Anda di halaman 1dari 37

KELOMPOK 9

MODUL 1 ANEMIA
TUTOR : dr. Irma Fatimah
• Dina Fitriana (KIAI13139)
• Annisa Maharani (K1A117007)
• AuliaRahmadani (K1A117008)
• Fakhri FajarMuntashir (K1A117009)
• Indira Kusuma Wardani (K1A117042)
• Maulidya Makmur (K1A117043)
• Dhea Annisa Kirana (K1A117061)
• Dian Rahma Sari (K1A117062)
• Dita Hardianti (K1A117063)
• Nera Zahra (K1A117091)
SKENARIO
Seorang wanita, berusia 30 tahun, datang ke
poliklinik dengan keluhan cepat lelah, dan
lemah. Disaat bersepeda pernah mau
pingsan. Sering demam, dan mimisan,
menurut keluarganya dia terlihat lebih pucat
dari biasanya.
Kata/kalimat kunci
1. Wanita, Usia 30 tahun
2. Cepat lelah dan lemah
3. Disaat bersepeda pernah mau pingsan
4. Sering demam dan mimisan
5. Menurut keluarga terlihat lebih pucat
Pertanyaan
1. Jelaskan hematopoesis dan gambaran sel-sel darah!
2. Jelaskan proses metabolisme sel darah!
3. Sebutkan jenis-jenis sel darah
4. Sebutkan jenis-jenis anemia menurut morfologi dan
penyebabnya !
5. Jelaskan zat-zat gizi esensial yang berhubungan
dengan anemia!
6. Jelaskan hubungan antara usia, jenis kelamin, dan
aktivitas terhadap penyakit yang di derita!
7. Jelaskan patomekanisme dan hubungan setiap gejala
pada kasus
8. Jelaskan definisi, etiologi, epidemiologi, gejala klinis,
pemeriksaan radiologis, penatalaksanaan,
pencegahan, prognosis, dan komplikasi dari anemia,
Proses
Hematopoes
is
Metabolisme Sel Darah Merah
Metabolisme sel darah merah sangat tergantung pada glukosa sebagai
energy, membran SDM mengandung afinitas tinggi terhadap transporter
glukosa. Glikolisis menghasilkan laktat adalah tempat pembentukan ATP
Karena SDM tidak memiliki mitokondria, maka tidak ada produksi ATP oleh
fosforilase oksidatif
SDM memiliki beragam transporter yang mempertahankan keseimbangan ion
dan air
Besi Hb harus dipertahankan dalam keadaan ferro oleh kerja system
methoglobin reduktase bergantung NADH yang mencakup sitokrom
reduktase dan sitokrom.
Glutation pereduksi (GSH) penting dalam metabolisme SDM sebagai bagian
dari kerja meniadakan peroksida beracun yang berpotensi, SDM dapat
mensintesis GSH dan membuktikan NADPH untuk mengembalikan glutation
teroksidasi kembali ke keadaan tereduksi.
 Bila SDM mencapai akhir dari hidupnya, globin akan dipecah menjadi asam
amino (yanag akan digunakan kembali oleh tubuh), besi dilepaskan dari
heme dan juga akan digunakan kembali, dan komponen tetrapirol heme
diubah menjadi bilirubin yang terutama dieksresikan kedalam usus melalui
empedu
Jenis jenis
sel darah

Eeritrosit Leukosit Trombosit


(sel darah ( sel darah (keping
merah) putih) darah)

Granulosit Agranulosit

Neutrofil Limfosit

EosinofiL monosit

Basofil
Anemia Hipokronik Mikrositer
Anemia Thalassemia Anemia akibat Anemia
defisisensi besi major penyakit kronik sideroblastik

Anemia
Anemia AnemiaAnemia
Normokromik
Anemia Normositer
Anemia
pada Anemia pada pada
pasca Anemia hemolitik
akibat
gagal sindrom keganasa
perdarahan
akut
aplastik di dapat penyakit ginjal
mielodisplasti
k
n
kronik hematolo
kronik
gic

Anemia Makrositer
Bentuk megaloblastik Bentuk non-megaloblastik
• Anemia pada penyakit hati kronik
• Anemia defisiensi asam folat
• Anemia pada hipotiroidisme
• Anemia defisiensi B.12, termasuk • Anemia pada sindrom mielodisplastik
anemia pernisiosa
Zat Zat Gizi Esensial Yang Diperlukan
Dalam Pembentukan Sel Darah Merah
1. zat besi
2. vitamin B12
3. asam folat
4. tetapi tubuh juga memerlukan
• sejumlah kecil protein
• vitamin C
• Riboflavin
• eritropoietin
Hubungan antara usia dan jenis
kelamin terhadap anemia

1. Jenis Kelamin
• Perempuan menderita anemia 7,9 kali
dibanding laki-laki

2. Usia
• Orang usia 40 tahun berisiko anemia sebesar
1,7 kali dibandingkan dengan diatas 40 tahun
Proses Sel kurang
Hb metabolisme menghasilkan kerja fisik
sel ATP
Patomekanisme cepat lelah dan lemah

Metabolis
Metabolis
Kegagalan
Kegagalan me
me sel
sel
sum-sum Berkurang
Berkurang Distribusi terganggu
sum-sum nya Distribusi terganggu Mudah
tulang
tulang pansitope
pansitope nya jumlah
jumlah O2
O2 dan
dan
Mudah
eritrosit
eritrosit lelah
lelah dan
dan
memprodu
memprodu nia
nia semakin
semakin berkurang
berkurang lemah
ksi yang
yang lemah
ksi sel
sel dihasilkan
berkurang
berkurang nya
nya energi
energi
darah
darah dihasilkan yang
yang
dihasilkan
dihasilkan
Patomekanisme gejala Mau pingsan

Kegagalan
menyebabkan menyebabkan
sumsum
distribusi O2 timbulnya
tulang dalam
ke otak perasaan mau
memproduksi
berkurang pingsan
sel-sel darah
Patomekanisme Demam

Kegagalan
Kegagalan sel
sel leukosit
leukosit
sumsum
sumsum terutama
terutama penderita
penderita
tulang
tulang neutrofil
neutrofil Berkurang
Berkurang rentan
rentan
dalam
dalam menyebab
menyebab nya
nya jumlah
jumlah demam
demam
terhadap
terhadap
memprodu
memprodu kan
kan neutrofil
neutrofil infeksi
infeksi
ksi
ksi sel-sel
sel-sel neutropeni
neutropeni
darah
darah a
a
Patomekanisme Epistaksis

Apabila
jumlah
trombosit
trombosit
Terutama sel
Kegagalan
Kegagalan berkurang
berkurang
trombosit
sumsum maka waktu
(platelet)
(platelet)
tulang dalam perdarahan
menyebabka
menyebabka epistaksis
epistaksis
memproduks dan
n
i sel-sel pembekuan
trombositope
darah
darah darah
darah
nia.
penderita
penderita
menjadi lebih
lama
Patomekanisme seseorang terlihat lebih
pucat

darah akan
Kegagalan
dialirkan ke suplai darah ke
sumsum tulang
organ-organ organ
dalam
yang lebih vital perifer,misalnya
memproduksi
seperti otak dan kulit berkurang
sel-sel darahn
jantung
Anemia Secara Umum
Definisi
Anemia secara fungsional didefinisikan
sebagai penurunan jumlah masa eritrosit
sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya
untuk membawa oksigen dalam jumlah yang
cukup ke jaringan perifer.

Etiologi
1.Karena cacat sel darah merah (SDM)
2.Karena kekurangan zat gizi
3.Karena perdarahan
4.Karena autoimun
Epidemiologi

1. Defisiensi zat besi terjadi pada sekitar 30% populasi


dunia.
2. Di USA, 9% balita berumur 1 sampai 2 tahun dan 9%
sampai 11% remaja wanita dan wanita usia subur
mengalami defisienssi zat besi,
3. Defisiensi vitamin B12 terjadi pada 10% smpai 15%
warga USA yang berusia lebihh dari 60 tahun di USA.
4. Anemia hemolitika imun sering terjadi pada pasien
rawat inap dan terjadi akibat dari berbagai macam
obat.
5. Sferoitosis herediter merupakan bentuk anemia
turunan yang paling umum terjadi pada orang
keturunan Eropa utara.
6. Kecenderungan sel sabit terdapat pada sekitar 8%
Gejala Klinis

Sindrom anemia terdiri dari


1. rasa lemah, lesu dan cepat lelah
2. tinnitus
3. mata berkunang-kunang
4. kaki terasa dingin
5. sesak nafas dan dyspepsia
6. tampak pucat, yang mudah dilihat pada
konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan dan
jaringan bawah kuku.
Pemeriksa
an
Laboratori
um
pemeriks
aan
penyaring
pemeriks
Pemeriksaan aan darah
seri
anemia
pemeriks
aan sum-
sum
tulang
pemeriks
aan
khusus
Penatalaksanaan umum

 Penatalaksanaan anemia ditunjukan


untuk mencari penyebab dan
mengganti darah yang hilang
 Transplantasi sel darah merah Medikamentosa
 Antibiotic diberikan untuk mencegah
infeksi • Pemberian preparat
 Suplemen asam folat dapat
merangsang pembentukan sel darah besi peroral
merah • Pemberian preparat
 Menghindari situasi kekurangan oksigen
atau aktiviss yang membutuhkan
bessi parenteral
oksigen. • Transfusi darah
 Obati penyebab perdarahan abnormal
bila ada
 Diet kaya besi yang mnegandung
daging dan sayuran hijau
 Pengobatan (untuk pengobatan
tergantung dari penyebabnya)
Prognosis
Prognosis yang lebih baik ditunjukan oleh kadar
HbF yang lebih dari 200mg%, jumlah granulosit
lebih dari 2000/, ddan pencegahan infeksi sekunder
yang baik.

Komplikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang.
Akibatnya,
• penderita anemia akan mudah terkena infeksi virus dan bakteri
• jantung juga menjadi gampang lelah.
• Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan
berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan beresiko bagi
janin.
Langkah-langkah diagnosis
1. Anamnesis
• a.riwayat penyakit keluarga
• b.riwayat penyakit terdahulu
• c.riwayat gizi
• d.anamnesis mengenai lingkungan, pemaparan bahan
kimia, fisik serta riwayat pemakaian obat.
• e.riwayat keluarga.
2. Pemeriksaan fisik
• Warna kulit : pucat, plethora, sianosis, ikterus, kulit
telapak tangan kuning seperti jerami
• Purpura : peteki dan ekimosis
• Kuku : koilonychia (kuku sendok)
• Mata : ikterus, konjungtiva pucat, perubahan fundus
• Mulut : ulserasi, hipertrofi gusi, perdarahan gusi, atrofi
papil lidah, glossitis, dan stomatitis angularis.
• Limfadenopati
• Hepatomegali
• Splenomegali
• Nyeri tulang atau nyeri sternum
• Hemarthrosis atau ankilosis sendi
• Pembengkakan testis
• Pembengkakan parotis
• Kelainan sistem saraf
Anemia Anemia
Anemia
Anemia defisiensi megaloblast
Hemolitik
Aplastik besi ik

Wanita 30
+ + + +
tahun

Cepat lelah
+ + + +
dan lemah

Pernah mau
+ + + +
pingsan

Sering
+ + - -
demam

Sering
+ - - -
mimisan

Terlihat pucat + + + +
Diagnosis Differential
Sementara Diagnosis

Anemia Aplastik 1. Anemia


Hemolitik
2. Anemia
Megaloblastik
3. Anemia def.
Besi
Anemia Aplastik
Definisi

Anemia aplastik adalah kegagalan sumsum tulang


baik secara fisiologis maupun anatomis
memproduksi sel darah

Etiologi
1. 70% etiologi penyakit ini kebanyakan
tidak diketahui
2. sisanya diduga akibat radiasi, bahan
kimia termasuk obat-obatan, infeksi
virus, dan lain-lain.
Epidemiologi

1. Angka kejadian di Asia termasuk Cina, Jepang,


Thailand dan India lebih tinggi dibandingkan
dengan Eropa dan Amerika Serikat

2. Perbandingan insidens antara laki-laki dan


perempuan kira-kira 1:1. walau lebih banyak
pada wanita

3. Anemia aplastik terjadi pada semua umur,


pertama terjadi pada usia 1,5 sampai 22
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Sekunder:
1. Obat-obatan
2. Zat kimia
EXPOSURE AUTO REACTIVE T CELL
3. Radiasi
4. Infeksi
5. Konstitusional/familial
T CELL CYTOTOXIC T HELPER-1

MEMPRODUKSI INDUCTION C34


CYTOKIN YANG
BERLEBIHAN
- INTERFERON 
SIGNALS  MARROW
- TNF 

APOPTOTIC
MENGHAMBAT
PERKEMBANGAN
HEMOPOIETIC PROGENITOR
DESTROY: CELL HEMOPOIETIC CELLS:
HEMOPOIETIC PROGENITOR CELLS
CELLS
PROGENITOR
CELLS Anemia
Leukopenia  Granulositopeni
Trombositopeni
Faktor resiko
 Pengobatan kanker dengan radiasi dosis tinggi
atau kemoterapi
 Paparan bahan kimia beracun
 Penggunaan beberapa obat resep – seperti
kloramfenikol, yang digunakan untuk
mengobati infeksi bakteri
 Penyakit darah tertentu, gangguan autoimun,
dan infeksi serius
 Dalam kasus yang jarang, kehamilan
Gejala

 kepucatan, rasa lemah dan letih


 Demam namun pasien merasa kedinginan
 faringitis atau infeksi lain yang ditimbulkan dari
neutropenia.
 terdapat memar (eccymoses), bintik merah
(petechiae) yang biasanya muncul pada daerah
superficial tertentu,
 pendarahan pada gusi dengan bengkak pada
gigi, dan pendarahan pada hidung (epitaxis).
 Menstruasi berat atau menorrhagia sering terjadi
pada perempuan usia subur
Diagnosis
• lemah, letih, lesu,
• pucat, pusing, penglihatan terganggu
• nafsu makan menurun
• sesak nafas serta jantung yang berdebar
anamnesi
s
• nyeri badan
• perdarahan pada gusi, hidung, dan dibawah kulit
• apakah anggota keluarga lain mengeluhkan gejala seperti
ini atau apakah gejala ini sudah terlihat sejak masih kecil
atau tidak?

• konjunctiva, mukosa serta ekstrimitas yang pucat


Pemeriksa • Adanya perdarahan pada gusi, retina, hidung, kulit,
an fisik melena dan hematemesis (muntah darah)
• Dan juga tanda-tanda peradangan 

• Pemeriksaan darah lengkap 


Pemeriks • Pemeriksaan Sumsum tulang 
aan • Pemeriksaan Flow cytometry dan FISH (Fluorescence In Situ
laboratori Hybridization) 
um • Tes fungsi hati dan virus Tes
• Level vitamin B-12 dan Folat Level
Penatalaksanaan

Immunosupresif  Autoreactive T cell


Antithymocyte globulin
Siklosporin
(ATG)

Mengganti stem cell rusak


transplantasi sumsum tulang

Transfusi darah
Prognosis

 Prognosis penyakit ini sukar diramalkan


namun pada umumnya buruk, karena seperti
telah dikemukakan baik etiologi maupun
patofisiologinya sampai sekarang belum jelas.
Sekitar dua pertiga pasien meninggal sekitar
6 bulan setelah diagnosis ditegakkan, kurang
dari 10-20 % sembuh tanpa transplantasi
sumsum tulang dan sepertiga pasien
meninggal akibat perdarahan dan infeksi yang
tidak teratasi
THANK
THANK
YOU
YOU

Anda mungkin juga menyukai