Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KASUS

KANKER SERVIKS

DESY EKAMADAYANI AHMAD


1610029017

Pembimbing : dr. I. G. A. A. Sri M. Montessori, Sp.OG


PENDAHULUAN
• Kanker  pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yg tidak normal
• Perkiraan 14 juta kasus baru (WHO, 2012)
• Penyebab kematian nomor 2 (8,8 juta kasus pada 2015)
• Kanker serviks  kedua setelah kanker payudara
• Di dunia, 445.000 kasus baru dan 270.000 kematian (2012)
• Indonesia  20.928 kasus/ tahun, 9.498 kematian.
• Berhubungan dengan : usia melakukan seks, paritas, perilaku seks yang
berisiko, dan HPV.
• Gejala  perdarahan abnormal, keputihan, nyeri panggul
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien Identitas Suami
• Nama : Ny. R Nama : Tn. E
• Usia : 50 tahun Usia : 51 tahun
• Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa
• Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
• Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS
• Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Marsda A. Saleh,
• Alamat : Jl. Marsda A.Saleh Samarinda

Masuk Rumah Sakit pada tanggal 16 Oktober 2017, pukul 15.55


WITA
LAPORAN KASUS
Keluhan Utama:
Perdarahan dari kemaluan.
LAPORAN KASUS
Riwayat Penyakit Sekarang
Perdarahan dari jalan lahir +- 8 bulan SMRS(sejak Januari 2017). Perdarahan
berwana merah tua, kehitaman, dan bergumpal, banyaknya sekitar 2 x ganti
pembalut/harinya. Sekarang darah yang keluar sudah lebih sedikit dan hanya
muncul kadang-kadang, berupa flek-flek kemerahan. Pasien menyatakan masih
menstruasi, namun sulit mengetahui haid terakhirnya sejak perdarahan ini muncul.
Pasien juga mengeluh adanya keputihan, berwarna putih kekuningan, berlendir
dan berair, berbau amis, gatal pada kemaluan, dan nyeri pada tulang kemaluan.
Riwayat perdarahan setelah berhubungan seksual (-),BAB dan BAK lancar.
Penurunan BB selama 1 tahun terakhir ini sebanyak +- 2 kg.
LAPORAN KASUS
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada.

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada.

Riwayat Pernikahan
Menikah pertama kali usia 25 tahun. Menikah 1 kali dengan suami yang sekarang.
Usia pernikahan 25 tahun.

Riwayat Kontrasepsi
KB pil selama 24 tahun.
LAPORAN KASUS
Riwayat Menstruasi
Umur Menarche : 12 tahun
Lama : 6-7 hari
Banyak darah : 1-2 kali ganti pembalut dalam sehari
Sakit waktu menstruasi : dalam batas normal
HPHT : 25 – 08 - 2017
LAPORAN KASUS
Riwayat Obstetri
No. Tahun Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit JK/BB Keadaan
Kehamilan Persalinan Lahir

1. 1993 Praktik Aterm Spontan Bidan - L/ Hidup


Bidan pervaginam 2700 gr

2. 2000 Praktik Aterm Spontan Bidan - L/ Hidup


Bidan pervaginam 3100 gr
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik Pulmo
BB : 58 kg / TB : 150 cm • bentuk dan pergerakan dinding dada simetris
dekstra=sinistra, retraksi (-/-), fremitus raba
KU : Baik
dextra=sinistra, sonor di seluruh lapangan paru,
Kesadaran : CM (E4V5M6) vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-/-)
Tanda vital Cor
• TD : 130/90 mmHg • Ictus cordis tidak tampak dan tidak teraba,
• Nadi : 80 kali/menit batas kanan ICS II parasternal line dextra, batas
kiri ICS V midclavicular line sinistra, S1S2 tunggal,
• RR : 18 kali/menit reguler, murmur (-), gallop (-)
• Suhu : 36,5 0C • Abdomen : Lihat status ginekologi
Status generalisata Ekstremitas :
• Kepala / leher : konjungtiva anemis • Atas : akral hangat, edema (-/-)
(-/-), sklera ikterik (-), pembesaran
KGB (-) • Bawah: akral hangat, edema (-/-)
LAPORAN KASUS
Status Ginekologis
• Inspeksi : vulva/uretra tenang, tak tampak tanda peradangan, tak
tampak benjolan, discharge (-)
• Palpasi : nyeri tekan suprapubik (+)
• Inspekulo : portio tidak licin, berdungkul-dungkul, fluor albus (+)
• Vaginal Toucher : ostium uteri eksterna tertutup, portio teraba kenyal, tidak
rata dan tidak halus, teraba massa pada porsio, konsistensi kenyal,
berdungkul-dungkul, ukuran massa berukuran kira-kira lebih dari 4 x 4 x 4 cm,
teraba hingga ke 1/3 bawah vagina anterior, adneksa parametrium kanan
teraba tegang, cavum douglas tidak menonjol. Nyeri tekan (-).
Handscoen: flek darah (+), warna merah tua, lendir (+).
LAPORAN KASUS
Laboratorium
Hematologi : Kimia Klinik :
Hemoglobin : 11,3 mg/dl Glukosa Darah Puasa : 90 mg/dL
Leukosit : 7580/μL Glukosa 2 Jam PP : 129 mg/dL
Trombosit : 215.000/μL SGOT : 13 U/L
Hematokrit : 36,0 % SGPT : 16 U/L
BT : 2’ Albumin : 4,1 g/dL
CT : 8’ Asam Urat : 5,9 mg/dL
LED : 26 mm/jam Ureum : 27,8 mg/dL
Creatinin : 0,9 mg/dL
HbsAg : Non reaktif
Ab HIV : Non reaktif
LAPORAN KASUS
Laboratorium
Urinalisa : Sedimen :
Berat Jenis : 1,015 mg/dL •Sel epitel :+
Nitrit :- •Leukosit : 0-1
Leuko :- •Eritrosit : 0-1
Hb/ Darah :- •Silinder :-
Warna : Kuning •Kristal :-
Kejernihan : Agak Keruh •Bakteri :
pH : 6,0 •Jamur :-
Protein :- •Lain-lain :-
Glukosa :-
Bilirubin :-
Urobilinogen :-
LAPORAN KASUS

Foto Thorax : cor dan pulmo tak tampak kelainna, tak tampak nodul
metastase
LAPORAN KASUS
Diagnosis
Susp. Ca Serviks

Penatalaksanaan
Pro biopsi tanggal 18 Oktober 2017
LAPORAN KASUS
WAKTU FOLLOW UP
16/10/17 Menerima pasien dari poliklinik dengan Susp. Ca Serviks pro biopsi di Ruang Mawar
15.55 WITA Nifas
S : nyeri perut
O : KU baik, kesadaran CM
TD : 130/90 mmHg N : 80 x/menit
RR : 18 x/menit T : 36,5°C
A : Susp. Ca Serviks pro biopsi
P : Pro biopsy 18 Oktober 2017

17/10/2017 S:-
07.00 WITA O : KU baik, kesadaran CM
TD : 120/80 mmHg N : 85 x/menit
RR : 18 x/menit T : 36,4°C
A : Susp. Ca Serviks pro biopsi
P : Pro biopsy 18 Oktober 2017
LAPORAN KASUS
WAKTU FOLLOW UP
18/10/2017 S : keluhan (-), perdarahan (-)
07.00 WITA O : KU baik, kesadaran CM
TD : 120/80 mmHg N : 88 x/menit
RR : 18 x/menit T : 36,3°C
A : Susp. Ca Serviks pro biopsi
P : Pro biopsy hari ini
19/10/2017 S : tidak ada keluhan, perdarahan (-)
07.00 WITA O : KU baik, kesadaran CM
TD : 120/80 mmHg N : 86 x/menit
RR : 18 x/menit T : 36,5°C
A : Post biopsy hari ke-1 a/I susp. Ca serviks
P : - Cefadroxil 3 x 500 mg
- Asam mefenamat 3 x 500 mg
- Asam tranexamat 3 x 500 mg
LAPORAN KASUS
WAKTU FOLLOW UP

20/10/2017 S:-
10.00 WITA O : KU sedang, kesadaran CM
TD : 120/70 mmHg N : 90 x/menit
RR : 20 x/menit T : 36,7°C
A : Post biopsy hari ke-1 a/I susp. Ca serviks
P : Pasien boleh pulang
Obat pulang:
Cefadroxil 3 x 500 mg
Asam mefenamat 3 x 500 mg
Asam tranexamat 3 x 500 mg
Kontrol poliklinik 1/11/2017 dengan membawa hasil PA
LAPORAN KASUS
WAKTU FOLLOW UP
1/11/2017 S : Membawa hasil biopsy PA
10.00 WITA O : KU sedang, kesadaran CM
TD : 120/70 mmHg N : 90 x/menit
RR : 20 x/menit T : 36,7°C

Hasil biopsy PA
Makroskopis: jaringan abu-abu kehitaman, kenyal rapuh tidak beraturan uk. 1 cm
Mikroskopis: potongan jaringan neoplasma terdiri dari sel epitel squamous anaplastic,
inti pleomorfik, kromatin kasar, anak inti prominen, sitoplasma luas eosinofilik, tersusun
sarang-sarang tidak beraturan, tumbuh infiltrative di antara stroma. Terdapat
bentukan pearl.
Kesimpulan: Invasive keratinizing squamous cell carcinoma

A : Ca serviks
P : Asam mefenamat 3 x 500 mg
Tunggu keputusan pasien untuk kemoterapi
LAPORAN OPERASI
Bangsal : Mawar Nomor : 97.25.70
LAPORAN OPERASI
Nama : Ny. R Umur : 50 tahun
Pembedahan Sedang (Elektif)

Nama Ahli Bedah : dr., Sp. OG Jenis Anestesi :


Terapi Post Operatif
Nama Anestesi : dr., Sp. An Spinal Anestesi Cefadroxil 3 x 500 mg
Asam mefenamat 3 x 500 mg
Nama Operasi Diagnosa Pre Operatif Diagnosa Post Operatif
Asam tranexamat 3 x 500 mg
Biopsi Susp. Ca Serviks Ca Serviks
Tanggal : 18/10/2017 Jam Mulai : 13.10 Jaringan dikirim untuk
pemeriksaan PA
Jam Selesai : 13.20
1. Pasien litotomi.
2. Desinfeksi.
3. Benjolan: Cerviks berdungkul, rapuh, ukuran ≥ 4 cm.
4. Parametrium kanan/kiri kaku.
5. Ca Serviks 2B
6. Biopsi untuk PA
7. Kontrol perdarahan.
TINJAUAN PUSTAKA : DEFINISI
• Kanker serviks : tumbuhnya sel abnormal
pada serviks uterus, daerah antara
uterus dan vagina

• 80-90% : SCC
• 10-20% : AdenoCa
• Lain-lain : small cell
EPIDEMIOLOGI
Kanker serviks :
- Keganasan ketiga pada wanita di dunia
- Penyebab kedua dari kematian terkait kanker pada wanita di negara
berkembang.
Secara internasional, >500.000 kasus baru / tahun
Menurut WHO (2012), ~445.000 kasus baru kanker serviks & >270.000 kematian
akibat kanker serviks
Di Indonesia, insidensi kasus baru kanker serviks adalah ~20.928/tahun &
~9.498 kematian.3
CDC  kejadian kanker serviks stadium akhir paling tinggi di antara wanita
berusia 50-79 tahun. Namun, kanker serviks dapat didiagnosis pada wanita
usia subur.
ETIOLOGI
Etiologi:
- Usia
- Usia pertama menikah
- Paritas
- Kontrasepsi yang digunakan
- Berganti-ganti pasangan seksual
- Penyakit menular seksual (HPV, risiko tinggi : 16,18)
- Pasangan suami yang tidak sirkumsisi
- Merokok
PATOLOGI
Epitel serviks ada 2, dibatasi oleh SCJ.
Letaknya tergantung umur, aktivitas seks dan paritas.
Pada wanita dengan aktivitas seksual tinggi, SCJ 
ostium eksternum, karena trauma atau retraksi otot
oleh PG.
Masuknya bahan-bahan yang dapat mengubah sifat
sel secara genetik atau mutagen pada fase aktif
metaplasia dapat menimbulkan sel-sel yang
berpotensi ganas. Perubahan biasanya terjadi pada
daerah SCJ/ daerah transformasi.
Sel-sel yang mengalami mutasi  displasia.
MANIFESTASI KLINIK

• Pada stadium dini kanker serviks  asimtomatik


• Beberapa tanda dan gejala pada kanker serviks antara lain
keputihan, perdarahan vagina yang abnormal, nyeri,
anemia dan lain-lain.
• Pemeriksaan in spekulo: adanya portio ulseratif, fluor albus,
munculnya darah jika lesi tersentuh (lesi rapuh), gambaran
seperti bunga kol pada stadium lanjut
• Pemeriksaan bimanual: fluor albus, serviks dapat teraba
membesar, ireguler, teraba lunak. massa benjolan ataupun
erosi ataupun ulkus pada portio uteri.
Stadium Kriteria

0 Lesi belum menembus membrane basalis


I Lesi tumor masih terbatas di serviks
IA1 Lesi telah menembus membrane basalis <3 mm, d < 7 mm

IA2 Lesi telah menembus membrane basalis > 3mm, < 5 mm, d =
<7 mm
IB1 Lesi terbatas di serviks dengan ukuran lesi primer < 4 mm

IB2 Lesi terbatas di serviks dengan ukuran lesi primer > 4 mm

II Lesi telah keluar serviks (meluas ke parametrium dan 1/3


proksimal vagina)
IIA Lesi telah meluas ke 1/3 vagina proksimal
IIB Lesi telah meluas ke parametrium, tidak sampai dinding
panggul
III Lesi telah keluar dari serviks (menyebar ke parametrium dan
atau 1/3 vagina distal)
IIIA Lesi menyebar ke 1/3 vagina distal/bawah

IIIB Lesi menyebar ke parametrium sampai dinding pangul


IV Lesi menyebar keluar dari organ genitalia
IVA Lesi meluas keluar rongga panggul, dan atau mukosa VU

IVB Lesi meluas ke mukosa rectum dan atau ke organ jauh


DIAGNOSIS
• Pemeriksaan Sitologi (Pap smear)
Setiap wanita yang telah aktif secara seksual sebaiknya menjalani pap smear
secara teratur yaitu 1 kali setiap tahun. Apabila selama 3 kali berturut-turut
menunjukkan hasil pemeriksaan yang normal, maka pemeriksaan pap smear
bisa dilakukan setiap 2 atau 3 tahun sekali. Hasil pemeriksaan pap smear :
• Normal
• CIN I
• CIN II
• CIN III
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
• Biopsi
Bila pada pemeriksaan tampak suatu pertumbuhan atau luka pada serviks,
atau jika hasil pemeriksaan pap smear menunjukkan suatu abnormalitas atau
kanker
• Kolposkopi (pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar)
Pemeriksaan melihat porsio (juga vagina dan vulva) dengan pembesaran 10-
15x, untuk menampilkan porsio dipulas terlebih dahulu dengan asam asetat 3-
5%. Pada porsio dengan kelainan (infeksi HPV atau NIS) terlihat bercak putih
atau perubahan corakan pembuluh darah
DIAGNOSIS
• Konisasi
Konisasi serviks adalah pengeluaran sebagian jaringan serviks sedemikian rupa
sehingga yang dikeluarkan berbentuk kerucut (konus), dengan kanalis
servikalis sebagai sumbu kerucut.
• Tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara melihat serviks yang telah diberi asam
asetat 3-5% secara inspekulo. Jika permukaan epitel disinari, permukaan
epitel abnormal akan berwarna putih.
Daerah metaplasia yang merupakan daerah peralihan juga akan berwarna
putih setelah pengusapan asam asetat tetapi dengan intensitas yang kurang
dan cepat menghilang.
Dengan pemberian asam asetat akan didapatkan hasil gambaran serviks
yang normal (merah homogen) dan bercak putih (displasia).
PENATALAKSANAAN

• Pencegahan primer  menghindari faktor yang


mempengaruhi, gaya hidup sehat, dan vaksinasi
• Pencegahan sekunder  deteksi dini pada kelompok
populasi berisiko tinggi dan pada individu asimtomatik.
• Pencegahan tersier  Rehabilitasi, terapi paliatif
PENATALAKSANAAN
Penentuan terapi yang digunakan berdasarkan stadium, ukuran dan lokasi
kanker, usia dan kondisi kesehatan pasien. Terapi kanker serviks dilakukan
bilamana diagnosis telah dipastikan secara histologik. Pengobatan pada
kanker serviks dapat berupa:
1. Pembedahan
• Pembedahan  kuratif dan paliatif, untuk kanker serviks stadium I sampai
IIA.
• Terapi bedah, antara lain:
a) radical trachelectomy, merupakan suatu cara pembedahan dimana
serviks, sebagian vagina dan limfonodi pelvis diangkat;
b) total hysterectomy, dilakukan pengangkatan uterus dan serviks;
c) radical hysterectomy, dilakukan pengangkatan serviks, beberapa jaringan
disekitar serviks, uterus dan sebagian vagina.
PENATALAKSANAAN
2. Terapi penyinaran (radioterapi)
• Terapi penyinaran efektif untuk mengobati kanker invasif yang masih
terbatas pada daerah panggul. Terdapat dua macam terapi penyinaran
untuk kanker serviks, yaitu:
a) terapi radiasi eksternal, 5 x/minggu (1 x sehari) selama 6 minggu,
b) terapi radiasi internal (brachytherapy), terapi ini dilakukan dengan
menempatkan kapsul radioaktif di vagina atau dekat serviks.

3. Kemoterapi
• Apabila kanker telah menyebar ke luar panggul, maka dianjurkan menjalani
kemoterapi.
PROGNOSIS
Prognosis kanker serviks tergantung dari tingkatan klinik dan jenis
histologik tumor. Biasanya penyakit ini ditemukan dalam stadium lanjut,
maka angka harapan hidupnya tidak seberapa baik. Harapan hidup
selama 5 tahun pada pasien kanker serviks yaitu 100% pada stadium
prainvasif, 90% pada stadium I, 82% pada stadium II, 35% pada stadium
III dan 10% pada stadium IV.

Pasien kanker serviks yang tidak diobati atau tidak memberikan respons
terhadap pengobatan, 95% akan mengalami kematian dalam 2 tahun
setelah timbul gejala. Pasien yang menjalani histerektomi dan memiliki
risiko tinggi terjadinya rekurensi harus terus diawasi karena lewat deteksi
dini dapat diobati dengan radioterapi. Setelah histerektomi radikal,
terjadi 80% rekurensi dalam 2 tahun.
Teori Kasus
Pada stadium dini tidak ada gejala khas, terkadang asimtomatik. Namun dapat ditemukan:  Perdarahan dari kemaluan yang
1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah yang keluar dari vagina ini makin abnormal, dialami selama kurang lebih
lama makin berbau busuk karena adanya infeksi dan nekrosis jaringan. delapan bulan sebelum masuk rumah
2. Perdarahan abnormal, biasanya setelah senggama (post coital bleeding), perdarahan sakit.
diluar masa haid, haid yang lama, dan timbulnya perdarahan setelah masa menopause,  Keputihan, berlendir, berbau, dan gatal
dan dapat timbul gejala-gejala anemia akibat dari perdarahan abnormal yang pada kemaluan.
berulang.  Nyeri pada jalan lahir dan tulang
3. Timbul nyeri pada daerah panggul (pelvis) atau pada daerah perut bagian bawah bila kemaluan.
terjadi peradangan pada panggul dan infiltrasi sel tumor ke serabut saraf.
Pada stadium lanjut dapat terlihat tanda-tanda yang lebih khas untuk kanker serviks, baik
berupa perdarahan yang hebat, fluor albus yang berbau dan rasa sakit yang sangat hebat.

Pada stadium kanker lanjut, badan menjadi kurus karena kekurangan gizi, timbul iritasi pada
kandung kemih dan poros usus besar bagian bawah (rectum), kegagalan faal ginjal akibat
infiltrasi tumor ke ureter sebelum memasuki kandung kemih, yang menyebabkan obstruksi
total, atau timbul gejala-gejala lain yang disebabkan oleh metastasis jauh dari kanker serviks
itu sendiri.
Teori Kasus
Tanda - Dari pemeriksaan fisik pasien, didapatkan tanda-tanda vital, dan
Pemeriksaan fisik fungsi jantung, paru dan hepar normal.
a. Serviks dapat teraba membesar, ireguler, teraba lunak Status Ginekologis
b. Bila tumor tumbuh eksofitik maka terlihat lesi pada porsio atau - Inspeksi:vulva/uretra tenang, tak tampak tanda peradangan, tak
sudah sampai vagina. tampak benjolan, discharge (-)
- Palpasi : nyeri tekan suprapubik (+)
Pemeriksaan in spekulo : - Inspekulo : portio tidak licin, berdungkul-dungkul, fluor
a) Adanya portio ulseratif albus (+)
b) Adanya fluor albus - Vaginal Toucher : ostium uteri eksterna tertutup, portio teraba
c) Munculnya darah jika lesi tersentuh (lesi rapuh) kenyal, tidak rata dan tidak halus, teraba massa pada porsio,
d) Terdapat gambaran seperti bunga kol pada stadium lanjut konsistensi kenyal, berdungkul-dungkul, ukuran massa berukuran
kira-kira lebih dari 4 x 4 x 4 cm, teraba hingga ke 1/3 bawah
Pemeriksaan bimanual : vagina anterior, adneksa parametrium kanan teraba tegang,
a) Adanya fluor albus cavum douglas tidak menonjol. Nyeri tekan (-). Handscoen: flek
b) Adanya massa benjolan ataupun erosi ataupun ulkus pada darah (+), warna merah tua, lendir (+).
portio uteri
Diagnosis harus dipastikan dengan pemeriksaan histologi dan
jaringan yang diperoleh dari biopsi.
Pemeriksaan penunjang
Teori Fakta
Diagnosis dapat ditegakkan dengan bantuan beberapaBiopsi
pemeriksaan penunjang sebagai berikut: Makroskopis: jaringan abu-abu kehitaman, kenyal rapuh
- Sitologi Pap Smear
tidak beraturan uk. 1 cm
Mikroskopis: potongan jaringan neoplasma terdiri dari sel
- Biopsi
epitel squamous anaplastic, inti pleomorfik, kromatin
- Kolposkopi kasar, anak inti prominen, sitoplasma luas eosinofilik,
- Konisasi tersusun sarang-sarang tidak beraturan, tumbuh
- Tes IVA infiltrative di antara stroma. Terdapat bentukan pearl.
Sedangkan pemeriksaan penunjang berupa laboratorium darah, Kesimpulan: Invasive keratinizing squamous cell
kimia klinik, sampai dengan urinalisa berfungsi sebagai skrining
carcinoma
Foto Thorax : cor dan pulmo tak tampak kelainan, tak
ada atau tidaknya penyakit lain pada pasien. Pada pasien yang
tampak nodul metastase
telah mengalami kemoterapi, pemeriksaan laboratorium darah Laboratorium Darah :
sangat penting karena beberapa jenis obat kemoterapi ada Hemoglobin : 11,3 mg/dl
yang berpengaruh pada kerja sumsum tulang yang merupakan Leukosit : 7580/μL
pabrik pembuat sel darah merah, sehingga jumlah sel darah Trombosit : 215.000/μL
merah menurun. Yang paling sering adalah penurunan sel darah
Hematokrit : 36,0 %
Hasil kimia klinik dan urinalisa semua dalam batas
putih (leukosit). Penurunan sel darah terjadi setiap kemoterapi,
normal.
dan test darah biasanya dilakukan sebelum kemoterapi
berikutnya untuk memastikan jumlah sel darah telah kembali
normal.
PEMBAHASAN
Penatalaksanaan

Teori Fakta

 Stadium IA : Konisasi, histerektomi - Asam mefenamat 3 x 500 mg


- Tunggu keputusan pasien untuk kemoterapi
ekstrafasial, radiasi
 Stadium IB-IIA : Histerektomi radikal,
radiasi
 Stadium IIB-IV : Radiasi, kemoterapi
PENUTUP
• Kanker serviks : tumbuhnya sel-sel abnormal yang pada daerah serviks
uterus, suatu daerah antara rahim (uterus) dan liang senggama
(vagina)
• Gejala kanker serviks  perdarahan pervaginam abnormal (44,8%),
selanjutnya diikuti dengan keputihan (23,8%) dan nyeri panggul
(15,2%).
• Terapi kanker serviks  pembedahan, terapi radiasi atau kemoterapi.
Terapi ditentukan berdasarkan stadium, ukuran dan lokasi kanker, usia
dan kondisi kesehatan pasien.
• Prognosa kanker serviks tergantung dari tingkatan klinik dan jenis
histologik tumor. Biasanya penyakit ini ditemukan dalam stadium
lanjut, maka angka harapan hidupnya tidak seberapa baik.
PENUTUP
• Telah dilaporkan sebuah kasus atas pasien Ny. R yang berusia 50
tahun yang datang ke rumah sakit A.W. Syahranie Samarinda dengan
keluhan perdarahan dari kemaluan sejak 8 bulan terakhir. Setelah
melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
maka didapatkan diagnosis sebagai Susp. Ca Serviks. Pada pasien ini
dilakukan tindakan operatif yakni tindakan biopsy atas indikasi susp.
Ca Serviks. Diagnosis post operasi pada pasien ini adalah Ca Serviks.
Prognosis pada ca serviks jenis ini dubia ad malam. Secara umum
penegakan diagnosis maupun penatalaksanaan pada pasien
tersebut sudah tepat dan sesuai dengan teori yang ada.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai