Anda di halaman 1dari 12

Nama Peserta: dr. Yessi V.

Lasol

Nama Wahana: RS TK II DR. J A. LATUMETTEN AMBON

Topik: Eklampsia

Tanggal (kasus): 30 April 2016


Nama Pasien: Ny. T

Tanggal Presentasi: 24 Mei 2016 Nama Pendamping: dr. Desi Kristina Utami

Tempat Presentasi: RS TK II DR. J A. LATUMETTEN AMBON

Obyektif Presentasi:

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Bayi Lansia Bumil


Neonatus Anak Remaja Dewasa
Deskripsi: Ibu hamil, 29 tahun, G3 P2 A0 hamil 32-33 minggu, riwayat
kejang berulang
Tujuan: mengatasi kejang, mengakhiri persalinan dengan trauma sekecil -
kecilnya, melahirkan janin dengan kemungkinan hidup besar,
mencegah komplikasi (sindroma HELLP, IUFD, dll).
Bahan bahasan: Tinjauan Audit
Pustaka Riset Kasus

Presentasi
Cara membahas: Diskusi Pos
dan diskusi Email

Data pasien: Ny. T, 29 thn, G3P2A0


Nomor Registrasi:
hamil 32-33 mgg

Nama RS: RS TK II DR. J A. Telp: Terdaftar sejak:


LATUMETTEN AMBON
Data utama untuk bahan diskusi:

1
1. Diagnosis:
G3P2A0 Hamil 32-33 minggu dengan eklampsia,belum inpartu dengan Riwayat kejang
berulang dan riwayat sc 1x.

Gambaran Klinis:
Kejang hilang timbul sejak +1 minggu SMRS, kejang pertama dialami pada saat 3 bulan
yang lalu. Keluar air – air (-). Keluar Bloody Show (-). Keluhan mules – mules (-). Riwayat
perdarahan pervaginam (-). Gerakan janin (+). Sakit kepala (+).Mual(+), Muntah (+),
Pandangan kabur (+). Nyeri ulu hati (+).

2. Riwayat Pengobatan:
Belum ada

3. Riwayat kesehatan/Penyakit:
Hipertensi sejak kelahiran anak 1. Kejang seperti ini juga pernah terjadi pada kehamilan
sebelumnya yaitu kelahiran anak pertama dan kedua, dengan gejala yang mirip dengan
kehamilan yang sekarang. Riwayat operasi caesar pada kehamilan sebelumnya.

4. Riwayat keluarga:
Ayah pasien menderita Hipertensi dan DM.

5. Riwayat pekerjaan:
Ibu rumah tangga

6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN):

Tidak ada yang berhubungan.

7. Riwayat KB :

KB suntik di puskesmas

2
8. Lain-lain:
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis : KU / Kes : SS / CM, TD : 170/100 mmHg, F. Nadi : 100 x/mnt, Suhu
: 36,7 °C, RR : 20 x/mnt
Ekstremitas : Edema +/+, akral hangat

Status Obstetri :
Inspeksi : Simetris, membesar sesuai dengan kehamilan, striae gravidarum (+),
scar / bekas operasi (+)
Palpasi : Leopold I : TFU 29 cm, teraba satu bagian besar, bulat, lunak, tidak
melenting.
Leopold II : Kanan : teraba bagian-bagian kecil janin.
Kiri: teraba bagian keras seperti papan.
Leopold III : teraba satu bagian besar, bulat, keras dan melenting
Leopold IV : kepala belum masuk PAP
TFU 29 cm, HIS (-), DJJ 134 dpm, teratur.
VT : Portio kaku, tebal 2 cm, Pembukaan (-), Ketuban(+), Kepala Hodge I.

Pemeriksaan Laboratorium:
LED : 94 mm(↑) , Leukosit : 12.100 /µl, Hb : 14,3 gr/dl (↑), Ht : 43,2 %, Trombosit :
195.000 /µl

3
Daftar Pustaka:

1. Cunningham, FG et.al. Hypertensive Disorder in Pregnancy. Williams Obstetrics, 21st


ed. Prentice Hall International Inc. Appleton and Lange. Connecticut. 2001. 653
- 694.
2. Wiknjosastro, H. Pre-eklampsi Berat. Ilmu Kandungan edisi ketiga. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 1999. 281-308.
3. Jenklus D. Pre-eclamptic Toxaemia, Interuniversity school for study of
pathophysiology of pregnancy. Dubrovnik,1989.
4. SMF Kebidanan RSUP Fatmawati , Pre-eklampsi, Standard Operatif Pelaksanaan Medis
1998.
5. Jurnal penatalaksanaan Pre-eklampsi dan Eklampsi Bagian Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RS. Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta,
April 1998.
6. Bagian Obstetri Ginekologi FK Unpad Pre-eklampsi, Obstetri Patologi, 1983.
7. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Preeklampsi
berat dan Eklampsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.Jakarta.2002.
8. Visser, W et.al. Temporising Management of Severe Pre-eclampsia With and Without
the HELLP Syndrome. British Journal of Obstetrics and Gynecology. Volume 102.
Number 2, February 1995. 111 – 117.
9. Martin, JN et.al. Early Risk Assessmentof Severe Pre-eclampsia: Admission Battery of
Symptoms and Laboratory Test to Predict Likelihood of Subsequent Significant
Maternal Morbidity. American Journal of Obstetrics and Gynecology. Part 1. Volume
180. Number 6. 1999. 1407 – 1414.
10. Anwar, AD et.al. Penggunaan Nifedipin Pada Penderita Preeklampsia Berat. Majalah
Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Volume 22. Nomor 1. Januari 1998. 8 – 13.
Hasil Pembelajaran:
11. Liem, KH et.al. Preeclampsia. 2013. http://emedicine.medscape.com/article/1476919-
overview
12. Ross, MG diagnosa
1. Penegakan et.al. Eclampsia. 2012. http://emedicine.medscape.com/article/253960-
Eklampsia.
overview
2. Penatalaksanaan wanita hamil dengan pre-eklampsia & eklampsia.
3. Edukasi kepada pasien & keluarga tentang pre -eklampsia & eklampsia.

4
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio

1. SUBYEKTIF:
Keluhan Utama : Kejang hilang timbul sejak +1 minggu SMRS.
Keluhan Tambahan : Sakit kepala, mual dan muntah sejak + 1 minggu SMRS.

Pasien datang dengan keluhan kejang hilang timbul sejak +1 minggu SMRS.
Pasien mengatakan bahwa dirinya mengalami kejang pada saat 3 bulan yang lalu.
Kejang seperti ini juga pernah terjadi pada kehamilan sebelumnya yaitu kelahiran anak
pertama dan kedua, dengan gejala yang mirip dengan kehamilan yang sekarang. Pasien
juga mengatakan dirinya saat ini sedang hamil 8 bulan. HPHT : 17 September 2012. TP :
24 Juni 2013. Pasien tidak mengetahui dirinya menderita darah tinggi, ia mengetahui
dirinya menderita darah tinggi ketika pasien hamil anak pertama. Keluar air – air
disangkal. Keluar lendir darah disangkal. Adanya mules – mules yang menjalar sampai
ke pinggang disangkal. Adanya riwayat keluar darah secara tiba – tiba dari kemaluan
juga disangkal. Gerakan janin masih dirasakan pasien. Pasien saat ini mengeluhkan
adanya sakit kepala, mual dan muntah sejak ± 1 minggu SMRS. Adanya pandangan
kabur sejak hamil. Nyeri ulu hati. Riwayat operasi caesar pada kehamilan sebelumnya.

2. OBJEKTIF :

Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 160/100 mmHg
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,7 oC
RR : 20 x/mnt
Kepala : Normochepali, rambut hitam tebal, sukar dicabut.
Mata : CA -/-, SI -/-
THT : Faring Hiperemis (-), Tonsil T1 – T1 tenang
Leher :KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak membesar
Cor : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Suara nafas vesikuler, Rh-/-, Wh-/-
Mammae : Simetris, hiperpigmentasi pada areola, benjolan (-), retraksi
puting (-).
Abdomen : Lihat status obstetrikus.
Ekstremitas : Edema +/+, akral hangat
Genitalia : Labia Mayor oedema -/-, Bloody Show ( - )

Status Obstetri
Inspeksi :Simetris, membesar sesuai dengan kehamilan, striae
gravidarum (+), scar / bekas operasi (+)
Palpasi :Leopold I : TFU 29 cm, teraba satu bagian besar, bulat,
lunak, tidak melenting.
Leopold II : Kanan : teraba bagian-bagian kecil janin.
Kiri: teraba bagian keras seperti papan.
Leopold III : teraba satu bagian besar, bulat, keras dan
melenting

5
Leopold IV : kepala belum masuk PAP
His :-
Auskultasi : DJJ : 134 dpm

Pemeriksaan Dalam :
Inspeksi : v/u tenang.
Inspekulo : tidak dilakukan
Vaginal Toucher :
Portio kaku, tebal 2 cm, Pembukaan (-), Ketuban(+), Kepala Hodge I.

Pemeriksaan Laboratorium:
LED : 94 mm(↑) , Leukosit : 12.100 /µl, Hb : 14,3 gr/dl (↑), Ht : 43,2 %, Trombosit :
195.000 /µl

3. ASSESSMENT (Penalaran Klinis) :

PRE-EKLAMPSIA
Kriteria minimum untuk mendiagnosis preeclampsia-eklampsia adalah adanya
hipertensi proteinuria dan kejang. Kriteria lebih lengkap digambarkan oleh Working
Group of the NHBPEP ( 2000 ) seperti digambarkan dibawah ini: (1,8,9,11)

Disebut preeklamsi ringan bila terdapat:


1. Tekanan darah >140 / 90 mmHg pada kehamilan > 20 minggu.
2. Proteinuria kuantitatif (Esbach)  300 mg / 24 jam, atau dipstick  +1.

Disebut preeklampsia berat bila terdapat:


1. Tekanan darah >160 / 110 mmHg.
2. Proteinuria kuantitatif (Esbach)  2 gr / 24 jam, atau dipstick  +2.
3. Trombosit < 100.000 / mm3.
4. Hemolisis mikroangiopathi ( peningkatan LDH )
5. Peningkatan SGOT / SGPT.
6. Adanya sakit kepala hebat atau gangguan serebral, gangguan penglihatan.
7. Nyeri di daerah epigastrium yang menetap.

Problem Mild Pre-Eclampsia Severe Pre-Eclampsia

Blood Pressure >140/90 >160/110

Proteinuria 1+ (300 mg/24 hours) 2+ (1000 mg/24 hours)

Edema +/- +/-

Increased reflexes +/- +

Upper abdominal pain - +

Headache - +

6
Visual Disturbance - +

Decreased Urine Output - +

Elevation of Liver Enzymes - +

Decreased Platelets - +

Increased Bilirubin - +

Elevated Creatinine - +

PENATALAKSANAAN

Pada preeklapmsia ringan pengobatan bersifat simtomatis dan istirahat yang


cukup. Pemberian luminal 1-2 x 30 mg/hari dapat dilakukan bila tidak bisa tidur. Bila
tekanan darah tidak turun dan ada tanda-tanda ke arah preeklamsi berat maka dapat
diberikan obat antihipertensi serta dianjurkan untuk rawat inap. (1,4,5,6)

Pada dasarnya penangan preeklampsia-eklampsia terdiri atas pengobatan


medik dan penanganan obstetrik. Penanganan obsterik ditujukan untuk melahirkan
bayi pada saat yang optimal, yaitu sebelum janin mati dalam kandungan, akan tetapi
sudah cukup matur untuk hidup diluar uterus.

Tujuan pengobatan PEB adalah : (1,2,5)


1. Mencegah terjadinya eklampsi.
2. Anak harus lahir dengan kemungkinan hidup besar.
3. Persalinan harus dengan trauma yang sedikit-sedikitnya.
4. Mencegah hipertensi yang menetap.

Pada umumnya indikasi untuk merawat penderita preeklampsia di rumah sakit ialah:
(1,2,4,5)

1. Tekanan darah sistolik 140 mm Hg atau lebih.


2. Proteinuria 1+ atau lebih.
3. Kenaikan berat badan 1,5 kg atau lebih dalam seminggu yang berulang.
4. Penambahan oedem berlebihan secara tiba-tiba.

Pengobatan preeklampsia yang tepat ialah pengakhiran kehamilan karena


tindakan tersebut menghilangkan sebabnya dan mencegah terjadinya eklampsia
dengan bayi yang masih premature.

Untuk preeklampsia yang berat, dapat ditangani secara aktif atau konservatif.
Aktif berarti kehamilan diakhiri atau diterminasi bersamaan dengan terapi
medikamentosa. Konservatif berarti kehamilan dipertahankan bersamaan dengan
terapi medikmentosa.

1. Penanganan aktif
Ditangani aktif bila terdapat satu atau lebih kriteria berikut: ada tanda-tanda
impending eklampsia, HELLP syndrome, tanda-tanda gawat janin, usia janin 35 minggu

7
atau lebih dan kegagalan penanganan konservatif. Yang dimaksud dengan impending
eklampsia adalah preeklampsia berat dengan satu atau lebih gejala: nyeri kepala
hebat, gangguan visus, muntah-muntah, nyeri epigastrium dan kenaikan tekanan
darah progresif.
Terapi medikamentosa: (1,4,5)
a. Diberikan anti kejang MgSo4 dalam infus 500 cc dextrose 5% tiap 6 jam. Cara
pemberian: dosis awal 2 gr iv dalam 10 menit, dilanjutkan dengan dosis
pemeliharaan sebanyak 2 gram per jam drip infus. Syarat pemberian MgSO4:
frekuensi nafas > 16x/menit, tidak ada tanda-tanda gawat nafas, diuresis
>100 ml dalam 4 jam sebelumnya dan refleks patella positif. Siapkan juga
antidotumnya, yaitu: Ca-glukonas 10% (1 gram dalam 10 cc NACL 0,9% IV,
dalam 3 menit).
b. Antihipertensi: nifedipin dengan dosis 3-4 kali 10 mg oral. Bila dalam 2
jam belum turun, dapat diberikan 10 mg lagi.
c. Siapkan juga oksigen dengan nasal kanul 4-6 L /menit.
Terminasi kehamilan dapat dilakukan bila penderita belum inpartu, dilakukan induksi
persalinan dengan amniotomi, oksitosin drip, kateter foley atau prostaglandin E2.
Sectio cesarea dilakukan bila syarat induksi tidak terpenuhi atau ada kontraindikasi
persalinan pervaginam.

2. Penanganan konservatif
Pada kehamilan kurang dari 35 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending
eklampsia dengan kondisi janin baik, dilakukan penanganan konservatif. (1,4,5,6)
Medikamentosa sama dengan penanganan aktif. MgSO4 dihentikan bila tidak
ada tanda-tanda preeklampsia berat, selambatnya dalam waktu 24 jam. Bila sesudah
24 jam tidak ada perbaikan maka keadaan ini harus dianggap sebagai kegagalan
pengobatan dan harus segera diterminasi. Jangan lupa diberikan oksigen dengan nasal
kanul 4-6 L/menit.

EKLAMPSIA

Preeklampsia yang dipersulit oleh kejang tonik-klonik generalisata disebut


eklampsia. Koma fatal tanpa kejang juga pernah disebut eklampsia; namun, sebaiknya
diagnosis dibatasi pada wanita dengan kejang dan menggolongkan kematian pada
kasus non kejang sebagai kasus yang disebabkan oleh pre eklampsia berat. Eklampsia
disebut antepartum, peripartum atau postpartum tergantung kapan kejangnya
muncul.
Serangan kejang biasanya dimulai disekitar mulut dalam bentuk kedut-kedutan
(twitching). Kejang pertama biasanya menjadi pendahulu kejang-kejang berikutnya.
Apabila kejangnya jarang wanita yang bersangkutan biasanya pulih kesadarannya
setelah tiap serangan. Meski jarang, satu kali kejang dapat diikuti koma yang
berkepanjangan walaupun umumnya kematian tidak terjadi sampai setelah kejang
berulang-ulang.
Pada preeklampsia antepartum, tanda-tanda persalinan dapat dimulai dengan
segera setelah kejang dan berkembang dengan cepat, kadang-kadang sebelum
petugas menyadari bahwa wanita yang tidak sadar ini mengalami his. Apabila kejang
terjadi saat persalinan, frekuensi dan intensitas his dapat sangat meningkat, dan
durasi persalinan dapat memendek. Karena ibu mengalami hipoksemia ada asidemia
laktat akibat kejang janin dapat mengalami bradikardia setelah serangan kejang. Pada
sebagian wanita dengan eklampsia kematian mendadak terjadi bersamaan dengan

8
kejang atau segera sesudahnya akibat perdarahan otak massif. Perdarahan sub luteal
dapat menyebabkan hemiplegia.

PENATALAKSANAAN

Sebagian regimen eklampsia yang digunakan mempunyai dasar fisiologi yang sama,
prinsip-prinsipnya mencakup :
1. Pengendalian kejang dengan magnesium sulfat intravena dosis bolus. Terapi
magnesium sulfat ini di lanjutkan dengan infuse kontinu atau dosis bolus
intramuskular dan diikuti oleh suntikan intramuskular berkala
2. Pemberian obat antihipertensi oral atau intravena intermiten utnuk menurunkan
tekanan darah apabila tekanan diastolik dianggap terlalu berbahaya. Sebagian
dokter mulai mengobati pada saat tekanan diastolik mencapai 100 mmHg
3. Menghindari diuretik dan pembatasan cairan intravena kecuali apabila
pengeluaran cairan berlebihan
4. Pelahiran.

Magnesium Sulfat Untuk Mengendalikan Kejang

Cara pemberian Magnesium Sulfat untuk Preeklampsia Berat dan Eklampsia

Infus intravena kontinu


1. Berikan dosis bolus 4 ¨C 6 gram MgSO4 yang di encerkan dalam 100 ml cairan IV
dan diberikan dalam 15-20 menit.
2. Mulai infuse rumatan dengan dosis 2 gram /jam dalam 100 ml cairan IV
3. Ukur kadar magnesium sulfat pada 4-6 jam setelahnya dan sesuaikan kecepatan
infuse untuk mempertahan kadar antara 4 dan 7 mEq/l(4,8-8,4 mg/dl)
4. Magnesium sulfat dihentikan 24 jam setelah bayi lahir

Injeksi intramuscular intermiten


1. Berikan 4 g magnesium sulfat (MgSO4.7H2O USP) sebagai larutan 20 % secara
intravena dengan kecepatan tidak melebihi 1 gram/menit.
2. Lanjutkan segera dengan 10 gram larutan Magnesium sulfat 50 %, separuhnya (5
g) disuntikkan dalam-dalam di kuadran lateral atas bokong dengan jarum ukuran
20 dengan sepanjang 3 inci. Apabila kejang menetap setelah 15 menit, berikan
magnesium sulfat sampai 2 gram dalam bentuk larutan 20 % secara intravena
dengan kecepatan tidak melebihi 1 g/mnt. Apabila wanita tersebut bertubuh
besar dapat diberikan sampai 4 g secara perlahan-lahan.
3. Setiap 4 jam sesudahnya berikan 5 gram larutan magnesium sulfat 50 % yang
disuntikkan dalam-dalam ke kuadran lateral aras bokong bergantian kiri dan
kanan, tetapi hanya setelah dipastikan :
a. reflekS patella masih baik
b. tidak terdapat depresi pernafasan
c. pengeluaran urin selama 4 jam sebelumnya melebihi 100 ml
4. Magnesium sulfat di hentikan setelah 24 jam.

Efektivitas klinis terapi magnesium sulfat


Wanita yang mendapat terapi magnesium sulfat mengalami 50% kejang
berulang dibandingkan dengan mereka yang mendapat diazepam. Pada perbandingan
lain wanita yang mendapat terapi magnesium sulfat lebih kecil kemungkinan

9
memerlukan ventilasi buatan, terjangkit pneumonia dan dirawat di ruang perawatan
intensif daripada mereka yang mendapat fenitoin.

Mencegah eklampsia
Terapi magnesium sulfat lebih baik daripada fenitoin dalam mencegah kejang
eklampsia. Masih terus terjadi silang pendapat mengenai apakah magnesium sulfat
profilakis perlu diberikan secara rutin kepada semua wanita bersalin yang mengalami
hipertensi. Perdebatan saat ini berpusat pada wanita preeklamptik mana yang perlu
diberi profilaksis. Manfaat magnesium sulfat profilaktik bagi wanita dengan
preeklampsia ringan masih diperdebatkan karena resiko eklampsia yang diperkirakan
adalah 1 dalam 100 atau kurang. Witlin dan Sibai baru-baru ini mengulas bukti
efektivitas magnesium sulfat untuk mengobati dan mencegah kejang akibat gangguan
hipertensi pada kehamilan. Mereka menyimpulkan bahwa walaupun magnesium
sulfat jelas bermanfaat bagi wanita preeklampsia berat dan eklampsia, perlu tidaknya
pemberian profilaktik bagi wanita dengan penyakit ringan masih belum jelas.

KOMPLIKASI
Komplikasi terberat kematian pada ibu dan janin. Usaha utama ialah melahirkan
bayi hidup dari ibu yang menderita preeklampsi. Komplikasi yang biasa terjadi : (1,2,5)
1. Solutio plasenta, terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut.
2. Hipofibrinogenemia, dianjurkan pemeriksaan fibrinogen secara berkala.
3. Nekrosis hati, akibat vasospasmus arteriol umum.
4. Sindroma HELLP, yaitu hemolisis,elevated liver enzymes dan low platelet.
5. Kelainan ginjal
6. DIC.
7. Prematuritas, dismaturitas, kematian janin intra uterine

HELLP Syndrome
Sindroma hemolisis, elevated liver enzymes and low platelet adalah suatu
komplikasi pada preeklampsia – eklampsia berat. Kehamilan yang dikomplikasikan
dengan sindroma HELLP juga sering dikaitkan dengan keadaan – keadaan yang
mengancam terjadinya kematian ibu, termasuk DIC, oedema pulmonaris, ARF, dan
berbagai komplikasi hemoragik. Insiden terjadinya sindroma ini sebanyak 9,7 % dari
kehamilan yang mengalami komplikasi preeklampsia – eklampsia. Sindroma ini dapat
muncul pada masa antepartum (70 %) dan juga post partum (30 %). Ciri – ciri dari
HELLP syndrome adalah: (1,8)
 Nyeri ulu hati
 Mual dan muntah
 Sakit kepala
 Tekanan darah diastolik  110 mmHg
 Menampakkan adanya oedema

HELLP syndrome dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian: (8,11,12)

10
1. Mississippi, dibagi menjadi 3 kelas:
 Thrombositopenia
- Kelas 1: ≤ 50.000 / μl
- Kelas 2: > 50.000 ≤ 100.000 / μl
- Kelas 3: > 100.000 ≤ 150.000 / μl
 Disfungsi hemolisis - hepatis
- LDH  600 IU / L
- SGOT dan / atau SGPT  40 IU / L
- Ciri – ciri tersebut harus semua
terdapat
-
2. Tennessee, dibagi menjadi 2 kelas:
 Complete
- Trombosit < 100.000 / μl
- LDH  600 IU / L
- SGOT  70 IU / L
 Parsial
- Hanya satu dari ciri – ciri di atas
yang muncul

11
Penanganan sindroma HELLP pada dasarnya sama dengan pengobatan pada preeklampsia –
eklampsia berat, ditambah dengan pemberian kortikosteroid dosis tinggi yang secara teoritis dapat
berguna untuk : (12)
1. Dapat meningkatkan angka keberhasilan induksi persalinan dengan memberikan temporarisasi
singkat dari status klinis maternal.
2. Dapat meningkatkan jumlah trombosit dan mempertahankannya secara konvensional agar
dapat dilakukan anestesi regional untuk persalinan vaginal maupun abdominal.

Dosis yang digunakan untuk antepartum adalah dexametasone 2 x 10 mg sampai persalinan.


Sedangkan untuk post partum adalah 2 x 10 mg sebanyak 2 kali, dilanjutkan dengan 2 x 5 mg sebanyak
2 kali, setelah itu dihentikan. (12)

PROGNOSIS
Kriteria yang dipakai untuk menentukan prognosis eklampsia adalah kriteria Eden:
1. Koma yang lama.
2. Nadi > 120x/menit.
3. Suhu > 40 ° C
4. TD sistolik > 200 mmHg.
5. Kejang > 10 kali.
6. Proteinuria > 10 gr/dl.
7. Tidak terdapat oedem.
Dikatakan buruk bila memenuhi salah satu kriteria di atas. (1,2,6)

4. PLAN :
Diagnosis :
G3P2A0 Hamil 32-33 minggu dengan eklampsia,belum inpartu dengan Riwayat kejang berulang dan
riwayat sc 1x.

Pengobatan :
 Observasi TTV setiap jam, DJJ setiap 30 menit, HIS, dan tanda – tanda perburukan PEB.
 MgSO4 40% 4 gr diencerkan dalam 20 cc cairan i.v  dilanjutkan dengan MgSO4 40% 1 gr/jam s/d
24 jam pasca persalinan, sebagai anti kejang.
 Nifedipine 4 x 10 mg oral, sebagai anti hipertensi.
 Vit C 2 x 400 mg i.v, sebagai anti oksidan.
 Dexamethasone 2 x 6 mg i.v (2 hari), untuk pematangan paru.

Konsultasi :
Konsul Spesialis Obsgyn -> Pro Sectio Caesarea (terminasi kehamilan)

12

Anda mungkin juga menyukai