Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GANDUS
2021
ILEUS OBSTRUKTIF

1. Pengertian (Definisi) Suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana


merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup
atau mengganggu jalannya isi usus.

2. Anamnesis 1. Perut kembung disertai nyeri kolik


2. Tidak ada BAB dan flatus
3. Muntah

3. Pemeriksaan Fisik 1. Abdomen cembung/distensi


2. Darm contour & darmsteifung
3. Bising usus meningkat / metallic sound
4. RT: ampula kolaps

4. Kriteria Diagnosis 1. Perut kembung disertai nyeri kolik


2. Tidak ada BAB dan flatus
3. Abdomen cembung / distensi
4. Darm contour & darmsteifung
5. Bising usus meningkat / metallic sound

5. Diagnosis Ileus bstruktif

6. Diagnosis banding 1. Ileus paralitik


2. Peritonitis stadium terminal

7. Pemeriksaan 1. Laboratorium : Darah lengkap, Waktu perdarahan


penunjang dan waktu pembekuan, ureum, kreatinin, GDS,
Natrium, Kalium
2. Radiologi : Abdomen 3 posisi
3. EKG
4. CT- Scan Abdomen

8. Terapi a. Foto terapi atau transfusi tukar bila ada indikasi


berdasarkan Grafik AAP pada bayi dengan masa
gestasi > 35 minggu dan berdasarkan table
terlampir untuk bayi preterm dan bayi berat lahir
rendah.
b. Foto terapi dihentikan bila kadar bilirubin tidak
meningkat lagi dan kadarnya lebih dari 3 mg/dl
dibawah garis resiko.
c. Tranfusi tukar dilakukan dengan golongan darah
yang sesuai dengan golongan darah ibu dan anak.
Jumlah darah diberikan 2 kali volume darah bayi.
Sebelum dan sesudah tranfusi tukar lakukan terapi
sinar.

9. Edukasi Penjelasan mengenai factor resiko infeksi dan


penatalaksanaan serta komplikasi.

10. Prognosis Advitam : dubia adbonam/malam


Adsanationam : dubia adbonam/malam
Adfungsionam : dubia adbonam/malam

11. Tingkat Evidens II

12. Tingkat Rekomendasi B

13. Penelaah Kritis Spesialis Bedah

14. Taksiran Lama Rawat Infeksi sudah teratasi ditandai dengan perbaikan klinis
dan laboratorium darah

15. Indikator Medis Klinis dan kadar bilirubin serum

16. Kepustakaan 1. Maisels MJ. Jaundice. Dalam: MacDonald


MG,Mullet MD, Seshia M, penyunting. Avery's
Neonatology, pathophysiology &managementof the
newborn. Edisi 6. Philadelphia :Lippincot William &
Wilkins, 2005;768-846.
2. AbdulrahmanSukadi. Hiperbilirubinemia. Oalam:
Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, Usman
A, penyunting. BukuAjarNeonatologi. Edisi 1.
Jakarta :BadanPenerbit IDAI, 2008;147-69.
3. Gilmore M.M. Hyperbilirubinemia. Dalam: Gomella
TL, Cunningham MD,Eyal FG, Zenk KE,
penyunting. Neonatology, management, procedur,
on-call problem, desease, and drug. Edisi 5.
Newyork : Lange McGraw Hill, 2003;244-50.
4. Martin C.R., Cloherty J.P., Neonatal
hyperbilirubinemia. Dalarn: Cloherty JP,
Eichenwald EC, Stark AR, penyunting. Manual of
Neonatal care. Edisi6. Philadelphia : Lippincott
William& Wilkins, 2008;181-212.
5. Wong R.J., DeSandre G.H. Sibley E., Stevenson
D.K. Neonatal Jaundice and Liver Dlsease. Dalam:
Martin RJ, Fanaroff AA, Walsh MC, penyunting.
Fanaroff and Martin's Neonatal-Perinatal Medicine.
Edisi 8. Missouri :Mosby Elsevier, 2006;1419-65.

6. Jaundice. Dalam :Levene Ml, Tudehope


DI, SinhaS,penyunting. Essential Neonatal
Mediceine. Edisi 4. Australia : Blackwell
Publishing, 2008; 130 - 41

Palembang, April 2021


Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Komite Medis Ketua KSM Bedah

dr. Erni Afriani, SpPD. dr. Jonata Pahlevi, Sp.B

Anda mungkin juga menyukai