Anda di halaman 1dari 19

Carcinoma Cavum Nasi

Pengertian
Ca Cavum nasi adalah kanker yang menyerang rongga
hidung.
Tumor ganas hidung dan tumor ganas sinus paranasalis
tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling
mempengaruhi.
Epidemiologi
Insiden tertinggi tumor ganas hidung ditemukan di jepang
yaitu 2 per 100.000 penduduk pertahun.
Etiologi
 Penyebab dari Ca Cavum nasi belum diketahui secara
pasti, tetapi ada beberapa kemungkinan besar, diantaranya:
1. Perokok berat, fistula oroantal, rinitis atrofi, pecandu
alkohol
2. Infeksi kronik hidung dan sinus paranasal
3. Kontak dengan debu kayu pada pekerja mebel
4. Kontak dengan bahan industri seperti nikel, krom,
isopropanolol
5. Thorium dioksida yang dipakai sebagai cairan kontras
pada pemeriksaan rontgen
6. Sinusitis maksilaris
Jenis Patologi (1)
 Tumor ganas di cavum nasi dapat berasal dari epitelial
atau non epitelial.
 Tumor ganas epitelial adalah karsinoma sel skuamosa,
kanker kelenjar liur, adenokarsinoma, karsinoma tanpa
diferensiasi, dll.
 Tumor ganas non epitelial adalah hemangioperisitoma,
bermacam – macam sarkoma termasuk rabdomiosarkoma
dan osteogenik.
Jenis Patologi (2)
 Estesioneuroblastoma adalah tumor ganas penunjang
epitel olfaktorius. Tumbuh lambat dan mampu metastasis
ke paru dan cervikal. Tumor mengikis kranium anterior
melalui lempeng kribiformis.
 Tumor ganas tersering adalah karsinoma sel skuamosa (70
%), disusul oleh karsinoma tanpa diferensiasi dan tumor
asal kelenjar. Metastasis pada kelenjar leher jarang terjadi
karena tumor berada pada struktur tulang yang kokoh.
Gejala dan Tanda (1)
Tanda dan gejala Ca cavum nasi tergantung pada tempat
asal tumor dan arah serta luas penyebaran
1. Tumor sinus maksila dan meluas ke medial
- hidung tersumbat
- rinorea unilateral yang menetap dan berbau
- epistaksis
2.Tumor sinus etmoid dan lamina kribiformis
- hidung tersumbat
- anosmia
- beringus
- nyeri daerah frontal
Gejala dan Tanda (2)
3. Tumor dasar antrum dan meluas ke arah bawah
- gigi goyang
- gangguan oklusif
- nyeri pada gigi molar
- pembengkakan dan laserasi di daerah palatum
4. Tumor meluas ke arah orbita dan duktus nasolakrimalis
- diplopia
- ptosis
- tersumbatnya saluran air mata
- mata tampak bengkak dan menonjol
5. Tumor meluas ke anterior
-pembesaran pipi satu sisi (asimetris)
Gejala dan Tanda (3)
6. Tumor meluas dan menginvasi ke nasofaring
- tuli konduksi akibat gangguan tuba eustachius
7. Perluasan lain dapat mengenai saraf
- tuli sensoris
- tidak bisa membuka mulut
- paralisis fasialis
-hemiplegi
- hiperparestesi
- nyeri kepala berat
Pemeriksaan
 Melalui rhinoskopi anterior dan posterior periksa kavum
nasi dengan seksama.
 Deskripsi massa sebaik mungkin, apakah permukaannya
licin, merupakan pertanda tumor jinak atau permukaan
berbenjol – benjol, rapuh, dan mudah berdarah merupakan
pertanda tumor ganas.
 Untuk memeriksa rongga oral, selain inspeksi lakukan juga
palpasi dengan memakai sarung tangan, palpasi gusi rahang
atas apakah ada nyeri tekan dan penonjolan.
 Pemeriksaan naso – endoskopi dapat membantu
menemukan tumor dini. Adanya pembesaran kelenjar leher
juga perlu dicari meskipun jarang metastasis ke kelenjar
leher.
Pemeriksaan Penunjang
 Foto polos tetap berfungsi sebagai diagnosis awal,
terutama jika ada erosi tulang dan perselubungan padat
unilateral, harus dicurigai keganasan.
 CT scan merupakan sarana terbaik untuk
memeperlihatkan perluasan tumor dan destruksi tulang.
 MRI atau Magnetic Resonance Imaging dapat
membedakan jaringan tumor dari jaringan normal, tetapi
kurang begitu baik dalam memperlihatkan destruksi
tulang.
 Foto polos dada diperlukan untuk melihat adanya
metastase tumor di paru.
Diagnosis
Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
histopatologi. Jika tumor tampak di rongga hidung, maka
biopsi akan lebih mudah dan harus segera dilakukan. Jika
dicurigai tumor vaskuler, misalnya angiofibroma, jangan
dilakukan biopsi karena akan sangat sulit menghentikan
perdarahan yang terjadi. Diagnosis adalah dengan
angiografi.
Diagnosis Banding
 Angiofibroma Nasofaring Juvenilis
 Polip Nasi
 Inverted papiloma
Penatalaksanaan
 Terbaik untuk tumor ganas adalah kombinasi operasi,
radioterapi, dan kemoterapi. Satu macam pengobatan saja
tidak cukup.
 Tindakan operasi (kalau terbatas pada cavum nasi dilakukan
rinotomi lateral, dan bila sudah masuk sinus maksilaris maka
dilakukan maksilektomi) harus dilakukan seradikal mungkin.
 Radiasi dilakukan bila operasi kurang radikal atau residif,
pada tumor yang radio sensitif ( misal : tumor sangat besar /
in operable, dan metastasis jauh ).
 Kemoterapi sebagai terapi tambahan pada pembedahan dan
radiasi. Bermanfaat pada tumor ganas dengan metastasis atau
residif.
Rekonstruksi dan Rehabilitasi
 Sesudah maksilekyomi total, harus dipasang protesis
maksila sebagai tindakan rekonstruksi dan rehabilitasi,
supaya pasien tetap dapat melakukan fungsi menelan dan
berbicara dengan baik, disamping perbaikan kosmetis
melalui operasi bedah plastik. Dengan tindakan-tindakan
ini pasien dapat bersosialisasi kembali dalam keluarga dan
masyarakat.
Prognosis
Pada umumnya prognosis kurang baik. Beberapa hal
yang mempengaruhi prognosis antara lain adalah :
1. Adanya kesulitan menentukan batas tepi tumor secara
pasti
2. Kesulitan melakukan operasi secara radikal karena
sempitnya lapangan operasi, dikhawatirkan mengenai
organ yang lain.
3. Prognosisnya lebih baik dari ca nasofaring, tetapi lebih
buruk dari ca laring.
Komplikasi
 Sinusitis frontalis:
- Ca yang telah menyumbat duktus frontonasal sehingga
dapat menyebabkan sinusitis frontal
 Meningitis :
- Ca yang mengenai selaput otak sehingga menimbulkan
serangan berulang berulang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai