ILEUS OBSTRUKTIF
Pembimbing:
dr. Lukmana Lokarjana, Sp.B-KBD, FINaCs
Keluhan disertai perut kembung, mual dan muntah Tanda dan gejala dari Ileus Obstruktif.
berwarna kuning kehijauan setiap pasien mencoba
untuk makan kurang lebih 3-4x/hari.
Nyeri perut yang hebat di bagian pusar yang Nyeri perut kolik, disebabkan oleh adanya
dirasakan hilang timbul. obstruksi mekanik.
Pasien memiliki riwayat operasi di bagian perut Kemungkinan etiologi Ileus Obstruktif: Adhesi
sebelumnya, yaitu operasi appendiktomi. Selain itu, (Iatrogenik)
pasien juga pernah memiliki riwayat operasi
histerektomi.
Keluhan adanya BAB bercampur darah/lender, BAB tidak ada kelainan Menyingkirkan Ca.
penurunan BB secara drastis, dan benjolan di perut Colon, askariasis
disangkal. Keluhan demam disangkal. Keluhan Benjolan di perut Menyingkirkan hernia
tertelan benda asing sebelumnya disangkal. BAK
tidak ada kelainan.
PEMERIKSAAN FISIK ANALISIS
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Kesan sakit : sakit sedang
Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit Dalam
Dalam batas
batas normal
normal
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,6 C
Status Generalis
Status
KepalaGeneralis: KA -/-, SI -/-
Kepala
Leher : KA -/-, SI -/-
: dbn Dalam batas normal
Leher
Toraks : dbn Dalam batas normal
Toraks
Abdomen : dbn
:
Abdomen
Inspeksi : cembung,: distensi (+),
Inspeksi
darm: cembung,
contour (-),distensi
darm(+),steifung (-)
darm: BU
Auskultasi contour
19x/m (-),, darm
metalic steifung (-)
sound(+) Tanda dan gejala Ileus Obs.:
Auskultasi : BUpalpation
Palpasi : Light 19x/m , metalic sound(+)
: tidak dapat dinilai , Tanda
Adanyadan gejalaabdomen,
distensi Ileus Obs.:
Metallic Sound, Perkusi
Palpasi : Light
Nyeri tekan palpation
(+), nyeri lepas : tidak
(-), dapat
Defansdinilai ,
muskular Adanya
Nyeri
(-) tekan (+), nyeri lepas (-), Defans muskular Timpani Karena adanyaMetallic
distensi abdomen, obstruksiSound, Perkusi
mekanik
(-)
Deep palpation : KGB mesenterica (tidak Timpani Karena adanya obstruksi mekanik
Deep
terabapalpation
) : KGB mesenterica (tidak Tidak ada tanda komplikasi peritonitis
teraba
Hepar & ) Lien tidak teraba Tidak ada tanda komplikasi peritonitis
Hepar & Lien tidak
Massa abdomen (-)teraba
Massa
Perkusiabdomen (-)
: Hipertimpani
Perkusi : Hipertimpani
Ekstremitas : dbn
Ekstremitas : dbn
Pemeriksaan Penunjang Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 15,4 11,0-16,0g/dl
Eritrosit 5,0 4.000.000-5.500.000/ul
Leukosit 11,4 4.000-10.000/ul
Hematoktrit 44,7 36,0-48.0%
Trombosit 409 150.000-450.000/ul
Hitung jenis
Basofil 88,7 0.0-1,0
Eosinofil 0,0 1,0-4,0
Neutrofil segmen 82,4 50,0-80,0
Limfosit 8,7 25,0-50,0
Monosit 8,8 4,0-8,0
ELEKTROLIT
Natrium 125 136-145 mmol/L
Kalium 3,3 3,6-5,2 mmol/L
Klorida 82 98-106 mmol/L
DIAGNOSIS KERJA
Ileus Obstruktif ec. Adhesi Post. Operasi (Laparotomi) +
Electrolyte Imbalance
PENATALAKSANAAN
Konsul dr. Citra, Sp.B:
Ceftriaxone 1 x 2 gr IV
Ketorolac 3 x 1 IV
Ranitidine 2 x 1 IV
Dulcolax sup 1 x 1
Penatalaksanaan sudah
sesuai dengan algoritme
PROGNOSIS
• Quo Ad Vitam: ad bonam
• Quo Ad Functionam: dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
Definisi
• Letak Sumbatan
• Sifat Sumbatan
1. Obstruksi Biasa
2. Obstruksi Strangulata
Epidemiologi
80% Mengenai usus halus (Small Bowel Obstruction) dan
20% nya mengenai usus besar (Large Bowel Obstruction)
Memiliki Mortality rate sebesar 5,5%
Insidensi pada Laki-laki dan perempuan sama
Insidensi meningkat dengan adanya faktor risiko, seperti :
Riwayat pembedahan di bagian abdomen sebelumnya
Ca Colon
Inflamasi kronik pada usus
Hernia inguinalis
Penegakkan Diagnosis
Anamnesis
• Riwayat gangguan pasase
• Vomitus
• Nyeri kolik
• Distensi abdomen
Pemeriksaan Fisik
ABDOMEN
Inspeksi : Auskultasi
KU : sakit berat, tanda-tanda BU: metallic sound (keras
dehidrasi dan nada tinggi)
Distensi abdomen
Palpasi
kontur usus terlihat (darm
Nyeri tekan
contour)
Darm steifung Defance muscular
Benjolan di inguinal, skrotum dan Teraba massa di
femoral 🡪 hernia abdomen 🡪 tumor intra
abdomen
Massa berbentuk sosis (e/
invaginasi) Perkusi
Bekas luka operasi (e/ adhesi) Hipertimpani
Massa di abdomen (e/ tumor intra
abdomen)
Rectal toucher Laboratorium:
Adanya darah dapat
menyokong adanya • Darah rutin: Hb, Ht
strangulasi, neoplasma
• Elektrolit
Feses negatif : obstruksi usus
letak tinggi • Radiologi:
Ampula rekti kolaps : curiga
obstruksi • Foto Polos Abdomen 3 posisi
Nyeri tekan : lokal atau
• Adanya dilatasi dari usus
general peritonitis
disertai gambaran step ladder
dan air fluid level
Pemeriksaan Penunjang
Diagnostic Testing and Imaging
• Lab tests:
Complete blood count
Dehydration: BUN↑, Hb↑, Ht↑
Intestinal bacteria translocate into bloodstream: Leuco ↑
Metabolic panel
Metabolic acidosis? Alkalosis (hiperemesis)?
Serum lactate level ↑ (signal of bowel ischaemia)
• Radiography
Abdominal rö:
supine: dilation of multiple loops
upright & LLD: air-fluid level in stepladder distribution
+lack of gas & stool in distal colon and rectum
Computed Tomography
ACR recommends CT as the initial imaging modality for evaluation of intestinal
obstruction.
IV contrast CT of abdomen & pelvis
Hasil: dilatasi proksimal, dekompresi distal
Enterography (pada kasus low-grade/kronik, jarang dilakukan)
• Contrast fluoroscopy: routine
small-bowel follow-through
*adanya kontras pada rectum
dalam 24 jam adalah indikator
prognostik dari keberhasilan
manajemen nonoperatif dengan
97% sensitivitas resolusi
spontan dari obstruksi.
Enteroclysis:nasoenteric intubation for rapid
delivery contrast media to distend entire small
bowel
USG (85% sensitivity, inferior than CT)
MRI
Patofisiologi
Komplikasi
• Peritonitis
• Perforasi
• Syok
Penatalaksanaan