Anda di halaman 1dari 25

Presentasi Kasus

Torsio Ovarium
Disusun Oleh:
Ajeng Halida Kustari (1102014011)

Pembimbing
dr. Selly Septina Sp.OG
BAB I: STATUS
PASIEN
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Nn. B
 Usia : 21 Tahun
 Tanggal Lahir : 5 Maret 1999
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Mahasiswa
 Suku : Jawa
 Agama : Islam
 Gol. Darah :B
 Alamat Rumah : Tanggerang
ANAMNESIS

Keluhan Utama
• Nyeri mendadak dan tajam pada perut bagian kanan
bawah.

Keluhan Tambahan
• Mual dan muntah
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang ke RS YARSI pada tanggal 7 Desember 2020 pada pukul 11.12 WIB dengan
keluhan nyeri mendadak dan tajam pada perut bagian kanan bawah dan nyeri dirasakan
menjalar ke bagian belakang panggul sampai paha. Terdapat mual dan muntah sejak satu
hari yang lalu dan muntah berisi makanan. Pasien juga merasakan adanya benjolan pada
perut kanan bawah, pertama kali dirasakan 1 tahun yang lalu, semakin lama semakin
membesar, dan belum pernah diobati. Siklus menstruasi tidak teratur selama 1 tahun
terakhir. Nafsu makan dirasakan berkurang sejak beberapa bulan terakhir karena perut
selalu terasa penuh. Buang air besar dan buang air kecil lebih sering. Demam dan sesak
nafas disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat penyakit tiroid, diabetes, hipertensi, ginjal, dan
asma disangkal. Riwayat terdapat tumor disangkal. Riwayat
operasi dan trauma disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


• Ibu pasien pernah didiagnosis terdapat kista pada ovarium
saat diusia 20an dan hilang dengan sendirinya. Ayah pasien
menderita diabetes mellitus tipe 2.
Riwayat Menstruasi
• Pasien menarche di usia 12 tahun, dengan siklus haid antara 28-30 hari dan lama
haid berkisar antara 5-7 hari. Penggantian pembalut 4-5x/perhari. Keluhan saat
haid yang sering dirasakan nyeri perut bagian bawah terutama dirasakan pada
hari 1-3 haid.
• Pada satu tahun terakhir pasien mengeluhkan siklus menstruasi terkadang
menjadi 2 bulan sekali pada beberapa waktu. HPHT: 25 November 2020
Riwayat Pernikahan
• Pasien belum menikah

Riwayat Obstetri dan Ginekologi


• Riwayat penyakit ginekologi seperti kista dan endometriosis disangkal.

Riwayat Pengobatan Obat dan Kontrasepsi


• Tidak ada obat-obatan yang sedang dikonsumsi pasien dan tidak pernah
memakai kontrasepsi.
Riwayat Kebiasaan
• Pasien mengatakan memiliki pola makan yang sehat dan
seimbang dan pasien jarang berolahraga. Riwayat
merokok, mengonsumsi alkohol, dan obat terlarang
disangkal.

Riwayat Sosial Ekonomi


• Pasien merupakan pelajar yang duduk di bangku kuliah
semester 5. Pasien tinggal dan biaya hidup ditanggung oleh
orang tua.
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis
• Kesadaran:
Composmentis (GCS 15:
E4V5M6) Tanda Vital
• Keadaan Umum: Tampak
sakit berat
• Tekanan Darah: 120/80 mmHg
• Suhu : 37,0°C
• Nadi : 78x/menit
Antropometri
• Pernapasan : 16x/menit
• Berat Badan : 60 kg
• Tinggi Badan: 160 cm
• Index Masa Tubuh: 23,4
(overweight)
Status Lokalis
• Kepala : Normocephal
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Hidung : Deformitas (-), sekret (-)
• Telinga : Normotia, tanda peradangan (-/-), sekret (-/-)
• Mulut : Bibir dan lidah basah, faring hiperemis (-), tonsil T1/T1
• Leher : Perbesaran KGB (-), tiroid (-)
Thoraks
• Inspeksi : bentuk dada simetris kanan dan kiri, retraksi (-)
• Palpasi: fremitus vocal (+/+), fremitus taktil (+/+)
• Perkusi: sonor di kedua lapang paru
• Auskultasi: vesikular (+/+), ronkhi (-), wheezing (-)

Jantung
• Inspeksi: iktus cordis tidak terlihat
• Palpasi: iktus cordis teraba kuat
• Perkusi: batas jantung kanan dan kiri dalam keadaan normal
• Auskultasi: Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi: terlihat adanya benjolan pada regio inguinal dextra
• Auskultasi: bising usus dalam batas normal
• Perkusi: timpani di seluruh region abdomen kecuali di regio inguinal
dextra
• Palpasi: teraba benjolan pada regio inguinal dextra sekitar 4-5 cm
dengan konsistensi solid
Ekstremitas
• akral hangat, edema (-), sianosis (-), CRT <2 detik
STATUS OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

 Inspeksi: Vulva tidak terdapat masa atau peradangan, tidak terlihat


adanya sekret dan darah yang keluar
 Inspekulo: tidak dilakukan
 Periksa dalam: tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium)
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Hematologi Lengkap
Hemoglobin 13.0 12.0-16.0 g/dL
Hematokrit 40 37-47%
Eritrosit 5.2 juta 4.3-6.0 juta/µL
Leukosit 7.200 4.800-10.800/µL
Trombosit 320.000 150.000-400.000/
µL
LED 15 0-20 mm/jam
Hitung Jenis
Basophil 0 0-1%
Eosinophil 1 1-3%
Neutrophil 55 50-70%
Limfosit 25 20-40%
Monosit 4 2-8%
MCV 85 80-96 fL
MCH 30 27-32 pg
MCHC 34 32-36 g/dL
RDW 12 11,5-14,5 %
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Kimia Klinik
Glukosa sewaktu 100 70-140 mg/dL
Natrium (Na) 142 135-147 mmol/dL
Kalium (K) 4,0 3,5-5,0 mmol/dL
Klorida (Cl) 101 95-105 mmol/dL
SGOT (AST) 8 <35 /UL
SGPT (ALT) 8 <40 /UL
Ureum 34 20-50 mg/dL
Kreatinin 1 0,5-1,5 mg/dL
Albumin 4,1 3,5-5,0 g/dL
Tes kehamilan Negatif  
Serum biomarker
Cancer antigen 30 0-35 U/mL
125
Kimia Klinik
Glukosa sewaktu 100 70-140 mg/dL
Natrium (Na) 142 135-147 mmol/dL
Kalium (K) 4,0 3,5-5,0 mmol/dL
PEMERIKSAAN PENUNJANG (Ultrasonografi)

 Kesan:
 Aliran darah pada pemeriksaan doppler tidak terlihat (torsio ovarium)
 Ovarium membesar
 Tampak kista berukuran 4 cm dengan echogenic ‘dermoid plug’
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA
• Torsio ovarium et causa kista ovarium

DIAGNOSIS BANDING
• Apendisitis
• Ruptur kista
TATALAKSANA DAN PROGNOSIS
RENCANA RENCANA
PROGNOSIS
TERAPI EDUKASI
• Farmakoterapi • Edukasi untuk • Quo ad Vitam: ad
• Ketorolac IV 30 persiapan tindakan bonam
mg laparoskopi • Quo ad Functionam
• Metoklopramid IV : dubia ad bonam
10 mg • Quo ad
• Operatif Sanactionam :
• Laparoskopi: dubia ad malam
detorsi dan
kistektomi
BAB II
ANALISA KASUS
2.1 BAGAIMANA PENEGAKKAN DIAGNOSIS PADA KASUS INI?
PEMERIKSAAN
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
PENUNJANG
• Pasien datang • Abdomen: ditemukan • Ultrasonografi
dengan nyeri perut masa dengan • terdapat
mendadak dan tajam diameter sekitar 4 cm pembesaran
pada abdomen dengan konsistensi ovarium
region inguinal dextra solid pada region • sedikit free fluid
dan nyeri menjalar ke inguinal dextra. • tampak kista
panggul belakang dengan echoic
dan paha. ‘dermoid plug’
• Mual dan muntah berukuran 4 cm
sejak satu hari yang yang menandakan
lalu dan muntah terdapat kista
berisi makanan. dermoid
• Adanya benjolan • tidak terlihatnya
pada perut kanan dopple flow yang
bawah, pertama kali merupakan
dirasakan 1 tahun pertanda
yang lalu dan (sensitivitas 100%
semakin lama dan spesifisitas
semakin membesar. 97%) dari terjadi
torsio ovarium.
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN FAKTOR
ANAMNESIS EPIDEMIOLOGI
FISIK PENUNJANG RISIKO
• Gejala paling • Pada • Torsio ovarium • Presentase • Faktor risiko
umum pemeriksaan ditemukan kasus torsio terjadinya
ditemukan fisik, dapat pada 50-60% ovarium paling torsio ovarium
pada penderita ditemukan kasus tumor umum karena
adalah nyeri perabaan ovarium menyerang kelainan
perut bagian masa pada 50- dengan kasus wanita di usia anatomi,
bawah 90% kasus. terbanyak produktif terdapat masa
ditemukan dengan kista dengan studi lebih dari 4 cm
pada 92,3% dermoid. mengatakan di ovarium.
kasus dan sekitar 70-75%
mual muntah kasus dialami
ditemukan oleh wanita di
pada 83% bawah 30
kasus. tahun.

Huang C, Hong M, & Ding D. 2017. A review of ovary torsion. Tzu-chi medical journal, 29(3), 143–147. https://doi.org/10.4103/tcmj.tcmj_55_17
Schraga E. 2017. Ovarian Torsion. Medscape. Sumber: https://emedicine.medscape.com/article/2026938-overview (diakses pada tanggal 8 Oktober 2020)
Skandhan A. 2020. Ovarian Torsion. Radiopaedia. Sumber: https://radiopaedia.org/articles/ovarian-torsion (diakses pada tanggal 8 Oktober 2020)
2.2 APAKAH TATALAKSANA PADA PASIEN INI SUDAH
TEPAT?

MANAJEMEN KONSERVATIF
• Manajemen konservatif diberikan dengan tujuan untuk mengurangi gejala pada
pasien sembari menunggu dilaksanakannya tindakan operatif.
• Ketorolac IV 30 mg diberikan untuk mengurangi nyeri berat akibat torsio.
• Metoklopramid IV 10 mg diberikan untuk mengurangi mual dan muntah yang
disebabkan oleh tumor yang menekan saluran cerna bagian bawah.

TINDAKAN OPERATIF
• Tindakan operatif dilakukan laparoskopi yang merupakan tatalaksana baku
standar untuk torsio ovarium, setelah itu dilakukan detorsi untuk mengembalikan
aliran darah normal dan kistektomi untuk mengangkat kista dermoid.

Schraga E. 2017. Ovarian Torsion. Medscape. Sumber: https://emedicine.medscape.com/article/2026938-overview (diakses pada tanggal 8 Oktober 2020)
2.3 BAGAIMANA PROGNOSIS PADA PASIEN INI UNTUK
FUNGSI REPRODUKSI SELANJUTNYA?

Quo ad Vitam pada pasien ad bonam karena belum ada kasus torsio
ovarium yang dapat menyebabkan kematian.

Quo ad Functionam pada pasien dubia ad bonam karena


tatalaksana segera yang dilakukan dapat memperbaiki fungsi organ
pada 95% kasus.

Quo ad Sanactionam pada pasien dubia ad malam karena


kemungkinan kekambuhan dapat terjadi, tetapi belum ada penelitian
yang menjelaskan.

Huang C, Hong M, & Ding D. 2017. A review of ovary torsion. Tzu-chi medical journal, 29(3), 143–147. https://doi.org/10.4103/tcmj.tcmj_55_17
Schraga E. 2017. Ovarian Torsion. Medscape. Sumber: https://emedicine.medscape.com/article/2026938-overview (diakses pada tanggal 8 Oktober 2020)
DAFTAR PUSTAKA

 Huang C, Hong M, & Ding D. 2017. A review of ovary torsion. Tzu-chi medical


journal, 29(3), 143–147. https://doi.org/10.4103/tcmj.tcmj_55_17
 Schraga E. 2017. Ovarian Torsion. Medscape. Sumber:
https://emedicine.medscape.com/article/2026938-overview (diakses pada tanggal 8
Oktober 2020)
 Skandhan A. 2020. Ovarian Torsion. Radiopaedia. Sumber:
https://radiopaedia.org/articles/ovarian-torsion (diakses pada tanggal 8 Oktober 2020)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai