SPINAL ANESTESI PADA TINDAKAN TURP ATAS INDIKASI BPH
Tiara Cesaria
G1A220007
Keluhan Utama :
Susah buang air kecil sejak 1 minggu SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
RSE
BB: 70kg
• Kesadaran : GCS 15 (E4M6V5), Compos Mentis TB: 165 cm
Nadi TD RR
• Suhu
Mulut
Leher
Mallampati 1, Mukosa anemis
Mobile, Perbesaran KGB (-)
(-), Gigi goyang (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Teraba ICS V linea midclavicula Paru
sinistra Inspeksi : Simetris kiri dan kanan,
Perkusi : Batas Atas: ICS II Linea parasternal
sinistra jejas (-)
Batas Kiri : ICS V Linea midclavicula Palpasi : Nyeri tekan (-),
sinistra Fremitus taktil kanan = kiri
Batas Kanan: ICS III Linea
Perkusi : Sonor kanan dan kiri
parasternal dextra
Batas Bawah : ICS IV Line Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri,
parasternal dextra Rhonki (-), Wheezing (-)
Auskultasi : BJ I/II Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Ekstremitas sup
Abdomen akral hangat, CRT <2 Detik,
Inspeksi : Datar, Simetris, Jejas (-) Edem (-)
Palpasi : Defens muskular, Nyeri tekan (+)
seluruh regio perut.
Perkusi : Timpani.
Auskultasi : Bising Usus (+)
Ekstremitas inf
akral hangat, CRT <2 Detik,
Edem (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Kesan : Trombositosis
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
GDS 98 <200 mg/dl
Warna Urine Kuning keruh Kuning muda
Kejernihan urine Keruh Jernih
Protein +3 Negative
Glukosa reduksi +1 Normal EKG : Sinus Rhythm
Ro/ Thorax : Cor dan Pulmo dalam batas normal
Ureum 13 15 – 39 mg/dl
USG urologi : BPH, volume prostat 20 cc
Creatinin 1.31 0.55 – 1.3 mg/dl
Urobilinogen Normal Normal
Bilirubin Negative Negative
Keton Negative Negative
PSA 4,60 < 4 ng/mL
Diagnosa Pre-Operatif
1 2 3
Penentuan Persiapan
Status Fisik ASA Mallampati Pra Anestesi
09.00 69 22 130/70
09.15 68 20 100/66
09.30 67 20 92/64
09.45 65 22 105/70
10.00 68 21 11070
Ruang Pemulihan Instruksi Post Operasi
Medika Terapi
Observasi
mentosa intervensi
Indikasi TURP
• Meningkatnya frekuensi buang air kecil.
• Kesulitan memulai buang air kecil.
• Aliran urin melambat.
• Berhenti sebentar di tengah aliran.
• Dribbling setelah urination.
• Tiba-tiba ada keinginan kuat untuk
BAK.
• Perasaan tidak puas di akhir BAK
• Nyeri selama BAK
• Retensi urin.
• Batu vesica urinaria
Anastesi Spinal
Dilakukan dengan tindakan penyuntikan obat
anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid (cairan
serebrospinal)
● Peralatan monitor
Tekanan darah, nadi, oksimetri, denyut (pulse
oksimeter) dan EKG
● Peralatan resusitasi
● Jarum spinal
Terdapat 3 jenis jarum spinal yaitu dengan ujung tajam
(quincke) atau jarum spinal dengan ujung pensil (pensil poit
whitecare).
Teknik Analgesia Spinal
Pasien dapat diposisikan duduk, posisi tidur lateral decubitus maupun posisi jack knife
(tengkurap) dengan tusukan paling sering dilakukan pada garis tengah (midline, median).
Tusukan paramedian biasanya dilakukan bila ada penyulit dan tusukan ini dilakukan 2 cm
lateral dari garis tengah denga sudut 10-25° terhadap garis tengah. Penusukan biasanya
dikerjakan di atas meja operasi tanpa dipindah lagi dan hanya diperlukan sedikit perubahan
posisi pasien.
Penusukan dilakukan pada perpotongan antara misal L2-L3, L3-L4, L4-L5, L5-S1. Garis yang
menghubungkan kedua garis krista iliaka merupakan titik acuan L4 atau L4-L5. Tusukan pada
L1-L2 atau diatasnya berisiko trauma terhadap medulla spinalis.
Teknik Analgesia Spinal
Inspeksi : Garis yang menghubungkan 2 titik tertinggi krista iliaka kanan-kiri
akan memotong garis tengah punggung setinggi L4 atau L4-L5.
Palpasi : untuk mengenal ruang antara dua vetebra lumbalis
Pungsi lumbal hanya antara : L2-3, L3-4, L4-5 atau L5-S1
Pasien diposisikan duduk, posisi tidur lateral decubitus maupun posisi jack knife dengan punggung fleksi maksimal.
• Pemeriksaan pra anestesi memegang peranan penting pada setiap operasi yang
melibatkan anestesi, sehingga dapat memperikaran masalah yang mungkn
timbul dan dapat mengantisipasinya.
• Pada laporan kasus ini diberikan penatalaksanaan anestesi spinal pada operasi
TURP pada pasien Tn.S, umur 69 tahun dengan status fisik ASA II dengan
diagnosis BPH (Benign Prostate Hyperplasia).
• Dalam kasus ini selama operasi berlangsung tidak ada hambatan yan berarti
baik dari segi anestesi maupun tindakan operasinya. Selama di ruang pemulihan
juga tidak terjadi hal yang memerlukan penanganan serius. Secara umum
penatalaksanaan operasi dan penanganan anestesi berlangsung dengan baik.
Terima Kasih