Anda di halaman 1dari 70

BAGIAN PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN LAPORAN KASUS


UNIVERSITAS PATTIMURA APRIL 2015

Leukemia Myeloid Kronik

OLEH :
Yessi Virginia Lasol

KONSULEN:
dr. Denny Jolanda Sp,PD. FINASIM

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
BAB I
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PENDERITA
• Nomor rekam medik : 07-18-70
• Nama : Tn. F Y
• Jenis Kelamin : laki-laki
• Tanggal lahir : Langgur, 21 Januari 1957
• Umur : 61 tahun
• Pekerjaan : Petani
• Agama : Kristen Protestan
• Alamat : Passo
• Tanggal masuk : 11 Februari 2015
• Tanggal pemeriksaan: 14 Februari 2015
• Tanggal pulang : 20 Februari 2015 (Rujuk)
• Ruang Rawat : Interna Laki (RIL)
Anamnesis
Keluhan tambahan: Perut kiri atas
Keluhan utama : Nyeri
membengkak, mual, perut kembung,
perut kiri atas
berkeringat banyak , berat badan
menurun.

Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kiri atas ± 3 bulan sebelum
masuk rumah sakit dan memberat sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga
mengeluh awalnya perut kiri teraba keras dan membesar ± 6 bulan
yang lalu, namun tidak terasa nyeri. 3 bulan SMRS pasien mulai
mengeluhkan perutnya nyeri dan jika ditekan terasa sakit. Nyeri terasa
menusuk kadang tumpul dan dirasakan terus menerus menyebar
sampai ke perut tengah atas dan tetap dirasakan sekalipun pasien
merubah posisi dan sampai membuat pasien sulit tidur. Selain itu,
pasien juga mengeluh mual, perut terasa kembung, nafsu makan
menurun, dan berkeringat banyak di waktu malam, cepat lelah dan
merasa lemas,muntah tidak ada. Pasien juga mengatakan kalau berat
badan turun dalam beberapa bulan ini, perdarahan gusi tidak ada,
perdarahan hidung tidak ada, bintik perdarahan kulit tidak ada, BAB
kehitaman tidak ada- BAK lancar normal.
Anamnesis (2)
• Riwayat Pengobatan
Pasien sudah pernah berobat di dokter bedah ± 1bulan yang lalu
dan kemudian di rujuk ke dokter penyakit dalam. Pasien di beri anti
nyeri dan dilakukan pemeriksaan penunjang lain untuk rencana
operasi tetapi semua di batalkan karena hasil pemeriksaan apusan
darah tepi menunjukan keganasan pada darah sehingga di rujuk ke
dokter penyakit dalam.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan yang sama sebelumnya tidak ada, DM tidak diketahui,
Hipertensi tidak diketahui
• Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama seperti
pasien.
• Riwayat Kebiasaan
Riwayat Alkohol dan merokok ± 40tahun, berhenti 1 tahun lalu.
Pemeriksaan Fisis
• Dilakukan pemeriksaan pada tanggal 15 Feb 2015
• Keadaan umum : Pasien tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Gizi : Cukup (BB = 56 kg ,TB= 168
IMT=20

Tanda-tanda Vital
• TD :160/100 mmHg
• Nadi : 86 x/menit
• Nafas :22x/menit, reguler,
• Suhu : 36,3oC (aksila)
Pemeriksaan Fisis (2)
• Kepala : Deformitas (-). Rambut hitam, tidak mudah dicabut, dan tersebar
merata, wajah simetris.
• Mata : Hematoma pada palpebral (-/-), Ptosis(-), eksoftalmus (-),
endoftalmus(-), Xanthelasma (-/-), pupil isokor, refleks pupil langsung
(+/+), refleks pupil tidak langsung (+/+), Conjungtiva anemis(+/+).
Sklera ikterik (-/-).
• Hidung : Perdarahan (-), deformitas (-), sekret (-), deviasi septum nasal (-),
pernafasan cuping hidung (-)
• Mulut : Lidah bersih/tidak hiperemis/ulcer(-)/jamur(-)/tidak ada selaput,
stomatitis (-), perdarahan gusi (-), tonsil T1-T1, hiperemis (-),
caries dentis (-)
• Telinga : Pendengaran baik, tophi (-/-), deformitas (-), serumen (-/-), nyeri tekan
di processus mastoideus (-/-)
• Leher : Trakea di tengah, JVP 5 - 2 cmH2O, struma (-), tumor (-), kaku kuduk (-)
• KGB : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
• Kulit : Kecoklatan, hiperpegmentasi/hipopegmentasi (-)
Pemeriksaan Fisis (3)
• Paru
• Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan dada simetris
kiri dan kanan, pola pernapasan normal, pelebaran iga (-),
deformitas (-), benjolan (-), jaringan parut (-).
• Palpasi : tidak ada pergeseran trakea, nyeri tekan (-),
fremitus taktil normal (tidak meningkat maupun
berkurang).
• Perkusi : Paru kiri dan kanan = sonor, liver span 18 cm,
batas bawah paru belakang setinggi vertebra torakal X dan
batas kanan lebih tinggi 1 jari dari batas kiri.
• Auskultasi : Bunyi pernapasan : vesikuler
Bunyi tambahan : Ronchi : -/-, Wheezing -/-
Pemeriksaan Fisis (4)
• Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V sejajar
midclavicula sinistra, kuat angkat (+), thrill (-).
• Perkusi : Pinggang jantung di ICS 3 D, batas kanan
jantung di linea sternalis D, batas kiri jantung di linea
midclavicula S
• Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular normal,
murmur (-) gallop(-)
Pemeriksaan Fisis (5)
• Abdomen
• Inspeksi : Perut cembung, ikterus (-), dilatasi vena (-), caput
medusa (-), striae (-), jaringan parut (-).
• Palpasi : Nyeri tekan (+) pada region hipokondrium sinistra,
Epigastrium, hepatomegali (+) hepar teraba 8 jari dibawah arcus costa,
permukaan berbenjol-benjol, tepi irregular, sudut tajam, splenomegali
(+) schuffner derajat IV, Ballotement (-/-).
• Perkusi :Pekak pada regio hipokondrium sinstra et dextra, sebagian
region lumbalis sinstra, Epigastrium, Region abdomen lainnya tympani,
Shifting dulness (-).
• Auskultasi : Bising usus (+) normal 3x/m
• Lingkar perut : 92 cm
Pemeriksaan Fisis (6)
• Punggung
• Inspeksi : Pembengkakan (-), massa (-), kemerahan (-)
• Palpasi : NT (-/-)
• Nyeri ketok: CVA (-/-)
• Auskultasi : BND Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
• Gerakan : Simetris kiri-kanan
• Alat Genitalia : Tidak diperiksa
• Anus : Tidak diperiksa
• Ekstremitas : Edema pitting minimal ekstremitas bawah (-/-),
akral hangat, sianosis (-/-), clubbing finger (-/-), palmar eritem
(-/-), White capillary nail (-/-), atrofi otot (-/-), turgor baik.
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium

• Darah Rutin
Parameter Hasil Nilai Normal

RBC 3,60 106/mm3 3,80 – 6,50

HGB 3,3 mg/dl 11,5 - 17,0

PLT 182 103/mm3 150 - 500

WBC - 103/mm3 4,0 - 10,0

• Serologi

HBSAg Reaktif

Anti HCV Non Reaktif

HIV Non Reaktif


• Darah Kimia
Parameter Hasil Nilai Normal
Parameter Hasil Nilai Normal
GDP 85 80-100 mg/dl
GDP 58 80-100 mg/dl
Ureum 23 10-50 mg/dl
Ureum 17 10-50 mg/dl
CreatininCreatinin 0,9 0,5 0,7-1,2mg/dl
0,7-1,2 mg/dl

Asam urat
Asam urat 5,6 6,6 <<6,0
6,0mg/dl
mg/dl
Cholestrol total 306 < 200 mg/dl
Cholestrol total 126 < 200 mg/dl
SGOT 439 < 33 U/L
SGOT 23 < 33 U/L
SGPT 0,5 < 50 U/L
SGPT Bilirubin 0,5 < 50 U/L


Bilirubin
Total 2,4 < 1,5
 Total
 Direct 0,7 1,2 <<0,5
1,5
 Direct
 Indirect 0,3 1,2 <<1,1
0,5
 Indirect 0,4 < 1,1
USG Abdomen
USG Abdomen (2)
USG Abdomen
INTEPRETASI
• Lien : sangat membesar, struktur lien terlhat sampai ke kuadran
bawah, dengan echo parenkim dalam batas normal. Tidak tampak
echo SOL
• Hepar : Membesar, permukaan rata, tip tajam dengan echo parenkim
dalam batas normal . Tidak tampak dilatasi vascular dan bile duct.
Tidak tampak echo SOL
• Gallbladder: dinding tidak menebal, mukosa regular. Tidak tampak echo
batu/SOL
• Pancreas: Ukuran dan echo parenkim dalam batas normal, Tidak
tampak dilatasi ductus pancreaticus. Tidak tampak SOL.
• Kedua Ginjal: Ukuran dan echo corticomedular dalam batas normal,
Pelvocalyceal sytem dilatasi ringan. Tidak tampak echo batu/SOL
• Vesica Urinaria: Mukosa, regular, dinding tidak menebal. Tidak tampk
echo batu/SOL
• Kesan :
Splenomegaly dan Hepatomegaly
Resume
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kiri atas ± 3 bulan sebelum
masuk rumah sakit dan memberat sejak 1 minggu yang lalu. Pasien
juga mengeluh awalnya perut kanan teraba keras dan membesar ± 6
bulan yang lalu, namun tidak terasa nyeri. 3 bulan SMRS pasien mulai
mengeluhkan perutnya nyeri dan jika ditekan terasa sakit. Nyeri
terasa menusuk kadang tumpul dan dirasakan terus menerus
menyebar sampai ke perut tengah atas dan tetap dirasakan sekalipun
pasien merubah posisi dan sampai membuat pasien sulit tidur. Selain
itu, pasien juga mengeluh mual, perut terasa kembung, nafsu makan
menurun, dan berkeringat banyak di waktu malam, cepat lelah dan
merasa lemas muntah tidak ada. Pasien juga mengatakan kalau berat
badan turun dalam beberapa bulan ini, perdarahan gusi tidak ada,
perdarahan hidung tidak ada, bintik perdarahan kulit tidak ada, BAB
kehitaman tidak ada- BAK lancar normal. Riwayat penyakit dahulu:
keluhan yang sama tidak ada sebelumnya, perdarahan gusi tidak ada,
perdarahan dari hidung tidak ada, sakit kuning tidak ada, DM tidak
ada, HT tidak diketahui. Riwayat Keluarga tidak ada keluarga yang
mengalami keluhan yang sama. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
konjungtiva anemis (+/+), Nyeri tekan (+) pada region hipokondrium
sinistra, hepatomegali (+) hepar teraba 8 jari dibawah arcus costae
dekstra, splenomegali (+) schufner derajat IV.
Assesment
Diagnosa:
• Suspek Leukemia
• Anemia
• Hipertensi grade II
Diagnosa banding : Hipersplenisme, anemia aplastik
Penatalaksanaan
• Tirah baring
• Diet lunak
• IVFD NaCl 0,9 % 20 tpm
• Cefriaxone 2 x 1 gr/iv
• Sohobion 1 ampul/drip/hari
• Aminnoleban 1 botol/drips/hari
• Ketorolac 3x1 amp/iv
• Captopril 3 x 25 mg tablet
• Transfusi darah WBC 1 kolf/24jam
Rencana Pemeriksaan
• Apusan darah tepi
• Aspirasi sum-sum tulang
Prognosis
• Quo ad vitam : dubia ad malam
• Quo ad functionam : dubia ad malam
• Quo ad sanationam : dubia ad malam
FOLLOW UP
TANGGAL PERJALANAN PENYAKIT TERAPI (P)

11-2-2015 S: Nyeri perut kiri atas menjalar hingga ke Tirah baring


perut tengah atas, sulit tidur, nafsu makan Diet lunak
berkurang. IVFD NaCl 0,9% 20
O: KU : Tampak sakit sedang tetes per menit
Kesadaran:Composmentis Cefotaxime
TTV : 2x1gr/iv
TD : 160/100 mmHg, RR : 22x/menit Aminoleban 1
N : 88x/menit, Suhu : 36,5 ºC. kolf/ drip/24 jam
Mata : CA +/+ SI -/- Ketorolac 3x1
Abdomen : Nyeri tekan (+) pada regio amp/iv
epigastrium dan hipokondrium sinistra, Ranitidine
teraba hati membesar 8 jari di bawah 2x1amp/iv
arcus costa dextra,splenomegali (+) Captopril 3 x 25
schufner derajat IV, Bising usus (+) mg tablet
normal, Lingkar Perut: 92 cm. Pro trasfusi
Ekstremitas bawah: edema pitting WBC/kolf/24 jam
minimal (-/-) Pro pemriksaan
apusan darah tepi
A: Suspek leukemia + Anemia + Hipertensi
grade II
TANGGAL PERJALANAN PENYAKIT TERAPI (P)

12-2-2015 S: Nyeri perut kiri atas menjalar hingga ke Tirah baring


perut tengah atas, sulit tidur, nafsu Diet lunak
O:
makan berkurang. IVFD NaCl 0,9% 20
tetes per menit
KU : Tampak sakit sedang Cefotaxime 2 x 1
Kesadaran:Composmentis gr/iv
TTV : Aminoleban 1
TD : 150/90 mmHg, RR : 22x/menit kolf/ drip/24 jam
N : 88x/menit, Suhu : 36,5 ºC. Ketorolac 3x1
Mata : CA +/+ SI -/- amp/iv
Abdomen : Nyeri tekan (+) pada Ranitidine
regio epigastrium dan 2x1amp/iv
hipokondrium sinistra, teraba hati Captopril 3 x 25
membesar 8 jari di bawah arcus mg tablet
costa dextra,splenomegali (+) Pro trasfusi
schufner derajat IV, Bising usus (+) WBC/kolf/24 jam
normal, Lingkar Perut: 92 cm.
Ekstremitas bawah: edema pitting
minimal (-/-)
A: Suspek leukemia + Anemia + Hipertensi
grade II
TANGGAL PERJALANAN PENYAKIT TERAPI (P)

13-2-2015 S: Nyeri perut kiri atas menjalar hingga ke Tirah baring


perut tengah atas, sulit tidur, nafsu Diet lunak
makan berkurang. IVFD NaCl 0,9% 20
O: KU : Tampak sakit sedang tetes per menit
Kesadaran:Composmentis Cefotaxime 2 x 1
TTV : gr/iv
TD : 160/80 mmHg, RR : 22x/menit Aminoleban 1
N : 88x/menit, Suhu : 36,5 ºC. kolf/ drip/24 jam
Mata : CA +/+ SI -/- Ketorolac 3x1
Abdomen : Nyeri tekan (+) pada amp/iv
regio epigastrium dan Captopril 3 x 25
hipokondrium sinistra, teraba hati mg tablet
membesar 8 jari di bawah arcus Pro trasfusi
costa dextra,splenomegali (+) PRC/kolf/24 jam
schufner derajat IV, Bising usus (+) Darah rutin ulang
normal, Lingkar Perut: 92 cm. (Hb post trasfusi)
Ekstremitas bawah: edema pitting
minimal (-/-)
A: Suspek leukemia + Anemia + Hipertensi
grade II
TANGGAL PERJALANAN PENYAKIT TERAPI (P)

14-2-2015 S: Nyeri perut kanan menjalar hingga ke Tirah baring


perut atas dan bahu kanan, Sulit tidur, Diet lunak
BAB encer 2x warna hitam, BAK warna IVFD NaCl 0,9% 20
merah darah berkurang, nafsu makan tetes per menit
berkurang, mual (+) Cefotaxime 2 x 1
O: KU : Tampak sakit sedang gr/iv
TTV : TD : 160/80 mmHg, RR : Aminoleban 1
22x/menit, Nadi : 80x/menit, Suhu kolf/ drip/24 jam
:36,1º C Ketorolac 3x1
Mata : CA -/-, SI+/+ amp/iv
Abdomen : Shifting dullness (+), NT Ranitidine 2x1
(+)pada regio epigatrium, hipokondrium amp/iv
kanan, teraba hati membesar 8 jari di Captopril 3 x 25
bawah arcus costae dextra, mg tablet
splenomegali (+) schufner derajat III, Pro trasfusi
Lingkar Perut: 92 cm, BU (+) normal. PRC/kolf/24 jam
Ekstremitas bawah: edema pitting
minimal (-/-)
Suspek leukemia + Anemia + HT grade II
A:
Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi (P)

15-2-2015 S: Nyeri perut kiri atas menjalar hingga ke Tirah baring


perut tengah atas, Sulit tidur, nafsu Diet lunak
makan berkurang. IVFD NaCl 0,9% 20
tetes per menit
KU : Tampak sakit sedang Cefotaxime 2 x 1
O:
Kesadaran:Composmentis gr/iv
TTV : Aminoleban 1 kolf/
TD : 160/100 mmHg, RR : 22x/menit drip/24 jam
N : 88x/menit, Suhu : 36,5 ºC. Ketorolac 3x1
Mata : CA +/+ SI -/- amp/iv
Abdomen : Nyeri tekan (+) pada Captopril 3 x 25 mg
regio epigastrium dan tablet
hipokondrium sinistra, teraba hati
A: membesar 8 jari di bawah arcus
costa dextra,splenomegali (+)
schufner derajat IV, Bising usus (+)
normal, Lingkar Perut: 92 cm.
Ekstremitas bawah: edema pitting
minimal (-/-)
Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi (P)

Darah Rutin Pro trasfusi


HGB: 8,7g/dl PRC/kolf/24 jam
HCT: 32,5L% Konsultasi
PLT : 200103/mm3 spesialis penyakit
WBC: - dalam dan alih
Apusan Darah Tepi rawat ke penyakit
Kesan: Suspek Chronic Myeloid dalam
Leukemia.
Saran : Aspirasi sum-sum tulang,
konsultasi spesialis penyakit dalam

A: Suspek Chronic Myeloid Leukemia +


Anemia dalam perbaikan + Hipertensi
grade II
Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi (P)

16-2-2015 S: Nyeri perut kiri atas menjalar hingga Tirah baring


ke perut tengah atas, sulit tidur, nafsu Diet lunak
makan berkurang. IVFD NaCl 0,9% 20
KU : Tampak sakit sedang tetes per menit
TTV : TD : 160/80 mmHg, RR : Cefotaxime 2 x 1
O:
22x/menit, Nadi : 80x/menit, Suhu gr/iv
:36,1º C Renosan 1 kolf/
- Mata : CA +/+, SI-/- drip/24 jam
- Abdomen : NT (+)pada regio Ketorolac 3x1
epigatrium, hipokondrium kiri, amp/iv
teraba hati membesar 8 jari di Buscopan
bawah arcus costae dextra, 3x1amp/iv
splenomegali (+) schufner derajat Ranitidine
IV, Lingkar Perut: 92 cm, BU (+) 2x1amp/iv
normal. Captopril 3 x 25
- Ekstremitas bawah: edema mg tablet
pitting minimal (-/-) Amlodipine
A: Suspek Chronic Myeloid Leukemia 1x10mg
+ Anemia dalam perbaikan + Trasnfusi BWC/
Hipertensi grade II 24 jam
Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi (P)
17-2-2015 S: Nyeri perut kiri atas menjalar hingga ke Tirah baring
perut tengah atas, Sulit tidur, nafsu Diet lunak
makan berkurang. IVFD NaCl 0,9% 20
KU : Tampak sakit sedang tetes per menit
TTV : TD : 140/80 mmHg, RR : Cefotaxime 2 x 1
O:
22x/menit, Nadi : 90x/menit, Suhu gr/iv
:36,1º C Renosan 1 kolf/
Mata : CA +/+, SI-/- drip/24 jam
Abdomen : NT (+)pada regio Ketorolac 3x1
epigatrium, hipokondrium kiri, teraba amp/iv
hati membesar 8 jari di bawah arcus Buscopan
costae dextra, splenomegali (+) 3x1amp/iv
schufner derajat IV, Lingkar Perut: 92 Ranitidine
cm, BU (+) normal. 2x1amp/iv
Ekstremitas bawah: edema pitting Captopril 3 x 25
minimal (-/-) mg tablet
HGB: 9.8g/dl Amlodipine
HCT : 36,5% 1x10mg
PLT : 182 103/mm3 Trasfusi PRC 1
WBC : kolf/24 jam
A: Suspek Chronic Myeloid Leukemia Cek darah rutin
+ Anemia dalam perbaikan + ulang
Hipertensi grade II Pro rujuk
Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi (P)
18-2-2015 S: Nyeri perut kiri atas menjalar hingga ke IVFD NaCl 0,9% 20
perut tengah atas, Sulit tidur, nafsu makan tetes per menit
berkurang. Cefotaxime 2 x 1
KU : Tampak sakit sedang gr/iv
TTV : TD : 130/80 mmHg, RR : 22x/menit, Renosan 1 kolf/
O:
Nadi : 90x/menit, Suhu :36,1º C drip/24 jam
- Mata : CA +/+, SI-/- Ketorolac 3x1
- Abdomen : NT (+) pada regio amp/iv
epigatrium, hipokondrium kiri, teraba Buscopan
hati membesar 8 jari di bawah arcus 3x1amp/iv
costae dextra, splenomegali (+) Ranitidine
schufner derajat IV, Lingkar Perut: 92 2x1amp/iv
cm, BU (+) normal. Captopril 3 x 25
- Ekstremitas bawah: edema pitting mg tablet
minimal (-/-) Amlodipine
A: Suspek Chronic Myeloid Leukemia 1x10mg
+ Anemia dalam perbaikan + Hipertensi Trasfusi PRC 1
grade II dalam perbaikan kolf/24 jam
Cek darah rutin
ulang
Pro rujuk
Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi (P)
19-2-2015 S: Nyeri perut kiri atas menjalar hingga ke IVFD NaCl 0,9% 20
perut tengah atas, Sulit tidur, nafsu tetes per menit
makan berkurang. Cefotaxime 2 x 1
KU : Tampak sakit sedang gr/iv
TTV : TD : 130/80 mmHg, RR : Renosan 1 kolf/
O:
22x/menit, Nadi : 90x/menit, Suhu drip/24 jam
:36,1º C Ketorolac 3x1
Mata : CA +/+, SI-/- amp/iv
Abdomen : NT (+)pada regio Buscopan
epigatrium, hipokondrium sinistra, 3x1amp/iv
teraba hati membesar 8 jari di bawah Ranitidine
arcus costae dextra, splenomegali (+) 2x1amp/iv
schufner derajat IV, Lingkar Perut: Captopril 3 x 25
92cm, BU (+) normal. mg tablet
Ekstremitas bawah: edema pitting Amlodipine
minimal (-/-) 1x10mg
Darah Rutin Pro rujuk
HGB: 10,6g/dl
HCT : 38,5%
PLT : 182 103/mm3
WBC : -
A: Suspek Chronic Myeloid Leukemia
20-2-2015
PASIEN DIRUJUK
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Penyakit yang tergolong dalam mieloproliferatif menahun,
dengan kelainan klonal yang disebabkan oleh perubahan genetik
. pada pluripotent stem cell yang dikaitkan dengan kromosom
Philadelphia (Ph).

Gangguan mieloproliferatif yang ditandai


dengan produksi berlebihan sel mieloid (seri
granulosit) yang relatif matang

•leukemia mielogenous kronik,


•leukemia granulositik kronik, dan
•leukemia mielotik kronik
EPIDEMIOLOGI
• Paling banyak kasus leukemia myeloid kronik terjadi pada
orang dewasa.
• Rata –rata usia adalah 64 tahun
• LMK meningkat dengan usia, dari sekitar kurang dari 1,2 per
100.000 orang pada usia sekitar 40 tahun. 2,4 per 100.000
orang pada usia 55 tahun, sekitar 9,6 per 100.000 orang pada
usia 80 tahun dan lebih tua.
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
• Terjadi ketika ada lesi pada DNA
• Diduga disebabkn oleh paparan radiasi
KLASIFIKASI
Ada tiga fase pada LMK adalah:
• Fase kronik
• Fase akselerasi
• Fase krisis blast
Fase kronis
• Mungkin atau tidak bergejala
• Mengalami peningkatan jumlah sel darah putih
• kurang dari 10% dari sel-sel di darah dan sumsum tulang
adalah sel darah putih yang belum matang
• Ketika diterapi terjadi perbaikan gejala dengan cepat dan
• Terjadi penurunal level sel darah putih kearah normal,
penurunan ukuran limpa, perbaikan konsentrasi hemoglobin
• Umunya kesejahteraan pasien dapat dipulihkan dan
beraktivitas dengan normal.
Fase Akselerasi
• Terjadi peningkatan jumlah sel darah putih akibat akumulasi
sel blast.
• Terjadi penurunan jumlah trombosit
• Anemia
• Kelelahan
• Splenomegaly
• Terjadi ketidak nyamanan dan merasa tidak enak badan, dan
• Terjadi komplikasi lainnya
Fase Krisis Blast
• Penurunan jumlah sel darah merah, trombosit dan neutrofil
• Terdapat penyebaran sel blast ke luar aliran darah dan atau
sum-sum tulang dan di dalam jaringan lainnya.
• Muncul kelelahan, sesak napas, nyeri perut, nyeri tulang,
splenomegaly, perdarahan serta infeksi.
PATOGENESIS
• Sebuah kromosom adalah paket terorganisir DNA ditemukan
dalam inti sel
• Manusia memiliki 23 pasang kromosom-22 pasang kromosom,
disebut "Autosom," dan sepasang kromosom seks (XX atau
XY).
• Pada tahun 1960, dokter dari University of Pennsylvania
School of Medicine di Philadelphia menemukan kromosom 22
pada orang dengan LMK lebih pendek daripada pada orang
sehat.
• Kromosom 22 ini disingkat kemudian disebut "Philadelphia
kromosom" atau "kromosom Ph.“
• Penelitian lebih lanjut menetapkan bahwa dari sel-sel LMK
terdapat dua kromosom nomor 9 dan nomor 22 yang tidak
normal.
PATOGENESIS
PATOGENESIS
• Bagian kromosom ini benar-benar bertukar posisi dengan satu
sama lain
• Sebagian dari kromosom 9 bergerak ke ujung kromosom 22
dan di samping itu, bagian kromosom 22 bergerak ke ujung
kromosom 9
• Kerusakan pada kromosom 9 menyebabkan mutasi gen yang
disebut “ABL” (Untuk Herbert Abelson, ilmuan yang
menemukan gen ini)
• Kerusakan kromosom 22 melibatkan gen yang disebut “BCR” (
breakpoint cluster region)
• Hasil mutasi gen ini adalah penyebab terjadinya leukemia BCR-
ABL (Cancer Causing Gene; oncogene).
• Gen BCR-ABL menghasilkan protein yang disfungsional
disebut "BCR-ABL tyrosine kinase".
• BCR-ABL tirosin kinase mengarah ke regulasi abnormal
pertumbuhan sel dan kelangsungan hidup serta bertanggung
jawab untuk pengembangan LMK
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
Fase kronik terdiri atas:
• Gejala – gejala yang berhubungan dengan hipermetabolisme,
misalnya penurunan berat badan, badan kelelahan, anoreksia,
atau keringat malam, demam.
• Splenomegali hampir selalu ada dan seringkali bersifat massif.
Pada beberapa pasien, pembesaran limpa disertai dengan rasa
tidak nyaman, nyeri, atau gangguan pencernaan.
• Hepatomegali lebih jarang dan lebih ringan.
• Gambaran anemia meliputi pucat, dispnea, dan takikardia
• Memar, epistaksis, menorhagia, atau perdarahan di tempat –
tempat lain akibat fungsi trombosit yang abnormal.
• Gout atau gangguan ginjal yang disebabkan oleh
hiperurikemia akibat pemecahan purin yang berlebihan dapat
menimbulkan masalah
MANIFESTASI KLINIS

Pada fase akselerasi terdapat gejala.


• Pembesaran limpa yang progresif atau nyeri pada perut sisi kiri
atas
• Menjadi pucat lebih dari seseorang yang sakit anemia
• Demam
• Nyeri tulang
• Dan muncul beberapa komplikas lainnya
Pada fase krisis blast
Gejala menetap seperti pada fase kronis dan akselerasi tetapi
yang terlihat adalah terjadi proses infeksi.
DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakan berdasarkan
• Anamnesis,
• Pemeriksaan fisik dan
• Pemriksaan penunjang
DIAGNOSIS

Pada anamnesis pasien dapat mengeluh:


• Nyeri perut kiri atas,
•Mudah lelah dan bahkan sangat lelah,
•Sesak napas dalam aktifitas sehari-hari,
•Penurunan badan tanpa sebab,
•Pembesaran limpa,
•Pucat lebih dari seseorang yang sakit anemia
DIAGNOSIS

Pada pemeriksaan fisik


•Splenomegli dan terkadang
•Hepatomegali disertai
•Pembesaran kelenjar limfe
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Fase kronik, terdapat:
• Jumlah leukosit 20.000 - >50.000/μL
• Jumlah trombosit >1.000.000/μL dengan morfologi abnormal.
• Gambaran darah tepi dan sumsum tulang yang klasik dengan
dominasi mielosit dan netrofil
• Pada darah tepi didapatkan anemia normositik normokrom
DIAGNOSIS
Fase akselerasi, bila dijumpai salah satu dari kriteria di bawah
ini:
• Blas 10-19% di darah tepi/sumsum tulang
• Basofilia > 20%
• Trombositopenia persisten (<100x109/L) yang tidak responsif
terhadap pengobatan.
• Ukuran limpa makin membesar dengan jumlah leukosit
meningkat, tidak ada respon terhadap pengobatan
DIAGNOSIS
Fase Blastik, didapatkan bila memenuhi salah satu kriteria di
bawah ini:
• Blas ≥ 20% di darah tepi / sumsum tulang
• Proliferasi blas ekstramedular
• Ditemukan kelompok / cluster sel blas pada biopsi sumsum
tulang
• Terjadipenurunan jumlah sel darah merah, platelet dan
neutrofil.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hitungan darah lengkap
• Tes ini digunakan untuk mengukur jumlah dan jenis sel dalam
darah.
Orang dengan LMK sering memiliki
• Penurunan kadar hemoglobin
• Peningkatan jumlah sel darah putih sering ke tingkat yang
sangat tinggi, dan
• Kemungkinan kenaikan atau penurunan jumlah trombosit
tergantung dari keparahan LMK yang dialami seseorang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Apusan darah tepi
• Terdapat pola tertentu dari sel darah putih
• Sedikit jumlah sel yang imatur (sel blast leukemia dan
promielosit)
• Banyak jumlah sel darah putih yang matur bahkan yang sangat
sangat matur (mielosit dan neutrofil) sel blast, promielosit
dan mielosit biasanya tidak ditemukan dalam darah orang
normal. Semua seri sel darah putih dapat ditemukan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
3. Biopsy dan Aspirasi Sum-sum Tulang
4. Analisis Sitogenetik
5. FISH (Flouresence In Situ Hybridization)
6. Polymerase Chain Reaction (PCR)
DIAGNOSIS BANDING
• Hipersplenisme.
• Anemia aplastik
PENGOBATAN
Rencana perawatan seorang pasien tergantung pada sejumlah
faktor termasuk fase LMK saat diagnosis
1. Fase kronik, Obat pilihan:
• Busulpan, dosis : 0,1 – 0,2 mg/kgBB/hari
• Kemoterapi Hydroxiurea
• Inhibitor tirosin kinase
• Interferon alfa
• Leukapheresis (wanita Hamil)
Tujuan pengobatan pada fase kronis adalah untuk
mengembalikan kadar sel darah ke normal dan membunuh
semua sel yang memiliki gen kanker BCR-ABL.
PENGOBATAN
Fase akselerasi dan Krisi blas
Tujuan terapi pada kedua fase ini: untuk membunuh semua
sel yang berisi gen kanker BCR-ABL atau diharapkan kembali
pada fase kronis LMK Efektif untuk
• Gleevec pasien dg
percepatan ke fase
• Sprycel krisis blast
• Tasigna
• Bosulif
• Iclusig atau Synribo
• Obat lainnya seperti interferon, busulfan, sitarabin atau
hidroksiurea, mungkin digunakan bersamaan.
PENGOBATAN
• Transplantasi sel induk: pada pasien yang pertama kali
terdiagnosis, atau pada fase akselerasi.
PROGNOSIS
• Leukemia myeloblastik kronik biasanya memperlihatkan
respon yang sangat baik terhadap kemoterapi pada fase
kronik.
• Ketahanan hidup rata-rata adalah 5-6 tahun dan
• Kematian biasanya disebabkan transformasi akut terminal
atau pendarahan atau infeksi yang menyelingi.
• 20% pasien dapat hidup hingga 10 tahun atau lebih.
PROGNOSIS
Faktor-faktor yang memperburuk keadaan pasien antara lain
• Pasien : usia lanjut, keadaan umum buruk, disertai gejala
sistemik seperti penurunan berat badan, demam, keringat
malam.
• Laboratorium : anemia berat, trombositopenia, trombositosis.
• Terapi : memerlukan waktu lama.
PROGNOSIS
Dua sistem penilaian prognostik yang digunakan untuk
menentukan nilai risiko pasien adalah:
1. Skor sokal didasarkan pada usia, ukuran limpa, jumlah
trombosit pasien dan persentase sel blast yang beredar
dalam darah perifer
2. Skor asford menggunakan kriteria yang sama pada sistem
sokal tetapi juga mencakup jumlah eosinofil dan basofil
beredar dalam darah perifer
PROGNOSIS
Sokal Score = (0.011 (age – 43) + 0.0345 (spleen – 7.5 cm) +
0.188 [(platelets/700)2 – 0.563] + 0.0887 (% blasts in blood –
2.1).
Hasilnya akan dicocokkan dengan 3 kategori sokal score, yaitu:
• Risiko rendah, kurang dari 0.8
• Risiko sedang, 0.8 – 1.2
• Risiko tinggi, lebih dari 1.2
BAB III
PEMBAHASAN
Nyeri perut kiri atas ± 3 bln, perut kiri atas
membengkak dan teraba keras, mual, perut
61 thn terasa kembung, napsu makan menurun
keringan banyak, penurunan berat badan,
cepat lelah, pucat riwayat konsumsi alkohol
44 tahun.

Gizi cukup, TD 160/100, konjungtiva Susp. Leukema mielositik


anemis (+/+), lsplenomegali schuffner kronik+HT grade 2+
IV,hepatomegali 8 jari dibawah arcus anemia
costa.

•Hb 3,3mg/dl, PLT 200103/mm3 , WBC tidak terukur


•USG Abdomen kesan :splenomegaly, hepatomegaly
•Apusan darah tepi: suspek leukemia myeloid kronik
myeloblas

Promyelosit
Pemeriksaan lanjutan untuk mendiganosis
pasti LMK sebaiknya dilakukan pemeriksaan
BIOPSI atau ASPIRASI sum-sum tulang.
Atau FISH, PCR.

TERAPI SIMPTOMATIK:
Tirah baring
Diet lunak
IVFD NaCl 0,9 % 20 tpm
Cefriaxone 2 x 1 gr/iv
Sohobion 1 ampul/drip/hari
Aminnoleban 1 botol/drips/hari
Ketorolac 3x1 amp/iv
Ranitidine 2x1 amp/iv
Captopril 3 x 25 mg tablet
Amlodipine 1x10 mg/tab
Transfusi darah WBC/kolf/24 jam
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai