Anda di halaman 1dari 13

1

BRONKIOLITIS
2

Definisi
Bronkiolitis adalah penyakit infeksi saluran nafas akut
bagian bawah yang ditandai dengan adanya inflamasi pada
bronkiolus.
3

Epidemiologi dan Etiologi


Bronkiolitis sering pada anak usia < 2 tahun
90 % kasus yang dirawat di rumah sakit adalah bayi usia
< 1 tahun
Insidens tertinggi terjadi pada bayi usia 3-6 bulan
Etiologi tersering (95 %) adalah infeksi RSV (Respiratory
Syncytial Virus)
Penyebab lain: Rhinovirus, Adenovirus, Parainfluenzae
virus, Enterovirus dan Influenzae virus, mikoplasma.
4

Patofisiologi
Infeksi virus pada epitel bronkiolus

Respons inflamasi akut, ditandai obstruksi bronkiolus


akibat edema, sekresi mukus, timbunan debris
seluler/sel-sel mati

Infiltrasi limfosit peribronkial dan edema submukosa

Pertukaran gas normal di paru terganggu, diikuti


ketidakseimbangan ventilasi-perfusi paru

Hipoksemia dan hipoksia jaringan


5

Anamnesis
Demam atau riwayat demam, jarang terjadi demam tinggi
Pilek (rhinorrhea, nasal discharge) sering timbul sebelum
gejala lain seperti batuk kering, sesak, mengi, takipne,
sulit makan
Keluhan berat lainnya jarang ditemukan seperti
kesadaran menurun (letargi, somnolen, gelisah), pucat,
motling.
6

Pemeriksaan Fisis
Takipnea merupakan gejala utama
Nafas cuping hidung hingga retraksi dinding dada (subkosta,
interkosta dan supraklavikula)
Bentuk dada hiperinflasi yang membedakannya dari pneumonia
Fine inspiratory crackles (ronki halus) pada seluruh lapangan
paru
High pitched expiratory wheeze. Adanya wheezing ini sering
menyebabkan misdiagnosis bronkiolitis dengan asma
Apnea, terutama pada bayi usia sangat muda, bayi prematur
atau BBLR, sianosis atau penurunan saturasi oksigen (SpO2) ≤
92% dapat terjadi pada bronkiolitis berat.
Demam
Takikardi
7

Pemeriksaan Penunjang
Foto toraks hanya diindikasikan bila diagnosis meragukan
atau penyakit atipikal
Pemeriksaan darah rutin. Leukosit meningkat bila etiologi
infeksi bakteri dan normal atau menurun bila etiologi
infeksi virus.
Analisis gas darah bila bayi mengalami distres nafas
berat dan risiko mengalami gagal nafas
Pemeriksaan virologi dengan rapid diagnosis test
Pemeriksaan bakteriologi bila dicurigai etiologi infeksi
bakteri.
8

Diagnosis Banding
• Asma
• Pneumonia
• Bronkitis
• Gagal jantung kongestif
• Edema paru
9

Tatalaksana
 Pasien dengan klinis ringan dapat rawat jalan, jika klinis berat harus
rawat inap.
 Terapi suportif: pemberian oksigen, jamin intake cairan dan nutrisi.
 Indikasi rawat ruang intensif:
 Gagal mempertahankan saturasi oksigen > 92% dengan terapi
oksigen standar
 Distres napas memberat dan/atau anak tampak kelelahan
 Apnea berulang
 Bronkodilator memberikan perbaikan dalam jangka pendek tetapi tidak
membuktikan adanya perbaikan pada oksigenasi dan lamanya
perawatan di rumah sakit.
 Kortikosteroid (prednison, prednisolon, metilprednisolon, hidrokortison,
deksametason), dosis equivalen prednison 0,6 mg/kgBB/hari.
10

Faktor risiko bronkiolitis berat


• Bayi usia muda
• Prematuritas
• Kelainan jantung bawaan
• Orangtua/kontak serumah perokok
• Sosioekonomi rendah
11

Pencegahan
• Vaksinasi RSV
• Profilaksis dengan RSV immunoglobulin (RSVIG)
12

Prognosis
• 23 % bayi dengan riwayat bronkiolitis akut berat pada bayi
berkembang menjadi asma pada usia 3 tahun.
• Bayi yang dirawat dengan bronkiolitis mempunyai
kecenderungan menderita asma dan penurunan fungsi
paru pada usia 7 tahun.
13

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai