FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA SMF ILMU PENYAKIT BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN Identitas pasien Nama lengkap: Tn. D Jenis Kelamin: Laki-laki Tempat/ tanggal lahir: Jakarta, 2 Mei 1984 Suku Bangsa: Indonesia Status Perkawinan: Menikah Agama: Islam Pekerjaan: Karyawan Pendidikan: S1 Alamat: Jl. Sabeni RT 018/ 012/ 27, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, DKI Jakarta
Anamnesis Diambil dari: Autoanamnesis Tanggal: 2 Mei 2014 Jam: 09.00 WIB
Keluhan Utama: Nyeri pada seluruh lapang perut sejak 3 hari SMRS.
Keluhan tambahan: Perut mengencang, mual, muntah, buang air besar dan buang air kecil lancar, dapat buang angin, demam dan sesak napas juga dikeluhkan OS Riwayat Penyakit Sekarang 3 hari SMRS OS mengeluh nyeri perut pada seluruh lapang perut. Nyeri terjadi secara mendadak setelah OS makan dari ulu hati menuyebar ke seluruh lapang perut. Perut juga dirasakan mengencang terus menerus. OS mengalami mual disertai dengan muntah makanan setiap kali setelah makan. Tidak ada keluhan pada buang air besar, buang air kecil dan OS dapat buang angin.
Riwayat Penyakit Sekarang 2 hari SMRS OS mengalami demam disertai dengan sesak nafas. Perut masih terasa nyeri dan juga mengencang. Muntah masih terjadi beberapa saat setelah OS makan. Tidak ada keluhan pada buang air kecil, pada buang air besar OS mengeluh buang air besar besar dengan konsistensi lunak, berwarna kuning dengan gumpalan berwarna kehitaman.
Riwayat Penyakit Sekarang OS sebelumnya sering mengalami nyeri pada ulu hati yang menghilang setelah makan. Riwayat batuk terus menerus yang tidak sembuh ataupun minum OAT disangkal OS. OS belum pernah menjalani operasi apapun sebelumnya. Riwayat trauma pada perut juga disangkal OS. Riwayat sering minum obat-obatan penahan nyeri disangkal OS. OS memiliki riwayat merokok sebanyak 1 bungkus per hari sejak umur 19 tahun. OS juga memiliki kebiasaan minum- minuman beralkohol setiap bulan sekali.
Riwayat Keluarga Keluarga OS mengaku tidak memiliki riwayat penyakit jantung, paru-paru, hati, ginjal. Keluarga OS juga belum pernah mengalami hal serupa dengan OS.
Riwayat Penyakit Dahulu Penyakit terdahulu: OS tidak memiliki riwayat penyakit jantung, paru-paru, hati, ginjal, tidak ada riwayat darah tinggi, kencing manis, asma, ataupun alergi obat tertentu. Keluhan ini baru pertama kali dialami oleh pasien. Trauma terdahulu: tidak ada Operasi: tidak ada Sistem saraf: tidak ada Sistem kardiovaskular: tidak ada Sistem gastrointestinalis: riwayat nyeri pada ulu hati berulang yang membaik setelah makan. Sistem urinarius: tidak ada Sistem genitalis: tidak ada Sistem musculoskeletal: tidak ada
Status Umum Keadaan umum : Sakit sedang Kesadaran : Compos Mentis Keadaan Gizi : Baik Tanda-Tanda Vital : Tekanan Darah : 120/80 mmHg Pernafasan : 34x/menit Nadi : 86x/menit Suhu : 38,4 o C Status Umum Kulit : Warna kulit coklat, tidak dijumpai lesi ataupun luka bekas operasi
Kepala: Normocephali, wajah simetris kanan dan kiri
Mata: Tidak ada gangguan penglihatan, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Kelenjar limfe: Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Hidung: Normosepta, tidak ada deviasi, liang hidung lapang
Gilut Baik, T1-T1, faring tidak hiperemis, uvula terletak di tengah
Leher: KGB dan tiroid tidak ada pembesaran Status Umum Thorax : Paru-paru : Inspeksi : Pergerakan dada normal, simetris dalam keadaan statis maupun dinamis, tidak tampak retraksi sela iga.
Palpasi: Tidak teraba adanya massa, tidak teraba retraksi sela iga, simetris dalam keadaan statis maupun dinamis.
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bunyi nafas dasar vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Status Umum Jantung : Inspeksi: Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi: Teraba iktus cordis pada sela iga IV linea midclavicula kiri
Perkusi: Batas atas, kiri, kanan jantung dalam batas normal
Status Umum Abdomen : Inspeksi : Bentuk perut membuncit, tampak distensi abdomen, tidak tampak gambaran usus, tidak tampak pergerakan usus, warna kulit coklat, tidak ada luka bekas operasi.
Auskultasi : Bising usus menurun, tidak ada metalic sound
Palpasi : Defans muskular (+), perut mengeras seperti papan, nyeri lepas (+), nyeri tekan pada seluruh lapang perut, nyeri tekan paling kuat pada kuadran kiri bawah abdomen, tidak teraba massa pada abdomen, perut teraba hangat.
Perkusi : Hipertimpani, nyeri ketuk pada kuadran kiri bawah, pekak hepar menghilang, shifting dullness (-), nyeri ketuk CVA (-/-)
Status Umum Punggung : Tidak terdapat kelainan tulang punggung, tidak terdapat luka bekas operasi.
Rektum : Pada pemeriksaan rectal touche didapatkan ampula rekti tidak kolaps, tidak teraba massa pada rektum.
Ekstremitas : Normotonus, massa normal, ROM bebas, kekuatan +5
Refleks : Bisep ++/++, Trisep ++/++, Patela ++/++, Achilles ++/++ Status Lokalis Didapatkan abdomen sedikit membuncit dengan distensi abdomen, tidak dijumpai darm contour dan darm steifung, tidak ada kemerahan pada abdomen serta tidak dijumpai luka bekas operasi.
Pada auskultasi didapatkan bising usus menurun dan tidak terdengar bunyi metalik. Perut teraba keras seperti papan disertai dengan adanya nyeri lepas. Nyeri tekan pada seluruh lapang perut dengan nyeri tekan terasa paling sakit pada kuadran kiri bawah abdomen. Abdomen teraba hangat, tidak teraba massa pada abdomen.
Pada perkusi didapatkan hipertimpani, shifting dullness -, nyeri ketuk pada kuadran kiri bawah, serta pekak hepar menghilang.
Pemeriksaan Penunjang Tanggal pemeriksaan: 3 Mei 2014
Nama Test Hasil Flag Unit Nilai Rujukan HEMATOLOGI Darah Lengkap Hemoglobin Hematokrit Eritrosit Lekosit Trombosit KIMIA KLINIK GDS Fungsi Liver AST (SGOT) ALT (SGPT) Fungsi Ginjal Ureum Kreatinin
15,9 48,0 5,58 22.700 275.000
134
20 32
119 3,87
* *
* *
g/dL % Juta/uL /mm3 /mm3
mg/dL
U/L U/L
mg/dL mg/dL
11 16,5 35 45 4 5 4.000 10.000 150.000 450.000
<140
<40 <41
15 50 0,6 1,3 Rontgen Abdomen
Rontgen Abdomen Kesan: Distribusi udara pada usus tampak minimal. Tidak tampak gambaran hering bone atau coiled spring appearance. Psoas line dan preperitoneal fat line tidak terlihat. Pada foto LLD tampak gambaran air fluid level.
Resume Anamnesis: Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang dengan keluhan nyeri pada seluruh perut 3 hari SMRS. Nyeri terjadi secara mendadak setelah OS makan dari ulu hati menyebar ke seluruh lapang perut disertai perut mengeras seperti papan. OS mengalami mual disertai dengan muntah makanan setiap kali setelah makan. OS mengalami demam disertai dengan sesak nafas, buang air besar lunak berwarna kuning dengan gumpalan kehitaman, OS dapat buang angin. OS memiliki riwayat nyeri ulu hati berulang yang membaik setelah makan, riwayat merokok sebanyak 1 bungkus per hari sejak umur 19 tahun, dan kebiasaan minum- minuman beralkohol setiap bulan sekali
Resume PF Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum OS sakit sedang dengan kesadaran compos mentis. Tanda-tanda vital: TD 120/80 mmHg, RR 34x/menit, Nadi 86x/menit, Suhu 38,4 o C. Bentuk perut membuncit, tidak tampak gambaran usus dan pergerakan usus, warna kulit coklat dan tidak ada luka bekas operasi. Bising usus menurun, defans muskular (+), nyeri tekan seluruh lapang perut, paling kuat pada kuadran kiri bawah, tidak teraba massa, perut teraba hangat. Abdomen hipertimpani, pekak hepar menghilang.
Resume Pada pemeriksaan penunjang didapatkan leukositosis dengan leukosit 22.700/mm 3 , ureum 119 mg/dL dan kreatinin 3,87 mg/dL. Pada foto rontgen abdomen didapatkan distribusi udara pada usus tampak minimal, tidak tampak gambaran hering bone atau coiled spring appearance. Psoas line dan preperitoneal fat line tidak terlihat. Pada foto LLD tampak gambaran air fluid level. Diagnosis Kerja Peritonitis et causa perforasi duodenum
Diagnosis Banding Peritonitis et causa perforasi gaster Penatalaksanaan Dekompresi: pasang NGT Rehidrasi: infus ring ass Pasang DC untuk monitor output cairan. Pasien dipuasakan Antibiotika: ceftriaxone, metronidazole Pro laparotomi
Laporan Pembedahan Insisi midline diperpanjang sampai peritoneum. Peritoneum dibuka keluar udara dan gaster content 1500cc. Eksplorasi tampak perforasi pada gaster dengan diameter 2cm Eksisi untuk PA Graham patch Rongga abdomen dicuci dengan NaCl 0,9% Luka operasi ditutup lagi, operasi selesai.
Prognosis Vitam : dubia ad bonam Fungsionam : dubia ad bonam Sanationam : dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
Definisi Peritonitis: peradangan peritoneum
Komplikasi berbahaya akibat infeksi organ abdomen, ruptura saluran cerna, komplikasi post operasi, iritasi kimiawi, luka tembus abdomen.
Anatomi Kutis, subkutis, lemak subkutan, fascia
M. obliquus abdominis eksterna, interna, m. transversum abdominis, fascia transversalis, lemak preperitonial dan peritonium.
Di bagian depan tengah terdiri dari sepasang otot rektus abdominis dengan fascianya yang di garis tengah dipisahkan oleh linea alba.
Anatomi Peritoneum: Peritoneum parietal Peritoneum visceral Ruangan di antara dua lapisan ini: cavitas peritonealis, berisi cairan peritoneum untuk pelumas.
Fungsi: Memiliki membran basal semipermiabel yang berguna untuk difusi air, elektrolit, makro, maupum mikro sel.
Letak Organ-Organ Abdomen Hepar mengisi bagian atas rongga abdomen.
Esophagus terletak di belakang lobus kiri hepar.
Gaster terletak pada regio hypochondria kiri, epigastrica dan umbilicalis
Duodenum terletak di regio epigastrica dan umbilicalis
Pankreas terbentang dari regio umbilicalis sampai ke regio hypochondria kiri pada lien.
Lien terletak pada bagian atas kiri dari rongga abdomen antara lambung dan diaphragma di regio sepanjang sumbu iga x kiri.
Ren terletak pada dinding belakang abdomen posterior dari peritoneum parietale di sisi kanan dan kiri.
Jejunum mengisi bagian atas kiri rongga abdomen dan ileum mengisi bagian kanan bawah rongga abdomen dan rongga pelvis.
Colon terbentang mengelilingi jejunum dan ileum, terbagi atas caecum, colon ascendens, colon tranversum, colom desendens dan colon sigmoid.
Etiologi Peritonitis Primer Invasi kuman yang menyebar secara langsung, limfogen, hematogen. Bakteri gram negatif (E.coli, klebsiella pneumonia, pseudomonas, proteus) Bakteri gram positif (Streptococcus pneumonia, staphylococcus) Kuman spesifik seperti mycobacterium tuberculosis.
Peritonitis Sekunder Iritasi Kimiawi Iritasi Bakteri Luka atau trauma penetrasi Benda asing
Peritonitis Tersier Biasa terjadi pada pasien dengan Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD), dan pada pasien imunokompromise.
Patogenesis Reaksi awal eksudat fibrinosa kantong nanah di antara perlekatan fibrinosa
Infkamasi menyebabkan akumulasi cairan karena kapiler dan membran mengalami kebocoran.
Pelepasan berbagai mediator inflamasi dapat membawa ke perkembangan selanjutnya dari kegagalan banyak organ.
Kompensasi dengan retensi cairan dan elektrolit ginjal penempukan produk buangan. Patogenesis Organ intraperitoneale oedem akibat permeabilitas kapiler meninggi.
Penumpukan cairan di rongga peritoneum dan intralumen hipovolemia & peningkatan tekanan intra abdomen
Peningkatan tekanan intra abdomen kesulitan bernapas
Peritonitis umum ileus paralitik, dehidrasi, gangguan sirkulasi, syok, oligouria
Manifestasi Klinis Nyeri tekan dan defans muskular Nyeri subjektif dan nyeri objektif Pekak hati menghilang Peristaltik usus menurun sampai lumpuh sementara Mual dan muntah Demam Takikardi Tampak letargik dan syok dapat terjadi
Diagnosis Anamnesis: Nyeri: onset, letak, sifat, durasi, faktor yang memengaruhi. Muntah Nyeri tekan, defans muskuler Defekasi, miksi, keadaan sebelumnya
Diagnosis Pemeriksaan Fisik KU, TTV, tanda dehidrasi dan syok Inspeksi: Bentuk abdomen, scar, gambaran dan gerakan usus. Palpasi: Pembanding bagian yang nyeri dan tidak, defans muskular Perkusi: Nyeri ketuk, udara atau cairan bebas Auskultasi: Bising usus menurun atau melmah Rectal & Vaginal Touche Diagnosis Pemeriksaan Penunjang Radiologis: foto polos abdomen 3 posisi Terlihat kekaburan cavum abdomen, preperitoneal fat dan psoas line menghilang, adanya udara bebas subdiafragma atau intraperitoneal
Lab: Leukositosis dan peningkatan hematokrit
Penatalaksanaan Konservatif Memuasakan pasien Dekompresi saluran cerna Rehidrasi Antibiotik Analgetik dan antiemetik
Definitif Laparotomi Laparoskopi Drain Prognosa Prognosis untuk peritonitis lokal dan ringan adalah baik, Sedangkan pada peritonitis umum prognosisnya mematikan akibat organisme virulen.