Anda di halaman 1dari 17

Nama Peserta: dr.

Nama Wahana: RSUD Dr. M.M Dunda Limboto


Topik: Intoksikasi Metanol, Hipertensi Emergensi, Neuropati Optik Retrobulbar
Tanggal (Kasus): 19-01-2016
Nama Pasien: Tn. Fahrul Jibu
Tanggal Presentasi: Nama Pendamping: dr. Femi Hasan
Tempat Presentasi:
Obyektif Presentasi:
 Keilmuan  Keterampilan  Penyegaran  Tinjauan Pustaka
 Diagnostik  Manajemen  Masalah  Istimewa
 Neonatus  Bayi  Anak  Remaja  Dewasa  Lansia  Bumil
 Deskripsi: Tn. Fahrul, 20 tahun, MRS rujukan dari RS Zainal Umar Sadiki dengan
keluhan nyeri kepala terus-menerus sejak 3 hari SMRS. Mual (+), muntah (+) dan
pandangan kabur (+). Riwayat minum alcohol (+) : miras oplosan dengan spiritus.
Intake (+) , BAB dan BAK (+) normal.
 Tujuan: mengetahui penegakan diagnosa, etiologi, penatalaksanaan intoksikasi
methanol dan komplikasinya.
Bahan Bahasan:  Tinjauan Pustaka  Riset  Kasus  Audit
Cara Membahas:  Diskusi  Presentasi dan Diskusi  Email  Pos
Data Pasien Nama: Tn. F No. RM : 284765
Nama Klinik: IGD Telpon: Terdaftar sejak:19-01-2016
Data Utama dan Bahan Diskusi
1. Diagnosis / Gambaran Klinis
Pasien dengan keluhan nyeri kepala, mual, muntah dan pandangan kabur, riwayat
minum miras oplosan dengan diagnosis intoksikasi methanol.
Pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis. GCS : E 4M6V5 = 15
2. Riwayat Pengobatan
Riwayat mengonsumsi obat-obatan (–). Riwayat minum alcohol (+)
3. Riwayat Penyakit Dahulu
HT (–), DM (–), penyakit jantung (–), kelainan mata (–)
4. Riwayat Keluarga
Riwayat keluhan serupa pada keluarga pasien (–)
5. Riwayat Pekerjaan
Nelayan
6. Lain-lain:
Tekanan Darah : 230/160 mmHg Respiratory rate : 20 x/menit
Nadi : 120 x/menit Suhu : 36,5°C
BB = 60 kg
Keadaan Umum / Kesadaran : Tampak Sakit Sedang / GCS : E4M6V5 = 15
Mata : Conjunctiva anemis –/–, Sklera ikterik –/–, Visus OD = 4/60 ; OS = 3/60
Telinga : Serumen –/–, Sekret –/–, Corpus alienum –/–
Hidung : Sekret –/–, PCH (–)
Mulut : Bibir kering (–), Faring : hiperemis (–), Tonsil : T1–T1, hiperemis (–)
Leher : Kaku kuduk (–)
Thorax : Simetris (+), Retraksi (–)
Cor : Bunyi jantung I/II regular, Murmur (–), Gallop (–)

1
Pulmo : Suara dasar vesikuler +/+, Rhonki –/–, Wheezing –/–
Abdomen : BU (+) Normal, datar, supel, timpani
Extremitas : Hangat, CRT  2s, edema –/–

EKG : Sinus tachycardia

Laboratorium :
Hb = 15 g/dL Ur/Cr = 30/3,6
Ht = 41,7% OT/PT = 27/23
Leukosit = 13.100/µL GDS 124mg/dL
Trombosit = 240.000/ µL

Daftar Pustaka
1. Casarett LJ, Doull J, Klaassen CD, eds. Casarett and Doull’s Toxicology: The Basic
Science of Poisons. 5th ed. New York, NY: McGraw-Hill; 1996. 604-5, 756-7

Hasil Pembelajaran
1. Subyektif
Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala terus-menerus, mual, muntah dan
pandangan kabur. Riwayat minum alkohol (+).
2. Objektif
Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang mendukung diagnosis penyakit ini.
Diagnosis ditegakan berdasarkan:
1. Gejala klinis : nyeri kepala, mual, muntah, dan pandangan kabur
2. Pemeriksaan fisik : TD = 230/160 mmHg, nadi = 120x/menit, visus OD = 4/60 ;
OS = 3/60
3. Pemeriksaan EKG : Sinus tachycardia
4. Pemeriksaan laboratorium : leukositosis dan azotemia renal.
3. Assessment
Gejala yang ditemukan : nyeri kepala, mual, muntah, pandangan kabur dan riwayat
minum alkohol mendukung diagnosis intoksikasi metanol. Pemeriksaan fisik TD =
230/160 mmHg mendukung diagnosis hipertensi emergensi dan penurunan visus
ODS mendukung diagnosis intoksikasi metanol. Pemeriksaan EKG dan laboratorium
juga mendukung diagnosis.
4. Plan
Diagnosis : Untuk pemeriksaan lebih lanjut pada kasus ini perlu dilakukan
pemeriksaan analisa gas darah, toksikologi dan CT-scan atau MRI kepala.

Pengobatan :
O2 3 liter per menit via nasal kanul
IVFD NS 0,9% + Neurobion 1 amp 20 tpm
Drip Nicardipine (Target MAP = 146 mmHg)
Inj. Ranitidine 2x1 amp iv

2
Inj. Metochlopramide 3x1 amp iv

Oral :
Captopril 3x25 mg
Amlodipine 5 mg I-0-0
Bisoprolol 5 mg tablet ½-0-0
Vit. B6 3x1 tab
Vit. B12 3x1 tab
Asam folat 3x1 tab
Kapsul PDA 3x1 caps

Edukasi : Dilakukan pada pasien dan keluarga pasien mengenai kondisi pasien dan
komplikasi dari penyakit pasien. Edukasi pasien dan keluarga pasien untuk
membantu proses penyembuhan dan pemulihan pasien. Edukasi kepada pasien
untuk berhenti mengonsumsi alkohol dan kepada keluarga pasien untuk mengawasi.

Konsultasi : Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi kepada dokter spesialis


penyakit dalam, dokter spesialis saraf dan dokter spesialis mata untuk
pelatalaksanaan penyakit pasien secara menyeluruh.

Limboto, 19 Januari 2016

Pendamping,

dr. Femi Hasan dr. Amanda Sonia Arliesta

3
Nama Peserta: dr. Amanda Sonia Arliesta
Nama Wahana: RSUD Dr. M.M Dunda Limboto
Topik: Sepsis, Ulkus Regio Colli Posterior, Gangren Regio Nasal e.c Susp. Noma,
Pneumonia, Anemia e.c Inflamasi Kronis
Tanggal (Kasus): 21-05-2016
Nama Pasien: By. Reva
Tanggal Presentasi: Nama Pendamping: dr. Femi Hasan
Tempat Presentasi:
Obyektif Presentasi:
 Keilmuan  Keterampilan  Penyegaran  Tinjauan Pustaka
 Diagnostik  Manajemen  Masalah  Istimewa
 Neonatus  Bayi  Anak  Remaja  Dewasa  Lansia  Bumil
 Deskripsi: By. Reva, 1 bulan, rujukan dari RSUD dr. Zainal Umar Sidiki dengan luka
bernanah di leher dan demam sejak 7 hari SMRS. Pasien tampak pucat, tidak
menangis maupun merintih sejak 6 jam SMRS. Luka kehitaman di hidung muncul
sejak 4 hari SMRS, awalnya kecil kemudian meluas sampai setengah hidung. Pasien
juga batuk dan sesak, riwayat batuk lama sejak 2 minggu SMRS. Pasien riwayat lahir
normal, BBL : 2500 gram. Intake (+) : susu, tidak pernah minum ASI dan tidak ada
riwayat diberi makanan padat. BAB dan BAK normal.
 Tujuan: mengetahui diagnosis, etiologi, penatalaksanaan dan komplikasi sepsis, luka
ulkus dan gangren e.c suspek noma, pneumonia dan anemia.
Bahan Bahasan:  Tinjauan Pustaka  Riset  Kasus  Audit
Cara Membahas:  Diskusi  Presentasi dan Diskusi  Email  Pos
Data Pasien Nama: By. R No. RM : 305835
Nama Klinik: IGD Telpon: Terdaftar sejak:21-05-2016
Data Utama dan Bahan Diskusi
1. Diagnosis / Gambaran Klinis
Penurunan Kesadaran e.c Sepsis dengan keluhan demam dan riwayat luka ulkus
regio colli posterior dan gangren regio nasal e.c suspek noma sejak 7 hari SMRS dan
pneumonia karena terdapat riwayat batuk lama 2 minggu SMRS. Anemia karena
pasien tampak pucat dengan keluhan sakit lama.
Pasien tampak sakit berat, kesadaran menurun. GCS : E2M2V2 = 6
2. Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah berobat sebelumnya
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa. Asma (–) Alergi Obat (–)
4. Riwayat Keluarga
Riwayat keluhan serupa pada keluarga pasien (–)
5. Riwayat Pekerjaan

4
(–)
6. Lain-lain:
Tekanan Darah : 70/50 mmHg Respiratory rate : 68 x/menit
Nadi : 120 x/menit Suhu : 39°C
BB = 4,5 kg
Keadaan Umum / Kesadaran : Tampak Sakit Berat / GCS : E2M2V2
Mata : Conjunctiva anemis +/+, Sklera ikterik –/–
Telinga : Serumen –/–, Sekret –/–, Corpus alienum –/–
Hidung : Sekret –/–, Luka kehitaman + : pus (–), gangren (+), bau (+), PCH (+)
Mulut : Bibir kering (+), Faring : hiperemis (–), Tonsil : T1–T1, hiperemis (–)
Leher : Luka ulkus (+), bernanah (+), muscle-exposed (+), bau (+)
Thorax : Simetris (+), Retraksi (+) IC, SC, SS
Cor : Bunyi jantung I/II regular, Murmur (–), Gallop (–)
Pulmo : Suara dasar vesikuler, Rhonki +/+, Wheezing –/–
Abdomen : BU (+) Normal, datar, supel, timpani
Extremitas : Hangat, CRT  2s

Laboratorium :
Hb = 5,9 g/dL Na = 123 mmol/L Ur/Cr = 11/0,3
Ht = 35% K = 6,9 mmol/L OT/PT = 44/40
Leukosit = 26.000/µL Cl = 87 mmol/L Protein total = 1,7 g/dL
Trombosit = 9.000/ µL GDS = 92mg/dL Albumin = 0,6 mg/dL

Rontgen Thorax PA :
Kesan = Pneumonia
Daftar Pustaka
1. Marck KW, Noma: a neglected enigma. Lancet Global Health. 2013:1(2): e58-e59.
2. Morelli, J. Disorders of the mucous membranes. In: Kliegman, ed. Nelson Textbook of
Pediatrics. 19th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2011:chap 656.

Hasil Pembelajaran
1. Subyektif
Alloanamnesis : Ibu pasien mengatakan pasien tidak menangis sejak 6 jam SMRS.
Sebelumnya pasien demam dan muncul luka bernanah di leher sejak 7 hari SMRS,
luka kehitaman di hidung sejak 4 hari SMRS, makin hari luka semakin meluas. Pasien
juga sesak dan batuk lama sejak 2 minggu SMRS.
2. Objektif
Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang mendukung diagnosis penyakit ini.
Diagnosis ditegakan berdasarkan:
1. Gejala klinis : demam, luka ulkus di leher, luka kehitaman di hidung, batuk, sesak
2. Pemeriksaan fisik : Penurunan kesadaran : GCS : E 2M2V2 = 6, Conjunctiva anemis
+/+, PCH +/+, Retraksi (+) IC/SS/SC, Rh +/+, luka ulkus di regio colli posterior
(+) : pus (+), bau (+), luka kehitaman di hidung : erosi (+), gangren (+), bau (+)
3. Pemeriksaan laboratorium didapatkan : leukositosis, anemia, trombositopenia,

5
hipoalbuminemia, hiponatremia, hiperkalemia.
4. Pemeriksaan radiologi didapatkan : Rontgen Thorax PA Kesan = Pneumonia
3. Assessment
Gejala yang ditemukan : penurunan kesadaran, luka bernanah di leher dan luka
kehitaman di hidung, serta demam, batuk dan sesak mendukung diagnosis sepsis
akibat ulkus dan pneumonia. Pemeriksaan fisik dan penunjang juga mendukung
diagnosis.
4. Plan
Diagnosis : Untuk menegakkan diagnosa kasus ini perlu dilakukan pemeriksaan
kultur mikroorganisme penyebab luka ulkus dan gangren serta kultur dahak dan
pemeriksaan rontgen skull AP/Lateral.

Pengobatan :
O2 1 liter per menit via nasal kanul
IVFD KAEN 3B 32 tpm mikro
Inj. Meropenem 3x175 mg iv
Drips Metronidazole 3x25 mg
Inj. Ranitidine 2x5 mg iv
Oral via NGT : Paracetamol drop 4x0,5 cc
Nutrisi : ASI/PASI 8x20 cc
Suction
Nebulizer Bisolvon + NaCl 0,9% setiap 6 jam
Pada luka ulkus dan gangrene : Rawat luka + Gentamicin zalf 3x1 app

Edukasi : Dilakukan pada keluarga pasien mengenai kondisi pasien dan komplikasi
dari penyakit pasien. Edukasi keluarga untuk membantu proses penyembuhan dan
pemulihan pasien seperti : menjaga kebersihan luka serta cara pemberian makan
dan minum yang benar.

Konsultasi : Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi kepada dokter spesialis


anak, bedah dan kulit untuk pelatalaksanaan penyakit pasien secara menyeluruh.

Limboto, 21 Mei 2016

Pendamping,

6
dr. Femi Hasan dr. Amanda Sonia Arliesta

Lampiran :

7
Gambar 1. Pasien By. R, 1 bulan, dengan diagnosa suspek noma

Nama Peserta: dr. Amanda Sonia Arliesta


Nama Wahana: RSUD Dr. M.M Dunda Limboto
Topik: ADHF (Acute Decompensated Heart Failure), CHF (Congestive Heart Failure) Fc. III
e.c HHD (Hypertensive Heart Disease) dd/ CAD (Coronary Artery Disease), CKD (Chronic
Kidney Disease) Stage V, Anemia Renal, Hipertensi Stage II, DM Tipe II, Hipoalbuminemia,
Hiperkalemia
Tanggal (Kasus): 05-07-2016
Nama Pasien: Ny. Cunu Arsyad
Tanggal Presentasi: Nama Pendamping: dr. Femi Hasan
Tempat Presentasi:
Obyektif Presentasi:
 Keilmuan  Keterampilan  Penyegaran  Tinjauan Pustaka
 Diagnostik  Manajemen  Masalah  Istimewa
 Neonatus  Bayi  Anak  Remaja  Dewasa  Lansia  Bumil
 Deskripsi: Ny. Cunu Arsyad, 42 tahun, MRS rujukan dari RSTN Boalemo dengan
keluhan bengkak dan sesak sejak 10 hari SMRS. Pasien tampak pucat dan lemas. Mual
(+), muntah (+), dyspnea on effort (+), paroxysmal nocturnal dyspnea (+), orthopnea
(+). Riwayat nyeri dada di sebelah kiri menjalar sampai ke tangan kiri saat MRS di
RSTN. Riwayat hipertensi (+) dan DM Tipe II (+) tidak terkontrol. Intake berkurang.
BAK sedikit : terpasang kateter dari RSTN (Urine output = 500cc/hari). BAB normal.
 Tujuan: mengetahui penegakan diagnosis, etiologi, penatalaksanaan dan komplikasi
ADHF (Acute Decompensated Heart Failure), CHF (Congestive Heart Failure) Fc. III e.c
HHD (Hypertensive Heart Disease) dd/ CAD (Coronary Artery Disease), CKD (Chronic
Kidney Disease) Stage V, Anemia Renal, Hipertensi Stage II, DM Tipe II,
Hipoalbuminemia, Hiperkalemia.
Bahan Bahasan:  Tinjauan Pustaka  Riset  Kasus  Audit
Cara Membahas:  Diskusi  Presentasi dan Diskusi  Email  Pos
Data Pasien Nama: Ny. C No. RM :
Nama Klinik: IGD Telpon: Terdaftar sejak:05-07-2016

Data Utama dan Bahan Diskusi


1. Diagnosis / Gambaran Klinis

8
Nyeri dada sebelah kiri menjalar ke tangan kiri dengan diagnosis suspek ADHF e.c
AMI. Dyspnea on effort (+), paroxysmal nocturnal dyspnea (+), orthopnea (+) dengan
diagnosis CHF Fc III e.c HHD dd/ CAD. Pasien tampak pucat (+), lemas (+), mual (+),
muntah (+) dengan diagnosis suspek CKD.
Pasien tampak sakit berat, kesadaran compos mentis. GCS : E 4M6V5 = 15
2. Riwayat Pengobatan
Pasien pernah mengonsumsi obat anti hipertensi : Amlodipine 1x5 mg, obat anti
diabetes : Metformin 3x500 mg, dan obat jantung Valsartan 1x160 mg namun tidak
rutin diminum.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat HT (+) dan DM (+) yang diketahui sejak tahun 2013
4. Riwayat Keluarga
Riwayat keluhan serupa pada keluarga pasien (+) : ayah pasien memiliki riwayat
hipertensi dan diabetes.
5. Riwayat Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga
6. Lain-lain:
Tekanan Darah : 160/100 mmHg Respiratory rate : 32 x/menit
Nadi : 92 x/menit Suhu : 36,5°C
BB = 55 kg
Keadaan Umum / Kesadaran : Tampak Sakit Berat / GCS : E4M6V5 = 15
Mata : Conjunctiva anemis +/+, Sklera ikterik –/–
Telinga : Serumen –/–, Sekret –/–, Corpus alienum –/–
Hidung : Sekret –/–, PCH (+)
Mulut : Bibir kering (–), Faring : hiperemis (–), Tonsil : T1–T1, hiperemis (–)
Leher : Kaku kuduk (–)
Thorax : Simetris (+), Retraksi (+) SS, IC
Cor : Bunyi jantung I/II regular, Murmur (–), Gallop (–)
Pulmo : Suara dasar vesikuler /, Rhonki +/+, Wheezing –/–
Abdomen : BU (+) Normal, datar, supel, timpani
Extremitas : Hangat, CRT  2s, edema +/+

EKG : ST-Elevasi Lead V3-V4

Laboratorium :
Hb = 6,1 g/dL Ur/Cr = 125/19,6 Na = 135 mmol/L
Ht = 18% OT/PT = 15/16 K = 6,8 mmol/L
Leukosit = 8.500/µL Albumin = 2,6 mg/dL Cl = 112 mmol/L
Trombosit = 209.000/ µL GDS = 90mg/dL HBsAg = positif

Rontgen Thorax PA :
Kesan = Kardiomegali
Efusi Pleura Bilateral

USG :
Kesan = Insufisiensi Renal Bilateral

9
Daftar Pustaka
1. [Guideline] Yancy CW, et al; American College of Cardiology Foundation/American
Heart Association Task Force on Practice Guidelines. 2013 ACCF/AHA guideline for
the management of heart failure: a report of the American College of Cardiology
Foundation/American Heart Association Task Force on practice guidelines.
Circulation. 2013 Oct 15. 128 (16): e240-327.

Hasil Pembelajaran
1. Subyektif
Pasien datang dengan keluhan bengkak dan sesak sejak 10 hari SMRS. Nyeri dada
sebelah kiri menjalar ke tangan kiri sejak 2 jam SMRS. Dyspnea on effort (+),
paroxysmal nocturnal dyspnea (+), orthopnea (+), mual (+).

2. Objektif
Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang mendukung diagnosis penyakit ini.
Diagnosis ditegakan berdasarkan:
1. Gejala klinis : bengkak, sesak, nyeri dada sebelah kiri, mual, dyspnea on effort,
paroxysmal nocturnal dyspnea, orthopnea.
2. Pemeriksaan fisik : Conjunctiva anemis +/+, Pulmo : Suara dasar vesikuler /,
Rhonki +/+, Edema ekstremitas atas dan bawah +/+, TD = 160/100 mmHg
3. Pemeriksaan EKG : ST-Elevasi di lead V3-V4
4. Pemeriksaan laboratorium didapatkan : anemia (Hb = 6,1 g/dL),  Ur/Cr =
125/19,6 mg/dL (CCT = 4,49), hiperkalemia (K = 6,8 mmol/L), hipoalbuminemia
(Albumin = 2,6 g/dL)
5. Pemeriksaan radiologi didapatkan : Rontgen Thorax PA dengan Kesimpulan =
Kardiomegali, Efusi Pleura Bilateral dan USG = Insufisiensi Renal Bilateral.
3. Assessment
Gejala yang ditemukan : bengkak, sesak, nyeri dada sebelah kiri, pucat, mual,
dyspnea on effort, paroxysmal nocturnal dyspnea, orthopnea mendukung diagnosis
ADHF (Acute Decompensated Heart Failure), CHF (Congestive Heart Failure) Fc. III e.c
HHD (Hypertensive Heart Disease) dd/ CAD (Coronary Artery Disease), CKD (Chronic
Kidney Disease) Stage V. Pemeriksaan tekanan darah = 160/100 mmHg mendukung
diagnosis Hipertensi Stage II. Pemeriksaan elektrokardiogram menunjukkan STEMI
Septal. Pemeriksaan fisik dan penunjang juga mendukung diagnosis. Pemeriksaan
laboratorium menunjukkan hiperkalemia dan hipoalbuminemia.
4. Plan

10
Diagnosis : Untuk menegakkan diagnosa kasus ini perlu dilakukan pemeriksaan
enzim jantung (Troponin I dan Troponin T), echocardiography dan CT-scan ginjal.

Pengobatan :
Rencana HD Cito
Transfusi PRC
Rawat ICCU

O2 3 liter per menit via nasal kanul


IVFD II Line :
- Line I  RL + Furosemide 10 ampul drips 10 tpm mikro
- Line II  D10% + Insulin 10 IU drips 8 tpm makro
Inj. Ranitidine 2x1 ampul iv

Oral :
Aspilet 1 x 80 mg
CPG 1 x 75 mg
ISDN 3 x 5 mg (jika TDS  100 mmHg)
Valsartan 1 x 160 mg
Vip albumin 3 x 1 caps

Edukasi : Dilakukan pada pasien dan keluarga pasien mengenai kondisi pasien dan
komplikasi dari penyakit pasien. Edukasi pasien dan keluarga pasien untuk
membantu proses penyembuhan dan pemulihan pasien serta memberikan informed
consent untuk tindakan hemodialisa segera.

Konsultasi : Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi kepada dokter spesialis


penyakit dalam, spesialis jantung dan bagian hemodialisa untuk pelatalaksanaan
penyakit pasien secara menyeluruh.

Limboto, 5 Juli 2016

Pendamping

dr. Femi Hasan dr. Amanda Sonia Arliesta

11
Nama Peserta: dr. Amanda Sonia Arliesta
Nama Wahana: RSUD Dr. M.M Dunda Limboto
Topik: TB Paru Kasus Baru, Hemoptoe, Gizi Kurang
Tanggal (Kasus): 09-06-2016
Nama Pasien: Ny. Mastin Usman
Tanggal Presentasi: Nama Pendamping: dr. Femi Hasan
Tempat Presentasi:
Obyektif Presentasi:
 Keilmuan  Keterampilan  Penyegaran  Tinjauan Pustaka
 Diagnostik  Manajemen  Masalah  Istimewa
 Neonatus  Bayi  Anak  Remaja  Dewasa  Lansia  Bumil
 Deskripsi: Ny. Mastin Usman, 56 tahun MRS dengan keluhan batuk darah sejak 3 hari
SMRS. Riwayat batuk lama lebih dari 2 minggu, demam lebih dari 1 bulan, keringat
malam hari, dan penurunan berat badan serta nafsu makan semakin berkurang. Mual
(–), muntah (–), nyeri dada (+), sesak (+). BAB dan BAK normal.
 Tujuan: mengetahui diagnosis, penatalaksanaan dan komplikasi TB paru.
Bahan Bahasan:  Tinjauan Pustaka  Riset  Kasus  Audit
Cara Membahas:  Diskusi  Presentasi dan Diskusi  Email  Pos
Data Pasien Nama: Ny. M No. RM :
Nama Klinik: IGD Telpon: Terdaftar sejak:08-06-2016
Data Utama dan Bahan Diskusi
1. Diagnosis / Gambaran Klinis
Hemoptoe, demam > 1 bulan, batuk lama > 1 bulan, keringat malam hari dengan
diagnosis suspek TB Paru.
Pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis. GCS : E 4M6V5 = 15
2. Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Riwayat pengobatan 6 bulan (–)
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa.
Riwayat HT (–), DM (–), Asma (–) Alergi Obat (–)
4. Riwayat Keluarga
Anak pertama memiliki riwayat pengobatan OAT Kategori I selama 6 bulan.
5. Riwayat Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga
6. Lain-lain:
Tekanan Darah : 120/80 mmHg Respiratory rate : 20 x/menit
Nadi : 84 x/menit Suhu : 38,3°C
BB = 40 kg TB = 148 cm IMT = 18,2 kg/m2
Keadaan Umum / Kesadaran : Tampak Sakit Sedang / GCS : E4M6V5 = 15
Mata : Conjunctiva anemis –/–, Sklera ikterik –/–
Telinga : Serumen –/–, Sekret –/–, Corpus alienum –/–
Hidung : Sekret –/–, PCH (–)
Mulut : Bibir kering (–), Faring : hiperemis (–), Tonsil : T1–T1, hiperemis (–)
Leher : Kaku kuduk (–)
Thorax : Simetris (+), Retraksi (–)
Cor : Bunyi jantung I/II regular, Murmur (–), Gallop (–)

12
Pulmo : Suara dasar vesikuler, Rhonki +/+, Wheezing –/–
Abdomen : BU (+) Normal, datar, supel, timpani
Extremitas : Hangat, CRT  2s

Laboratorium :
Hb = 12 g/dL Ur/Cr = 23/0,8 Sputum BTA = +3
Ht = 35% OT/PT = 30/27
Leukosit = 14.800/µL Albumin = 2,8 mg/dL
Trombosit = 255.000/ µL GDS = 92mg/dL

Rontgen Thorax PA :
Cor : besar dan bentuk dalam batas normal
Pulmo : tampak fibroinfiltrat dengan multiple cavitas di lapang paru kanan (dominan
di suprahiler) dan di parahiler kiri
Kesan = TB Paru Aktif Bilateral

Daftar Pustaka
1. PDPI. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta.
2002
2. Depkes RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta. 2007

Hasil Pembelajaran
1. Subyektif
Pasien mengeluh batuk darah 3 hari SMRS. Riwayat demam lebih dari 1 bulan SMRS,
batuk lebih dari 2 minggu SMRS, keringat malam hari dan penurunan berat badan.
2. Objektif
Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang mendukung diagnosis penyakit ini.
Diagnosis ditegakan berdasarkan:
1. Gejala klinis : batuk darah, demam > 1 bulan, batuk > 2 minggu, keringat malam
hari dan penurunan berat badan.
2. Pemeriksaan fisik : IMT = 18,2 kg/m2, Rhonki +/+
3. Pemeriksaan laboratorium didapatkan : leukositosis, hipoalbuminemia dan
Sputum BTA +3
4. Pemeriksaan radiologi didapatkan : Rontgen Thorax PA dengan Kesimpulan = TB
Paru Aktif Bilateral
3. Assessment
Gejala yang ditemukan : batuk darah, demam > 1 bulan, batuk > 2 minggu, keringat
malam hari dan penurunan berat badan mendukung diagnosis TB Paru. Pemeriksaan
fisik dan penunjang juga mendukung diagnosis. Riwayat pengobatan OAT 6 bulan
sebelumnya disangkal sehingga dapat dikategorikan sebagai TB Paru Kasus Baru.

13
4. Plan
Diagnosis : Untuk menegakkan diagnosa kasus ini perlu dilakukan pemeriksaan
kultur dahak untuk menemukan kuman Mycobacterium tuberculosa serta
pemeriksaan analisa gas darah dan spirometri untuk menilai fungsi paru.

Pengobatan :
O2 3 liter per menit via nasal kanul
IVFD RL 20 tpm makro
Drips Crome 1 ampul/500cc RL/ganti cairan
Inj. Levofloxacin 1x750 mg iv (ST)
Inj. Ranitidine 2x1 ampul iv
Inj. Asam traneksamat 3x1 ampul iv

Oral :
Paracetamol 3x500 mg
Vitamin K 3x1 tab
Codein 3x10 tab
OAT Kategori 1 (R450H300Z1000E1000)

Nebulizer Combivent + NaCl 0,9% jika perlu

Edukasi : Dilakukan pada pasien dan keluarga pasien mengenai kondisi pasien dan
komplikasi dari penyakit pasien. Edukasi pasien dan keluarga pasien untuk
membantu proses penyembuhan dan pemulihan pasien seperti : edukasi cara batuk
dan pengeluaran dahak yang benar, penggunaan masker untuk mencegah resiko
penularan terhadap orang lain dan pentingnya melanjutkan pengobatan OAT selama
6 bulan dan kontrol rutin.

Konsultasi : Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi kepada dokter spesialis


paru dan gizi untuk pelatalaksanaan penyakit pasien secara menyeluruh.

Limboto, 9 Juni 2016

Pendamping,

dr. Femi Hasan dr. Amanda Sonia Arliesta

Nama Peserta: dr. Amanda Sonia Arliesta

14
Nama Wahana: RSUD Dr. M.M Dunda Limboto
Topik: Palpitasi e.c Supraventricular Tachycardia (AVNRT)
Tanggal (Kasus): 28-06-2016
Nama Pasien: Nn. Pramifta Tilahunga
Tanggal Presentasi: Nama Pendamping: dr. Femi Hasan
Tempat Presentasi:
Obyektif Presentasi:
 Keilmuan  Keterampilan  Penyegaran  Tinjauan Pustaka
 Diagnostik  Manajemen  Masalah  Istimewa
 Neonatus  Bayi  Anak  Remaja  Dewasa  Lansia  Bumil
 Deskripsi: Nn. Pramifta, 19 tahun, MRS rujukan dari RSUD dr. Hasri Ainun Habibie
dengan keluhan nyeri dada dan sesak. Pasien memiliki riwayat pingsan. Sebelum
pingsan pasien merasa dadanya berdebar-debar dan lemas.
 Tujuan: mengetahui penegakan diagnosa, etiologi, penatalaksanaan SVT dan
komplikasinya.
Bahan Bahasan:  Tinjauan Pustaka  Riset  Kasus  Audit
Cara Membahas:  Diskusi  Presentasi dan Diskusi  Email  Pos
Data Pasien Nama: Nn. F No. RM : 299814
Nama Klinik: IGD Telpon: Terdaftar sejak:28-06-2016
Data Utama dan Bahan Diskusi
1. Diagnosis / Gambaran Klinis
Pasien dengan keluhan riwayat pingsan didahului dada berdebar-debar dan nyeri
dada dengan diagnosis suspek SVT (Supraventricular Tachycardia).
Pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis. GCS : E 4M6V5 = 15
2. Riwayat Pengobatan
Pasien tidak pernah mengonsumsi obat-obatan sebelumnya
3. Riwayat Penyakit Dahulu
HT (–), DM (–), penyakit jantung (–), keluhan serupa (+)
4. Riwayat Keluarga
Riwayat keluhan serupa pada keluarga pasien (–)
Riwayat epilepsi (–)
5. Riwayat Pekerjaan
Mahasiswi
6. Lain-lain:
Tekanan Darah : 100/70 mmHg Respiratory rate : 20 x/menit
Nadi : 150 x/menit Suhu : 36,5°C
BB = 45 kg
Keadaan Umum / Kesadaran : Tampak Sakit Sedang / GCS : E4M6V5 = 15
Mata : Conjunctiva anemis –/–, Sklera ikterik –/–
Telinga : Serumen –/–, Sekret –/–, Corpus alienum –/–
Hidung : Sekret –/–, PCH (–)
Mulut : Bibir kering (–), Faring : hiperemis (–), Tonsil : T1–T1, hiperemis (–)
Leher : Kaku kuduk (–)
Thorax : Simetris (+), Retraksi (–)
Cor : Bunyi jantung I/II regular, Murmur (–), Gallop (–)
Pulmo : Suara dasar vesikuler +/+, Rhonki –/–, Wheezing –/–

15
Abdomen : BU (+) Normal, datar, supel, timpani
Extremitas : Hangat, CRT  2s, edema –/–

EKG : Supraventricular Tachycardia (AVNRT)

Laboratorium :
Hb = 12,6 g/dL Ur/Cr = 30/1,1
Ht = 35,7% OT/PT = 27/20
Leukosit = 9.700/µL Albumin = 3,6 mg/dL
Trombosit = 359.000/ µL GDS = 150mg/dL

Na = 135 mmol/L
K = 3,5 mmol/L
Cl = 99 mmol/L

Rontgen Thorax PA :
Cor dan pulmo tidak tampak kelainan

Daftar Pustaka
1. Rahman, M. 2007. Mekanisme dan Klasifikasi Aritmia: Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam jilid III edisi IV. Pusat Penerbit Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia: Jakarta
2. Wang Paul, Estes Mark. 2002. Supraventricular Tachycardia. American Heart
Association. P. 1-3

Hasil Pembelajaran
1. Subyektif
Pasien datang dengan keluhan riwayat pingsan didahului dada berdebar-debar dan
nyeri dada.
2. Objektif
Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang mendukung diagnosis penyakit ini.
Diagnosis ditegakan berdasarkan:
1. Gejala klinis : pingsan didahului dada berdebar-debar dan nyeri dada
2. Pemeriksaan fisik : HR = 150 x/menit
3. Pemeriksaan EKG : Supraventricular Tachycardia (AVNRT)
4. Pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.
5. Pemeriksaan radiologi : Rontgen Thorax PA dengan Kesimpulan = Cor dan pulmo
tak tampak kelainan.
3. Assessment
Gejala yang ditemukan : riwayat pingsan didahului dada berdebar-debar dan nyeri
dada mendukung diagnosis SVT. Pemeriksaan fisik nadi = 150 x/menit dan
pemeriksaan elektrokardiogram juga mendukung diagnosis SVT.
4. Plan
Diagnosis : Untuk pemeriksaan lanjut kasus ini perlu dilakukan pemeriksaan

16
echocardiography.

Pengobatan :
O2 3 liter per menit via nasal kanul
IVFD RL 20 tpm
Oral :
Bisoprolol 5 mg tablet ½-0-0
Ubi Q 1x100 mg

Edukasi : Dilakukan pada pasien dan keluarga pasien mengenai kondisi pasien dan
komplikasi dari penyakit pasien. Edukasi pasien dan keluarga pasien untuk
membantu proses penyembuhan dan pemulihan pasien.

Konsultasi : Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi kepada dokter spesialis


jantung untuk pelatalaksanaan penyakit pasien secara menyeluruh.

Limboto, 28 Juni 2016

Pendamping,

dr. Femi Hasan dr. Amanda Sonia Arliesta

17

Anda mungkin juga menyukai