KASUS
Wanita 70 Tahun dengan Ikterus Obstruktif ec
Kolelitiasis dd Suspek Kolangiokarsinoma dan
Kolesistitis Akut dd Kronik
Disusun Oleh:
Devina Novita (G992003039)
Pembimbing:
dr. Dian Ariningrum, Mkes, Sp.PK-K
Nama : Ny. P
Tanggal lahir : 04-08-1950
Usia : 70 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Banyudono
No. RM : 0015xxx
Tanggal MRS : 1 Desember 2020
Tanggal Periksa : 2 Desember 2020
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA: Nyeri perut
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
RPS:
• Pasien datang ke RSDM Moewardi rujukan dari RSUD Soedono Madiun dengan keluhan nyeri perut kanan atas. Keluhan
dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan nyeri kanan atas menjalar ke punggung kanan dan dirasakan hilang timbul. Nyeri
memberat saat aktivitas dan makan makanan terutama yang berminyak. Namun nyeri mereda dengan istirahat. Pasien juga
mengeluhkan adanya kulit berwarna kuning disertai rasa gatal pada kulit
• Pasien mengeluhkan adanya mual dan muntah yang dirasakan 1 minggu yang lalu, mual dan muntah. Mual muntah 2x
sebanyak 2 gelas belimbing berisi makananan, darah (-), dan lendiri (-). Mual muntah memberat dengan makan makanan
berminyak, bersantan, namun keluhan dapat membaik dengan pemberian obat antasida.
• Pasien mengaku saat ini BAB pucat (+), lendiri darah (-), cair (-), sedangkan BAK berwarna seperti teh atau lebih gelap dari
biasanya, darah (-)
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat keluhan serupa : disangkal
Riwayat alergi obat/makanan : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat mondok : disangkal
RIWAYAT NUTRISI ● Pasien makan-makanan rumahan dengan teratur 2-3x sehari dengan komposisi
nasi, lauk, dan sayur
● Pasien mengaku suka mengonsumsi makanan goreng-gorengan dan bersantan
RIWAYAT SOSIAL ● Pasien berkerja sebagai ibu rumah tangga dan menggunakan BPJS
EKONOMI ● Kondisi lingkungan rumah dan sanitasi baik
PEMERIKSAAN FISIK 02/12/2020
Keadaan umum:
Pasien tampak sakit sedang
GCS: E4V5M6, compos mentis
Tanda Vital:
▪ Tekanan darah : 120/80 mmHg
▪ HR : 80x/menit
▪ RR : 20x/menit
▪ Suhu : 36,5°C
▪ SpO2 : 96%
▪ BB : 60 kg
▪ TB : 150
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Bentuk mesocephal, jejas (-),
Mata : konjungtiva palpebrae pucat (-\-), konjunctiva bulbi hiperemis (-), sklera ikterik
(+/+), refleks cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-)
Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-)
Mulut : bibir kering (-), mukosa pucat (-), gusi berdarah (-), papil lidah atrofi (-), lidah
kotor tepi hiperemis (-)
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : terdengar bunyi jantung I dan II reguler, intensitas normal, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dengan dinding dada, striae (-)
Auskultasi : bising usus (+) 15x per menit
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, NT (+) regio epigastrica & hipochondriaca dextra, Murphy sign (+),teraba
massa di regio lumbal dextra, psoas sign (-), obturator sign (-), rovsing sign (-), dunphy sign
(-), NT suprapubik (-), hepar dan lien tidak teraba
Pemeriksaan Fisik
Ekstremitas :
- - - -
- - - -
Integumen : Pucat (-), Ikterik (+), Hematom (-), Turgor kulit normal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH (01/12/2020)
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 11.9 g/dl 11.7-16.2
Hematokrit 34 % 33 - 45
Leukosit 15,3 H 103/ L 4.5 - 11.0
Trombosit 493 H 103/ L 150 - 450
Eritrosit 3.53 L 106/ L 4.10- 5.10
Hemostasis
PT 13.1 Detik 10.0 – 15.0
APTT 22.8 Detik 20.0 – 40.0
INR 0.900
Kimia Klinik
SGOT 274 H u/l <31
SGPT 192 H u/l <34
Albumin 3.1 L g/dl 3.2-4.6
Kreatinin 0.8 Mg/dl 0.6-1.2
Ureum 18 Mg/dl <50
Elektrolit
Natrium 132 mmol/L 136 – 145
darah
Kalium darah 4.0 mmol/L 3.3 – 5.1
● Kesimpulan :
● Ikterus obstruktif
● Gallbladder melebar dengam batu multiple dan
sludge penuh
DAFTAR MASALAH
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
Planning diagnosis :
• Pro ERCP
• Cek ALP dan GGT
Planning monitoring :
• KUVS
• Elektrolit/24 jam
• Fungsi hati
Planning edukasi
• Hentikan konsumsi makanan berminyak
PROGNOSIS
Ad Vitam
Dubia ad Bonam
Ad Sanationam
Dubia ad Bonam
Ad Functionam
Dubia ad Bonam
Analisis Kasus
Faktor Risiko
• Pasien perempuan
• BB 60, TB 150 IMT :26,67
(Overweight)
• BB 60 kg, TB: 150
• Riwayat kebiasaan: pasien jarang
berolahraga dan konsumsi makan tinggi
kalori
Abraham, S. et al. (2014). Surgical and Nonsurgical Management of Gallstones. American Family Physician: 89(10, p. 795-802
Febyan dan Ruswhandi. (2020). Cholelithiasis: A Brief Review on Diagnostic Approach and Management in Clinical Practice. Adv Res
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Littlefield, A. & Lenahan, C., 2019. Cholelithiasis: Presentation and Management. Midwifery & Women's Health, 64(3), pp. 289-297 .
Pemeriksaan Penunjang
• Leukositosis
Pemeriksaan lab :
• Leukosit ↑
• Trombosit ↑
• Albumin↓
• SGOT, SGPT ↑
• Bilirubin total, direk,↑
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan lab :
• Leukosit ↑
• Trombosit ↑
• Albumin↓ (Gillaspie, et al., 2018)
• SGOT, SGPT ↑
• Bilirubin total, direk,↑
• Bilirubin direk ↑
(Nazer, 2018)
Planning
diagnosis :
• Cek ALP
(Gillaspie, et al., 2018)
dan GGT
Kolelitiasis
Definisi
Cholelithiasis atau batu empedu adalah deposit dari cairan pada saluran
pencernaan yang kemudian mengeras yang dapat terbentuk pada vesica fellea
Tanaja J, Lopez RA, Meer JM. (2021). Cholelithiasis. [online]. Available at : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470440/. Diakses 12 Mei 2021.
Epidemiologi
• Kolelitiasis cukup sering terjadi dan dapat ditemukan pada sekitar 6% pria dan 9%
wanita sebagian besar tidak menunjukkan gejala.
• Prevalensi tertinggi dari kolelitiasis terdapat pada orang asli Amerika Utara. Batu
empedu jarang ditemui pada orang Afrika atau Asia. Kondisi obesitas juga
meningkatkan terjadinya penyakit kolelitiasis.
• Orang yang mulai mengalami gejala dapat berkembang hingga memiliki komplikasi
mayor (kolesistitis, koledokolitiasis, pankreatitis batu empedu, kolangitis) yang terjadi
pada 0,1-0,3% setiap tahunnya.
Tanaja J, Lopez RA, Meer JM. (2021). Cholelithiasis. [online]. Available at : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470440/. Diakses 12 Mei
2021.
Etiologi
Hemolitik Non Hemolitik Idiopatik
Pemecahan sel darah merah ● Terjadi akibat penyebab Cholelithiasis yang terjadi
meningkatkan produksi bilirubin lain yang bukan tanpa diketahui faktor
dapat menyebabkan diakibatkan pemecahan predisposisinya
terbentuknya batu empedu sel darah.
● Penyebab tersering
terjadinya non hemolitik
adalah hipersaturasi
kolesterol dan
hipomotilitas vesica
fellea.
Tanaja J, Lopez RA, Meer JM. (2021). Cholelithiasis. [online]. Available at : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470440/. Diakses 12 Mei
2021.
Faktor Risiko
• Faktor risiko paling umum → Perempuan, sering
terjadi pada dekade ke 4 sampai 5
• Faktor risiko lain:
○ Genetik
○ Kurangnya aktivitas fisik
○ Obesitas
○ Faktor diet
○ Komordibitas lain
Abraham, S. et al. (2014). Surgical and Nonsurgical Management of Gallstones. American Family Physician: 89(10, p. 795-802
Febyan dan Ruswhandi. (2020). Cholelithiasis: A Brief Review on Diagnostic Approach and Management in Clinical Practice. Adv Res
Gastroentero Hepatol 15(3): ARGH.MS.ID.555913
Faktor Risiko
• Faktor risiko perkembangan batu empedu kolesterol adalah obesitas, usia,
jenis kelamin wanita, kehamilan, genetika, nutrisi parenteral total,
penurunan berat badan yang cepat, dan obat-obatan tertentu (kontrasepsi
oral, clofibrate, dan analog somatostatin).
• Batu pigmen hitam dan coklat → dapat ditemukan pada individu dengan
pergantian hemoglobin yang tinggi.
○ Faktor risiko batu pigmen hitam: pasien dengan sirosis, penyakit
ileum, anemia sel sabit, dan fibrosis kistik
○ Faktor risiko batu pigmen coklat: stasis intraductal dan kolonisasi
kronis empedu dengan bakteri
Tanaja J, Lopez RA, Meer JM. Cholelithiasis. [Updated 2021 Dec 21]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470440/
Patogenesis
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Keluhan muncul bila batu bermigrasi
1. Nyeri kolik bilier
menyumbat duktus sistikus atau duktus
koledokus, gambaran klinis bervariasi: 2. Nyeri di daerah hipokondrium dextra atau
epigastrium yang menjalar ke abdomen kanan
1. Tanpa gejala (asimptomatik)
sampai daerah subskapula
2. Ringan
3. Nausea, vomiting, dan dyspepsia
1. Asimptomatik (adanya batu empedu tanpa gejala) > 60-80 % : gejala tidak jelas → dispepsia,
intoleran terhadap makanan berlemak
2. Simptomatik (kolik bilier): nyeri di daerah epigastrium atau perikondrium dextra, kolik bilier yang
mungkin berlangsung >15 menit
Littlefield, A. & Lenahan, C., 2019. Cholelithiasis: Presentation and Management. Midwifery & Women's Health, 64(3), pp. 289-297 .
Pemeriksaan penunjang
• Ultrasonografi tetap menjadi lini pertama dan modalitas
USG
pencitraan terbaik untuk mendiagnosis batu empedu
Littlefield, A. & Lenahan, C., 2019. Cholelithiasis: Presentation and Management. Midwifery & Women's Health, 64(3), pp. 289-297 .
Pemeriksaan penunjang
• ERCP (endoscopic retrograde cholangiopancreatography)
(ERCP/MRCP)
adalah tes invasif, membutuhkan penggunaan pewarna
kontras tetapi juga memiliki keuntungan memungkinkan
intervensi jika patologi ditemukan
Tanaja, J., Lopez, R. & Meer, J., 2021. Cholelithiasis. StatPearls Publishing.
Algoritma
Manajemen
Kolelitiasis
LC : Laparoscopic Cholecystectomy
Abraham, S., Rivero, H. & Erlikh, I., 2014. Surgical and Nonsurgical Management.
American Academy of Family Physicians, 89(10), pp. 795-802.
Manajemen nyeri
● Dapat digunakan NSAID dan agen narkotik
● NSAID: efek samping lebih sedikit, dapat digunakan ketorolac
● Narkotika : efektivitas sama dengan NSAID, namun mempunyai efek samping lebih besar,
dapat digunakan Meperidine (Demerol)
Abraham, S., Rivero, H. & Erlikh, I., 2014. Surgical and Nonsurgical Management. American Academy of Family
Physicians, 89(10), pp. 795-802.
Oral Dissolution Therapy
● Digunakan pada pasien simptomatik yang tidak dapat diberikan pembedahan dengan fungsi
atau patensi duktus cysticus yang baik
● Agen pilihan : Ursodeoxycholic acid (UDCA) dan chenodeoxycholic acid
● Kedua agen dapat menurunkan sekresi kolestrol bilier, pembentukan empedu unsaturated,
dan meningkatkan pelarutan dari kristal kolestrol dan batu empedu (setelah 6-12 bulan
terapi)
● Tingkat kekambuhan > 50%
Abraham, S., Rivero, H. & Erlikh, I., 2014. Surgical and Nonsurgical Management. American Academy of Family
Physicians, 89(10), pp. 795-802.
ESWL
Pasien simtomatik yang bukan indikasi dilakukan operasi atau memiliki batu empedu kecil (< 10
mm) dengan fungsi kandung empedu yang masih baik
Kriteria dilakukan ESWL (extracorporeal shock wave lithotripsy):
EASL Clinical Practice Guidelines on the prevention, diagnosis and treatment of gallstones, 2016
Diagnosis Banding
Littlefield, A. & Lenahan, C., 2019. Cholelithiasis: Presentation and Management. Midwifery & Women's Health, 64(3), pp. 289-297 .
Komplikasi
Komplikasi Cholelithiasis
○ Pancreatitis
○ Acute cholecystitis
○ Gallbladder cancer
○ Cholecystoenteric fistula
Tanaja J, Lopez RA, Meer JM. Cholelithiasis. [Updated 2021 Dec 21]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-.
Prognosis
● Hanya sekitar 50% pasien cholelithiasis yang menunjukkan gejala
● Angka kematian operasi elektif di bawah 1%
● Ada kemungkinan ditemukan nyeri pasca operasi
Tanaja J, Lopez RA, Meer JM. Cholelithiasis. [Updated 2021 Dec 21]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-.
TERIMAKASIH