Anda di halaman 1dari 98

Laboratorium / SMF Ilmu Penyakit Dalam LAPORAN KASUS

Program Profesi Dokter Universitas Mulawarman


RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

INTUSUSEPSI

Pembimbing : dr. R.R.Ignatia Sinta Murti, Sp.PD-KGEH

DM : Dhita Cindyati / 1610029049


LATAR BELAKANG
• Intususepsi : segmen usus mengalami invaginasi ke segmen
lainnya
• Jarang terjadi pada dewasa (5% kasus)
• Intususepsi dewasa penyebab obstruksi intestinal 1-5%
• Kejadian laki-laki = perempuan
• 90% kasus intususepsi dewasa merupakan intususepsi sekunder
LATAR BELAKANG
• Intususepsi dewasa memiliki tanda dan gejala non spesifik
• Penegakan diagnosis sulit?
• Dibantu dengan pemeriksaan penunjang  foto polos abdomen, USG, CT
scan abdomen
• Intususepsi dapat mengakibatkan komplikasi, seperti iskemia usus,
perforasi, dan peritonitis
TUJUAN
• Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai
intususepsi
• Meningkatkan kemampuan dalam analisa kasus
RESUME KASUS
• Nama : Ny. H
• Umur : 35 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Bangun Rejo, Tenggarong Seberang
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Ruang : Anggrek / HCU
• Tanggal masuk : 3 Agustus 2018
• Tanggal keluar : 14 Agustus 2018
KELUHAN UTAMA

Nyeri perut

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

- Nyeri perut kanan atas memberat sejak 2 hari dirawat di RS.

- Nyeri dirasakan seperti diremas-remas dan melilit.

- Nyeri hilang timbul, jika muncul >10 menit.

- Keluhan lainnya mual, muntah, BAB cair, dan lemas.


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

- Awal dirawat karena nyeri perut kanan atas sejak 4 bulan lalu.

- Terdapat benjolan di perut kanan atas, yang nyeri.

- Sering mual dan muntah.

- Penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan 4 kg selama 4 bulan terakhir.

- BAB cair sejak 4 bulan lalu, kadang berwarna kehitaman seperti kopi.

- Keluhan lain tidak ada.

- Keluhan tidak membaik dengan obat lambung dan obat anti nyeri.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU RIWAYAT KELUARGA
• Riw. MRS karena anemia dan hipoglikemia 4 bulan Tidak ada riwayat penyakit kronik,
lalu (April 2018).
• Riw. Transfusi darah (+). penyakit menular, dan keganasan.
• Riw. Alergi (-).
• Riw. Asma (-).
• Riw. DM (-). RIWAYAT LIFESTYLE
• Riw. Hipertensi (-). Tidak merokok dan konsumsi alcohol

RIWAYAT PENGOBATAN
Konsumsi obat antinyeri dan obat lambung. RIWAYAT PERKAWINAN
Sudah menikah, belum mempunyai
anak, tidak pernah hamil, tidak
RIWAYAT KEBIASAAN MAKAN
Tidak ada preferensi tertentu.
menggunakan kontrasepsi.
Jarang makan berlemak. Tidak ada perdarahan di luar masa
Jarang konsumsi buah dan sayur. haid.
Pemeriksaan Fisik: 07/08/2018 (pre op) Status Generalisata
Keadaan umum : Tampak sakit berat, Kepala
KU lemah Bentuk : Normocephali
Kesadaran : Komposmentis, Mata : Konjungtiva anemis (-/-),
E4V5M6 sklera ikterik (-/-),
pupil isokor (3 mm/3 mm),
Tanda-tanda vital refleks cahaya (+/+)
Tekanan Darah : 110/70 mmHg Hidung : Nafas cuping hidung -|- ,
Frekuensi nadi : 118x/menit regular, sekret (-)
teraba lemah Mulut : Mukosa kering, pucat, tidak
Frekuensi nafas : 28x/menit regular sianosis
Suhu : 36,1oC KGB : Pembesaran kelenjar getah
bening regio colli (-), distensi
Status Gizi vena jugularis (-)
Berat badan : 43 kg
Tinggi Badan : 158 cm
Indeks Massa Tubuh : 17,2 (underweight)
Thorax
Pulmo: Abdomen
Inspeksi : gerakan simetris D=S, retraksi ICS (-) Inspeksi : Bentuk cembung, distended (+),
Palpasi : vokal fremitus simetris D=S asimetris, terlihat adanya massa pada
Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru Kuadran kanan atas.
Auskultasi: suara nafas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-),
wheezing (-/-) Auskultasi : Bising usus (+) kesan menurun
 
Cor: Palpasi : teraba distensi, massa (+) kuadran
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak kanan atas, nyeri tekan (+) kuadaran
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS ke V kiri bawah, defans (+), splenomegaly
Perkusi : Kanan : ICS I parasternal dekstra (-), hepar sulit dievaluasi.
Kiri : ICS V mid axilla line sinistra
Auskultasi : S1S2 tunggal, regular, murmur (-), Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran.
gallop (-)

Ekstremitas
Superior : Akral dingin, CRT <2 detik, tidak ada edema
Inferior : Akral dingin, CRT < 2 detik, tidak ada edema
  03/08/18 06/08/18 07/08/18 08/08/18 10/08/18 Value

Hemoglobin 10,2   9,9 12,4   12,0-16,0 g/dl

Hematokrit 30,0   29,0 36,0   37,0-54,0 %


Leukosit 12.760   22.100 13.300   4.800-10.800/mm3
Trombosit 373.000   688.000 609.000   150.000-450.000/mm3
Na 136   124 129   135-155 mmol/L
K 3,5   3,6 3,9   3,6-5,5 mmol/L
Cl 109   87 94   98-108 mmol/L
Albumin     2,6   2,3 3,5-5,5 g/dl
Ureum 20,9   34,6 49,0   17,0-43,0 mg/dl
Creatinin 0,5   0,5 0,6   0,6-1,1 mg/dl
SGOT 16         <31 U/L
SGPT 12         <31 U/L
GDS 100     154   70-140 mg/dl
PT     17,0     10,8-14,4 detik
APTT     44,1     24,0-36,0 detik
INR     1,34      
LDH   540       <346 U/L
CEA   15,92       <=5,00 ng/ml
Ca 125   70,89       <35,00 U/ml
HbsAg Non reaktif          
AbHIV Non reaktif          
PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI
Kesimpulan :
Tumor ileum, operasi :
Signet ring cell carcinoma (pT2N0Mx)
Ujung reseksi bebas sel maligna.
Invasif ke muscularis.
Kelenjar getah bening sinus histiositosis.

Diagnosis Awal
Tumor intraabdomen dd tumor colon dd tumor kandungan
Ileus obstruksi ec susp ca colon dd intususepsi
Diffuse peritonitis dd appendix perforasi
 
Diagnosis
Post laparatomy reseksi ileo-colon transversum a.i. invaginasi ileocolica
ec tumor colon ascenden
Penatalaksanaan:
Laparotomy reseksi

Tatalaksana Post Operasi


IVFD KAEN 3B 80cc/jam Prognosis:
Ceftriaxone 2 x 1 gr IV Ad vitam : dubia ad bonam
Omeprazole 2 x 40 mg IV Ad functionam : dubia ad malam
Santagesic 3 x 1 amp IV Ad sanationam : dubia ad malam
Metronidazole 3 x 500 mg IV
Metoclopramide 3 x 1 amp IV
Diet susu 6 x 150 cc
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
• Intususepsi : invaginasi dari segmen traktus GI proksimal
masuk ke dalam segmen distal.
• Berdasarkan basis lokasi :

1. Enteroenteric
2. Colocolic
3. Ileocolic
4. Ileocecal
EPIDEMIOLOGI
• Intususepsi dewasa 2-3 kasus per 1.000.000 penduduk
• 90% penyebab sekunder, sisanya idiopatik
• Laki-laki = perempuan
• Lebih sering di usus halus daripada di usus besar
• Tipe enteric 43%
• Tipe colocolic 22%
• Tipe ileocecal 21%
• Tipe ileocolic 14%
ETIOLOGI
• Intususepsi Primer / Idiopatik
• Intususepsi Sekunder
PATOGENESIS
•Lesi patologis  ketidakseimbangan
tekanan dinding usus  invaginasi 
obstruksi usus  distensi  peningkatan
tekanan intraluminal  iskemia  nekrosis
 perforasi.
MANIFESTASI KLINIS
• Bervariasi dan nonspesifik
• Mual
• Muntah
• Nyeri abdomen
• Perubahan bowel habit
• Melena
• Distensi abdomen
• Penurunan berat badan
• Demam
PENEGAKAN DIAGNOSIS
• Anamnesis  non spesifik
• Pemeriksaan fisik  distensi abdomen, adanya massa
• Pemeriksaan penunjang
• CT scan abdomen  untuk identifikasi lesi patologis,
gangguan vaskuler, dan kemungkinan resolusi spontan. Target
sign atau sausage shaped double ring lesion
• Foto polos abdomen  bagian usus yang mengalami obstruksi
• USG  sandwich sign, target sign
• Flexible endoscopic
• Laparoskopik eksplorasi
 Pemeriksaan fisik :
o Peristaltik kesan meningkat
o Massa berbetuk ”sosis” atau lengkung
dapat dipalpasi pada abdomen bahkan
dapat terlihat
o Dance sign ➜ kuadran kanan bawah
abdomen tampak datar atau kosong
o RT ➜ lendir bercampur darah
o Jika obstruksi semakin berat :
Tanda dehidrasi, demam, takikardia dan
hipotensi
o Grave sign ➜ intususepsi prolaps melalui
anus
CASE 1
• Step ladder sign • Pasien wanita
• Dilatasi usus usia 35 tahun
halus • Nyeri perut
• Massa / memberat
perselubungan di selama 2 hari
abdomen kanan hilang timbul
atas • Disertai mual
• Tidak tampak muntah
udara pada colon
hingga rectum
• Hepar
normal
• Gambaran
intususepsi,
target sign
• Target sign
• Dilatasi usus
• Keyboard sign 
visualisasi plicae
circularis, penanda
obstruksi small
bowel
CASE 2
• Pasien perempuan usia 9 bulan
• Keluhan nyeri perut sejak 3 hari lalu
• Disertai muntah kehijauan dan demam
• Pada pasien ini terdapat lead point ileum-ileum-
limfonodi
• Dilatasi usus halus
CASE 3
• Pasien laki-laki usia
3 tahun
• Massa di abdomen
kanan
• Dilatasi usus halus di
pelvis dan kuadran
kanan bawah
• Tidak ada free air
LONGITUDINAL
TRANSVERSAL

PSEUDOKIDNEY SIGN TARGET SIGN


CASE 4
• Pasien perempuan 18 bulan dengan keluhan
nyeri perut
• Massa di kanan atas yang bulging ke colon
transversum
• Target sign
• Dilakukan reduksi dengan udara
pada colon proksimal ascenden
CASE 5
• Pasien perempuan 5 bulan
• Keluhan muntah-muntah dan perut kembung
• Distribusi gas sedikit di abdomen kiri
• Massa di regio central abdomen dan pelvis
• Target sign  intususepsi bowel ke colon
descenden dan sigmoid
AIR ENEMA
CASE 6
• Laki-laki 50 tahun
• Keluhan nyeri perut, mual, muntah
• Dengan melanoma
• Intususepsi jejunal proksimal
• No freeintraabdominal gas or fluid
• Bowel loop proximal are not overly dilated
NODUL MULTIPLE LUNG
SUBCUTANEOUS METASTASES
LEAD POINT : SOFT TISSUE MASS
CASE 7
• Pasien dewasa dengan acute abdominal pain
• Intususepsi colorectal dengan lead point adenocarcinoma colorectal
• Pelvic target sign, central compressed mucosa, surrounded by mesenterical fat and vessels with dilated outer
double layer wall
CASE 8
• Pasien perempuan dengan gejala
obstruksi usus
• Intussusceptum sigmoid dengan lemak
mesenteric dan pembuluh darah yang
mengalami telescoping ke lumen rectum
(intussuscipiens).
• Lead point colorectal adenocarcinoma.
• Free fluid di abdomen.
CASE 9
• Laki-laki usia 7 bulan
• Acute lower GI bleeding
• Vague palpable mass on abdominal examination

PSEUDOKIDNEY SIGN

TARGET SIGN
CASE 10
• Perempuan usia 40 tahun
• Nyeri perut, curiga ada massa
• Intususepsi ileocolica dengan massa irregular
lobulated pada cecal base.
• Terdapat banyak lymph nodes yang
membesar di sekitar intususepsi.
CASE 11
• Laki-laki usia 35 tahun
• Nyeri perut kanan atas intermitten
sejak 4 bulan
• Riw. Melena, perubahan bowel
habit, penurunan berat badan
• Riw. Peptic ulcer
• Foto polos abdomen  dilatasi
usus kecil dengan air fluid level
LAIN-LAIN
• Massa di abdomen
kanan atas
• Distribusi gas dan
feses abnormal
• Dilatasi usus halus
• Pasien laki-laki usia 2
tahun
• Keluhan nyeri abdomen 6
jam hilang timbul disertai
muntah
• USG : With crescent in a
doughnout sign
• Target lesion atau doughnut
sign
• Lesi berbentuk cincin yang
terdiri dari echogenicity yang
rendah dan tinggi secara
bergantian, mewakili dinding
usus dan lemak mesenterika
di dalam intussusceptum dari
potongan transversal
• Pseudokidney sign
• Tampak pada potongan
longitudinal dan terbentuk
sekunder dari dinding
intussusceptum yang
membengkak di dalam
intussuscipiens.
DIAGNOSIS BANDING
•HERNIA ABDOMINALIS
•APPENDICITIS
•GASTROENTERITIS
•GASTRIC VOLVULUS
PENATALAKSANAAN
• Kasus intususepsi dewasa mayoritas perlu intervensi bedah.
• Penatalaksanaan intususepsi dewasa simptomatik adalah
laparotomi eksplorasi atau laparoskopi dilanjutkan reseksi
dari massa lead point atau area yang mengalami iskemia
• Intususepsi non obstruktif yang ditemukan secara tidak
sengaja pada CT scan dan pada pasien tersebut tidak
bergejala, maka tidak perlu dilakukan intervensi
KOMPLIKASI
• Nekrosis dan perforasi usus
• Infeksi abdominal  sepsis dari peritonitis tak terdeteksi
• Perdarahan intestinal
• Syok hipovolemik
• Perforasi selama reduksi nonoperatif
• Rekurensi
• Infeksi luka
• Hernia internal dan adhesi yang menyebabkan obstruksi intestinal
PROGNOSIS
• Tergantung lesi patologis atau penyebabnya.
• Prognosis baik jika didagnosis dan ditangani
sedini mungkin.
• Reduksi nonoperatif, rekurensi 10-15%
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
FAKTA TEORI
• Pasien berjenis kelamin • Intususepsi dapat terjadi pada
perempuan dan berusia 35 tahun. semua usia, walaupun angka
kejadiannya lebih sedikit pada
dewasa. Intususepsi angka
• Keluhan nyeri perut kanan atas
kejadiannya sama antara laki-laki
dirasakan sangat memberat
sejak hari kedua dirawat. Nyeri
maupun perempuan.
perut dirasakan seperti diremas- • Gejala-gejala klinis intususepsi
remas dan melilit. dewasa sangat bervariasi dan sering
nonspesifik. Nyeri abdomen
merupakan gejala yang paling
sering dikeluhkan, terdapat pada 70-
100% kasus.
FAKTA TEORI

• Keluhan lainnya adalah Pada dewasa, intususepsi memiliki gejala


bervariasi.
benjolan di perut kanan
Selain itu, pasien memiliki kondisi lain, yaitu kanker
atas, lemas, mual, kolorektal. Kanker kolorektal memiliki gejala,
muntah, penurunan nafsu seperti adanya darah dalam kotoran, perubahan
makan, penurunan berat bowel habits, nyeri perut, fatigue, gejala-gejala
badan, buang air besar anemia, dan penurunan berat badan. Keluhan
cair seperti kopi. utama dari kanker kolorektal adalah didapatkan
adanya perdarahan per anum disertai peningkatan
frekuensi defekasi selama minimal 6 minggu,
adanya massa teraba pada fossa iliaka dextra, serta
adanya tanda-tanda obstruksi mekanik usus..
FAKTA TEORI

•Keluhan tidak • Hal paling utama dari kasus


intususepsi adalah penegakan
membaik dengan diagnosis yang dilanjutkan
obat antinyeri dan dengan penatalaksanaan. Pada
obat lambung. kasus intususepsi dewasa,
mayoritas dari kasus tersebut
memerlukan intervensi bedah.
• Penatalaksanaan dari kanker
kolorektal juga perlu dilakukan,
yang sebenarnya bersifat
multidisiplin.
FAKTA TEORI

• Riwayat anemia dan • Pada penderita kanker kolorektal,


terdapat gejala-gejala lain yang
hipoglikemia. dikeluhkan. Pada beberapa kasus
dapat terjadi anemia dan
hipoglikemia, dimana anemia yang
• Kebiasan makan terjadi adalah anemia defisiensi besi
jarang konsumsi buah • Tingginya konsumsi daging merah
dan makanan serta asupan tinggi lemak, dan
berlemak. rendahnya konsumsi serat
merupakan faktor risiko dari kanker
kolorektal
FAKTA TEORI
• Tidak ada riwayat • Salah satu faktor risiko dari kanker
penyakit keluarga. kolorektal adalah adanya riwayat
penyakit keluarga yang menderita
adenomatous polyphoid atau
kanker kolorektal. Risiko tersebut
meningkat jika terdapat salah satu
anggota keluarga dari generasi
pertama yang memiliki riwayat
kanker kolorektal dan semakin
meningkat jika terdapat dua atau
lebih anggota keluarga yang
memiliki riwayat kanker
kolorektal.
FAKTA TEORI
• Tidak merokok dan • Beberapa faktor risiko dari
minum alcohol. kanker kolorektal antara lain
• Jarang berolahraga. konsumsi rokok (tembakau),
konsumsi alcohol, dan
rendahnya aktivitas fisik.
FAKTA TEORI
• Tampak sakit berat, keadaan • Ketidakseimbangan tekanan sepanjang
umum lemah. dinding usus menyebabkan usus
mengalami invaginasi. Ketika ada bagian
• Tekanan darah 110/70 intussusceptum terkompresi, arteri
mmHg. mesenterika juga terkompres,
menyebabkan terjadinya edema dinding
• Frekuensi nadi 118x/menit. usus dan semakin mengurangi aliran
darah. Hal tersebut menyebabkan
• Frekuensi nafas 28x/menit. terjadinya iskemia, perdarahan, perforasi,
• Suhu tubuh 36,1oC infeksi, dan kondisi syok dalam waktu
cepat.
• Beberapa tanda dan gejala dari syok
antara lain adalah hiperventilasi, oliguria,
daerah akral pucat dan dingin, hipotensi,
dan penurunan kesadaran
FAKTA TEORI

• Berat badan 43 kg, • Pada pasien kanker kolorektal,

tinggi badan 158 cm, dapat terjadi penurunan berat


badan. Status gizi merupakan
dan IMT 17,2 salah satu faktor yang berperan
(underweight). penting pada kualitas hidup
pasien kanker. Tatalaksana
nutrisi umum perlu diberikan
pada pasien kanker secara
individu sesuai dengan kondisi
pasien. Kebutuhan kalori harian
yang diberikan berkisar 35-30
kkal/kgbb/hari
FAKTA TEORI
• Abdomen : distended (+), • Tanda dan gejala pada
asimetris, ada massa pada penderita intususepsi dewasa
kuadran kanan atas, bising tidak spesifik. Tetapi pada
usus kesan meningkat, nyeri
tekan pada kuadran kiri
kondisi tertentu, intususepsi
bawah, defans (+). dapat simptomatik atau
asimptomatik.
• Tanda dan gejala dari kanker
• Kepala, leher, dan thoraks
normal. Ekstremitas akral kolorektal tergantung dari
teraba dingin. stage kanker tersebut.
FAKTA TEORI
• Pemeriksaan laboratorium • Pemeriksaan laboratorium pre
darah : anemia, penurunan operatif dilakukan untuk evaluasi
hematocrit, leukositosis, pasien kanker kolon.
trombositosis, • Salah satu yang bisa didapatkan
hyponatremia, pada pemeriksaan klinis dan
hypokalemia, laboratorium pada penderita
hipocloremia, peningkatan kanker kolorektal adalah tanda-
ureum, penurunan tanda anemia. Pemeriksaan darah
creatinine, peningkatan lainnya juga dilakukan untuk
mengetahui apakah ada hal yang
GDS. SGOT dan SGPT mengarah pada terjadinya
normal metastasis.
FAKTA TEORI

• Peningkatan LDH, • Carcinoembryogenic antigen


(CEA) merupakan antigen
CEA, dan Ca 125 oncofetal yang meningkat sampai
75% pada kanker kolorektal. CEA
paling sensitive untuk mendeteksi
metastasis hati dan
retroperitoneal, dan kurang
sensitive untuk mendeteksi
kekambuhan local, peritoneal, dan
paru-paru. CEA sering sudah
meningkat pada 4-8 bulan
sebelum munculnya gejala.
FAKTA TEORI
• USG : gambaran donut di • Target sign atau donut sign
abdomen kanan, dan merupakan gambaran dari
dilatasi kolon. intususepsi intestinal pada
pemeriksaan ultrasonografi.
Gambaran yang terbentuk
merupakan gambaran konsentris
antara garis echogenic dan
hypoechoic. Penggunaan
pemeriksaan USG merupakan
modalitas diagnostic yang lebih
digunakan untuk mengetahui
adanya obstruksi tersebut
FAKTA TEORI

•Foto polos abdomen • Keganasan dapat


menyebabkan terjadinya
3 posisi : gambaran intususepsi. Salah satu
ileus obstruksi usus pemeriksaan penunjang yang
halus, tak tampak dapat digunakan untuk
pneumoperitoneum. membantu penegakan
diagnosis adalah foto polos
abdomen. Pada foto polos
abdomen dapat ditunjukkan
lokasi obstruksinya.
FAKTA TEORI
• Diagnosis awal : tumor •Pada penderita dewasa,
intraabdomen dd tumor gejala dan tanda dari
colon dd tumor
kandungan intususepsi bervariasi
• Ileus obstruksi ec susp ca sehingga diagnosis sulit
colon dd intususepsi ditegakkan, dan dapat
• Diffuse peritonitis dd memunculkan beberapa
appendix perforasi diagnosis banding
lainnya.
FAKTA TEORI
• Diagnosis akhir : post • Sekitar 20% pasien tumor
laparotomy reseksi ileo- kolon datang dengan
colon trasversum a.i. kegawatdaruratan bedah,
invaginasi ileocolica ec seperti perdarahan, perforasi,
tumor colon ascenden atau obstruksi. Pada pasien
dengan obstruksi kolon,
tatalaksana yang dapat
dilakukan adalah reseksi, atau
hemicolectomy dengan atau
tanpa stoma.
FAKTA TEORI
• Laparotomy reseksi • Kasus intususepsi dewasa,
mayoritas memerlukan
intervensi bedah.
Penatalaksanaan dari
intususepsi dewasa yang
simptomatik adalah
laparotomi eksplorasi atau
laparoskopi yang dilanjutkan
dengan reseksi dari massa
lead point atau area yang
mengalami iskemia
FAKTA TEORI
• Ad vitam : dubia ad • Prognosis dari intususepsi dewasa
bonam tergantung dari penyebab yang
mendasarinya. Penegakan
• Ad functionam : dubia ad diagnosis yang cepat, resusitasi
malam cairan yang baik, dan
• Ad sanationam : dubia ad
dilakukannya terapi menurunkan
tingkat mortalitas penderita.
malam • Pasien dengan polyp
adenomatosa atau kanker
kolorektal tetap memiliki risiko
untuk terjadinya lesi neoplastic
yang baru setelah reseksi lesi awal.
KESIMPULAN
Telah dilaporkan kasus pasien atas nama Ny. H usia 35 tahun yang
dirawat di ruang Anggrek RSUD AWS dengan dengan keluhan nyeri perut
yang dirasakan semakin memberat sejak 2 hari dirawat di rumah sakit.
Sebelumnya pasien sudah menderita nyeri perut yang dialami sejak 4
bulan sebelum masuk rumah sakit. Keluhan ini disertai dengan adanya
benjolan di perut kanan atas dan perubahan pola buang air besar, yaitu
buang air besar cair. Setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang, didapatkan diagnosis akhir post
laparotomy reseksi ileo-colon transversum a.i invaginasi ileocolica ec
tumor colon ascenden. Secara umum, penegakan diagnosis serta
penatalaksanaan sudah sesuai dengan literatur yang ada.
SARAN
- Penanganan yang cepat dan tepat perlu dilakukan untuk
menghindari munculnya komplikasi dan kondisi yang
mengancam jiwa.

- Perlu dilakukan evaluasi terhadap perkembangan penyakit


pasien dan penatalaksanaan selanjutnya, serta komunikasi
dan edukasi pasien dan keluarga mengenai penyakit yang
diderita pasien.
TERIMAKASIH
Tanggal 03/08/2018
S O A&P
Nyeri perut Komposmentis A: Tumor Intraabdomen

Benjolan di perut TD 110/70 mmHg dd Tumor Kolon

Mual N 82 x/menit dd Tumor Kandungan

Muntah RR 18 x/menit P:

T 36,5oC • Cairan Ringer Laktat 14 tpm


• Extra tramadol 1 ampul dalam NaCl 100
Skala nyeri 3
cc, habis dalam 30 menit
K/L: anemis (-/-), sklera ikterik (-) sianosis (-) • MST 2 x 10 mg
• R/ MSCT abdomen dengan kontras
Thoraks vesikular (+/+),
• Cek DL, Ur, Cr, SGOT, SGPT, serum
rhonki (-/-), wheezing (-/-) elektrolit, GDS, HbsAg, 112

Abdomen: timpani (+), bising usus (+), distended (+), teraba •


Extra ondansentron 1 amp

massa solid di RUQ • Extra ranitidine 1 amp


• Extra metoclopramide 1 amp
Ekstremitas akral hangat, edema (-)

 
Tanggal 04/08/18
S O A&P
Nyeri perut semakin Komposmentis A: Tumor intraabdomen
hebat
TD 130/90 mmHg Kolik abdomen

N 101 x/menit DD Tumor Kolon

RR 21 x/menit DD Tumor Kandungan

T 36,1oC DD Lymphoma

Skala nyeri 5 P:

K/L: anemis (-/-), mukosa bibir kering • Drip tramadol 1 amp dalam 500 cc RL
20 tpm
Thoraks rhonki (-/-), wheezing (-/-)
• MST 2 x 10 mg
Abdomen: timpani (+), bising usus (+), distended (+), teraba • R/ MSCT abdomen dengan kontras
massa solid di RUQ • Cek CEA, Ca-125, LDH
Ekstremitas akral hangat, edema (-) • Extra pronalges supp I
Tanggal 05/08/18
S O A&P
Nyeri perut Komposmentis A: Tumor intraabdomen

TD 120/90 mmHg Kolik abdomen

N 97 x/menit DD Tumor Kolon

RR 20 x/menit DD Tumor Kandungan

T 36,5oC DD Lymphoma

Skala nyeri 4 P:

K/L: anemis (-/-), mukosa bibir kering • Drip tramadol 1 amp dalam 500 cc RL
20 tpm
Thoraks rhonki (-/-), wheezing (-/-)
• MST 2 x 10 mg
Abdomen: timpani (+), bising usus (+), distended (+), • R/ MSCT abdomen dengan kontras
teraba massa solid di RUQ

Ekstremitas akral hangat, edema (-)


Tanggal 06/08/18
S O A&P
Nyeri perut semakin hebat Komposmentis A: Tumor Intraabdomen

TD 130/90 mmHg Retensio urine

N 105 x/menit P:

RR 21 x/menit • RL 10 tpm
• MST 2 x 10 mg
T 36,0oC
• R/ MSCT abdomen dengan kontras (tunggu
Skala nyeri 5 jadwal)
• R/ USG di ruang endoscopy
K/L: anemis (-/-), mukosa bibir kering

Thoraks rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen: bising usus (+) meningkat, timpani (+), distended (+), massa (+)
di regio kanan atas, massa (+) di daerah pelvis

Ekstremitas akral hangat, edema (-)

LDH 540 U/L

CEA 15,92 ng/ml

CA-125 70,89 U/ml


Tanggal 07/08/18
S O A&P
A: Tumor intraabdomen
Nyeri perut KU lemah
Ileus obstruksi ec susp ca colon dd intususepsi
TD 110/70 mmHg
Mual Diffuse peritonitis ec susp appendix perforasi dd tumor colon dextra
N 118 x/menit
P:
Muntah
RR 28 x/menit • O2 NK 3 lpm
• KAEN 3B 30 tpm
BAB (+) cair T 36,1oC • MST 2 x 10 mg
• Pasang kateter urine
Flatus (+) K/L: anemis (-/-), mukosa bibir kering • Pasien puasa
• Konsul bedah CITO
Thoraks rhonki (-/-), wheezing (-/-)  
Dari Sp.B :
Abdomen: distended (+), bising usus (+), massa (+) di regio kanan atas,  Rontgen abdomen 3 posisi
 Pasang NGT No. 18
nyeri tekan (+) pada LLQ, defans (+) pada LLQ  Evaluasi
 Terapi lain sesuai IPD
Ekstremitas akral dingin, edema (-)  IVFD RL u/rehidrasi 100cc/jam lanjut 80cc/jam
 Pasien puasa, NGT dialirkan
Produksi NGT (+) 180 cc warna hijau  Inj. Ceftriaxone 2 x 1 g
 Inj. Metronidazole 3 x 500 mg
Produksi urine (+) 50 cc pekat  Inj. Ranitidine 2 x 50 mg
 Cek DL, SE, alb, Ur, Cr, PT, APTT CITO
USG : ileus obstruksi ec susp ca colon DD intususepsi  R/ laparotomi eksplorasi k/p stoma
 Siapkan HCU post op
Tanggal 08/08/18
S O A&P
Nyeri post op hilang Komposmentis A: Post laparotomy extended hemicolectomy
timbul dextra H-0
TD 127/76 mmHg
Tidak bisa tidur karena P:
N 84 x/menit
mual muntah
• IVFD futrolite : KAEN 3B : Kalnex = 1 : 1 : 1 30
RR 24 x/menit
tpm
T 36oC • Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr
K/L: anemis (-/-), mukosa bibir kering • Inj. Metronidazole 3 x 500 mg
• Inj. Omeprazole 2 x 40 mg
Thoraks rhonki (-/-), wheezing (-/-)
• Inj. Santagesic 3 x 1 amp
Abdomen: distended (-), luka tertutup perban • Cek Hb, jika Hb <10 transfusi PRC 4x hari ke-
3
Ekstremitas akral hangat, edema (-)
• NGT buka tutup. Jika kembung buka, jika
  tidak maka tutup.
• Diet via oral  coba minum air gula sedikit-
sedikit
• Extra lasix 1 amp

Anda mungkin juga menyukai