Peritonitis
Perseptor : Lukmana Lokarjana, dr., SpB-KBD-FinaCS
Oleh :
Kelompok LVIII-C dan LVIII-E
Identitas Pasien
Keluhan nyeri yang berpindah dari ulu hati ke perut kanan bawah disangkal. Keluhan
BAB berdarah sebelumnya disangkal. Keluhan benjolan di lipat paha sebelumnya
disangkal. Keluhan tidak didahului trauma pada bagian perut. Riwayat operasi di
bagian perut disangkal.
Riwayat penyakit dahulu:
Riwayat penyakit kuning (-). Riwayat penyakit darah tinggi (-). Riwayat DM (-).
Riwayat penyakit jantung (-). Riwayat keluhan serupa pada keluarga pasien disangkal.
Riwayat penggunaan alkohol dalam jangka waktu lama sebelumnya disangkal.
Riwayat pengobatan:
Pasien meminum sucralfate syrup saat dimulainya keluhan, namun keluhan dirasakan
tidak membaik.
Pemeriksaan Fisik
Thorax:
Datar, Simetris, Pergerakan kanan = kiri
Cor : BJ I & II murni regular, murmur (-)
Pulmo : VF +/+, VBS +/+, Wheezing -/-, Ronkhi -/-
Abdomen:
Inspeksi : Cembung, distensi (+), darm contour (-), darm steifung (-), benjolan (-)
Auskultasi : BU (+) 7x/menit, Metalic Sound (-)
Palpasi : Light palpation : perut keras seperti papan, Defans muskular (+),
Deep palpation : nyeri tekan (+)
Hepar dan lien : sulit dinilai
Perkusi : Timpani
Ekstremitas : Turgor kulit kembali cepat, Akral hangat, CRT <2 detik
Genitalia : Terpasang kateter, urin kuning jernih
SKENARIO ANALISIS
Keluhan Utama : Nyeri pada seluruh bagian perut C=-
I = Peritonitis e.c suspect Tuberkulosis
Peritonitis e.c suspect Perforasi gaster,
Peritonitis e.c suspect Apendisitis perforasi
N=-
T = Trauma tumpul abdomen
A = Hernia Strangulata
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada seluruh bagian Nyeri difus (Gejala Peritonitis)
perut sejak 1 hari SMRS. Keluhan nyeri dirasakan
mendadak seperti ditusuk dan semakin memberat.
Keluhan nyeri pertama kali muncul pada ulu hati
kemudian menjalar ke seluruh bagian perut. Keluhan
nyeri tidak hilang bila diistirahatkan, memberat bila batuk
ataupun mengedan.
Keluhan disertai dengan tidak bisa buang angin dan BAB Tanda dan gejala gangguan pada pasase usus,
sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan mual dan susp. Ileus Obstruktif.
muntah 3x berisi cairan dan sisa makanan.
SKENARIO ANALISIS
Riwayat kontak erat dengan penderita TB (+) yaitu ayah Faktor risiko infeksi TB
pasien, namun sudah selesai pengobatan dan sembuh.
Keluhan nyeri yang berpindah dari ulu hati ke perut kanan Menyingkirkan diagnosis banding perforasi
bawah disangkal. Keluhan BAB berdarah sebelumnya gaster, appendisitis perforate, hernia
disangkal. Keluhan benjolan di lipat paha sebelumnya
strangulate, dan trauma tumpul abdomen.
disangkal. Keluhan tidak didahului trauma pada bagian
perut. Riwayat operasi di bagian perut disangkal.
Riwayat penggunaan obat antinyeri dalam jangka waktu Menyingkirkan diagnosis banding perforasi
lama disangkal. gaster ec. NSAID.
Pemeriksaan Fisik Analisis
Kesadaran : Compos mentis
Kesan sakit : Sakit berat
BB: 68kg, TB: 167 cm IMT 24,38 (Overweight)
Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 101x/menit Takikardi
Respirasi : 22x/menit Takipneu
Suhu : 36,8 C
Status Generalis
Kepala
Mata : Conjunctiva anemis(-), Sklera ikterik (-)
Hidung : Terpasang NGT berisi cairan warna kuning
kecoklatan NGT berisi sisa makanan
Mulut : Tidak ada kelainan
Leher : KGB tidak membesar
Pemeriksaan Fisik Analisis
Thorax
Cor: BJ I & II murni regular, murmur(-) Tidak ada kelainan
Pulmo: Bentuk dan pergerakan simetris kanan = kiri, VF+/+,
VBS +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-
Abdomen
Inspeksi :
Tanda peritonitis
Cembung, distensi (+), darm contour (-), darm steifung (-),
benjolan (-)
Auskultasi : BU (+) 7x/menit, Metalic Sound (-)
Palpasi :
Light palpation : Defans muskular (+),
Deep palpation : nyeri tekan (+)
Hepar dan lien : sulit dinilai
Perkusi : Timpani
Ekstremitas
Collum femoris: Nyeri tekan (-) Dalam batas normal
Turgor kulit kembali cepat, Akral hangat, CRT <2 detik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 15 13,5-17,5g/dl
Leukosit 20.300 4.400-11.300/ul
Hematoktrit 44% 40-52%
Trombosit 353.000 150.000-450.000/ul
RBC 5,6 4,2-5,4 jt/mm3
MCH 27 27-32 pg
MCV 78 80-99 ug3
MCHC 34 30-36 g/dL
Hitung jenis
Basofil 0 0-1
Eosinofil 0 1-3
Neutrofil batang 0 2-6
Neutrofil segmen 81 50-70
Limfosit 13 20-40
Monosit 6 2-8
Waktu perdarahan 1’15” 1-3 menit
Waktu pembekuan 9’01” 5-15 menit
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
GDS 169 < 140 mg/dL
Fungsi Ginjal
Ureum 29 13-43 mg/dL
Kreatinin 0.9 0.67 – 1.17 mg/dL
Fungsi Hati
SGOT 254 <35 U/L
SGPT 251 <45 U/L
Imunoserologi
HBsAg Negatif Negatif
Elektrolit
Natrium 136 136-145 mmol/L
Kalium 4.6 3.6-5.2 mmol/L
Klorida 107 98-106 mmol/L
Rontgen Thorax:
Foto asimetris dan cukup
inspirasi
Trakea ditengah
Cor tidak membesar
Sinus dan diafragma normal
Pulmo:
- Hili normal
- Corakan bronkovaskular
normal
- Tidak tampak
infiltrate/nodul/massa
Kesimpulan:
- Tidak tampak TB paru
aktif
- Tidak tampak pneumonia
- Tidak tampak
kardiomegali
BNO 3 posisi :
Preperitoneal fat jelas
Psoas line jelas
Kontur kedua ginjal tidak
jelas
Distribusi udara colon
berlebih di abdomen atas
dengan penebalan sebagian
dindingnya (sentinel loop)
Distribusi udara usus halus
dalam batas normal
Tidak tampak konkramen
opak
Pada posisi tegak : air fluid
level (-), free air
subdiafragma (-)
Masih tampak udara pada
rongga pelvis
Diagnosis Banding
Peritonitis e.c susp. Tuberkulosis Abdomen + Ileus Obstruktif
Peritonitis e.c Appendisitis perforate + Ileus Obstruktif
Diagnosis Kerja
Peritonitis e.c susp. Tuberkulosis Abdomen + Ileus Obstruktif
Penatalaksanaan
Non Farmakologi:
Perbaiki keadaan umum
Pemasangan infus
Dekompresi : NGT
Pemasangan kateter urine
Puasa
Farmakologi:
Ceftriaxon 1x2gr IV
Ketorolac 3x30mg IV
Omeprazole 2x40mg IV
Metronidazole 3x500mg IV
Ondansetron 2x4mg IV
Operatif:
Laparotomi
Dilakukan biopsi jaringan
Definisi
Tuberkulosis peritoneal merupakan suatu peradangan
peritoneum parietal dan visceral yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis.
• Primary peritonitis
• Secondary peritonitis
• Tertiary peritonitis
• Chemical peritonitis
• Peritoneal abscess
Primary Microbial Peritonitis
Peritoneal abscess
• Peritoneal abscessyaitu pembentukan cairan terinfeksi yang terkumpul di
dalam kapsul oleh exudat fibrin, omentum dan atau organ visceral lain.
Namun pada TB ekstra paru memerlukan penobatan yang lebih lama. Pada peritonitis
tuberkulosis lama pengobatan biasanya mencapai 9 bulan sampai 18 bulan atau lebih.
Intervensi bedah disediakan untuk komplikasi yang timbul dari perlengketan dan inflamasi,
termasuk perforasi usus, penyumbatan, fistula, abses, dan perdarahan usus.
Prognosis
● Jika dapat segera ditegakkan diagnosis dan mendapat pengobatan umumnya akan
membaik dengan pengobatan yang adekuat.
TERIMAKASI
H