Anda di halaman 1dari 25

KEJANG DEMAM

KEJANG DEMAM

 Merupakan bentuk kejang yang


paling sering pada anak
 4-5% anak pernah mengalami 1 x KD
( Nelson – Ellenberg, 1976 )

 Orang tua cemas, label “ rentan”


 Bagaimana “out come” ?
Definisi
 ILAE, 1980 : Kejang pada anak,
biasanya pada usia 6 bulan – 5 tahun,
yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh ( suhu rektal > 38º C ) dan
bukan disebabkan oleh infeksi SSP
atau penyebab lain. (consensus Development Panel,
1980 )
LANJUTAN

 Anak yang pernah mengalami kejang tanpa


demam, kemudian kejang kembali saat
demam tidak termasuk kejang demam.

 Sindrom GEFS+ ( Generalized Epilepsy with


Febrile Seizure plus ), KD terus terjadi pada
usia >6 th dan diikuti oleh epilepsi pada usia
remaja. Penyebabnya adalah defek pada
sodium channel secara autosomal dominan
Klasifikasi

 1. Kejang demam sederhana / simple


 2. Kejang demam kompleks
ILAE, Commission on Epidemiology and Prognosis, 1993

KD kompleks adalah bila ( salah satu ) :


1. kejang lama, ( > 15 mnt )
2. kejang fokal/parsial
3. kejang berulang dalam 24 jam
Epidemiologi

 70 – 80% KD sederhana
 20 - 30% KD kompleks
- 4% fokal
- 8% berlangsung > 15 mnt
- 16% berulang dalam 24 jam
Etiologi

 Terdapat interaksi 3 faktor :


1. imaturitas otak dan termoregulator
2. Demam ----> kebutuhan O2 me –
ningkat
3. Predisposisi genetik
> 7 lokus kromosom ( poligenik,
autosomal dominan )
Lanjutan
 Penebab demam :

ISPA 38%
Otitis media 23%
Pneumonia 15%
Gastroenteritis 7%
Pasca vaksinasi ( DTwP, campak ) 25
per 100 000 anak yang di vaksinasi
Diagnosis

 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik dan neurologik,
apabila kesadaran baik dengan
penyebab demam yang jelas tidak
perlu pemeriksaan lab lain
Pemeriksaan penunjang

 Laboratorium
Pemeriksaan darah tepi dapat
dilakukan untuk mengetahui penyebab
demam
pemeriksaan elektrolit, glukosa
dilakukan atas indikasi ( bila ada
muntah2, atau diare )
Pungsi lumbal

Indikasi pungsi lumbal adalah


menegakkan atau menyingkirkan
kemungkinan meningitis.

Pungsi lumbal tidak dilakukan secara


rutin pada setiap anak KD. Bila
terdapat kecurigaan meningitis harus
dilakukan LP
Lanjutan
 Pada bayi < 12 bulan perlu diberi perhatian
khusus oleh karena gejala meningitis sering
tidak jelas.
 Anjuran pungsi lumbal pada bayi :
1. Bayi < 12 bln harus dilakukan LP
2. Bayi usia 12 – 18 bln dianjurkan LP
3. Bayi > 18 bln, LP tidak dilakukan
secara rutin
AAP, the neurodiagnostic evaluation of the child with first simple
febrile seizures. Pediatrics, 1996
Elektroensefalografi/ EEG

 EEG tidak dapat memprediksi epilepsi


atau berulangnya KD.
 Oleh karena itu EEG tidak
direkomendasikan pada anak KD.
Prognosis dan Komplikasi

 Ada 2 risiko KD
1. KD berulang 30 – 40% biasanya
pada tahun pertama
2. Epilepsi ( 2 – 4% )
 Prediktor KD berulang :
1. Usia < 1 th
2. Riwayat keluarga KD
3. Suhu yang tidak tinggi dan durasi
demam
Prediktor epilepsi :
1. Kelainan neurologis/ keterlambatan
perkembangan
2. Riwayat keluarga epilepsi
3. KD kompleks
Tatalaksana

 Biasanya kejang berlangsung singkat,


berhenti sebelum dibawa ke dokter
 Bila kejang masih berlangsung,
berantas kejang dengan
diazepam per rectal 0,5 mg / kg, atau
BB < 10 kg : 5 mg
BB > 10 kg : 10 mg
Maksimal 2 x pemberian
Pemberian obat saat demam

 Antipiretik
Pemberian antipiretik dianjurkan
meskipun tidak ada bukti antipiretik
dapat mencegah terjadinya kejang
demam. Camfiel et al,1980 ; Uhari et al, 1995
Antikonvulsan

 Diazepam oral 0,3 mg/kg, 3x sehari


efektif dapat menurunkan kejang
demam. Efek samping hampir selalu
ditemukan : somnolen dan ataxia
 Phenobarbital, phenytoin atau
carbamazepin yang diberikan saat
demam tidak efektif untuk mencegah
kejang demam
Pengobatan antikonvulsan rumat
( terus menerus )

 Phenobarbital 4 – 5 mg /kg BB dibagi


2 dosis, maksimal 200 mg/hari, atau
Asam Valproat 20-40 mg/kgBB/hari
efektif menurunkan risiko berulangnya
kejang demam.
 Efek samping phenobarbital berupa
gangguan perilaku/hiperaktif dan
penurunan IQ sulit diterima
Efek samping

 Efek samping Asam Valproat pada usia


muda dapat menyebabkan gangguan
fungsi hati
Rekomendasi Profilaksis
 Dengan pengetahuan bahwa kejang demam
merupakan keadaan benigna dan
pertimbangan efek samping obat, profilaksis
diberikan dalam jangka pendek kecuali pada
kasus yang sangat selektif dapat diberikan
profilaksis terus menerus
AAP. Cpmmittee on drugs. Behavioural & cognitive effect of anticonvulsant
therapy.
AAP. Practice parameter: longterm treatment of the child with simple febrile
seizure.
Indikasi Pengobatan
Rumat
 Kejang lama
 Anak mengalami kelainan neurologis
yang nyata sebelum atau sesudah
kejang
 Kejang fokal atau parsial
Prognosis
Ada 2 risiko yaitu
1. Berulangnya kejang demam (50%
biasanya pada tahun pertama)
2. Epilepsi (2-4%)

Prediktor berulangnya kejang:


1. Usia <12 bulan
2. Riwayat keluarga kejang demam
3. Suhu saat kejang tidak terlalu tinggi &
durasi yang singkat
Prediktor Epilepsi
1. Kelainan neurologis/keterlambatan
perkembangan
2. Riwayat keluarga epilepsi

3. Kejang demam kompleks

Anda mungkin juga menyukai