5 Deteksi Dini
Upaya deteksi dini dalam status gizi ibu hamil dapat dilakukan dengan
penilaian status gizi serta Antenatal Care (ANC) sehingga pengecahan terhadap
dampak status gizi ibu hamil yang tidak memenuhi standar. ANC merupakan
upaya deteksi dini dimulai dari skrinning, diagnosis, dan mengatur atau
mengontrol faktor risiko yang dapat memengaruhi kesehatan ibu hamil.1
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 97 tentang Pelayanan Kesehatan
Kehamilan, pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif
dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil. Dalam pelayanan
antenatal terpadu, tenaga kesehatan harus dapat memastikan bahwa kehamilan
berlangsung normal, mampu mendeteksi dini masalah dan penyakit yang dialami
ibu hamil, melakukan intervensi secara adekuat sehingga ibu hamil siap untuk
menjalani persalinan normal. Pelayanan antenatal terpadu juga memiliki standar
pelayanan antenatal untuk mewujudkan pelayanan antenatal yang komperhensif
dan berkualitas yaitu,
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur Tekanan darah
3. Penilaian status gizi (ukur Lingkar Lengan atas/LiLA)
4. Ukur Tinggi Fundus Uteri
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi TT bila
diperlukan
7. Beri tablet tambah darah (TTD)
8. Pemeriksaan laboratorium sederhana (Hb, golongan darah, gluco-
protein Urin) dan atau berdasarkan indikasi (HBsAg, Sifilis, HIV,
Malaria, TBC)
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara/konseling
Setiap kehamilan, dalam perkembangannya mempunyai risiko mengalami
penyulit atau komplikasi. Oleh karena itu, pelayanan antenatal harus
dilakukan secara rutin, sesuai standar dan terpadu untuk pelayanan antenatal
yang berkualitas. Pelayanan antenatal terpadu dan berkualitas terhadap status
gizi meliputi hal-hal sebagai berikut,
a) Pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi agar kehamilan
berlangsung sehat.
b) Deteksi dini masalah gizi pada ibu hamil.
c) Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman.
d) Antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi
penyulit/komplikasi akibat masalah gizi.
e) Penatalaksanaan masalah gizi serta rujukan cepat dan tepat waktu.
f) Melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami serta kader dalam
menjaga kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan
kesiagaan apabila terjadi penyulit/komplikasi akibat KEK.
2.5.1 Konsep Pelayanan Deteksi Dini Status Gizi pada Ibu Hamil
Penilaian Status Gizi pada Ibu Hamil dapat dilakukan berdasarkan
antropometri (Lingkar Lengan Atas dan IMT) dan laboratorium hemoglobin.
Upaya deteksi dini untuk status gizi pada ibu hamil. Pengukuran LiLA hanya
dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di trimester I untuk
skrining ibu hamil berisiko KEK.2
Gambar 2.1 Konsep Pelayanan Ibu Hamil dengan KEK
c. Intervensi Gizi
Terutama edukasi dan konseling gizi perubahan perilaku makan
ibu hamil. Intervensi Gizi dilakukan dengan cara diantaranya perhitungan
kebutuhan energi per individu dihitung berdasarkan aktivitas dan status gizi
ibu dan ditambah 500 kkal untuk usia kehamilan Trimester I, II dan III.
Daftar Pustaka
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014
tentang Pelayanan Antenatal Terpadu.
2. Kemenkes 2015. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK)
pada Ibu Hamil. Hal. 20 – 26.