Anda di halaman 1dari 19

Januari 2012 Neurologi

KEJANG DEMAM
Overview

TERMINOLOGI

PATOFISIOLOGI

DIAGNOSIS

TATALAKSANA
PROGNOSIS
TERMINOLOGI: DEFINISI

ILAE 1980:
an event in infancy or childhood, usually occurring between 3 months and 5 years of
age, associated with fever but without evidence of intracranial infection or defined
cause. Seizures with fever in children who have suffered a previous non-febrile seizure
are excluded. Febrile seizures are to be distinguished from epilepsy, which is
characterized by recurrent non-febrile seizures
ILAE 1993:
an epileptic seizure, occurring in childhood after age 1 month, associated with a
febrile illness not caused by an infection of the CNS, without previous neonatal
seizures or a previous unprovoked seizure, and not meeting criteria for other acute
symptomatic seizures
AAP
A febrile seizure is a seizure accompanied by fever (temperature 100.4F or 38C2
by any method), without central nervous system infection, that occurs in infants and
children 6 through 60 months of age.
TERMINOLOGI: DEFINISI

Kejangdemam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada


anak usia 6 bulan sampai 5 tahun yang mengalami
kenaikan suhu tubuh (di atas 38 derajat Celcius, dengan
pengukuran metode apapun) yang tidak disebabkan oleh
suatu proses ekstrakranial.
Anakyang pernah mengalami kejang tanpa demam,
kemudian kejang demam kembali, tidak termasuk dalam
kejang demam
Bukan karena gangguan elektrolit dan metabolik lainnya
Anak
usia 1 6 bulan, dapat mengalami kejang demam,
namun jarang sekali
Terminologi

Diklasifikasikan sebagai:
Kejang demam sederhana
Durasi < 15 menit
Kejang umum (tonik atau klonik)
Tidak berulang dalam waktu 24 jam
Kejang demam kompleks
Durasi > 15 menit
Kejang fokal
Berulang atau > 1 kali dalam 24 jam
PATOFISIOLOGI

Genetik
SCN1A, CHRNA4, GABRG2
Gene yang mengkode kanal ion Na, reseptor GABA, dan
interleukin
Peningkatan suhu
Peningkatan suhu mengubah fungsi saraf, terutama
temperature-sensitive ion channels, yang mempengaruhi
neuronal firing dan probabilitas menghailkan aktivitas neuronal
terinskronisasi massif (bangkitan)
IL-1, suatu pyrogen, juga meningkatkan eksitabilitas saraf

Infeksi virus tertentu


HHV-6
Diagnosis

Laboratorium
Tidak dikerjakan secara rutin (complete blood count, elektrolit,
calcium, fosfat, dan magnesium)
Tujuan:
mencari sumber infeksi penyebab demam
Menyingkirkan penyebab lain diluar kejang demam (hipoglikemia, imbalans
elektrolit)

Radiologi
Tidak rutin dikerjakan. Hanya dilakukan atas indikasi, seperti:
Kelainan neurologic menetap (hemiparesis)
Paresis nervus kranialis
Papiledema
Diagnosis: Pungsi lumbal

Untuk menyingkirkan kemungkinan meningitis


Tidak
dilakukan secara rutin pada anak <12 bulan
dengan keadaan umum yang baik
Diagnosis: Pungsi lumbal

Lumbar puncture should be performed in children with febrile


seizures and signs and symptoms of meningitis (e.g., neck stiffness,
Kernig sign, Brudzinski sign), or if the patient history or examination
suggests the presence of meningitis or intracranial infection. Quality
of evidence: strong recommendation; overwhelming evidence from
observational studies.
In
infants six to 12 months of age with febrile seizures, lumbar
puncture is an option if they have not received
recommendedHaemophilus influenzaetype b (Hib) or pneumococcal
vaccinations, or if their immunization status is unknown. Quality of
evidence: optional; expert opinion, case reports.
Lumbar puncture is also considered an option in children with febrile
seizures who are pretreated with antibiotics. Quality of evidence:
optional; reasoning from clinical experience, case series.
Rander F. AAP Updates Guidelines for Evaluating Simple
Febrile Seizures in Children. Am Fam
Physician.2011Jun1;83(11):1348-1350.
EEG
Dapat ditemukan gelombang delta baik difus atau dominan di
posterior, yang menghilang dalam 1 minggu setelah konvulsi
Tidak dapat memprediksi berulangnya kejang atau
memerkirakan kemungkinan kejadian epilepsy pada kejang
demam.
Tidak direkomendasikan untuk dilakukan kecuali bangkitan fokal.
PROGNOSIS

Kecacatan tidak pernah dilaporkan


Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap
normal
Kematian akibat kejang demam tidak pernah dilaporkan
PROGNOSIS

Kemungkinan menjadi epilepsy (+). Faktor risiko:


Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum
kejang demam pertama
Kejang demam kompleks
Riwayat epilepsy pada keluarga
Kejang demam sederhana yang berulang 4 episode atau lebih
dalam 1 tahun
TATALAKSANA

Tatalaksana saat kejang


Antipiretik

Antikonvulsan
Diazepam oral 0.3 mg/kg tiap 8 jam pada saat demam
Diazepam rectal 0.5 mg/kg tiap 8 jam pada suhu > 38,5 derajat C

Obat rumatan
Antikonvulsan profilaksis

Definisi: obat antikonvulsan yang diberikan hanya pada saat


demam
Diberikan bila:
Kelainan neurologis berat, seperti CP
Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun
Usia < 6 bulan
Bila kejang terjadi pada suhu < 39 derajat C
Apabila pada episode kejang demam sebelumnya, suhu tubuh meningkat
secara cepat
Obat:diazepam oral 0.3 mg/kg/kali atau rectal 0.5 mg/kg/kali (5
mg bila BB < 12 kg, dan 10 mg bila BB > 12 kg) diberikan 3 kali
sehari, dengan dosis maksimal 7.5 mg per kali pemberian.
Obat rumatan

Indikasi:
Kejang > 15 menit
Kelainan neurologis sebelum atau sesudah kejang, seperti
hemiparesis, palsi serebral, hidrosefalus
Kejang fokal

Obat rumatan: asam valproate 15 40 mg/kg/hari


dibagi dalam 2 dosis, selama 1 tahun bebas kejang.
Penghentian tidak memerlukan tappering off, namun
dilakukan saat anak tidak demam.
EDUKASI

1. Prognosis baik
2. Cara penanganan kejang
3. Risiko kejang berulang
4. Pemberian obat rumatan dan efek sampingnya
5. Tidak ada kontraindikasi untuk vaksinasi
RISIKO KEJANG BERULANG

1. Riwayat kejang demam atau epilepsi di keluarga


2. Usia < 12 bulan
3. Suhu tubuh kurang dari 39 derajat Celcius
4. Interval waktu antara awitan demam dengan kejang
pendek
5. Kejang demam pertama merupakan kejang demam
kompleks
OBAT DIAZEPAM RECTAL

Dosis 0.5 0.75 mg/ kg, atau


5 mg bila BB < 12 kg, dan 10 mg bila BB > 12 kg
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai