Anda di halaman 1dari 31

Laporan Kasus

ILEUS OBSTRUKTIF

Pembimbing:
dr. Lukmana Lokarjana, Sp.B-KBD, FINaCs

LVIII C & LVIII E


IDENTITAS
 Nama : Ny.K
 Umur : 75 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Komp Citarip Barat RT02/RW 9. Cibeureum.
 Cimahi Selatan
 Agama : Islam
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : IRT
 Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
 No. HP : 082117224362
 Tanggal Pemeriksaan : 07 April 2021
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Tidak bisa BAB dan buang angin sejak 6 hari yang
lalu

Keluhan disertai perut kembung, mual dan muntah berwarna kuning


kehijauan setiap pasien mencoba untuk makan kurang lebih 3-
4x/hari, dan nyeri perut yang hebat di bagian pusar yang dirasakan
hilang timbul. Keluhan baru dirasakan pertama kali oleh pasien.

Pasien memiliki riwayat operasi di bagian perut sebelumnya, yaitu


operasi appendiktomi. Selain itu, pasien juga pernah memiliki
riwayat operasi histerektomi.
Keluhan adanya BAB bercampur darah/lendir, penurunan BB secara
drastis, dan benjolan di perut disangkal. Keluhan demam disangkal.
Keluhan tertelan benda asing sebelumnya disangkal. BAK tidak ada
kelainan.
ANAMNESIS ANALISIS
Pasien datang dengan keluhan tidak bisa BAB dan DD/:
buang angin sejak 6 hari SMRS. C: -
I: Askariasis
N: Karsinoma kolon
T: Hernia inkarserata, benda asing

Keluhan disertai perut kembung, mual dan muntah Tanda dan gejala dari Ileus Obstruktif.
berwarna kuning kehijauan setiap pasien mencoba
untuk makan kurang lebih 3-4x/hari.

Nyeri perut yang hebat di bagian pusar yang Nyeri perut kolik, disebabkan oleh adanya
dirasakan hilang timbul. obstruksi mekanik.

Pasien memiliki riwayat operasi di bagian perut Kemungkinan etiologi Ileus Obstruktif: Adhesi
sebelumnya, yaitu operasi appendiktomi. Selain itu, (Iatrogenik)
pasien juga pernah memiliki riwayat operasi
histerektomi.

Keluhan adanya BAB bercampur darah/lender,  BAB tidak ada kelainan  Menyingkirkan Ca.
penurunan BB secara drastis, dan benjolan di perut Colon, askariasis
disangkal. Keluhan demam disangkal. Keluhan  Benjolan di perut  Menyingkirkan hernia
tertelan benda asing sebelumnya disangkal. BAK
tidak ada kelainan.
PEMERIKSAAN FISIK ANALISIS
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Kesan sakit : sakit sedang
Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit Dalam
Dalam batas
batas normal
normal
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,6 C

Status Generalis
Status
KepalaGeneralis: KA -/-, SI -/-
Kepala
Leher : KA -/-, SI -/-
: dbn Dalam batas normal
Leher
Toraks : dbn Dalam batas normal
Toraks
Abdomen : dbn
:
Abdomen
Inspeksi : cembung,: distensi (+),
Inspeksi
darm: cembung,
contour (-),distensi
darm(+),steifung (-)
darm: BU
Auskultasi contour
19x/m (-),, darm
metalic steifung (-)
sound(+) Tanda dan gejala Ileus Obs.:
Auskultasi : BUpalpation
Palpasi : Light 19x/m , metalic sound(+)
: tidak dapat dinilai , Tanda
Adanyadan gejalaabdomen,
distensi Ileus Obs.:
Metallic Sound, Perkusi
Palpasi : Light
Nyeri tekan palpation
(+), nyeri lepas : tidak
(-), dapat
Defansdinilai ,
muskular Adanya
Nyeri
(-) tekan (+), nyeri lepas (-), Defans muskular Timpani  Karena adanyaMetallic
distensi abdomen, obstruksiSound, Perkusi
mekanik
(-)
Deep palpation : KGB mesenterica (tidak Timpani  Karena adanya obstruksi mekanik
Deep
terabapalpation
) : KGB mesenterica (tidak Tidak ada tanda komplikasi peritonitis
teraba
Hepar & ) Lien tidak teraba Tidak ada tanda komplikasi peritonitis
Hepar & Lien tidak
Massa abdomen (-)teraba
Massa
Perkusiabdomen (-)
: Hipertimpani
Perkusi : Hipertimpani
Ekstremitas : dbn
Ekstremitas : dbn
Pemeriksaan Penunjang Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 15,4 11,0-16,0g/dl
Eritrosit 5,0 4.000.000-5.500.000/ul
Leukosit 11,4 4.000-10.000/ul
Hematoktrit 44,7 36,0-48.0%
Trombosit 409 150.000-450.000/ul
Hitung jenis
Basofil 88,7 0.0-1,0
Eosinofil 0,0 1,0-4,0
Neutrofil segmen 82,4 50,0-80,0
Limfosit 8,7 25,0-50,0
Monosit 8,8 4,0-8,0
ELEKTROLIT
Natrium 125 136-145 mmol/L
Kalium 3,3 3,6-5,2 mmol/L
Klorida 82 98-106 mmol/L

Sudah terjadi komplikasi: Electrolyte Imbalance


PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS BANDING
1. Ileus Obstruktif ec. Adhesi Post. Operasi (Laparotomi) +
Electrolyte Imbalance

2. Ileus Obstruktif ec. Karsinoma Kolon

DIAGNOSIS KERJA
Ileus Obstruktif ec. Adhesi Post. Operasi (Laparotomi) +
Electrolyte Imbalance
PENATALAKSANAAN
Konsul dr. Citra, Sp.B:

 Observasi dan koreksi keseimbangan elektrolit


dan cairan, serta asam-basa

 Pasang NGT, Kateter

 IVFD Asering : Bfluid = 2 : 1, 1500ml/jam

 Ceftriaxone 1 x 2 gr IV

 Ketorolac 3 x 1 IV

 Ranitidine 2 x 1 IV

 Dulcolax sup 1 x 1

Penatalaksanaan sudah
sesuai dengan algoritme
PROGNOSIS
• Quo Ad Vitam: ad bonam
• Quo Ad Functionam: dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
Definisi

Suatu keadaan di mana isi lumen saluran cerna tidak bisa


disalurkan ke distal karena adanya sumbatan/hambatan mekanik
yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, kelainan
vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrosis
segmen usus tersebut.
Klasifikasi

• Letak Sumbatan

1. Obstruksi Letak Tinggi

2. Obstruksi Letak Rendah

• Sifat Sumbatan

1. Obstruksi Biasa

2. Obstruksi Strangulata
Epidemiologi
 80% Mengenai usus halus (Small Bowel Obstruction) dan
20% nya mengenai usus besar (Large Bowel Obstruction)
 Memiliki Mortality rate sebesar 5,5%
 Insidensi pada Laki-laki dan perempuan sama
 Insidensi meningkat dengan adanya faktor risiko, seperti :
 Riwayat pembedahan di bagian abdomen sebelumnya
 Ca Colon
 Inflamasi kronik pada usus
 Hernia inguinalis
Penegakkan Diagnosis

Anamnesis 
• Riwayat gangguan pasase
• Vomitus
• Nyeri kolik
• Distensi abdomen
Pemeriksaan Fisik

ABDOMEN
Inspeksi :  Auskultasi 
 KU : sakit berat, tanda-tanda  BU: metallic sound (keras
dehidrasi dan nada tinggi)
 Distensi abdomen
Palpasi 
 kontur usus terlihat (darm
 Nyeri tekan
contour)
 Darm steifung  Defance muscular
 Benjolan di inguinal, skrotum dan  Teraba massa di
femoral 🡪 hernia abdomen 🡪 tumor intra
abdomen
 Massa berbentuk sosis (e/
invaginasi) Perkusi
 Bekas luka operasi (e/ adhesi)   Hipertimpani 
 Massa di abdomen (e/ tumor intra
abdomen)
Rectal toucher Laboratorium: 
 Adanya darah dapat
menyokong adanya •  Darah rutin: Hb, Ht
strangulasi, neoplasma
•  Elektrolit
 Feses negatif : obstruksi usus
letak tinggi • Radiologi: 
 Ampula rekti kolaps : curiga
obstruksi •  Foto Polos Abdomen 3 posisi
 Nyeri tekan : lokal atau
•  Adanya dilatasi dari usus
general peritonitis
disertai gambaran step ladder
dan air fluid level
Pemeriksaan Penunjang
Diagnostic Testing and Imaging
• Lab tests:
 Complete blood count
 Dehydration: BUN↑, Hb↑, Ht↑
 Intestinal bacteria translocate into bloodstream: Leuco ↑
 Metabolic panel
 Metabolic acidosis? Alkalosis (hiperemesis)?
 Serum lactate level ↑ (signal of bowel ischaemia)

• Radiography
 Abdominal rö:
supine: dilation of multiple loops
upright & LLD: air-fluid level in stepladder distribution
+lack of gas & stool in distal colon and rectum
Computed Tomography
 ACR recommends CT as the initial imaging modality for evaluation of intestinal
obstruction.
 IV contrast CT of abdomen & pelvis
 Hasil: dilatasi proksimal, dekompresi distal
 Enterography (pada kasus low-grade/kronik, jarang dilakukan)
• Contrast fluoroscopy: routine
small-bowel follow-through
*adanya kontras pada rectum
dalam 24 jam adalah indikator
prognostik dari keberhasilan
manajemen nonoperatif dengan
97% sensitivitas resolusi
spontan dari obstruksi.
 Enteroclysis:nasoenteric intubation for rapid
delivery contrast media to distend entire small
bowel
 USG (85% sensitivity, inferior than CT)
 MRI
Patofisiologi
Komplikasi
• Peritonitis
• Perforasi
• Syok
Penatalaksanaan

Terapi Konservatif Tindakan bedah, apabila


ditemukan:
1. Dekompresi : NGT

2. Koreksi keseimbangan cairan,


1. Strangulasi atau peritonitis
elektrolit dan keseimbangan asam
2. Underlying diseases yang
basa
membutuhkan tindakan
3. Pasang Kateter urine operatif : Hernia
4. Antibiotik : terapeutik atau 3. Tidak ada perbaikan dengan
profilaksis terapi konservatif
5. Puasa
Umumnya, dikenal 4 macam tindakan pembedahan pada ileus
obstruktif :

1. Koreksi Sederhana : Tindakan bedah sederhana untuk


membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia
inkarserata.

2. Tindakan operatif by-pass : Membuat saluran usus baru yang


melewati bagian usus yang tersumbat, misalnya pada tumor
intraluminal, Crohn disease.

3. Membuat Fistula enterocutaneus pada bagian proximal dari


tempat obstruksi, misalnya pada Ca stadium lanjut.

4. Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat


anastomosis ujung-ujung usus untuk mempertahankan
kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinoma colon,
invaginasi strangulata.
Prognosis
Quo Ad Vitam : ad bonam

Quo Ad Functionam : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai