Anda di halaman 1dari 3

TUBERKULOSIS

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman


1/3
00

Ditetapkan
Tanggal Terbit : Direktur
PANDUAN
PRAKTIS KLINIS 20 Februari 2020

PENGERTIAN Penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium


( Defenisi ) tuberculosis.
Penularan umumnya terjadi melalui udara. Sumber infeksi adalah
bakteri yang terkandung di dalam droplet orang yang terinfeksi TB
ketika bicara, batuk, atau bersin.
ANAMNESA Hasil Anamnesis (Subjective)
1. Gejala respiratorik:
 Batuk berdahak ≥ 2 minggu.
 Batuk disertai dahak bercampur darah atau batuk darah.
 Sesak napas
 Nyeri dada atau pleuritic chest pain

2. Gejala sistemik:
 Demam meriang lebih dari 1 bulan
 Malaise
 Berkeringat malam tanpa aktivitas fisik
 Nafsu makan menurun
 Berat badan menurun.
 Pembesaran kelenjar limfe multiple, tidak nyeri, paling sering di
leher, axilla, dan inguinal
 Kontak dengan penderita TB dewasa
PEMERIKSAAN Suara nafas bronchial/amforik/ronkhi basah/suara nafas melemah di
FISIK apex paru
KRITERIA Penegakan Diagnosis (Assessment)
DIAGNOSIS Diagnosis pasti TB
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang (pemeriksaan bakteriologis, foto
toraks PAlateral)

Kriteria Diagnosis
Berdasarkan International Standards for Tuberculosis Care (ISTC)
Standar Diagnosis:
a. Semua pasien dengan batuk produktif yang yang berlangsun
selama ≥ 2 minggu yang tidak jelas penyebabnya, harus
dievaluasi untuk TB.
b. Semua pasien (termasuk anak yang mampu mengeluarkan
dahak) yang diduga menderita TB, harus diperiksa mikroskopis
spesimen sputum/ dahak 2 kali pagi dan sewaktu
c. Semua pasien dengan gambaran foto toraks tersangka TB, harus
diperiksa mikrobiologi dahak.
TUBERKULOSIS

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman


2/3
00
KRITERIA Diagnosis TB paru dewasa:
DIAGNOSIS 1. Pemeriksaan bakteriologis mikroskopis langsung, biakan dan tes
cepat molekuler (TCM) pada dahak. Dikatakan positif TB apabila
satu dari pemeriksaan uji dahak SP dikatakan BTA positif.
2. Jika hasil pemeriksaan bakteriologis negatif, maka diagnosis
ditegakkan secara klinis dari pemeriksaan fisik dan penunjang
(foto toraks) sesuai TB yang ditetapkan oleh dokter yang telah
terlatih.
Diagnosis TB ekstra paru:
1. Pemeriksaan bakteriologis dilakukan sesuai dengan organ yang
terkena: cairan pleura pada TB pleura, cairan cerebrospinal (CSF)
pada meningitis TB, biopsi jaringan pada limfadenitis TB dan lain-
lain.
2. Diagnosis ditegakkan jika pemeriksaan bakteriologis positif dan
gejala sesuai dengan TB.
DIAGNOSIS Tuberkulosis (TB)
DIAGNOSA Pneumonia
BANDING Bronkiektasis
Tumor paru
PEMERIKSAAN Laboratorium klinik:
PENUNJANG  Darah rutin, differential count (limfositosis/monositosis) dan LED
(meningkat)
 SGOT/SGPT
 Ureum/Creatinin

Pemeriksaan Bakteriologik:
 TB Paru Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam/ BTA, tes uji cepat, atau
kultur kuman dari spesimen sputum/ dahak pagi-sewaktu (pada
awal sebelum terapi, setelah fase awal, akhir pengobatan)
 TB non paru, spesimen dapat diambil dari bilas lambung, cairan
serebrospinal, cairan pleura ataupun biopsi jaringan.

Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA.
Pada pemeriksaan foto toraks : TB dapat memberi gambaran
bermacam-macam bentuk (multiform): infiltrat, pembesaran KGB
hilus/KGB paratrakeal, milier, atelektasis, efusi pleura, kalsifikasi,
bronkiektasis, kavitas, destroyed lung.
TERAPI Suportif
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Tatalaksanan komorbid
Tatalaksana gizi.

Obat Anti Tuberkulosis (OAT)


Kategori 1.
Diberikan pada pasien yang belum pernah menjalani terapi OAT
sebelumnya/pernah mengkonsumsi OAT <1 bulan (pasien baru
dengan BTA positif, pasien dengan BTA (-) namun gambaran radiologi
(+), dan pasien TB ekstra paru)
Regimen terapi: 2RHZE/4R3H3
TUBERKULOSIS

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman


3/3
00
Terapi Kategori 2
Diberikan pada pasien yang sudah mejalani terapi OAT sebelumnya
(pasien TB kambuh, gagal pengobatan dan putus berobat).
Regimen terapi: 2RHZES/RHZE/5H3R3E3

Dosis obat anti tuberkulosis berdasarkan berat badan


Dosis harian Dosis 3 kali
seminggu
Nama Obat Dosis dan Maksimum Dosis dan Maksimum Efek
range (mg) range (mg) samping
(mg/kgBB) (mg/kgBB)
Isoniazid (H) 5 (4-6) 300 10 (8-12) 900 Neuropati
perifer
Rifampisin 10 (8-12) 600 10 (8-12) 600 Sindrom flu,
(R) urin merah
Pirazinamide 25 (20-30) - 35 (30-40) - Atritis, gout
(Z)
Streptomisin 15 (15-20) - 15 (12-18) 1000 Nefrotoksik
(S) Gangguan
NVIII kranial
Etambutol 15 (15-20) - 30 (25-35) - Gangguan
(E) penglihatan,
neuritis
perifer
*semua OAT bersifat hepatotoksik dan memiliki risiko terjadinya reaksi
kulit
EDUKASI  Penjelasan tentang penyakit kepada pasien dan keluarga.
 Menentukan pengawas minum obat di keluarga untuk memantau
kepatuhan pengobatan pasien.
 Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan etika
batuk
PROGNOSIS Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad sanam : Dubia ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
TINGKAT EVIDENS I/II/III/IV
TINGKAT A/B/C
REKOMENDASI
PENELAAH KRITIS SMF Paru

INDIKATOR MEDIS  Perbaikan gejala


 Perubahan hasil pemeriksaan radiologis
 Perubahan hasil pemeriksaan bakteriologis menjadi negatif
KEPUSTAKAAN 1. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2014.
2. Tuberculosis Coalition for Technical Assistance. International Standards
for Tuberculosis Care (ISTC). 3rdEd. Tuberculosis Coalition for
Technical Assistance. The Hague; 2014.
3. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Tuberkulosis
paru. Panduan Praktik Klinis. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam. 2015: hal 794-801.
4. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011.
5. Guideline WHO terapi TB

Anda mungkin juga menyukai