2
INSIDENSI
• 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur
kehamilan cukup bulan (≥37 minggu)
4
Manajemen presentasi bokong adalah dengan persalinan bedah Caesar
dibandingkan vaginal.
Trauma pada janin dalam presentasi bokong dapat terjadi baik pada persalinan
secara bedah sesar maupun vaginal.
5
DIAGNOSIS
Hal-hal lain selain PF yang penting
o Anamnesis diketahui untuk menentukan cara
o Pemeriksaan Fisik persalinan yang hendak dipilih:
o Generalisata o Taksiran berat janin
o Jenis presentasi bokong
o Lokalis : Luar dan Dalam
o Keadaan selaput ketuban
o Luar o Ukuran dan struktur tulang panggul ibu
- Palpasi abdomen o Keadaan hiperekstensi kepala janin
o Dalam o Kemajuan persalinan
- Inspekulo o Pengalaman penolong
- VTdalam vagina o Ketersediaan fasilitas pelayanan intensif
o USG neonatal
6
Berat janin dapat diperkirakan pada USG
berdasarkan ukuran diameter biparietal,
lingkar kepala, lingkar perut dan panjang
tulang femur.
7
KLASIFIKASI
Klasifikasi presentasi bokong untuk kepentingan seleksi pasien yang akan
dicoba persalinan vagina.
10
Versi luar
Versi luar adalah prosedur yang dilakukan dengan menggunakan tekanan dan maneuver
tertentu pada perut ibu untuk mengubah presentasi janin menjadi presentasi kepala.
Prosedur versi luar cukup aman dan efektif.
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi :
• Bradikardia janin yang bersifat sementara
• Solusio plasenta
• Komplikasi pada tali pusat
• Perdarahan feto-maternal dengan kemungkinan sensitisasi
• KPD
Tingkat keberhasilannya 50-70% (semakin meningkat pada multiparitas, presentasi selain
bokong murni, volume air ketuban normal, letak lintang atau oblik). 40% nya berhasil
melahirkan secara vaginal.
Keadaan yang harus diketahui sebelum melakukan versi luar adalah perkiraan berat
janin, volume air ketuban, letak plasenta, dan morfologi janin normal.
11
Versi luar
•
Cara Melakukan versi luar
Usia kehamilan untuk versi luar 34-36
minggu. • Mula-mula bokong dikeluarkan dari pelvis
• Versi luar dapat diulang apabila sebelumnya dan diarahkan ke lateral sediikitnya sebesar
gagal atau sudah berhasil, tetapi kembali 90º.
menjadi presentasi bokong. • Lakukan manuver bersamaan pada kepala
• Proses versi luar dapat dipermudah dan rasa dan bokong untuk mengarahkan kepala ke
tidak nyaman bagi pasien dapat dikurangi arah kaudal dan bokong ke arah kranial.
dengan tokolitik (terbutalin 0,125 – 0,250 • Pemberian tokolitik antara 5-10 menit
mg subkutan) sebelum prosedur dilakukan.
• Pemeriksaan NST ( non-stress test) • Dalam satu kali sesi versi luar, dilakukan
dilakukan sebelum dan sesudah prosedur tidak lebih dari 2 kali upaya versi luar.
dilakukan.
12
- Skema Penggolongan
Presentasi Bokong pada
masa kehamilan
JENIS PIMPINAN 1. Persalinan
Pervaginam
2. Persalinan
PERSALINAN perabdominal
(seksia sesarea)
SUNGSANG
a. Persalinan Spontan b. Manual Aid
Janin dilahirkan dengan Janin dilahirkan sebagian
kekuatan dan tenaga ibu dengan tenaga dan
sendiri. Cara ini lazin disebut kekuatan ibu dan
cara Bracht. sebagian lagi dengan
1. PERSALINAN tenaga penolong.
PERVAGINAM
c. Ekstraksi Sungsang
Janin dilahirkan seluruhnya
dengan memakai tenaga
penolong.
15
PROSEDUR PERTOLONGAN PERSALINAN SPONTAN
Tahapan
● Tahapan pertama:
Fase lambat: mulai lahirnya bokong sampai pusar (skapula depan).
● Tahap kedua:
Fase cepat : mulai dari lahirnya pusar sampai lahirnya mulut. Fase ini kepala janin mulai masuk
PAP, sehingga kemungkinan tali pusat terjepit. Oleh karena itu fase ini harus segera
diselesaikan dan tali pusat segera dilonggarkan.
● Tahap ketiga:
Fase lambat: mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala. Fase ini kepala akan keluar dari
uterus, ke dunia luar yang tekanannya lebih rendah, sehingga kepala harus dilahirkan secara
perlahan-lahan untuk menghindari terjadinya perdarahan intra kranial (adanya ruptura
tentorium serebelli).
●
PROSEDUR PERTOLONGAN PERSALINAN SPONTAN
Teknik
● Sebelum melakukan pimpinan persalinan penolong harus memperhatikan sekali lagi persiapan
untuk ibu, janin, maupun penolong. Pada persiapan kelahiran janin harus disediakan cunam
Piper.
● Ibu tidur dalam posisi litotomi, dan penolong bediri di depan vulva. Ketika timbul his ibu
disuruh mengejan dengan merangkul kedua pangkal paha. Pada waktu bokong mulai membuka
vulva (crowning) disuntikkan 2-5 unit oksitosin intra muskulus. Pemberian oksitosin ini ialah
untuk merangsang kontraksi rahim sehingga fase cepat dapat diselesaikan dalam 2 his
berikutnya.
● Episiotomi dikerjakan pada saat bokong membuka vulva. Segera setelah bokong lahir, bokong
dicengkram secara Bracht, yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang paha,
sedangkan jari-jari lain memegang panggul (lihat gambar 1).
Gambar 1.
Cara mengkengkram bokong
janin secara Bracht
PROSEDUR PERTOLONGAN PERSALINAN SPONTAN
● Pada waktu tali pusar lahir dan tampak sangat teregang, tali pusat dikendorkan lebih dahulu.
● Lakukan hiperlordosis pada bagian janin guna mengikuti gerakan rotasi anterior, yaitu
punggung janin didekatkan ke perut ibu. Penolong hanya mengikuti gerakan ini tanpa
melakukan tarikan, sehingga gerakan tersebut hanya disesuaikan dengan gaya berat badan
janin. Bersamaan dengan dimulainya gerakan hiperlordosis ini, asisten melakukan ekspresi
Kristeller pada fundus uterus, sesuai dengan sumbu panggul.
Ekspresi Kristeller:
○ Tenaga mengejan lebih kuat, sehingga fase cepat dapat segera diselesaikan (berakhir).
○ Menjaga agar kepala janin tetap dalam posisi fleksi.
○ Menghindari terjadinya ruang kosong antara fundus uterus dan kepala janin, sehingga
tidak terjadi lengan mengjungkit.
Gambar 2.
Gerakan hiperlordosis
PROSEDUR PERTOLONGAN PERSALINAN SPONTAN
● Dengan gerakan hiperlordosis ini berturut-turut lahir pusar, perut, bahu, dan lengan, dagu,
mulut dan akhirnya seluruh kepala.
● Janin yang baru lahir diletakkan di perut ibu. Seorang asisten segera menghisap lendir dan
bersamaan itu penolong memotong tali pusat.
Gambar 3
Gerakan hiperlordosis sampai
kepala lahir
Persalinan Spontan
Keuntungan Kerugian
• Tangan penolong tidak masuk ke dalam • 5-10% persalinan secara Bracht
jalan lahir, sehingga mengurangi bahaya mengalami kegagalan, sehingga tidak
infeksi semua persalinan letak sungsang dapat
dipimpin dengan cara Bracht.
• Cara yang paling mendekati persalinan • Persalinan secara Bracht mengalami
fisiologis, sehingga mengurangi trauma kegagalan terutama dalam keadaan
pada janin. panggul sempit, janin besar, jalan lahir
kaku misalnya pada primigravida,
adanya lengan menjungkit atau
menunjuk.
23
PROSEDUR MANUAL AID
(PARTIAL BREECH EXTRACTION)
Indikasi
2. Tahap kedua, lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga peolong.
Klasik (Deventer)
Mueller
Lovset
Bickenbacth
Tahapan
3. Tahap Tahap ketiga, lahirnya kepala, dengan cara:
Mauriceau (Veit-Smellie)
Najouks
Wigand Martin-Winckel
Prauge terbalik
Cunam Piper
Cara Klasik
Prinsip ialah melahirkan lengan belakang lebih dahulu, kemudian melahirkan lengan depan yang berada
dibawah simfisis.
1. Bila lengan depan sukar dilahirkan maka lengan depan diputar menjadi lengan belakang, yaitu
dengan memutar gelang bahu kearah belakang dan baru kemudian lengan belakang ini dilahirkan.
2. Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong pada pergelangan kakinya dan dielevasi
ke atas sejauh mungkin, sehingga perut janin mendekati perut ibu.
3. Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukan ke dalam jalan lahir dan dengan jari tengah
dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada fosa kubiti kemudian lengan bawah dilahirkan
dengan gerakan seolah-olah lengan bawah mengusap muka janin.
Gambar 4.
Kedua kaki janin dibawa ke atas perut
ibu, kemudian lengan belakang
dilahirkan
Gambar 5.
Kaki janin dildekatkan kea rah
punggung ibu, kemudian lengan
depan dilahirkan
Cara klasik
4. Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin diganti dengan tangan kanan
penolong dan ditarik cunam ke bawah sehingga punggung janin mendekati punggung ibu.
5. Dengan cara yang sama lengan depan dilahirkan.
6. Bila lengan depan sukar dilahirkan, maka harus diputar menjadi lengan belakang. Putaran diarahkan
keperut dan dada janin, sehingga lengan depan terletak dibelakang. Kemudian lengan belakang ini
dilahirkan dengan teknik tersebut di atas.
7. Deventer yaitu dengan tidak mengubah lengan depan menjadi lengan belakang.
Gambar 6.
Melahirkan lengan depan
secara Mueller
Cara Mueller
• Bokong janin dipegang secara femuro-pelviks ( duimbekken greep) yaitu kedua ibu
jari penolong diletakkan sejajar spina sakralis media dan jari telunjuk pada krista
iliaka dan jari-jari lain mencengkram paha bagian depan. Dengan pegangan ini badan
janin ditarik curam kebawah sejauh mungkin sampai bahu depan tampak dibawah
simfisis, dan lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan bawahnya.
• Setelah bahu depan dan lengan depan lahir, maka badan janin yang masih dipegang
secara femuro- pelviks ditarik keatas, sampai bahu belakang lahir. Bila bahu
belakang tidak lahir dengan sendirinya, maka lengan belakang dilahirkan dengan
mengait lengan bawah dengan kedua jari penolong.
• Badan janin dipegang secara femuro-pelviks dan sambil dilakukan traksi curam kebawah
badan janin diputar setengah lingkaran, sehingga bahu belakang menjadi bahu depan.
Kemudian badan janin diputar kembali ke arah yang berlawanan setengah lingkaran,
demikian seterusnya bolak-balik, sehingga bahu belakang tampak di bawah simfisis dan
lengan dapat dilahirkan.
• Bila lengan janin tidak dapat lahir dengan sendirinya, maka lengan janin ini dapat dilahirkan
dengan mengaitkan lengan bawah dengan jari penolong.
Gambar 8
Melahirkan bahu dan lengan
secara Lovset
Cara Lovset
Keuntungan:
• Teknik yang sederhana dan jarang gagal.
• Dapat dilakukan pada segala macam letak sungsang tanpa
memperhatikan posisi lengan
• Tangan penolong tidak masuk kedalam jalan lahir, sehingga bahaya
infeksi minimal.
Cara terbaik untuk melahirkan lengan menjungkit ialah dengan cara Lovset
Tahap ketiga : melahirkan kepala yang menyusul
(after coming head)
Cara mauriceau (Veit-Smelie)
1. Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukan kedalam jalan lahir.
Jari tengah dimasukan kedalam mulut dan jari telunjuk, dan jari keempat
mencengkram fosa kanina, sedangkan jari lain mencengkram leher. Badan anak
diletakan diatas lengan bawah penolong, seolah-olah janin menunggang kuda.
Jari telunjuk dan jari ketiga penolong yang lain mencengkram leher janin dari
arah punggung.
2. Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam kebawah sambil seorang
asisten melakukan ekspresi Kristeller. Tenaga tarikan terutama dilakukan oleh
tangan penolong yang mencengkram leher janin dari arah punggung. Bila
suboksiput tampak dibawah simfisis, kepala janin dielevasi keatas dengan
suboksiput sebagai hipomoklion sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung,
mata, dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya lahirlah seluruh kepala janin.
Gambar 10.
Cara melahirkan kepala secara Mauriceau
Cara Naujoks
Teknik ini dilakukan bila kepala masih tinggi, sehingga jari penolong tidak dapat
dimasukan kedalan mulut janin.
Cara ini tidak dianjurkan karena menimbulkan trauma yang berat pada sum-sum
tulang didaerah leher.
Gambar 11.
Melahirkan kepala
secara Naujoks
Cara Prague terbalik
1. 2.
Teknik Ekstraksi Kaki Teknik Ekstraksi Bokong
47
PROSEDUR EKSTRAKSI SUNGSANG
1. Setelah persiapan selesai, tangan yang searah dengan bagian-bagian kecil janin dimasukkan secara
obstetrik ke dalam jalan lahir, dan tangan yang lain membuka labia. Tangan yang di dalam mencari
kaki depan dengan menelusuri bokong, pangkal paha sampai lutut, kemudian melakukan abduksi
dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi. Tangan yang di luar mendorong
fundus uterus ke bawah. Setelah kaki bawah fleksi pergelangan kaki dipegang oleh jari kedua dan
jari ketiga dan dituntun keluar dari vagina sampai batas lutut.
48
Gambar 14.
Menurunkan kaki pada ekstraksi kaki
PROSEDUR EKSTRAKSI SUNGSANG
2. Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari diletakkan di belakang
betis sejajar sumbu panjang betis, dan jari-jari lain di depan betis. Dengan pegangan ini, kaki
janin ditarik curam ke bawah sampai pangkal paha lahir. Pegangan dipindahkan pada pangkal
paha setinggi mungkin dengan kedua ibu jari di belakang paha, sejajar sumbu panjang paha
dan jari-jari lain di depan paha.
3. Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter depan lahir. Kemudian pangkal paha
dengan pegangan yang sama dielevasi ke atas sehingga trokhanter belakang lahir. Bila kedua
trokhanter telah lahir berarti bokong lahir.
4. Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dulu, maka yang akan lahir lebih dulu
ialah trokhanter belakang dan untuk melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha ditarik
terus curam ke bawah.
5. Setelah bokong lahir, maka untuk melahirkan janin selanjutnya dipakai teknik pegangan
femuro-pelvik. Dengan pegangan ini badan janin ditarik curam ke bawah sampai pusar lahir.
6. Selanjutnya untuk melahirkan badan janin yang lain dilakukan cara persalinan yang sama
seperti pada manual aid.
PROSEDUR EKSTRAKSI SUNGSANG
2. Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari diletakkan di belakang
betis sejajar sumbu panjang betis, dan jari-jari lain di depan betis. Dengan pegangan ini, kaki
janin ditarik curam ke bawah sampai pangkal paha lahir. Pegangan dipindahkan pada pangkal
paha setinggi mungkin dengan kedua ibu jari di belakang paha, sejajar sumbu panjang paha
dan jari-jari lain di depan paha.
3. Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter depan lahir. Kemudian pangkal paha
dengan pegangan yang sama dielevasi ke atas sehingga trokhanter belakang lahir. Bila kedua
trokhanter telah lahir berarti bokong lahir.
4. Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dulu, maka yang akan lahir lebih dulu
ialah trokhanter belakang dan untuk melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha ditarik
terus curam ke bawah.
5. Setelah bokong lahir, maka untuk melahirkan janin selanjutnya dipakai teknik pegangan
femuro-pelvik. Dengan pegangan ini badan janin ditarik curam ke bawah sampai pusar lahir.
6. Selanjutnya untuk melahirkan badan janin yang lain dilakukan cara persalinan yang sama
seperti pada manual aid.
Gambar 15.
Ekstraksi Kaki
Teknik ekstraksi bokong
● Ekstraksi bokong dikerjakan bila jenis letak sungsang adalah letak bokong murni (frank
breech), dan bokong sudah berada di dasar panggul, sehingga sukar untuk menurunkan kaki.
● Jari telunjuk tangan penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukkan ke dalam
jalan lahir dan diletakkan di pelipatan paha depan. Dengan jari telunjuk ini, pelipatan paha
dikait dan ditarik curam ke bawah. Untuk memperkuat tenaga tarikan ini, maka tangan
penolong yang lain mencengkam pergelangan tangan tadi, dan turut menarik curam ke
bawah.
● Bila dengan tarikan ini trochanter depan mulai tampak di bawah simfisis, maka jari telunjuk
penolong yang lain segera mengait pelipatan paha ditarik curam ke bawah sampai bokong
lahir.
● Setelah bokong lahir, bokong dipegang secara femuro-pelviks (duimbekkengreep), kemudian
janin dapat dilahirkan dengan cara manual aid.
Gambar 16.
Ekstraksi Bokong
Penyulit
1. Sufokasi
2. Asfiksia fetalis
3. Kerusakan jaringan otak.
4. Fraktur pada tulang-tulang janin
○ Kerusakan pada tulang janin dapat berupa:
○ Fraktur tulang-tulang kepala.
○ Fraktur humerus ketika hendak melahirkan lengan yang menjungkit (extended).
○ Fraktur klavikula ketika melahirkan bahu yang lebar.
○ Paralisis brakialis.
○ Fraktur femur.
○ Dislokasi bahu.
○ Dislokasi panggul terutama pada waktu melahirkan tungkai yang sangat ekstensi
(flexi maksimal).
○ Hematoma otot-otot.
PROSEDUR PERSALINAN SUNGSANG PER
ABDOMINAM
• Persalinan letak sungsang dengan SC sudah tentu merupakan cara yang terbaik.
• Kriteria untuk menentukan letak sungsang harus dilahirkan per abdominam:
Primigravida tua.
Prematuritas
Zatuchni dan Andros, membuat indeks prognosis untuk menilai lebih tepat apakah
persalinan dapat dilahirkan pervaginam atau per-abdominam.
0 1 2
Paritas Primi Multi -
Umur kehamilan ˃ 39 mg 38 mg < 37 mg
Taksiran berat janin ˃ 3630 g 3629 – 3176 g < 3176 g
59