• Pembimbing:
• DR. dr. Elsye Souvriyanti, Sp. A
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Rinitis alergi adalah suatu penyakit peradangan kronis hidung dengan kecenderungan
peningkatan prevalensi di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir.
Gejala yang timbul pada rinitis alergi (RA) disebabkan oleh inflamasi akibat respons
imun yang dimediasi oleh imunoglobulin E (IgE) terhadap suatu alergen tertentu.
Pengobatan rinitis alergi saat ini dengan menghindari alergen, pemberian antihistamin
dencogestan, kortikosteroid intranasal dan probiotic cukup mengontrol keluhan pasien.
Kortikosteroid sangat baik dalam mengurangi inflamasi pada rhinitis alergi, tetapi dapat
berpotensi mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
Probiotik dapat menjadi terapi alternatif karena ketersediaannya
yang banyak, efek samping minimal dan harga terjangkau.
Uji coba dilakukan di Kharadar General Hospital (KGH), periode Desember 2016 -
November 2017.
Kriteria Inklusi
Anak berusia 6 bulan-5 tahun yang secara klinis menunjukan gejala rhinitis alergi
(rhinorrhea, bersin, hidung tersumbat, batuk, kesulitan makan and kesulitan tidur)
Kriteria Eksklusi
I: Cetrizine
C: Probiotik