Anda di halaman 1dari 35

KELOMPOK 9

ANEMIA
SKENARIO
Seorang wanita, berusia 30 tahun, datang kr
poliklinik dengan keluhan cepat lelah, dan
lemah. Disaat bersepeda pernah mau pingsan.
Sering demam, dan mimisan, menurut
keluarganya dia terlihat lebih pucat dari
biasanya.
Kata/kalimat kunci
1. Wanita, Usia 30 tahun
2. Cepat lelah dan lemah
3. Disaat bersepeda pernah mau pingsan
4. Sering demam dan mimisan
5. Menurut keluarga terlihat lebih pucat
Pertanyaan
1. Jelaskan hematopoesis dan gambaran sel-sel darah!
2. Jelaskan proses metabolisme sel darah!
3. Sebutkan jenis-jenis sel darah
4. Sebutkan jenis-jenis anemia menurut morfologi dan penyebabnya !
5. Jelaskan zat-zat gizi esensial yang berhubungan dengan anemia!
6. Jelaskan hubungan antara usia, jenis kelamin, dan aktivitas
terhadap penyakit yang di derita!
7. Jelaskan patomekanisme dan hubungan setiap gejala pada kasus
8. Jelaskan definisi, etiologi, epidemiologi, gejala klinis, pemeriksaan
radiologis, penatalaksanaan, pencegahan, prognosis, dan komplikasi
dari anemia, secara umum!
9. Jelaskan langkah-langkah diagnosis pada kasus
10. Jelaskan DD dab DS dari skenario
Proses
Hematopoesis
Metabolisme Sel Darah Merah
• Metabolisme sel darah merah sangat tergantung pada glukosa sebagai
energy, membran SDM mengandung afinitas tinggi terhadap transporter
glukosa. Glikolisis menghasilkan laktat adalah tempat pembentukan ATP
• Karena SDM tidak memiliki mitokondria, maka tidak ada produksi ATP oleh
fosforilase oksidatif
• SDM memiliki beragam transporter yang mempertahankan keseimbangan
ion dan air
• Besi Hb harus dipertahankan dalam keadaan ferro oleh kerja system
methoglobin reduktase bergantung NADH yang mencakup sitokrom
reduktase dan sitokrom.
• Glutation pereduksi (GSH) penting dalam metabolisme SDM sebagai bagian
dari kerja meniadakan peroksida beracun yang berpotensi, SDM dapat
mensintesis GSH dan membuktikan NADPH untuk mengembalikan glutation
teroksidasi kembali ke keadaan tereduksi.
• Bila SDM mencapai akhir dari hidupnya, globin akan dipecah menjadi asam
amino (yanag akan digunakan kembali oleh tubuh), besi dilepaskan dari
heme dan juga akan digunakan kembali, dan komponen tetrapirol heme
diubah menjadi bilirubin yang terutama dieksresikan kedalam usus melalui
empedu
Jenis jenis sel
darah

Eeritrosit (sel Leukosit ( sel Trombosit


darah merah) darah putih) (keping darah)

Granulosit Agranulosit

Neutrofil Limfosit

EosinofiL monosit

Basofil
Anemia Hipkronik Mikrositer
Anemia defisisensi Anemia akibat Anemia
Thalassemia major
besi penyakit kronik sideroblastik

Anemia Normokromik Normositer


Anemia Anemia
Anemia pasca Anemia Anemia Anemia Anemia pada
akibat pada
perdarahan hemolitik di pada gagal sindrom
akut aplastik penyakit mielodisplastik keganasan
dapat ginjal kronik
kronik hematologic

Anemia Makrositer
Bentuk megaloblastik Bentuk non-megaloblastik
• Anemia pada penyakit hati kronik
• Anemia defisiensi asam folat
• Anemia pada hipotiroidisme
• Anemia defisiensi B.12, termasuk anemia • Anemia pada sindrom mielodisplastik
pernisiosa
Zat Zat Gizi Esensial Yang Diperlukan Dalam
Pembentukan Sel Darah Merah
1. zat besi
2. vitamin B12
3. asam folat
4. tetapi tubuh juga memerlukan
• sejumlah kecil protein
• vitamin C
• Riboflavin
• eritropoietin
Hubungan antara usia, jenis kelamin, dan
aktivitas terhadap anemia

1. Jenis Kelamin
• Perempuan menderita anemia 7,9 kali dibanding
laki-laki
2. Aktivitas
Proses Sel kurang
Hb kerja fisik
metabolisme sel menghasilkan ATP
3. Usia
• Orang usia 40 tahun berisiko anemia sebesar 1,7
kali dibandingkan dengan diatas 40 tahun
Patomekanisme cepat lelah dan lemah

Metabolisme
Kegagalan
Berkurangnya sel terganggu
sum-sum Distribusi O2
jumlah dan Mudah lelah
tulang pansitopenia semakin
berkurangnya dan lemah
memproduksi eritrosit yang berkurang
dihasilkan energi yang
sel darah
dihasilkan
Patomekanisme gejala Mau pingsan

Kegagalan sumsum
menyebabkan menyebabkan
tulang dalam
distribusi O2 ke timbulnya perasaan
memproduksi sel-
otak berkurang mau pingsan
sel darah
Patomekanisme Demam

Kegagalan sel leukosit


penderita
sumsum terutama Berkurangnya
rentan
tulang dalam neutrofil jumlah demam
terhadap
memproduksi menyebabkan neutrofil
infeksi
sel-sel darah neutropenia
Patomekanisme Epistaksis

Apabila jumlah
trombosit
Kegagalan Terutama sel berkurang maka
sumsum tulang trombosit waktu
dalam (platelet) perdarahan dan epistaksis
memproduksi menyebabkan pembekuan
sel-sel darah trombositopenia. darah penderita
menjadi lebih
lama
Patomekanisme seseorang terlihat
lebih pucat

Kegagalan sumsum darah akan dialirkan suplai darah ke


tulang dalam ke organ-organ yang organ
memproduksi sel-sel lebih vital seperti perifer,misalnya kulit
darahn otak dan jantung berkurang
Anemia Secara Umum
Definisi
Anemia secara fungsional didefinisikan
sebagai penurunan jumlah masa eritrosit
sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya
untuk membawa oksigen dalam jumlah yang
cukup ke jaringan perifer.

Etiologi
1.Karena cacat sel darah merah (SDM)
2.Karena kekurangan zat gizi
3.Karena perdarahan
4.Karena autoimun
Epidemiologi

1. Defisiensi zat besi terjadi pada sekitar 30% populasi dunia.


2. Di USA, 9% balita berumur 1 sampai 2 tahun dan 9% sampai 11%
remaja wanita dan wanita usia subur mengalami defisienssi zat besi,
3. Defisiensi vitamin B12 terjadi pada 10% smpai 15% warga USA yang
berusia lebihh dari 60 tahun di USA.
4. Anemia hemolitika imun sering terjadi pada pasien rawat inap dan
terjadi akibat dari berbagai macam obat.
5. Sferoitosis herediter merupakan bentuk anemia turunan yang paling
umum terjadi pada orang keturunan Eropa utara.
6. Kecenderungan sel sabit terdapat pada sekitar 8% orang Amerika
keturunan Afrika, dengan penyakit terjadi pada 0,15%.
7. Thalassemia mengenai 3% sampai 10% orang dari Assia, Afrika, dan
Mediterania.
Gejala Klinis

Sindrom anemia terdiri dari


1. rasa lemah, lesu dan cepat lelah
2. tinnitus
3. mata berkunang-kunang
4. kaki terasa dingin
5. sesak nafas dan dyspepsia
6. tampak pucat, yang mudah dilihat pada
konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan dan
jaringan bawah kuku.
Pemeriksaan
Laboratorium

pemeriksaan
penyaring

Pemeriksaan pemeriksaan
darah seri
anemia

pemeriksaan
sum-sum
tulang

pemeriksaan
khusus
Penatalaksanaan umum
• Penatalaksanaan anemia ditunjukan
untuk mencari penyebab dan mengganti
darah yang hilang
• Transplantasi sel darah merah
• Antibiotic diberikan untuk mencegah
Medikamentosa
infeksi
• Suplemen asam folat dapat merangsang • Pemberian preparat
pembentukan sel darah merah
• Menghindari situasi kekurangan oksigen
besi peroral
atau aktiviss yang membutuhkan
oksigen. • Pemberian preparat
• Obati penyebab perdarahan abnormal bessi parenteral
bila ada
• Diet kaya besi yang mnegandung daging • Transfusi darah
dan sayuran hijau
• Pengobatan (untuk pengobatan
tergantung dari penyebabnya)
Prognosis
Prognosis yang lebih baik ditunjukan oleh kadar HbF
yang lebih dari 200mg%, jumlah granulosit lebih
dari 2000/, ddan pencegahan infeksi sekunder yang
baik.

Komplikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya,
• penderita anemia akan mudah terkena infeksi virus dan bakteri
• jantung juga menjadi gampang lelah.
• Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan
dapat menyebabkan kematian, dan beresiko bagi janin.
• Setelah bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu
perkembanngan organ – organ tubuh, termasuk otak
Langkah-langkah diagnosis
1. Anamnesis
• a.riwayat penyakit keluarga
• b.riwayat penyakit terdahulu
• c.riwayat gizi
• d.anamnesis mengenai lingkungan, pemaparan bahan
kimia, fisik serta riwayat pemakaian obat.
• e.riwayat keluarga.
2. Pemeriksaan fisik
• Warna kulit : pucat, plethora, sianosis, ikterus, kulit telapak tangan
kuning seperti jerami
• Purpura : peteki dan ekimosis
• Kuku : koilonychia (kuku sendok)
• Mata : ikterus, konjungtiva pucat, perubahan fundus
• Mulut : ulserasi, hipertrofi gusi, perdarahan gusi, atrofi papil lidah,
glossitis, dan stomatitis angularis.
• Limfadenopati
• Hepatomegali
• Splenomegali
• Nyeri tulang atau nyeri sternum
• Hemarthrosis atau ankilosis sendi
• Pembengkakan testis
• Pembengkakan parotis
• Kelainan sistem saraf
Anemia Anemia Anemia
Anemia Aplastik Hemolitik defisiensi besi megaloblastik

Wanita 30 tahun + + + +

Cepat lelah dan


+ + + +
lemah

Pernah mau
+ + + +
pingsan

Sering demam + + - -

Sering mimisan + - - -

Terlihat pucat + + + +
Diagnosis Differential
Sementara Diagnosis

Anemia Aplastik 1. Anemia


Hemolitik
2. Anemia
Megaloblastik
3. Anemia def. Besi
Anemia Aplastik
Definisi
Anemia aplastik adalah kegagalan sumsum tulang baik
secara fisiologis maupun anatomis memproduksi sel
darah

Etiologi
1. 70% etiologi penyakit ini kebanyakan tidak
diketahui
2. sisanya diduga akibat radiasi, bahan kimia
termasuk obat-obatan, infeksi virus, dan lain-lain.
Epidemiologi

1. Angka kejadian di Asia termasuk Cina, Jepang, Thailand


dan India lebih tinggi dibandingkan dengan Eropa dan
Amerika Serikat

2. Perbandingan insidens antara laki-laki dan perempuan


kira-kira 1:1. walau lebih banyak pada wanita

3. Anemia aplastik terjadi pada semua umur, pertama terjadi


pada usia 1,5 sampai 22 tahun, dengan rerata 6-8 tahun
PATOFISIOLOGI
Sekunder:
1. Obat-obatan
2. Zat kimia
EXPOSURE AUTO REACTIVE T CELL
3. Radiasi
4. Infeksi
5. Konstitusional/familial
T CELL CYTOTOXIC T HELPER-1

MEMPRODUKSI CYTOKIN INDUCTION C34


YANG BERLEBIHAN
- INTERFERON  SIGNALS  MARROW
- TNF 

APOPTOTIC
MENGHAMBAT PERKEMBANGAN
HEMOPOIETIC PROGENITOR CELL
DESTROY: HEMOPOIETIC CELLS:
HEMOPOIETIC CELLS PROGENITOR CELLS
PROGENITOR CELLS
Anemia
Leukopenia  Granulositopeni
Trombositopeni
Faktor resiko

• Pengobatan kanker dengan radiasi dosis tinggi


atau kemoterapi
• Paparan bahan kimia beracun
• Penggunaan beberapa obat resep – seperti
kloramfenikol, yang digunakan untuk
mengobati infeksi bakteri
• Penyakit darah tertentu, gangguan autoimun,
dan infeksi serius
• Dalam kasus yang jarang, kehamilan
Gejala

• kepucatan, rasa lemah dan letih


• Demam namun pasien merasa kedinginan
• faringitis atau infeksi lain yang ditimbulkan dari
neutropenia.
• terdapat memar (eccymoses), bintik merah
(petechiae) yang biasanya muncul pada daerah
superficial tertentu,
• pendarahan pada gusi dengan bengkak pada gigi,
dan pendarahan pada hidung (epitaxis).
• Menstruasi berat atau menorrhagia sering terjadi
pada perempuan usia subur
Diagnosis
• lemah, letih, lesu,
• pucat, pusing, penglihatan terganggu
• nafsu makan menurun
• sesak nafas serta jantung yang berdebar
anamnesis
• nyeri badan
• perdarahan pada gusi, hidung, dan dibawah kulit
• apakah anggota keluarga lain mengeluhkan gejala seperti ini atau apakah
gejala ini sudah terlihat sejak masih kecil atau tidak?

• konjunctiva, mukosa serta ekstrimitas yang pucat


Pemeriksaan • Adanya perdarahan pada gusi, retina, hidung, kulit, melena dan
fisik hematemesis (muntah darah)
• Dan juga tanda-tanda peradangan

• Pemeriksaan darah lengkap


• Pemeriksaan Sumsum tulang
Pemeriksaan
• Pemeriksaan Flow cytometry dan FISH (Fluorescence In Situ Hybridization)
laboratorium • Tes fungsi hati dan virus Tes
• Level vitamin B-12 dan Folat Level
Penatalaksanaan

Immunosupresif  Autoreactive T cell


Siklosporin Antithymocyte globulin (ATG)

Mengganti stem cell rusak


transplantasi sumsum tulang

Transfusi darah
Prognosis
• Prognosis penyakit ini sukar diramalkan
namun pada umumnya buruk, karena seperti
telah dikemukakan baik etiologi maupun
patofisiologinya sampai sekarang belum jelas.
Sekitar dua pertiga pasien meninggal sekitar 6
bulan setelah diagnosis ditegakkan, kurang
dari 10-20 % sembuh tanpa transplantasi
sumsum tulang dan sepertiga pasien
meninggal akibat perdarahan dan infeksi yang
tidak teratasi

Anda mungkin juga menyukai