KANKER SERVIKS
Riwayat Pernikahan
Menikah pertama kali usia 25 tahun. Menikah 1 kali dengan suami yang sekarang.
Usia pernikahan 25 tahun.
Riwayat Kontrasepsi
KB pil selama 24 tahun.
LAPORAN KASUS
Riwayat Menstruasi
Umur Menarche : 12 tahun
Lama : 6-7 hari
Banyak darah : 1-2 kali ganti pembalut dalam sehari
Sakit waktu menstruasi : dalam batas normal
HPHT : 25 – 08 - 2017
LAPORAN KASUS
Riwayat Obstetri
No. Tahun Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit JK/BB Keadaan
Kehamilan Persalinan Lahir
Foto Thorax : cor dan pulmo tak tampak kelainna, tak tampak nodul
metastase
LAPORAN KASUS
Diagnosis
Susp. Ca Serviks
Penatalaksanaan
Pro biopsi tanggal 18 Oktober 2017
LAPORAN KASUS
WAKTU FOLLOW UP
16/10/17 Menerima pasien dari poliklinik dengan Susp. Ca Serviks pro biopsi di Ruang Mawar
15.55 WITA Nifas
S : nyeri perut
O : KU baik, kesadaran CM
TD : 130/90 mmHg N : 80 x/menit
RR : 18 x/menit T : 36,5°C
A : Susp. Ca Serviks pro biopsi
P : Pro biopsy 18 Oktober 2017
17/10/2017 S:-
07.00 WITA O : KU baik, kesadaran CM
TD : 120/80 mmHg N : 85 x/menit
RR : 18 x/menit T : 36,4°C
A : Susp. Ca Serviks pro biopsi
P : Pro biopsy 18 Oktober 2017
LAPORAN KASUS
WAKTU FOLLOW UP
18/10/2017 S : keluhan (-), perdarahan (-)
07.00 WITA O : KU baik, kesadaran CM
TD : 120/80 mmHg N : 88 x/menit
RR : 18 x/menit T : 36,3°C
A : Susp. Ca Serviks pro biopsi
P : Pro biopsy hari ini
19/10/2017 S : tidak ada keluhan, perdarahan (-)
07.00 WITA O : KU baik, kesadaran CM
TD : 120/80 mmHg N : 86 x/menit
RR : 18 x/menit T : 36,5°C
A : Post biopsy hari ke-1 a/I susp. Ca serviks
P : - Cefadroxil 3 x 500 mg
- Asam mefenamat 3 x 500 mg
- Asam tranexamat 3 x 500 mg
LAPORAN KASUS
WAKTU FOLLOW UP
20/10/2017 S:-
10.00 WITA O : KU sedang, kesadaran CM
TD : 120/70 mmHg N : 90 x/menit
RR : 20 x/menit T : 36,7°C
A : Post biopsy hari ke-1 a/I susp. Ca serviks
P : Pasien boleh pulang
Obat pulang:
Cefadroxil 3 x 500 mg
Asam mefenamat 3 x 500 mg
Asam tranexamat 3 x 500 mg
Kontrol poliklinik 1/11/2017 dengan membawa hasil PA
LAPORAN KASUS
WAKTU FOLLOW UP
1/11/2017 S : Membawa hasil biopsy PA
10.00 WITA O : KU sedang, kesadaran CM
TD : 120/70 mmHg N : 90 x/menit
RR : 20 x/menit T : 36,7°C
Hasil biopsy PA
Makroskopis: jaringan abu-abu kehitaman, kenyal rapuh tidak beraturan uk. 1 cm
Mikroskopis: potongan jaringan neoplasma terdiri dari sel epitel squamous anaplastic,
inti pleomorfik, kromatin kasar, anak inti prominen, sitoplasma luas eosinofilik, tersusun
sarang-sarang tidak beraturan, tumbuh infiltrative di antara stroma. Terdapat
bentukan pearl.
Kesimpulan: Invasive keratinizing squamous cell carcinoma
A : Ca serviks
P : Asam mefenamat 3 x 500 mg
Tunggu keputusan pasien untuk kemoterapi
LAPORAN OPERASI
Bangsal : Mawar Nomor : 97.25.70
LAPORAN OPERASI
Nama : Ny. R Umur : 50 tahun
Pembedahan Sedang (Elektif)
• 80-90% : SCC
• 10-20% : AdenoCa
• Lain-lain : small cell
EPIDEMIOLOGI
Kanker serviks :
- Keganasan ketiga pada wanita di dunia
- Penyebab kedua dari kematian terkait kanker pada wanita di negara
berkembang.
Secara internasional, >500.000 kasus baru / tahun
Menurut WHO (2012), ~445.000 kasus baru kanker serviks & >270.000 kematian
akibat kanker serviks
Di Indonesia, insidensi kasus baru kanker serviks adalah ~20.928/tahun &
~9.498 kematian.3
CDC kejadian kanker serviks stadium akhir paling tinggi di antara wanita
berusia 50-79 tahun. Namun, kanker serviks dapat didiagnosis pada wanita
usia subur.
ETIOLOGI
Etiologi:
- Usia
- Usia pertama menikah
- Paritas
- Kontrasepsi yang digunakan
- Berganti-ganti pasangan seksual
- Penyakit menular seksual (HPV, risiko tinggi : 16,18)
- Pasangan suami yang tidak sirkumsisi
- Merokok
PATOLOGI
Epitel serviks ada 2, dibatasi oleh SCJ.
Letaknya tergantung umur, aktivitas seks dan paritas.
Pada wanita dengan aktivitas seksual tinggi, SCJ
ostium eksternum, karena trauma atau retraksi otot
oleh PG.
Masuknya bahan-bahan yang dapat mengubah sifat
sel secara genetik atau mutagen pada fase aktif
metaplasia dapat menimbulkan sel-sel yang
berpotensi ganas. Perubahan biasanya terjadi pada
daerah SCJ/ daerah transformasi.
Sel-sel yang mengalami mutasi displasia.
MANIFESTASI KLINIK
IA2 Lesi telah menembus membrane basalis > 3mm, < 5 mm, d =
<7 mm
IB1 Lesi terbatas di serviks dengan ukuran lesi primer < 4 mm
3. Kemoterapi
• Apabila kanker telah menyebar ke luar panggul, maka dianjurkan menjalani
kemoterapi.
PROGNOSIS
Prognosis kanker serviks tergantung dari tingkatan klinik dan jenis
histologik tumor. Biasanya penyakit ini ditemukan dalam stadium lanjut,
maka angka harapan hidupnya tidak seberapa baik. Harapan hidup
selama 5 tahun pada pasien kanker serviks yaitu 100% pada stadium
prainvasif, 90% pada stadium I, 82% pada stadium II, 35% pada stadium
III dan 10% pada stadium IV.
Pasien kanker serviks yang tidak diobati atau tidak memberikan respons
terhadap pengobatan, 95% akan mengalami kematian dalam 2 tahun
setelah timbul gejala. Pasien yang menjalani histerektomi dan memiliki
risiko tinggi terjadinya rekurensi harus terus diawasi karena lewat deteksi
dini dapat diobati dengan radioterapi. Setelah histerektomi radikal,
terjadi 80% rekurensi dalam 2 tahun.
Teori Kasus
Pada stadium dini tidak ada gejala khas, terkadang asimtomatik. Namun dapat ditemukan: Perdarahan dari kemaluan yang
1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah yang keluar dari vagina ini makin abnormal, dialami selama kurang lebih
lama makin berbau busuk karena adanya infeksi dan nekrosis jaringan. delapan bulan sebelum masuk rumah
2. Perdarahan abnormal, biasanya setelah senggama (post coital bleeding), perdarahan sakit.
diluar masa haid, haid yang lama, dan timbulnya perdarahan setelah masa menopause, Keputihan, berlendir, berbau, dan gatal
dan dapat timbul gejala-gejala anemia akibat dari perdarahan abnormal yang pada kemaluan.
berulang. Nyeri pada jalan lahir dan tulang
3. Timbul nyeri pada daerah panggul (pelvis) atau pada daerah perut bagian bawah bila kemaluan.
terjadi peradangan pada panggul dan infiltrasi sel tumor ke serabut saraf.
Pada stadium lanjut dapat terlihat tanda-tanda yang lebih khas untuk kanker serviks, baik
berupa perdarahan yang hebat, fluor albus yang berbau dan rasa sakit yang sangat hebat.
Pada stadium kanker lanjut, badan menjadi kurus karena kekurangan gizi, timbul iritasi pada
kandung kemih dan poros usus besar bagian bawah (rectum), kegagalan faal ginjal akibat
infiltrasi tumor ke ureter sebelum memasuki kandung kemih, yang menyebabkan obstruksi
total, atau timbul gejala-gejala lain yang disebabkan oleh metastasis jauh dari kanker serviks
itu sendiri.
Teori Kasus
Tanda - Dari pemeriksaan fisik pasien, didapatkan tanda-tanda vital, dan
Pemeriksaan fisik fungsi jantung, paru dan hepar normal.
a. Serviks dapat teraba membesar, ireguler, teraba lunak Status Ginekologis
b. Bila tumor tumbuh eksofitik maka terlihat lesi pada porsio atau - Inspeksi:vulva/uretra tenang, tak tampak tanda peradangan, tak
sudah sampai vagina. tampak benjolan, discharge (-)
- Palpasi : nyeri tekan suprapubik (+)
Pemeriksaan in spekulo : - Inspekulo : portio tidak licin, berdungkul-dungkul, fluor
a) Adanya portio ulseratif albus (+)
b) Adanya fluor albus - Vaginal Toucher : ostium uteri eksterna tertutup, portio teraba
c) Munculnya darah jika lesi tersentuh (lesi rapuh) kenyal, tidak rata dan tidak halus, teraba massa pada porsio,
d) Terdapat gambaran seperti bunga kol pada stadium lanjut konsistensi kenyal, berdungkul-dungkul, ukuran massa berukuran
kira-kira lebih dari 4 x 4 x 4 cm, teraba hingga ke 1/3 bawah
Pemeriksaan bimanual : vagina anterior, adneksa parametrium kanan teraba tegang,
a) Adanya fluor albus cavum douglas tidak menonjol. Nyeri tekan (-). Handscoen: flek
b) Adanya massa benjolan ataupun erosi ataupun ulkus pada darah (+), warna merah tua, lendir (+).
portio uteri
Diagnosis harus dipastikan dengan pemeriksaan histologi dan
jaringan yang diperoleh dari biopsi.
Pemeriksaan penunjang
Teori Fakta
Diagnosis dapat ditegakkan dengan bantuan beberapaBiopsi
pemeriksaan penunjang sebagai berikut: Makroskopis: jaringan abu-abu kehitaman, kenyal rapuh
- Sitologi Pap Smear
tidak beraturan uk. 1 cm
Mikroskopis: potongan jaringan neoplasma terdiri dari sel
- Biopsi
epitel squamous anaplastic, inti pleomorfik, kromatin
- Kolposkopi kasar, anak inti prominen, sitoplasma luas eosinofilik,
- Konisasi tersusun sarang-sarang tidak beraturan, tumbuh
- Tes IVA infiltrative di antara stroma. Terdapat bentukan pearl.
Sedangkan pemeriksaan penunjang berupa laboratorium darah, Kesimpulan: Invasive keratinizing squamous cell
kimia klinik, sampai dengan urinalisa berfungsi sebagai skrining
carcinoma
Foto Thorax : cor dan pulmo tak tampak kelainan, tak
ada atau tidaknya penyakit lain pada pasien. Pada pasien yang
tampak nodul metastase
telah mengalami kemoterapi, pemeriksaan laboratorium darah Laboratorium Darah :
sangat penting karena beberapa jenis obat kemoterapi ada Hemoglobin : 11,3 mg/dl
yang berpengaruh pada kerja sumsum tulang yang merupakan Leukosit : 7580/μL
pabrik pembuat sel darah merah, sehingga jumlah sel darah Trombosit : 215.000/μL
merah menurun. Yang paling sering adalah penurunan sel darah
Hematokrit : 36,0 %
Hasil kimia klinik dan urinalisa semua dalam batas
putih (leukosit). Penurunan sel darah terjadi setiap kemoterapi,
normal.
dan test darah biasanya dilakukan sebelum kemoterapi
berikutnya untuk memastikan jumlah sel darah telah kembali
normal.
PEMBAHASAN
Penatalaksanaan
Teori Fakta