PADA ANAK
PENDAHULUAN
Kejang merupakan keadaan darurat, dapat berhenti spontan
dengan bantuan ringan, tetapi berisiko terjadi defisit
neurologis bila tidak diatasi segera dan akurat.
• Kejang adalah episode stereotipik yang terjadi secara tiba-
tiba, terdapat perubahan aktivitas motorik, sensasi, perilaku
dengan/tanpa adanya penurunan kesadaran, disebabkan oleh
perubahan elektrik abnormal di otak.
Epidemiologi
Kejang merupakan kelainan neurologis yang sering dijumpai
pada anak di layanan primer
Sekitar 5-10% anak < 16 tahun pernah mengalami kejang.
Kejang demam terjadi pada 2-5% anak berumur 6 bulan – 5
tahun.
Anak berumur antara 1-6 bulan masih dapat mengalami
kejang demam namun jarang sekali.
Kejang demam sederhana merupakan 80 % di antara seluruh
kejang demam.
Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang mengalami
kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 380C, dengan metode
pengukuran suhu apapun) yang tidak disebabkan oleh
proses intrakranial.
Kejang terjadi karena kenaikan suhu tubuh, bukan karena
gangguan elektrolit atau metabolik lainnya.
Bila ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya maka
tidak disebut sebagai kejang demam.
Bila anak berumur kurang dari 6 bulan mengalami kejang
didahului demam, pikirkan kemungkinan lain, terutama
infeksi susunan saraf pusat.
KLASIFIKASI
KD. Sederhana KD. Kompleks
Seizure
Patogenesis (3)
3.
Febrile seizure
Pemeriksaan Penunjang (1)
Darah perifer untuk mencari sumber infeksi
Elektrolit, dan gula darah untuk menyingkirkan kejang akibat
gangguan keseimbangan elektrolit dan metabolik
Pemeriksaan cairan serebrospinal / pungsi lumbal dilakukan
untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan
meningitis. Tidak dilakukan secara rutin pada anak berusia <
12 bulan yang mengalami kejang demam sederhana dengan
keadaan umum baik.
Indikasi pungsi lumbal:
Terdapat tanda dan gejala rangsang meningeal
Terdapat kecurigaan adanya infeksi SSP
Pada anak dengan kejang disertai demam yang sebelumnya
telah mendapat antibiotik yang dapat mengaburkan tanda &
gejala meningitis.
Pemeriksaan penunjang (2)
Pemeriksaan EEG apabila bangkitan bersifat fokal.
Pemeriksaan neuroimaging (CT scan atau MRI kepala) pada
kelainan neurologis fokal yang menetap, misalnya
hemiparesis atau paresis nervus kranialis.
Prognosis (1)
Secara umum prognosis kejang demam sangat baik.
Kejadian kecacatan akibat kejang tidak pernah dilaporkan.
Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap
normal pada pasien yang sebelumnya normal.
Kelainan neurologis dapat terjadi pada kasus kejang lama
atau kejang berulang, baik umum maupun
fokal.Pentingnya terminasi kejang demam yang berpotensi
menjadi kejang lama.
Prognosis (2)
Faktor risiko berulangnya kejang demam adalah:
Riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga
Usia kurang dari 12 bulan
Suhu tubuh kurang dari 390C saat kejang
Apabila kejang demam pertama merupakan kejang demam
kompleks.
Bila kejang belum berhenti, diazepam dapat diulang lagi dengan dosis yang
sama, interval waktu minimal 5 menit, maksimal 3 kali pemberian/hari.
Pada kondisi dimana akses intravena sulit / lambat untuk dilakukan atau
pada prehospital, pilihan utama adalah diazepam rektal.
Pada anak yang rentan mengalami kejang, orang tua dapat diedukasi
pemberian diazepam rektal di rumah maksimal 1 kali pemberian, dan
bilamana anak harus segera dibawa ke rumah sakit .
Terapi antikonvulsan intermiten
Yaitu obat antikonvulsan profilaksis yang diberikan hanya pada saat demam,
dengan salah satu faktor risiko di bawah ini:
Kelainan neurologis berat, misalnya palsi serebral
Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun
Usia <6 bulan
Bila kejang terjadi pada suhu tubuh kurang dari 390C
Apabila pada episode kejang demam sebelumnya, suhu tubuh meningkat
dengan cepat.
Obat yang digunakan : diazepam oral 0,3 mg/kg/kali per oral atau rektal 0,5
mg/kg/kali (5 mg untuk berat badan <12 kg dan 10 mg untuk berat badan >12
kg), sebanyak 3 kali sehari, dengan dosis maksimum 7,5 mg/kali. Diberikan
selama 48 jam pertama demam.
Dosis tersebut cukup tinggi efek samping : ataksia, iritabilitas, sedasi.
Terapi antikonvulsan rumatan
Indikasi pengobatan rumat:
Kejang fokal
Kejang lama >15 menit
Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah
kejang, misalnya palsi serebral, hidrosefalus, hemiparesis.
Obat pilihan : asam valproat. Dosis : 15-40 mg/kg/hari dibagi dalam 2
dosis. Efek samping : gangguan fungsi hati pada sebagian kecil kasus,
terutama yang berumur < 2 tahun.
Obat lain : fenobarbital/luminal 3-4 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis.
Lama pengobatan : 1 tahun, tanpa tapering off, dilakukan saat anak tidak
demam.
Terapi antipiretik
Parasetamol. Dosis: 10-15 mg/kg/kali diberikan tiap 4-6 jam.
Ibuprofen. Dosis: 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.
Edukasi OrangTua
Meyakinkan orangtua bahwa kejang demam umumya
mempunyai prognosis baik.
Cara penanganan kejang di rumah
Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang
kembali.
Pemberian obat profilaksis untuk mencegah berulangnya
kejang serta efek samping obat.
Cara penanganan awal kejang
Tetap tenang dan tidak panik.
Longgarkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher.
Bila anak tidak sadar, posisikan anak miring. Bersihkan muntahan
atau lendir di mulut atau hidung. Prinsip utama : jaga jalan nafas.
Jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut, baik itu
obat/minuman apapun.
Ukur suhu, observasi, dan catat bentuk dan lama kejang.
Tetap bersama anak selama dan sesudah kejang.
Berikan diazepam rektal bila kejang masih berlangsung lebih
dari 5 menit. Jangan berikan bila kejang telah berhenti.
Diazepam rektal hanya boleh diberikan satu kali oleh
orangtua.
Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5
menit atau lebih, suhu tubuh lebih dari 40 derajat Celsius,
kejang tidak berhenti dengan diazepam rektal, kejang fokal,
setelah kejang anak tidak sadar, atau terdapat kelumpuhan.