Anda di halaman 1dari 2

BRONCHIOLITIS CLINICAL PATHWAY

Bronkiolitis :
Inflamasi bronkiolus pada anak usia < 2 tahun,
Ditandai dengan pilek, batuk, panas dan mengi.
Etiologi tersering : RSV (Respiratory Synctial Virus)

Anamnesis :
 Gejala awal pilek ringan, batuk dan demam.
 Setelah itu muncul gejala sesak nafas, merintih hingga sianosis.
 Rhinorrhea, pilek biasanya muncul sebelum gejala batuk.
 Batuk disertai gejala nasal. Batuk kering dan mengi.
 Sulit makan, berhubungan dengan sesak nafas.
 Bayi dengan bronkiolitis jarang tampak “toksik” ( tampilan toksik
seperti mengantuk, letargis, gelisah, pucat dan takikardi)

Pemeriksaan Fisik :
 Takipnea (RR >70 kali/menit)
Diagnosa banding :  Takikardi
 Asma bronkiale  Peningkatan suhu di atas 38,50c
 Bronkitis  Retraksi dinding dada, nafas cuping hidung.
 Gagal jantung  pada auskultasi paru ditemukan fine inspiratory
 Pneumonia crackles dan high pitched expiratory wheeze, dapat
ditemukan ronki.
 Dapat ditemukan konjungtivitis dan faringitis.
 Bila gejala menghebat, dapat terjadi sianosis dan
apnea terutama pada bayi <6 minggu

Pemeriksaan Penunjang :
 Sp02
o <92 % - rawat di ruang intensif
o >94% - tanpa oksigen dapat dipertimbangan rawat jalan.
 Foto Toraks dan Darah Perifer Lengkap.
Dipertimbangan pada diagnosa bronkiolitis yang meragukan
TATALAKSANA BRONKIOLITIS

Pada umumnya tidak memerlukan pengobatan, pasien dengan klinis ringan dapat rawat jalan, jika
klinis berat harus rawat inap.

Skala klinis menurut Shuh, yang diadaptasi dari Dobson :


1. Keadaan Umum : skor 0 (tidur) hingga 4 (sangat rewel)
2. Otot bantu pernafasan : skor 0 tidak ada retraksi hingga 3 (retraksi berat)
3. Wheezing : skor 0 (tidak ada) hingga 3 ( wheezing hebat inspriraorik dan (ekspiratorik)

• Pemberian Oksigen
• Nasal suction
• Kebutuhan cairan
SUPORTIF • Minimal handling
• Pengaturan suhu
• Nutrisi

• Penggunaan bronkodilator, epinefrin,


nebulisasi dengan cairan hipertonik dan
kortikosteroid tidak direkomendasikan pada
MEDIKAMENTOSA penderita bronkiolitis karena tidak
memberikan keuntungan yang signifikan.
•Penggunaan kortikosteroid lebih efektif pada
anak dengan predisposisi asma.

Indikasi rawat ruang intensif :


1. Gagal mempertahankan SpO2 > 92% dengan terapi oksigen.
2. Perburukan status pernafasan ditandai dengan peningkatan
distres nafas / kelelahan.
3. Apnea berulang

Sumber Bacaan :
•Pedoman Pelayanan Medis IDAI. 2010.
•Buku Ajar Respirologi Anak. IDAI. 2015

Anda mungkin juga menyukai