Anda di halaman 1dari 21

Kejang Demam Simpleks

Michael Surya
170070201011135

SPV: dr. Masdar Muid, Sp.A (K)


Kejang Demam

 Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada


kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas di atas 38’C)
yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium

 Biasanya terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan-5 tahun

 Bila terjadi pada pasien diluar usia itu, pikirkan


kemungkinan lain:
Infeksi SSP, epilepsy yg bersamaan dgn demam, gangguan
elektrolit, dll.
Kejang Demam vs Kejang disertai Demam
Kejang Demam Kejang disertai Demam

Faktor predisposisi genetik Besar Kecil/tidak bermakna

Lama Kejang Jarang berlangsung lama Lama, pasti lebih dari 10


menit
Manifestasi klinis kejang Saat demam, biasanya Infeksi SSP: ensefalitis,
karena ISPA meningitis
Kelainan patologis yg Tidak ada Perubahan vaskuler dan
mendasari edema
Status neurologi post-iktal Jarang Sering
(paralisis Todds)
Proses Intrakranial Tidak Terlibat Terlibat
Klasifikasi Kejang Demam
Klasifikasi Kejang Demam Simpleks Kejang Demam Kompleks

Durasi Berlangsung<15 mnt Berlangsung>15 menit


Umumnya berhenti sendiri

Jumlah Hanya 1x24 jam Berulang >1x24jam

Sifat Kejang umum tonik/dan Kejang fokal atau parsial


klonik satu sisi
Tanpa Gerakan fokal ATAU
Kejang umum didahului
kejang parsial satu sisi

Kesadaran Umumnya anak sadar Diantara bangkitan kejang,


anak tidak sadar
Manifestasi Klinis

 Kejang selalu didahului oleh naiknya suhu tubuh dengan cepat


 Kejang umum klonik atau tonik klonik

 Anamnesis dan pemeriksaan fisik harus diarahkan untuk mencari focus infeksi
penyebab demam, tipe kejang, dan pengobatan sebelumnya.
 Perlu digali juga riwayat trauma, perkembangan dan fungsi neurologis, serta
riwayat yg serupa pada keluarga/saudara
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan Lab
 Mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam
 Darah perifer, elektrolit, gula darah

 Lumbal Pungsi
 Menyingkirkan kemungkinan meningitis
 Bayi<12 bulan, Bayi 12-18 bulan, Bayi>18 bulan
Pemeriksaan Penunjang

 Elektroensefalografi
 Hanya dilakukan pada demam kejang yg tidak khas:
Kejang demam kompleks anak>6 tahun, kejang demam fokal

 Xray/CT scan
 Hanya atas indikasi: 1. Kelainan neurologic fokal yg menetap (hemiparesis)
 Hanya atas indikasi: 2. Paresis nervus VI
 Hanya atas indikasi: 3. Papiledema
Kemungkinan berulangnya kejang
demam
Biasanya akan berulang kembali, terutama pada factor resiko:
1. riwayat kejang demam dalam keluarga
2. usia < 12 bulan
3. temperature yg rendah saat kejang
4. Cepatnya kejang setelah demam

Bila semua factor ada: kemungkinan berulang 80%


Bila tidak terdapat factor: kemungkinan berulang 10-15%
Kemungkinan berulangnya kejang demam paling besar pada tahun pertama
Faktor resiko terjadinya epilepsi

 1. kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang


demam pertama
 2. kejang demam kompleks
 3. riwayat epilepsy pada ortu atau saudara kandung

Masing-masing factor resiko: 4-6%


Kombinasi: 10-49%
Kemungkinan menjadi epilepsy tidak dapat dicegah dengan pemberian obat
rumat pada kejang demam
Tatalaksana

 (Di rumah)
Apabila anak mengalami kejang, obat yg praktis dan dapat diberikan oleh orangtua
adalah
DIAZEPAM REKTAL 0,5-0,75 mg/kgBB/kali
5mg utk anak <12 kg, 10mg utk anak >12kg
5 mg utk anak <3tahun, 7.5mg utk anak >3 tahun
Tatalaksana

(Di Rumah Sakit)


Apabila pasien datang dengan kejang, obat yg paling cepat menghentikan kejang
adalah
DIAZEPAM IV 0,3-0,5/mg/kgBB/kali
Diberikan perlahan 1-2mg/menit
Dosis maksimal 20 mg
Tatalaksana
 Bila anak kejang di rumah, diberikan diazepam rektal
 Bila masih kejang, dapat diulang lagi dgn dosis sama dalam interval 5 menit
 Bila masih kejang, dianjurkan ke rumah rakit, dan diberikan diazepam IV
 Bila masih kejang,
FENITOIN IV 10-20mg/kgBB/kali
Kecepatan 1mg/kgBB/mnt atau <50mg/mnt
Pemeliharaan: 4-8mg/kgBB/hari, dimulai selang 12 jam
Bila masih kejang, masukkan ke ICU
Antipiretik

 Antipiretik tidak mengurangi resiko terjadinya kejang demam,


namun para ahli di Indonesia sepakat bahwa antipiretik dapat tetap
diberikan

 Paracetamol 10-15mg/kgBB/kali diberikan maksimal 4-5x sehari


 Ibuprofen 5-10mg/kgBB/kali 3-4xsehari

 Asam asetilsalisilat tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan


sindrom Reye
Antikonvulsan

 Diazepam oral 0,3mg/kgBB atau rektal 0,5mg/kgBB setiap 8 jam pada saat
demam menurunkan resiko berulangnya kejang pada 30-60% kasus

 Namun dosis tersebut cukup tinggi dan dapat menyebabkan ataksia, iritabel,
dan sedasi yg cukup berat pada 25-39% kasus

 Fenobarbital, karbamazepin, dan fenitoin pada saat demam tidak berguna


untuk mencegah kejang demam.
Pengobatan rumat

 Pengobatan rumat hanya bila kejang demam menunjukkan ciri berikut:


1. Kejang lama > 15mnt
2. Adanya kelainan neurologi yg nyata: hemiparesis, paresis Todd, cerebral palsy, retardasi
mental, hidrosefalus
3. kejang fokal
4. kejang demam >2x dalam 24 jam, terjadi pada bayi <12 bulan, atau >4x per tahun

Kelainan neurologis tidak nyata: keterlambatan perkembangan ringan bukan indikasi pengobatan
rumat
 Obat pilihan saat ini adalah asam valproate 15-40mg/kgBB/hari, dibagi dalam 2-3 dosis
Pilihan lain adalah fenobarbital 3-4 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis

 Asam valproat dapat menyebabkan gangguan fx hati


Fenobarbital dapat menyebabkan gangguan perilaku dan kesulitan belajar

 Pengobatan rumatan hanya diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan
bertahap dalam 1-2 bulan
KIE untuk Ortu

1. Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya prognosis baik

2. Mengedukasikan cara penanganan kejang

3. Memberikan info kemungkinan kejang kembali

4. Pemberian obat untuk mencegah rekurensi, efektivitas, dan efek sampingnya


Bila anak kejang..
1. Tetap tenang, jangan panik
2. Kendorkan pakaian terutama sekitar leher
3. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dgn kepala miring
Bersihkan muntahan di mulut/hidung, dan jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut
walaupun kemungkinan lidah tergigit.
4. Ukur suhu, lama dan bentuk kejang.
5. Tetap bersama pasien selama kejang
6. Berikan diazepam rektal, jangan diberikan bila kejang sudah berhenti
7. Bawa ke dokter bila kejang berlangsung 5 menit/lebih
Vaksinasi

 Tidak ada kontraindikasi untuk melakukan vaksinasi

 Kejang demam setelah vaksin sangat jarang


(6-9 case per 100.000 vaksinasi DPT)
(25-34 case per 100.000 vaksinasi MMR)

 Dianjurkan diazepam oral/rektal bila anak demam setelah vaksin


Beberapa dokter merekomendasikan penyertaan parasetamol hingga 3 hari
setelah vaksin
http://www.idai.or.id/professional-
resources/guideline-consensus/konsensus-
penatalaksanaan-kejang-demam
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai