Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny.MASDIANA
DENGAN
PENYAKIT ILEUS OBSTRUKTIF
DI RUANG EDELWEIS
SANDRA HARO
Kelompok 3
gelombang 3
Ruang Edelweis
Della Fatika 21031070
Hikmatul Aulia 21031071
Sefriyonaliza 21031072
Defenisi
Ileus obstruktif adalah keadaan dimana
saluran cerna mengalami penyumbatan yang
disebabkan oleh kelainan dalam lumen usus,
biasanya keadaan tersebut mengalami nyeri
perut dan menyebar serta mengalami mual
muntah hingga mengalami ketidakmampuan
buang air besar dan perut buncit.
Etiologi
• Hernia inkarserata adalah timbul karena usus yang masuk
kedalam kantung hernia terjepit oleh cincin hernia sehingga
timbul gejala obstruktif (Penyempitan) dan strangulasi usus
(sumbatan usus menyebabkan terhentinya aliran darah ke
usus.
• Non hernia inkaserata, antara lain :
• Adhesi atau perlekatan usus
• Askariasis
• Volvulus Merupakan suatu keadaan dimana terjadi
pemutiran usus yang abnormal dari segmen usus sepanjang
aksis usus sendiri, maupun pemuntiran terhadap aksis
sehingga pasase (gangguan perjalanan makanan) terganggu.
• Tumor
• Batu empedu yang masuk ke ileus
Manifestasi Klinis
1) Mekanik sederhana - usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, 4) Obstruktif mekanik parsial
distensi, muntah peningkatan bising usus, nyeri tekan Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit
abdomen. crohn. Gejalanya kram nyeri abdomen, distensi ringan.
5) Strangulasi Gejala berkembang dengan cepat: nyeri
2) Mekanik sederhana – usus halus bawah hebat, terus menerus dan terlokalisir, distensi sedang,
Kolik (kram) abdomen, distensi berat, bising usus meningkat, muntah persisten, biasanya bising usus menurun dan nyeri
nyeri tekan abdomen tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi
bewarna gelap atau berdarah atau mengandung darah
3) Mekanik sederhana – kolon samar.
Kram (abdomen tengah samapai bawah), distensi yang
muncul terakhir, kemudian terjadi muntah (fekulen),
peningkatan bising usus, nyeri tekan abdomen.
Asuhan Keperawatan
INFORMASI UMUM
Tanggal Pengkajian : 26,27,28 Juni 2023
Suku Bangsa : Melayu
Nama Pasien : Masdiana
Tanggal Masuk : 20 Mei 2023
Umur : 45 Tahun
Hari Rawat Ke : 36 Hari
B. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluh nyeri di abdomen,tampak adanya
distensi abdomen,serta pasien mengeluh perutnya
yang selalu merasa penuh dan kurang nafsu makan.

C. RIWAYAT PENYAKIT YANG DIDERITA SAAT INI


Saat dilakukan pengkajian tanggal 26 juni 2023 diruang Edelweis
RSUD Arifin Ahmad,pasien mengeluh nyeri seperti tertusuk-tusuk
didaerah abdomen dengan skala 5,kesadaran pasien
composmentis,CRT<2 detik.Pasien di diagnosa dengan Tumor Ileum
sudah sebulan yang lalu,belum dilakukan operasi,masih dalam
perawatan dirumah sakit.
D. RIWAYAT KESEHATAN SEBELUMNYA
Pasien riwayat diabetes tapi selalu terkontrol,pasien
juga mengatakan tidak memiliki riwayat alergi seperti
makanan,minuman,dan obat-obatan,tidak ada penyakit
keturunanTBC,asma,atau hipertensi.

E. KEADAAN UMUM
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital (Jam 12:22 WIB)
TD : 10/70 N : 90x/menit
RR : 22x/menit S : 36°C
BB/TB : 45kg/145cm LILA : 24cm
PENGKAJIAN HEAD TO
TOE
a. Rambut & Kulit Kepala : Rambut hitam,tektus sedikit
kasar,rambut tipis,tampak bersih,tidak ada nodul dan
massa,bentuk kepala mesdepal,wajah simetris.
b. Mata : Alis dan bulu mata tipis,mata simetris,konjungtiva
anemis,pupil iskor,sklera tidak ikterus,bola mata bagus,tidak
ada nyeri,lapang pandang bagus dan ketajaman baik.

c. Telinga : Telinga simetris,tidak ada nyeri tekan dan


benjolan,tidak ada serumen,tidak ada pendarahan dan
infeksi,pendengaran bagus.
d. Hidung : Hidung pesek,kecil,warna pucat,simetris,tidak ada
cuping hidung dan massa,sedikit kotor,tidak ada nnyeri,tidak
terpasang alat bantu nafas dan NGT,penciuman tajam.

e. Mulut : Mukosa bibir kering,mulut tampak simetris,tidak


ada stomatitis,gigi tampak kotor,kelengkapan gigi sudah
banyak copot,tidak ada lesi dan massa.

F. Leher : Tidak terdapat pembesaran tiroid dan limfe,tidak ada


pembesaran vena jugularis,tidak ada kaku kuduk,trakea tampak
simetris,tidak terpasang trakeostomi
a. Paru-Paru
• Inspeksi : Simetris,tidak ada lesi,tidak terdapat retraksi
dinding dada,tidak terdapat penggunaan otot bantu
nafas,tidak terdapat jejas,RR = 22x/menitDada
• Palpasi : Ekspansi dinding dada seimbang,simetris,tidak
terdapat nyeri tekan
• Perkusi : Terdengar suara sonor
• Auskultasi : Tidak terdengar suara ronchi/suara nafas
tambahan.
b. Jantung
• Inspeksi : Tidak terdapat jejas dan luka
• Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
• Perkusi : S1& S2 Tunggal
• Auskultasi : Suara mumur tidak ada
C. Tangan : Tangan simetris,dengan ukuran kecil,CTR<2
detik,tekstur kulit kering,pasien tampak lemah dan lesu,tidak ada
nodus-massa,terpasang infus ditangan kiri dan potassium cholride
0,15 %,sodium chloride 0,9%.
D. Payudara dan Aksila : Payudara simetris,warna kuning
lansat,tidak ada discharge dan nodus,tidak ada edema,tidak ada
nyeri tekan.
E.
• Abdomen
Inspeksi : Terdapat distensi abdomen
• Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada seluruh kuadran
• Perkusi : Hipertimpani
• Auskultasi : Bising usus 6x/menit
F. Genitalia dan Perkemihan
Pasien terpasang kateter sejak masuk rumah sakit,tidak ada lesi dan
discharge,warna urin kuning pekat,tidak ada pendarahan dan nyeri
G. Rektum dan Anus
H. Pasien menggunakan underpad saat BAB,tidak ada hemoroid dan
pendarahan
I. Kaki : Bentuk dan ukuran kaki simetris,kulit kering,dan warna
sedikit pucat,akral hangat,kekuatan otot lemah,tidak ada fraktus dan
nodus-massa,sehari-hari dibantu keluarga dalam beraktivitas.
J. Punggung : Turgor kulit kering diarea punggung,tidak ada kelainan
lordosis kiposis skoliosis,tidak ada dekubitus dan nyeri tekan.
POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT
-Pasien mengatakan sebelum sakit pasien dapat
beristirahat dengan nyenyak,tidur sekitar 5-6 jam
-Setelah sakit/saat pengkajian : pasien berbaring
lemas dan sulit tidur.

POLA AKTIVITAS HARIAN


Pasien hanya berbaring ditempat tidur
saja dan segala keperluan dibantu oleh
perawat dan keluarga (total care)
CAIRAN, NUTRISI, DAN
ELIMINASI
1) Intake Oral/Enteral
• Jenis dit: tidak ada
• Jumlah kalori : 2.500 Kkal/hari
• Makan Berat : 2 Kali/ hari-shift(600 ml/shift)
• Makanan Selingan : - Kali/ hari-shift (- mI/shift)
Pasien mengatakan kurang nafsu makan.Paling banyak makan 2x
sehari dengan porsi sedikit,dan minum hanya 2 botol aqua (600
ml/hari)
• Minum : 600 ml/hari
• Parenteral : - ml/hari
2. Eliminasi
• Urin : 2 Kali/Hari (1500 ml/hari)
• BAB : 2 Kali/Hari (1000 ml/hari)

3) Balanca Cairan
Per shift
• Cairan masuk : 1200 ml
• Cairan Keluar : 200 ml
PSIKO-SOSIAL-
SPIRITUAL
Pasien mengatakan capek dengan penyakitnya,dengan ekspresi meringis
dan menangis,beribadah kurang,dan merasa bersalah kepada keluarga

PENGKAJIAN
REFLEKS
a. Biseps : (+) / (+)
b. Triseps : (+) / (+ )
c.Brakioradialis : (+) / (+)
d. Patella : (+) / (+)
e. Achiles : stor 0 (-) / (-)
f. Babinski : (-)
Pemeriksaan Laboraturium
MCH 23.5 pg 27.0-31.0

MCHC 33.0 g/dL 33.0-37.0


NILAI Trombosit 488 10³/ µL 150-450
PEMERIKS HASIL
NORMAL
AAN
RDW-CV 17.9 11.5-14.5

Eritrosit 3.88 10 6/µL 4.20-5.40


RDW-SD 43.4 fL 35.0-47.0
Hemoglobi 9,1 g/dl 12.0-16.0
n
PDW 7.7 fL 9.0-13.0

27.6 37.0-47.0
Hematokrit
8.53 10³/
Leukosit 4.80-10.80 MPV 8.3 fL 7.2-11.1
µL

MCV 71.1 Fl 79.0-99.0


488 10³/ F-LCR 10.8 15.0-25.0
Trombosit 150-450
µL
Medikasi / Obat-obatan
·Ceftriaxone 2x1 gr
·OMZ 2x40 mg
·Tigecycline 2x50 mg
·Albumin 100
·Wida Kn-1 Infus 20tpm
·Kapsul garam 3x1

Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut b.d agen cedera fisiologis (distensi dinding usus)
d.d pasien mengeluh nyeri.
a.Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan d.d Pasien
mengatakan tidak nafsu makan dan perut selalu terasa penuh.
Resiko Konstipasi dibuktikan dengan obstruksi intestinal
ANALISA
DATA
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1 Ds :
• Pasien mengatakan nyeri (p).
• Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk (Q).
• Pasien mengatakan hanya di bagian Abdomen (R)
• Pasien mengatakan skala nyeri 5 .(S)
• Pasien mengatakan sakitnya datang secara tiba-tiba dan sehabis makan (T)
• Pasien mengeluh susah tidur.

Do :
• TD : 100/70 mmhg
• RR : 22 x/menit
• N : 90 x/menit
• S : 36,°C
• Terdapat nyeri tekan di seluruh kuadran abdomen.
• Pasien tampak meringis dan gelisah.
• Pasien tampak dengan distensi abdomen. Ileus obstruksi
ANALISA
DATA Etiologi

Ileus obstruksi

akumulasi gas dan cairan dalam lumen usus

distensi dinding usus

peningkatan tekanan intralumen

iskemik dinding usus

Nyeri Akut
ANALISA
DATA

Masalah Keperawatan

Nyeri Akut
Defenisi (D.0077) :
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan actual atau fungsional.dengan onset mendadak atau lambat dan
berintentitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Luaran Dan Kriteria Hasil (SLKI)
Diagnosa Kontrol Nyeri (L.08063)
Keperawatan Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan
meningkat dalam 2x24 jam.
Kriteria Hasil :
• Keluhan nyeri di pertahankan pada 1(Meningkat)
Nyeri Akut di tingkatkan ke 5 (menurun)
• Penyebab nyeri pertahankan pada 5 (Meningkat)
b.d agen cedera
di tingkatkan ke 1 (Menurun)
fisiologis • Melaporkan nyeri terkontrol pertahankan pada
(distensi dinding tingkat 1 (menurun) ke 5 ( meningkat)
usus) d.d pasien • Gelisah pada tingkat 1(meningkat) ke 5
mengeluh nyeri (menurun)
(SDKI : D.0077) • Susah tidur dari tingkat 1 (meningkat) ke 5
(menurun)
Rencana intervensi (SIKI)
Manajemen Nyeri (I.08328).
• Identifikasi lokal, penyebab, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri.
• Identifikasi skala nyeri
• Berikan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri.
• Fasilitas istirahat dan tidur.
• Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri.
• Jelaskan strategi meredakan nyeri.
• Kolaborasi pemberian analgetik.
2. Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan d.d Pasien
mengatakan tidak nafsu makan dan perut selalu terasa penuh.SDKI
D.0019)

Slki
Status Nutrisi (L.02011)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan
membaik dalam 2x24 jam
Kriteria Hasil :
• Berat badan di rentang 1 (menurun) di tingkatkan
ke 5 (meningkat)
• Bising usus dalam rentang 2 (cukup memburuk)
ditingkatkan ke 4(cukup membaik)
• Nafsu makan dari rentang 1 (memburuk) di
tingkatkan ke 5 (membaik
SIKI
Manajemen nutrisi (I.02097)
• Identifikasi nutrisi
• Identifikasi alergi dan intoleransi makanan.
• Identifikasi makanan yang disukai.
• Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient.
• Fasilitasi menentukan pedoman diet.
• Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai.
• Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi.
• Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
• Edukasi untuk istirahat yang cukup.
• Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan.
• Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan.
3. Resiko ketidakseimbangan cairan dibuktikan dengan obstruksi intestinal
(SDKI : D.0036)

SLKI
Keseimbangan cairan (L.0403)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan membaik dalam 2x24
jam
• Dehidrasi pada rentang 1 (memburuk) di turunkan ke 5 (membaik)
• Kelembaban membrane mukosa dari rentang 1 (memburuk ) di turunkan
ke 5 (membaik)
• Frekuensi urin dari rentang 1 (memburuk) ditingkat kan ke 5 (membaik)
SIKI
Manajemen cairan (I.04151)
• Monitor status hidrasi.
• Monitor berat badan harian.
• Monitor hasil pemeriksaan laboratorium.
• Catat intake output dan hitung balance cairan 24 jam.
• Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan.
• Berikan cairan intravena
PEMBAHASAN

Dalam pelaksanaan praktik keperawatan dewasa pada Ny. M dengan


diagnose medis Tumor Ileum telah dilakukan upaya semaksimal mungkin
untuk mengatasi masalah keperawatan yang dialami pasien dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi : pengkajian,
diagnose keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi dengan tidak
mengabaikan pendekatan medis.
Beberapa kesenjangan antara teori dan praktik ditemukan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan pada Ny. M berikut ini akan dibahas beberapa
kesenjangan yang terjadi. Untuk memudahkan dalam pembahasan
selanjutnya penulis menggunakan proses asuhan keperawatan yang meliputi
pengkajian, diagnose, intervensi, implementasi dan evaluasi.
a. Pengkajian

Secara teori gejala utama ileus obstruksi antara lain nyeri kolik
abdomen,mual,muntah,perut distensi dan tidak bisa buang air besar (obstipasi).
Mual muntah umumnya terjadi pada obstruksi letak tinggi. Bila lokasi
obstruksi dibagian distal makan gejala lain yang dominan adalah nyeri
abdomen. Distensi abdomen terjadi bila obstruksi terus berlanjut dan bagian
proksimal usus menjadi sangat dilatasi.
Analisis kasus Ny.M tidak terdapat kesenjangan pasien juga mengeluh nyeri di
seluruh bagian Abdomen karna tumor yang sudah membesar, tidak nafsu
makan dan selalu mual muntah serta terdapat distensi abdomen. Pasien juga
mengeluh awal masuk RS susah BAB tapi beberapa hari dirawat di RS
keluhan tersebut berkurang, pasien juga mengeluh perut yang selalu terasa
penuh.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis.
Analisa : tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan kasus. Dalam perumusan diagnose
keperawatan ditemukan adanya keluhan nyeri dirasakan pasien, factor yang memperberat
nyeri, sikap protektif terhadap ancaman serta focus pada diri sendiri.
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan.
Analisa : tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. Dalam pengkajian pasien mengeluh
tidak nafsu makan dan selalu mual dan muntah sehingga diangkat diagnose deficit nutrisi.
Di dukung dengan hasil IMT yang kurang atau kurus dan pasien tampak lemah dan seperti
busung lapar karna distensi perut yang sangat besar sedangkan badan yang kurus.
3. Risiko ketidakseimbangan cairan dibuktikan dengan obstruksi intestinal.
Analisa : tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. Dalam perumusan dignosa
keperawatan harus ada batasan karakteristik meliputi factor resiko adanya obstruksi
intestinal,disfungsi intestinal,kesulitan menelan dan mual hingga muntah.
c. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisiologis (distensi abdomen)
Tindakan keperawatan secara teori yakni mengkaji karakteristik nyeri durasi frekuensi intensitas memberikan posisi
nyaman mengajak teknik non farmakologis hingga pemberian analgesik jika diperlukan. Dalam tinjauan kasus ini
tindakan yang diberikan pada pasien adalah melakukan pengkajian terhadap rasa nyeri yang dirasakanmengkaji
karakteristik nyeri, durasi hingga intensitas. Tidak lupa pula diberikan edukasi cara mengurangi nyerimengajarkan
teknik non farmakologis dan berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesic
2. Risiko ketidakseimbangan cairan dibuktikan dengan obstruksi
Intestinal.Tindakan keperawatan secara teori yang diberikan yakni menentukan jumlah dan jenis cairans serta
kebiasaan eliminasi pasienmemonitor membran kulit mukosa, mengkaji turgor kulit, mengkaji warna urine serta
memastika cairan yang tepat diberikan sesuai kebutuhan. Dalam kasus ini tindakan yang diberikan pada pasien
adalah menentukan jumlah dan jenis kebutuhan cairan yang diperlukanmengkaji adanya tanda-tanda dehidrasi seperti
membran mukosa keringturgor kulit lambatjumlah serta warna urine yang dikeluarkan serta memastikan cairan yang
tepat diberikan dan memastikan IV berjalan dengan benar.
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan.
Dilakukan asuhan keperawatan Manajemen nutrisi meliputi Identifikasi nutrisi, Identifikasi alergi dan intoleransi
makanan. Identifikasi makanan yang disukai, Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient, Fasilitasi menentukan
pedoman diet, Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai, Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi, Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein, Edukasi untuk istirahat yang cukup, Kolaborasi
pemberian medikasi sebelum makan, Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan.
PENUTUP
Kesimpulan
Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan penyumbatan yang
sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus. Peristiwa patofisiologik yang terjadi setelah
obstruksi usus adalah sama, tanpa memandang apakah obtruksi tersebut diakibatkan oleh penyebab
mekanik atau fungsional.
Perbedaan utamanya pada obstruksi paralitik dimana peristaltik dihambat dari permulaan, sedangkan
pada obstruksi mekanis peristatik mula-mula diperkuat kemudian intermitten, dan akhirnyaLumen
usus yang tersumbat secara progresi akan teregang oleh cairan dana gas (70% dari gas hilang yang
ditelan) akibat peningkatan tekanan intra lumen, yang menurunkan pengaliran air dan natrium dari
lumen usus ke darah.

Saran
Dengan mengetahui permasalahan penyebab penyakit Ileus Obstuktif, diharapkan pasien dan keluarga
untuk lebih berhati – hati dengan menghindari penyebab penyakit ileus obstruktif serta benar-benar
menjaga kesehatan melalui makanan maupun berolahraga yang benar, dan diharapkan perawat
ruangan untuk selalu memantau tanda dan gejala yang berpotensi kejadian komplikasi pada pasien
ileus obstruktif.
DAFTAR
PUSTAKA
Indrayani, M. N. (2013). Diagnosis Dan Tatalaksana Ileus Obstruktif. Denpasar: Universitas
Udayana. Diakses pada tanggal 16 Mei 2022.
Kementrian Kesehatan RI 2019. Jakarta: Kemenkes RI; 2019.
Price dan Wilson (2016). Ileus Obstruktif. Pusat Data dan Informasi
Vilz TO, Stoffels B, Strassburg C, etc, 2017. Ileus In Adult. Deutsches Arzteblatt International.
July ; 114(29-30): 508–518. Diakses pada tanggal 20 Mei 2022.
Smith, & Nehring. (2018). Bowel Obstruction. 100:651. Diakses pada tanggal 15 Mei 2022.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa.
Jogjakarta:Mediaction. Diakses pada tanggal 16 Mei 2022

PPNI (2016). Standar Daignosis Kepeawatan Indonesia :Defenisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1.Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Defenisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1.
Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Defenisi fan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1.
Jakarta : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai