Anda di halaman 1dari 28

KOLELITIASIS

(3A)

A N G G A H I M A S S E T Y AWA N 4 1 5 1 1 8 1 4 2 5
M U H A M A D FA D L I M U B A R O K 4 1 5 11 8 1 4 8 3
DEFINISI
• Kolelitiasis disebut juga batu empedu, gallstones, biliary calculus.
• Kolelitiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di
dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu, atau pada
kedua duanya (Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu
disebut kolelitiasis, sedangkan batu di dalam saluran empedu
disebut koledokolitiasis) sebagian besar batu empedu, terutama batu
kolesterol, terbentuk di dalam kandung empedu
EPIDEMIOLOGI
• Batu empedu ditemukan pada 10% hingga 15% di negara barat dan
pravelensi lebih tinggi pada orang dewasa.
• Di Amerika Serikat, beberapa penelitian memperlihatkan bahwa
batu empedu dijumpai pada paling sedikit 20% perempuan dan 8%
laki-laki berusia >40 tahun dan hampir 40% perempuan berusia >65
tahun
• Sedangkan di Asia sekitar 2% sampai 4%
• Di Indonesia prevalensi penderita batu empedu tidak diketahui
secara pasti, dikarenakan belum banyaknya publikasi resmi tentang
tingkat kejadian batu empedu di Indonesia, namun sebagian kasus
tidak mempunyai keluhan maupun gejala.
ANATOMI
• Merupakan kantong berbentuk buah
pir yang terletak di bagian scissura
hepar dan terletak dalam suatu fossa
yang menegaskan batas anatomi
antara lobus hati kanan dan kiri.
• Panjang kurang lebih 7,5 – 12 cm,
dengan kapasitas normal sekitar 35-50
ml.
• Sistim biliaris ekstra hepatik dimulai
dari duktus hepatikus dan diakhiri di
stoma duktus kholedokus.
FISIOLOGI
• Fungsi dari kandung empedu adalah sebagai wadah dari cairan
empedu dan memekatkan empedu dengan absorpsi air dan natrium.
• Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol,
lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu
penyerapannya dari usus. Hemoglobin yang berasal dari penghancuran
sel darah merah diubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam
empedu) dan dibuang ke dalam empedu
• Kandung empedu mampu menyimpan 40-60ml empedu.
KOMPOSISI CAIRAN EMPEDU
Deposit kristal empedu yang ditemukan di
dalam kandung empedu yang kadang dapat
bermigrasi melalui duktus sistikus ke saluran
empedu menjadi batu empedu, batu empedu dapat
terdiri dari batu kolesterol, batu pigmen (batu
kalsium bilirubinat), dan batu campuran.
BATU KOLESTROL
Berbentuk oval, multifokal
atau mulberry. Mengandung
paling sedikit 70% kolesterol,
dan sisanya adalah kalsium
karbonat, kalsium palmitit, dan
kalsium bilirubinat terjadi kerena
konsentrasi kolesterol di dalam
cairan empedu tinggi sehingga
mempercepat pengendapan.
BATU PIGMEN

Merupakan batu kalsium


bilirubinat yang terjadi karena
tingginya bilirubin tak terkonjugasi
di saluran empedu sehingga
menyebabkan pengendapan garam
bilirubin kalsium.
BATU CAMPURAN

Jenis yang paling banyak dijumpai (±80%) dan terdiri


atas kolesterol, pigmen empedu, dan berbagai garam
kalsium. Biasanya berganda dan sedikit mengandung
kalsium sehingga bersifat radioopaque.
ETIOLOGI
• Etiologi masih belum diketahui secara pasti. Kolelitiasis dapat
terjadi dengan atau tanpa faktor risiko. Semakin banyak seseorang
memiliki faktor risiko semakin besar kemungkinan untuk terjadinya
kolelitiasis.
• Satu teori menyatakan bahwa kolesterol dapat menyebabkan
supersaturasi empedu di kandung empedu. Setelah beberapa lama,
empedu yang telah mengalami supersaturasi menjadi mengkristal
dan mulai membentuk batu.
• Etiologi dapat disebabkan akibat sumbatan duktus sistikus oleh batu
yang terjebak didalam kantong Hartmann, terjadinya gangguan
mukosa kantung empedu sehingga menginduksi aktivasi mediator
inflamasi.
FAKTOR RISIKO
 Usia >40 tahun
 Jenis Kelamin
Wanita 2x berisiko ( karena faktor hormon estrogen ) dari pada
laki laki
 Obesitas
 Makanan tinggi lemak
Kurangnya aktivitas fisik
PATOFISIOLOGI
• Kolangitis
• Hidrops
• Gangren kandung empedu
• Empiema
• Peritonitis
• Koledoklithiasis KOMPLIKASI
• Kolangitis
• Kronik kolesistitis
• Emfisematous kolesistitis
• Perikolesistik abses
• Torsi kantung empedu
GEJALA KLINIS
• Tidak bergejala (setengah sampai dua
Asimptomatik pertiga penderita kandung empedu adalah
asimptomatik)
• Kolik bilier : nyeri perut kanan atas
berlangsung 15 menit dan menghilang
beberapa jam kemudian. Timbul nyeri
kebanyakan perlahan lahan tetapi 30% kasus
timbul tiba tiba.
Simptomatik • Biasanya lokasi nyeri diperut atas atau
epigastrium tetapi bisa juga di kiri dan
prekordial
• Penyebaran nyeri dapat ke punggung bagian
tengah, skapula atau ke puncak bahu
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan standard, yang sangat

USG baik untuk menegakkan diagnosa


Batu Empedu.
• Efektifitas 95%

CT • Pemeriksaan dengan CT Scan


dilakukan bila batu berada di dalam
Scan saluran empedu
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Endoscopic Retrograde Cholangio
Pancreatography
• memungkinkan visualisasi langsung
ERCP struktur bilier dan memudahkan akses ke
dalam duktus koledokus bagian distal
untuk mengambil empedu.

• Magnetic Resonance
Cholangiopancreatography
MRCP • batu saluran empedu akan terlihat sebagai
intensitas sinyal rendah yang dikrelilingi
empedu dengan intensitas sinyal tinngi
PENATALAKSANAAN
Non farmakologi
Perbaiki gaya hidup, olahraga, menurunkan berat badan dan diet
rendah kolesterol atau rendah lemak.

Bedah
Kolesistektomi laparoskopi pada pasien dengan gejala berat atau
frekuensi sering, ukuran batu sangat besar (>3 cm). Atau disertai
komplikasi.

Non bedah
• Litotripsi Gelombang Elektrosyok (ESWL)
• Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP)
Farmakologi
• Ceftriaxon inj 1x2 gr
• Asam mefenamat tab 500 mg 3x1
PROGNOSIS

• Q.A.V ad bonam
• Q.A.F dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai