Oleh :
Aulia Rahmadani, S.Ked
K1B1 21 025
Pembimbing :
dr. Yusuf Musafir Kolewora, Sp.P
FAKULTAS KEDOKTERAN
KENDARI
2021
HALAMAN PENGESAHAN
STATUS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Nn. NA
Nomor RM : 147294
Umur : 20 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama :
Batuk
2. Anamnesis terpimpin
benjolan dileher kanan dan kiri, bahu kiri dan ketiak kanan yang dirasakan
semakin membesar, tidak nyeri, dan menetap dengan ukuran bervariasi,
nafsu makan, dan adanya penurunan berat badan sekitar 10 kg. Pasien
tidak demam, keringat malam, mual dan muntah, BAB dan BAK dalam
batas normal. Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya, pasien juga tidak
C. Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis
c. Tanda vital :
Nadi : 76x/menit
Suhu : 36,2°C
Pernapasan : 20x/menit
SpO2 : 98%
d. Status Gizi
BB : 36,7 kg
TB : 158 cm
Kepala
kanan
Paru-Paru :
dada (-)
sinistra ICS V
murmur (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Datar
splenomegali (-)
Perkusi : Timpani
Extremitas
Clubbing
finger (-/-).
berdahak sejak ±2 bulan yang lalu. Dahak berwarna putih kekuningan tanpa
disertai bercak darah. Keluhan ini dirasakan semakin memberat sejak 1
minggu yang lalu. Pasien juga mengeluh terdapat benjolan dileher kanan dan
kiri, bahu kiri dan ketiak kanan yang dirasakan semakin mem besar, tidak
nyeri, dan menetap dengan ukuran bervariasi, sejak 1 bulan sebelum masuk
RS.
Pasien juga mengeluhkan sering lemas, pusing, sakit kepala, tidak nafsu
makan, dan adanya penurunan berat badan sekitar 10 kg. Pasien tidak demam,
keringat malam, mual dan muntah, BAB dan BAK dalam batas normal. Tidak
bulan. Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit dan keluhan yang
sama.
98%. Kepala normochepal, konjungtiva anemis (+), sclera ikterik (-), bibir
simetris, massa (-), sonor (+), bunyi napas vesikuler (+), rhonki (+), wheezing
(-), ictus cordis tidak Nampak dan tidak teraba, batas jantung kanan dan kiri
dalam batas normal. Abdomen : datar, bising usus dalam batas normal,
timpani, tidak ada pembesaran hepar dan lien. Ekstremitas : edema (-), peteki
(-), deformitas (-), eritema (-), clubbing finger (-), akral hangat dan CRT ˂ 2
detik.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
3. Rapid Tes Antigen SARS CoV-2 (27 Mei 2021) RS SMS Berjaya
Kolaka
4. Radiologi
Gambar 1. Foto Thoraks PA (27/5/2021)
F. Perencanaan
1. Rencana Diagnostik
TB Paru, Limfadenitis TB
2. Rencana Terapi
G. Perkembangan Pasien
P : 20x/menit
SpO2 : 98%
Kepala : Normochepal,
0,5 – 5 cm dengan
Thoraks : pengembangan
A : TB paru
4 – 6 – 2021 S : batuk berdahak, demam, IVFD NaCl 0.9%
superior-inferior jugular
axilla kanan
A : TB Paru, TB Kelenjar
5 – 6 – 2021 S : batuk berdahak, lemas IVFD NaCl 0.9%
superior-inferior jugular
axilla kanan
A : TB Paru, Limfadenitis
TB, Anemia,
Hipoalbuminemia
6 – 6 – 2021 S : batuk berdahak, lemas IVFD NaCl 0.9%
O: 500 ml 16 tpm
A : TB Paru, Limfadenitis
O: 500 ml 20 tpm
Hipoalbumin
9 – 6 – 2021 S : batuk, lemas berkurang IVFD NaCl 0.9%
O: 500 ml 16 tpm
superior-inferior jugular
axilla kanan
A : TB Paru, Limfadenitis
Hipoalbumin
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tuberculosis Paru
1. Definisi
2. Epidemiologi
Secara global pada tahun 2016 terdapat 10,4 juta kasus insiden
TBC (CI 8,8 juta – 12, juta) yang setara dengan 120 kasus per 100.000
tahun 2017 (data per 17 Mei 2018). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah
kasus baru TBC tahun 2017 pada laki-laki 1,4 kali lebih besar
pada perempuan. Begitu juga yang terjadi di negara-negara lain. Hal ini
terjadi kemungkinan karena laki-laki lebih terpapar pada fakto risiko TBC
per 100.000 penduduk berumur 15 tahun ke atas dan prevalensi TBC BTA
Perbedaan hanya terjadi pada kelompok teratas. Hal ini berarti risiko TBC
3. Etiologi
mikron.
mikroskop.
Jensen, Ogawa.
• Tahan terhadap suhu rendah sehingga dapat bertahan hidup dalam
jangka waktu lama pada suhu antara 4°C sampai minus 70°C.
• Kuman sangat peka terhadap panas, sinar matahari dan sinar ultra
kuman akan mati dalam waktu beberapa menit. Dalam dahak pada
suhu antara 30-37°C akan mati dalam waktu lebih kurang 1 minggu.
4. Cara Penularan
5. Patomekanisme
a. Tuberkulosis Primer
ini menetap dalam udara selama 1-2 jam, tergantung pada sinar
paru bawah atau tengah, kelenjar limfe yang terlibat adalah kelenjar
(limfangitis)4.
limfogen
b. Tuberkulosis Sekunder
primer ini dimulai dengan sarang dini yang berlokasi di regio atas
6. Faktor Risiko
lain.
yang panjang
3. Perokok
infeksius
8. Petugas kesehatan
7. Klasifikasi
Berikut klasifikasi tuberkulosis adalah sebagai berikut:
a) Tuberkulosis paru
terakhir.
berobat/default).
a) Mono resistan (TB MR), resistan terhadap salah satu jenis OAT
b) Poli resistan (TB PR), resistan terhadap lebih dari satu jenisOAT
bersamaan.
c) Multi drug resistan (TB MDR), resistan terhadap Isoniazid (H) dan
suntikan.
pasien TB dengan:
8. Gejala Klinis
a) Demam
b) Batuk/batuk darah
c) Sesak napas
d) Nyeri dada
e) Malaise
Keluhan lain:
c) Menggigil
9. Diagnosis
berikut:2
a. Diagnosis TB paru
penunjang lainnya.
keluhan pasien.
2) Pemeriksaan Laboratorium
a) Pemeriksaan bakteriologi
inap.
hasil pengobatan.
3. Pemeriksaan Biakan
ekstraparu.
d) Pemeriksaan serologis
10. Penatalaksanaan TB
1) Tahap Awal
Pengobatan diberikan tiap hari. Panduan pengobatan pada tahap ini
2) Tahap Lanjutan
Tuberkulosis (OAT):
2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)E.
4) Paduan OAT untuk pasien TB Resistan Obat: terdiri dari OAT lini
obat kombinasi dosis tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri
11. Pencegahan
tidak mahal dan mudah, strategi ini dianggap dapat menurunkan resiko
strategi DOTS dan pemakaian OAT dalam bentuk fixed dose combination
(FDC) adalah yang sangat tepat untuk mencegah terjadinya resistensi OAT
kasus BTA positif pada pertama kali, penyembuhan secara komplit kasus
B. Limfadenitis TB
usia terutama pada usia 10-30 tahun, lebih sering pada wanita6.
2. Patogenesis
paru, organ yang sering diinfeksi oleh basil tuberkulosis adalah kelenjar
oleh sel monosit dan melalui kelenjar getah bening dapat mencapai aliran
focus primer dari tonsil, adenoid sinusoid atau osteomyelitis dari tulang
ethmoid.
atau histiosit.
2. Infiltrasi sel sel dari luar nodus, misalnya sel ganas atau neutrofil.
3. Manifestasi klinis
penurunan berat badan, kelelahan dan jarang dengan gejala batuk dan
keringat malam. Lebih dari 57% dari pasien tidak memiliki gejala
sistemik8.
kelenjar inguinalis9.
mediastinal, dan 8,3% pada kelenjar aksila dan didapatkan pula pada 35%
4. Pemeriksaan Penunjang11
a. Pemeriksaan Laboratorium
Peningkatan laju endap darah (LED) dan mungkin dapat disertai
denganleukositosis.
Uji mantoux positif, dilakukan untuk menunjukkan adanya reaksi
60-80%.
b. Pemeriksaan Mikrobiologi
c. Pemeriksaan Sitologi
Spesimen untuk pemeriksaan sitologi ini dapat diambil dari biopsi
yaitu 78% dan 99%. Pada pemeriksaan sitologi ini dapat ditemukan
d. Pemeriksaan Radiologis
internal echoes.
dan konfluens. Fokus nekrotik, jika ada, lebih sering terjadi pada
daerah perifer dibandingkan sentral, dan hal ini bersama-sama dengan
5. Pengobatan
resistensi obat6.
yaitu:
berdasarkan sifatnya:
dan kapreomisin. OAT sekunder ini selain kurang efektif juga lebih
PEMBAHASAN
Radiologi
Foto Thoraks : Foto toraks dapat menunjukkan
Tampak infiltrat di suprahilar kanan kelainannya pada TB paru pada 14-
kiri 20% kasus. Radiologi dengan foto
Kesan : Keradangan paru dapat thoraks pada TB, umumnya di apeks
merupakan proses spesifik. paru terdapat gambaran bercak-
bercak berawan dengan batas jelas
USG Leher+Axilla kanan membentuk tuberkuloma. Gambaran
Tampak multiple nodul bentuk oval lain yang dapat menyertai yaitu,
dan membulan ukuran bervariasi, kavitas (bayangan cincin berdinding
sebagian tanpa gambaran central tipis), pleuritis ( penebalan pleura),
echogenic fatty hilus, di upper-lower efusi pleura (sudut kostrofrenikus
jugular kanan, upper-lower jugular tumpul).
kiri, supraclavicula kiri, dan axilla
kanan, ukuran antara 0,5 x 0,5 cm USG kelenjar dapat menunjukkan
hinggal 5 x 4 x 3,6 cm. adanya lesi kistik multiokular singular
Kesan Lymphadenopathy multiple, atau multipel hipoekoik yang
suspek proses spesifik dikelilingi oleh kapsul tebal. Pada
pembesaran kelenjar diakibatkan
infeksi TB biasanya ditandai dengan
fusion tendency,peripheral halo dan
internal echoes.
PENGOBATAN
Kasus Teori
IVFD NaCl 0.9% 500 ml 20 tpm Pengobatan TB limfadenopati sama
Asetilsistein tab 3x1 dengan pengobatan TB paru yaitu
1. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. 2018. Toss TB (Temukan TB Obati
4. Amin Z., Bahar A. 2014.Tuberkulosis Paru. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
5. Hariadi, S., Amin, M., Pradjoko, I., Winariani., Margono, B. P., Wibisono,
M. J., dkk. 2013. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru 2010. Surabaya. Departemen