan bawah sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit.
Nyeri dirasakan terus menerus, dan
bertambah dengan pergerakan.
Nyeri awalnya dirasakan di daerah ulu hati
(epigastrium) kemudian menjalar ke perut
bagian kanan bawah.
Pasien juga mengeluhkan demam, mual,
dan muntah
Pemeriksaan Fisik Regio Abdomen
Nyeri tekan dan nyeri lepas pada seluruh
regio abdomen serta adanya tahanan
otot-otot abdomen. Dari laboratorium
darah rutin didapatkan kesan leukositosis.
avorado score 8
appendicitis akut
Terapi antibiotik, analgetik, dan antiemetik
Pada pasien ini dilakukan laporotomi
eksplorasi dan tampak appendiks yang
hiperemis, erektil dengan perforasi di
bagian distal. Pada pasien dilakukan
appendiktomi
Terima Kasih