Disusun oleh :
dr.Odie Yusparanda
Pembimbing :
dr. Hendrik Sp.B
Pembimbing : dr.Hendrik,Sp.B
Pembimbing Penulis
Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 75 tahun
Alamat : Jl.Kampung Pedes ,Numbing
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Status : Kawin
No.RM : 81134821
Tanggal masuk : 24/11/2023
Tanggal Pemeriksaan : 24/11/2023
Anamnesis
Autoanamnesis dan alloanamnesis dilakukan dengan pasien di IGD RSUD
kota tanjung pinang
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 24/11/2023 di IGD RSUD kota
tanjung pinang.
a) Keadaan umum : Tampak kesakitan
b) Kesadaran : Compos Mentis
c) GCS : E : 4 M : 6 V: 5
d) Status gizi : BB : 50 kg TB : 174cm BMI : 16,50(underweight)
e) Vital sign
TD : 107/64 mmHg
Nadi : 87x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,50 C
f) Status Internus
a. Kepala
kesan mesocephal, kaku kuduk (-), meningeal sign (-)
b. Mata :
konjungtiva anemis (-/-)
sklera ikterik (-/-)
pupil isokor 3mm
reflek pupil (+/+)
mata cekung (+)
c. Mulut :
sianosis (-)
Pursed lips-breathing (-)
lidah kotor (-)
mukosa mulut : kering
uvula simetris
tonsil (T1/T1), hiperemis (-),kripte melebar (-)
d. Leher :
Pembesaran KGB (-)
e. Thoraks :
Paru : Vesikuler (+/+)
Rhonki : (-/-)
Wheezing : (-/-)
Bunyi Jantung : Suara jantung murni: Suara I dan Suara II reguler.
Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-)
abdomen :
inspeksi : distensi (+) dam contour (-) dam staifung(-)
auskultasi : bising usus meningkat
palpasi : nyeri tekan regio epigastrium, hipokondriaks dextra dan
sinistra ,nyeri tekan lumbalis dextra dan umbilicalis. lumbalis sinistra ,iliaka
sinistra.
perkusi : timpani.
f.Ekstremitas
akral teraba hangat
crt >2 detik
turgor sedikit melambat.
Status Lokalis
MCH 26 – 34 27,4 L
MCHC 32 – 36 32,8
Ureum 8-23 31 H
SGOT 0-32 23
KESAN:
TB Paru dd/bronchopneumonia
Pelebaran hillus kiri, dd/lymphadenopati perihiller kiri
Tidak tampak kardiomegali
Atherosclerosis dan elongatio aorta.
Diagnosis kerja
1. Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra Irreponible
2. ileus paralitik
3. tb paru on oat
4. susp.tb intra abdomen
5. hiponatremia
Terapi
Medikamentosa
rehidrasi dengan derajat sedang.
m= 30 x BB = 30x50 =1500cc
d= 6% x 1000 x 50 :3000cc
total cairan untuk 6 jam pertama : (pantau ttv)
1/2 jam +3/4D =750CC+2250CC =3000 CC(6 jam)
total cairan untuk 18 jam berikutnya:
1/2M+1/4D =750cc + 750cc =1500cc (18 jam)
pasang NGT
Pasang Kateter
edukasi dan inform consern pasien.
rontgen abdomen 3 posisi
injeksi ceftriaxone 2x1 gr /iv
lanjut dehidrasi
evaluasi ttv.
Advice Sp.PD
Injeksi pantoprazole 2x40mg / iv
Injeksi Ondancentrone 3x4mg / iv
pasang 3 ways RL + (NACL 3% Harus Habis Dalam 24 jam) 1 kolf
Prognosis
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan pada hernia abdomen, isi
perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari muskulo aponeurotik
dinding perut. Hernia terdiri dari cincin, kantong dan isi hernia. Semua
hernia terjadi melalui celah lemah yang potensial pada dinding abdomen
(lokus minoris resistensiae baik bawaan maupun didapat) yang dicetuskan
oleh peningkatan tekanan intra abdomen yang berulang atau berkelanjutan
dan kelemahan otot dinding perut.
B. Etiologi
Kongenital
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8
kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis
tersebut akan menarik peritoneum kedaerah skrotum sehingga terjadi
penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis
peritoneum. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini sudah
mengalami obliterasi sehingga isi perut tidak dapat melalui kanal tersebut.
Namun dalam beberapa hal, sering kali kanalis ini tidak menutup. Karena
testis kiri turun lebuh dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering
terbuka. Bila kanalis kiri terbuka biasanya yang kanan juga terbuka.
Dalam keadan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia
2 bulan. Bila prosesus terbuka terus ( karena tidak mengalami obliterasi ),
akan timbul hernia inguinalis lateralis kongenital.
Akuisial (didapat)
1. peninggian tekanan intra abdomen kronik yang dapat mendorong isi
hernia melewati melewati annulus internus yang cukup lebar, seperti
batuk kronik, pekerjaan mengangkat benda berat, konstipasi, dan
asites. Peninggian tekanan intra abdomen juga dapat membuka
kembali kanalis inguinalis.
2. Anulus inguinalis internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui
oleh kantong dan isi hernia.
3. kelemahan otot dinding perut karena usia, malnutrisi, ataupun
paralisis dari saraf motorik.
4. Konstitusi tubuh. Orang kurus cenderung terkena hernia jaringan
ikatnya yang sedikit. Sedangkan pada orang gemuk juga dapat
terkena hernia karena banyaknya jaringan lemak pada tubuhnya yang
menambah beban kerja jaringan ikat penyokong pada LMR (Locus
minoris resistance).
5. Banyaknya preperitoneal fat banyak terjadi pada orang gemuk.
C. Anatomi
Regio inguinalis untuk beberapa struktur merupakan tempat peralihan
dari daerah perut ke organ – organ kelamin luar dan ke tungkai bagian atas.
Garis pemisah anatomis antara kedua daerah tersebut di bentuk oleh
ligamentum inguinale (poupart) yang terletak diantara tuberculum ossis
pubikum, pada sisi medialnya dan spina illiaka anterior superior, pada sisi
lateralnya. Sebenarnya ligamentum inguinale ini merupakan tempat
pertemuan fascia yang menutupi permukaan perut dan fascia yang menutupi
permukaan tungkai (fascia lata).
Kanalis Inguinalis
Kanalis inguinalis pada orang dewasa panjangnya kira-kira 4 cm dan
terletak 2-4 cm kearah caudal ligamentum inguinal. Kanal melebar diantara
cincin internal dan eksternal. Kanalis inguinalis mengandung salah satu vas
deferens atau ligamentum uterus. Funikulus spermatikus terdiri dari serat-
serat otot cremaster, pleksus pampiniformis, arteri testicularis, ramus genital
nervus genitofemoralis, ductus deferens, arteri cremaster, limfatik, dan
prosesus vaginalis.
Kanalis inguinalis harus dipahami dalam konteks anatomi tiga dimensi.
Kanalis inginalis berjalan dari lateral ke medial, dalam ke luar dan cepal ke
caudal. Kanalis inguinalis dibangun oleh aponeurosis obliquus ekternus
dibagian superficial, dinding inferior dibangun oleh ligamentum inguinal dan
ligamentum lacunar. Dinding posterior (dasar) kanalis inguinalis dibentuk
oleh fascia transversalis dan aponeurosis transverses abdominis.
Annulus Inguinalis Interna
Suatu lubang berbentuk oval pada fascia transversalis, terletak sekitar 3
cm di atas ligamentum inguinalis, pertengahan antara SIAS dan symphisis
pubis. Di sebelah medial annulus interna terdapat av. epigastrika inferior.
Pinggir annulus merupakan origo fascia spermatica interna pada pria atau
pembungkus bagian dalam ligamen rotundum rotundum uteri pada wanita.
Annulus Inguinalis Eksterna
merupakan defek berbentuk segitiga (Hesselbach’s triangle) pada
aponeurosis m. obliquus externus abdominis dan dasarnya dibentuk oleh
crista pubica. Pinggir annulus merupakan origo fascia spermatica externa.
Batas lateral adalah arteri epigastrika inferior, batas medial adalah m. rectus
abdominis bagian lateral, dan batas inferior adalah ligamen inguinalis.
Pembuluh darah epigastric inferior menjadi batas superolateral dari
trigonum Hesselbach. Tepi medial dari trigonum dibentuk oleh membrane
rectus,dan ligamentum inguinal menjadi batas inferior. Hernia yang melewati
trigonum Hesselbach disebut sebagai direct hernia, sedangkan hernia yang
muncul lateral dari trigonum adalah hernia indirect.
Apponeurosis Obliqus Eksternus
1. Kantong Hernia
2. Isi hernia
Isi dari hernia bervariasi, tetapi yang paling sering adalah organ dalam.
Pada abdomen isi terbanyak adalah usus halus dan omentum majus.
Kemungkinan lainnya termasuk usus besar dan appendiks, vesica
urinaria, ovarium (dengan atau tanpa tuba falopi) dan cairan ascites.
3. Pintu Hernia
Merupakan Locus Minoris Resistance (LMR) yang dilalui oleh
kantong hernia.
D. Klasifikasi Hernia
1. Hernia Reponible
Yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau
mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak
ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
2. Hernia Irreponible
Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali kedalam rongga perut.
Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum
kantong hernia. Hernia ini disebut hernia akreta. Dapat juga terjadi
karena leher yang sempit dengan tepi yang kaku (misalnya pada :
femoral, umbilical). Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun sumbatan
usus. Hernia ireponibel mempunyai resiko yang lebih besar untuk
terjadi obstruksi dan strangulasi daripada hernia reponibel.
3. Hernia Strangulata
Yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, isi kantong terperangkap
dan terjadi gangguan pasase usus serta gangguan vaskularisasi sehingga
dapat terjadi nekrosis. Strangulasi usus yang paling sering terjadi
dan menyebabkan nekrosis yang terinfeksi (gangren). Mukosa usus
terlibat dan dinding usus menjadi permeabel terhadap bakteri, yang
bertranslokasi dan masuk ke dalam kantong dan dari sana menuju
pembuluh darah. Usus yang infark dan rentan, mengalami perforasi
(biasanya pada leher pada kantong hernia) dan cairan lumen yang
mengandung bakteri keluar menuju rongga peritonial menyebabkan
peritonitis. Terjadi syok sepsis dengan gagal sirkulasi dan kematian.
4. Hernia Inkerserata
Yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, berarti isi kantong
terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai
terjadinya gangguan pasase usus. iasanya obstruksi terjadi pada leher
kantong hernia. Jika obstruksi terjadi pada kedua tepi usus, cairan
berakumulasi di dalamnya dan terjadi distensi (closed loop obstruction).
Biasanya suplai darah masih baik, tetapi lama kelamaan dapat terjadi
strangulasi. Oleh sebab itu, hernia ireponibel yang mengalami obstruksi
dapat juga disebut dengan inkarserata.
1. Sliding Hernia
Pada hernia tipe ini, hanya sebagian dari usus yang terperangkap
(biasanya usus halus). Isi dari kantung hernia terdiri dari hanya satu sisi
dari dinding usus. Bahayanya hernia ini adalah usus dapat mengalami
iskemi tanpa perkembangan nyata dari gejala obstruksi. Biasanya
pasase usus masih ada, mungkin terganggu karena usus terlipat
sehingga disertai obstruksi usus.
1. Hernia Inguinalis
Pada orang yang sehat ada tiga mekanisme yang dapat mencegah
terjadinya hernia inguinalis, yaitu kanalis inguinalis yang berjalan
miring, adanya struktur m.oblikus internus abdominis yang
menutup annulus inguinalis internus ketika berkontraksi, dan
adanya facia transversalis yang kuat yang menutupi trigonum
Hasselbach yang umumnya hampir tidak berotot. Gangguan pada
mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya hernia.
Disebut indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran yaitu
annulus dan kanalis inguinalis. Pada bayi dan anak, hernia lateralis
disebabkan oleh kelainan bawaan berupa tidak menutupnya prosesus
vaginalis peritoneum sebagai akibat proses penurunan testis ke skrotum.
Gambaran klinik
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
Palpasi : jika ditekan pada annulus inguinalis interna pada saat pasien
berdiri atau mengejan, tetap akan timbul benjolan karena hernia ini
langsung menuju annulus unguinalis eksterna sehingga disebut hernis
direkta. Bila hernia ini dimasukkan sampai ke skrotum, maka hanya
akan sampai ke bagian atas skrotum, sedangkan testis dan funikulus
spermatikus dapat dipisahkan dari massa hernia. Bila jari dimasukkan
dalam annulus inguinalis eksterna, tidak akan ditemukan dinding
belakang. Bila pasien di suruh mengejan tidak akan terasa tekanan dan
ujung jari dengan mudah dapat meraba ligamentum Cooper pada ramus
superior tulang pubis.
2. Hernia Femoralis
3. Hernia Umbilikalis
4. Hernia Epigastrika
Hernia epigastrika atau hernia linea alba adalah hernia yang keluar
melalui defek dilinea alba antara umbilicus dan prosesus xifoideus. Isi
hernia terdari penonjolan jaringan lemak preperitoneal dengan atau
tanpa kantong peritoneum. Linea alba dibentuk oleh anyaman serabut
aponeurosis lamina anterior dan posterior sarung M. rektus. Anyaman
ini sering hanya satu lapis saja. Disamping itu linea alba disebelah
cranial umbilicus lebih lebar dibandingkan dengan yang sebelah kaudal
sehingga merupakan predisposisi terjadinya hernia epigastrika. Hernia
ini muncul sebagai tonjolan lunak di linea alba yang merupakan
‘lipoma’ preperitoneal. Kalau defek linea alba melebar baru kemudian
keluar kantong peritoneum yang dapat kosong atau berisi omentum.
Hernia ini ditutupi oleh kulit, lemak subkutis, lemak preperitoneal dan
peritoneum.
E. Patofisiologi
Kanalis inguinalis dalam kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke 2-8
dari kehamilan, terjadinya desensus vestikulorum melalui kanal
tersebut.Penurunan testis itu akan menarik peritoneum ke daerah scrotum
sehingga terjadi tonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis
peritonea. Bila bayilahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi,
sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Tetapi dalam
beberapa hal sering belum menutup, karena testis yang kiri turun terlebih
dahulu dari yang kanan, makakanalis inguinalis yang kanan lebih sering
terbuka. Dalam keadaan normal, kanalyang terbuka ini akan menutup pada
usia 2 bulan.
Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel. Bila kanal
terbuka terus, karena prosesus tidak berobliterasi maka akan timbul
herniainguinalis lateralis kongenital. Biasanya hernia pada orang dewasa ini
terjadi keranausia lanjut, karena pada umur tua otot dinding rongga perut
melemah. Sejalandengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh
mengalami prosesdegenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup.
Namun karena daerahini merupakan locus minoris resistance, maka pada
keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat seperti batuk-
batuk kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang-barang berat,
mengejan. Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul
hernia inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan
keluar melalui defek tersebut.
Pria lebih banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses perkembangan
alat reproduksi pria dan wanita semasa janin. Potensial komplikasi terjadi
perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi
hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Terjadi penekanan terhadap cincin
hernia,akibat semakin banyaknya usus yang masuk, cincin hernia menjadi
sempit dan menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Timbulnya edema
bila terjadi obtruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah dan
kemudian terjadi nekrosis. Bilat erjadi penyumbatan dan perdarahan akan
timbul perut kembung, muntah,konstipasi. Bila inkarserata dibiarkan, maka
lama kelamaan akan timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh
darah dan terjadi nekrosis.
F. Penegakan Diagnosis
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Pembengkakan yang timbul mulai dari regio inguinalis dan
mencapai labium majus atau sampai dasar skrotum, selalu merupakan
hernia inguinalis lateralis. Kalau tidak ada pembengkakan yang dapat
kila lihat, penderita disuruh batuk. Kalau pembengkakan yang
kemudian terlihat kemudian berada di atas lipatan inguinal dan berjalan
miring dan lateral atas menuju ke medial bawah, maka pembengkakan
tersebut adalah hernia inguinalis lateralis. Tetapi kalau pembengkakan
itu kelihatannya langsung muncul ke depan, maka kita berhadapan
dengan hernia inguinalis medialis.
2. Palpasi
Dapat untuk menentukan macam hernianya. Untuk memeriksa
pelipatan paha kiri digunakan tangan kiri, pelipatan paha kanan dipakai
tangan kanan.
Caranya:
Zieman’s test : Jari ke 2 diletakkan diatas annulus internus ( terletak
diatas ligamentum inguinale pada pertengahan SIAS dan tuberkulum
pubikum ). Jari ke 3 diletakkan diatas annulus eksternus ( terletak
diatas ligamentum inguinale sebelah lateral tuberkulum pubikum ).
Jari ke 4 diletakkan diatas fossa ovalis ( terletak dibawah ligamentum
inguinale disebelah medial dari a. femoralis ). Lalu penderita disuruh
batuk atau mengejan, bila terdapat hernia akan terasa impulse atau
dorongan pada ujung jari pemeriksa. Teknik ini dikerjakan bila tidak
didapatkan benjolan yang jelas.
Finger test: Gunakan tangan kanan untuk hernia sisi kanan, pakai
tangan kiri untuk hernia sisi kiri. Dengan jari kelingking kulit scrotum
diinvaginasikan, jari tersebut digeser sampai kuku berada diatas
spermatic cord dan permukaan volar jari menghadap ke dinding
ventral scrotum. Dengan menyusuri spermatic cord kearah proksimal
maka akan terasa jari tersebut masuk melalui annulus eksternus,
dengan demikian dapat dipastikan selanjutnya akan berada dalam
kanalis inguinalis. Bila terdapat hernia inguinalis lateralis, terasa
impulse pada ujung jari, bila hernia inguinalis medialis maka teraba
dorongan pada bagian samping jari.
3. Perkusi
Bila isinya gas pada usus akan berbunyi timpani
4. Auskultasi
Terdengar suara usus, bila auskultasi negatif maka kemungkinan
isi hernia berupa omentum. Auskultasi juga bisa untuk
mengetahui derajat obstruksi usus.
c. Pemeriksaan Penunjang
Herniografi
Dalam teknik ini, 50—80 ml medium kontras iodin positif di
masukkan dalam wadah peritoneal dengan menggunakan jarum
yang lembut. Pasien berbaring dengan kepala terangkat dan
membentuk sudut kira- kira 25 derajat. Tempat yang kontras di
daerah inguinalis yang diam atau bergerak dari sisi satu ke sisi lain
akan mendorong terwujudnya kolam kecil pada daerah inguinal.
Tiga fossa inguinal adalah suprapubik, medial dan lateral. Pada
umumnya fossa inguinal tidak mcncapai ke seberang pinggir tulang
pinggang agak ke tengah dan dinding inguinal posterior. Hernia tak
langsung muncul dari fossa lateral yang menonjol dari fossa medial
atau hernia langsung medial yang menonjol dari fossa suprapubik.
G. Penatalaksanaan
Operatif
Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari :
Herniotomy, dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya,
kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan,
kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit ikat setinggi mungkin
kemudian dipotong.
Hernioplasty, dilakukan tindakan memperkecil annulus inguinalis internus
dan memperkuat dinding belakang kanalis ingunalis. Hernioplasty lebih
penting artinya dalam menvegah terjdinya residif dibandingkan dengan
herniatomy.
Macam-macam Teknik Hernioplasty
Berdasarkan pendekatan operasi, banyak teknik herniorraphy
dapat diklompokkan dalam 4 kategori utama :
Open Anterior Repair
Kelompok 1 operasi hernia (teknik Bassini, McVay dan Shouldice)
melibatkan pembukaan aponeurosis otot obliquus abdomins ekternus dan
membebaskan funikulus spermatikus. fascia transversalis kemudian
dibuka,dilakukan inspeksi kanalis spinalis, celah direct dan indirect.
Kantunghernia biasanya diligasi dan dasar kanalis spinalis di rekonstruksi.
a. Bassini
b. Shouldice
c. Ferguson
d. Mc Vay
Posterior repair (iliopubic tract repair dan teknik Nyhus) dilakukan dengan
membelah lapisan dinding abdomen superior hingga ke cincin luar dan masuk
ke properitoneal space. Diseksi kemudian diperdalam kesemua bagian kanalis
inguinalis. Perbedaan utama antara teknik ini dan teknik open anterior adakah
rekonrtuksi dilakukan dari bagian dalam. Posterior repair sering digunakan
pada hernia dengan kekambuhan karena menghindari jaringan parut dari
operasi sebelumnya.
1. R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi I. Penerbit
bukukedokteran EGC. Jakarta. 1997. Hal 700-718
4. H G, Burhitt & O.R.G. Quick. Essential Surgery . Edisi III. 2003. Hal 348-356
6. Brian W. Ellis & Simon P-Brown. Emergecy surgery. Edisi XXIII. Penerbit
HodderArnold. 2006.
8. Michael M. Henry & Jeremy N. T. Thompson. Clinical Surgery. Edisi II. 2005