0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
45 tayangan21 halaman
Prolaps uterus, sistokel dan rektokel adalah kondisi melemahnya jaringan penyangga organ-organ panggul seperti rahim, kandung kemih dan rektum sehingga organ-organ tersebut dapat turun ke vagina. Gejala umumnya adalah perasaan mengganjal di daerah genitalia dan sakit panggul. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik dan dapat dilakukan USG. Pengobatan meliputi terapi non-operatif
Deskripsi Asli:
Judul Asli
DEVI NURDIANTI_Prolaps Uteri, Sistokel & Rektokel
Prolaps uterus, sistokel dan rektokel adalah kondisi melemahnya jaringan penyangga organ-organ panggul seperti rahim, kandung kemih dan rektum sehingga organ-organ tersebut dapat turun ke vagina. Gejala umumnya adalah perasaan mengganjal di daerah genitalia dan sakit panggul. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik dan dapat dilakukan USG. Pengobatan meliputi terapi non-operatif
Prolaps uterus, sistokel dan rektokel adalah kondisi melemahnya jaringan penyangga organ-organ panggul seperti rahim, kandung kemih dan rektum sehingga organ-organ tersebut dapat turun ke vagina. Gejala umumnya adalah perasaan mengganjal di daerah genitalia dan sakit panggul. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik dan dapat dilakukan USG. Pengobatan meliputi terapi non-operatif
Kelompok 12 DEVI NURDIANTI – 20160811014030 PROLAPS UTERUS DEFINISI Prolapsus uteri adalah turunnya dari tempat yang biasa oleh karena kelemahan otot atau fascia yang dalam keadaan normal menyokongnya. Atau turunnya uterus melalui dasar panggul atau hiatus genitalis. ETIOLOGI • Kelemahan jaringan ikat pada daerah rongga panggul, terutama jaringan ikat tranversal. • Pertolongan persalinan yang tak terampil sehingga meneran terjadi pada saat pembukaan belum lengkap. • Terjadi perlukaan jalan lahir yang dapat menyebabkan lemahnya jaringan ikat penyangga vagina. • Ibu yang banyak anak sehingga jaringan ikat di bawah panggul kendor. • Menopause juga dapat menyebabkan turunnya rahim karena produksi hormon estrogen berkurang sehingga elastisitas dari jaringan ikat berkurang dan otot-otot panggul mengecil yang menyebabkan melemahnya sokongan pada rahim Klasifikasi • Desensus uteri, uterus turun tetapi serviks masih didalam vagina • Prolapsus uteri tingkat 1, uterus turun paling rendah sampai introitus vagina • Prolapsus uteri tingkat 2, uterus sebagian keluar dari vagina • Prolapsus uteri tingkat 3 atau prosidensia uteri, uterus keluar seluruhnya dari vagina disertai dengan inversio vagina. Gejala Klinis Keluhan-keluhan yang hampir selalu dijumpai: • Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau menonjol di genetalia eksterna. • Rasa sakit di panggul dan pinggang. • Biasanya jika penderita berbaring, keluhan menghilang atau menjadi berkurang. lanjutan Keluhan-keluhan lain yang dapat dijumpai adalah: • Pengeluaran serviks uteri dari vulva mengganggu penderita waktu berjalan dan bekerja. Gesekan portio uteri terhadap celana dapat menimbulkan lecet sampai luka dekubitus pada portio uteri. • Leukorhea karena kongesti pembuluh darah vena daerah serviks dan area infeksi serta luka pada portio uteri. • Coitus terganggu. • Infertilitas karena servicitis. • Incontinentia urine jika sudah terjadi cystokele oleh karena dinding belakang urethra tertarik sehingga faal spingter kurang sempurna. • Kesukaran defekasi pada rektokel. DIAGNOSIS PEMERIKSAAN PENUNJANG • Diagnosis ditegakkan • Urinalisis dapat dilakukan berdasarkan keluhan- untuk mengetahui infeksi keluhan penderita dan saluran kemih. pemeriksaan genekologi • Kultur getah serviks • Penderita pada posisi diindikasikan untuk kasus jongkok disuruh mengejan yang disertai ulserasi atau dan ditentukan dengan discharge purulen. pemeriksaan jari, apakah • Pap smear atau biopsi partio uteri dalam posisi mungkin diperlukan bila normal, dibawah posisi diduga terdapat normal, sampai introitus keganasan. vagina, atau sudah keluar • USG pelvis dapat berguna vagina untuk memastikan prolaps • Selanjutnya penderita ketika anamnesis dan berbaring, dalam posisi pemeriksaan fisik litotomi, ditentukan panjang meragukan. serviks uteri. Tatalaksana
Terapi non operatif :
Dilakukan pada : • Prolapsus uteri ringan tanpa keluhan, penderita masih ingin mendapatkan anak lagi, penderita menolak untuk dioperasi, atau kondisinya tidak mengijinkannya untuk dioperasi • Terapi non operatif meliputi, latihan latihan otot dasar panggul, stimulasi otot otot dengan listrik, dan pengobatan dengan pessarium. Terapi operatif Terapi operatif terutama dilakukan kalau penderita tidak akan melahirkan anak lagi : • Ventrofiksasi • Hysterektomi vaginae • Manchaster-Fothrgill • Kolpocleisis (Neugebauer- La Fort) • Transposisi operasi dari Watknis(interposisi operasi dari Werthim Schauta) Pencegahan • Kandung kemih hendaknya kosong pada waktu partus terutama dalam kala pengeluaran. • Robekan perineum harus dijahit legeartis. • Kala pengeluaran hendaknya jangan terlalu lama supaya dasar panggul jangan lama teregang. Pergunakan episiotomi jika diperlukan. • Memimpin persalinan dengan baik, agar dihindarkan penderita meneran sebelum pembukaan lengkap betul. • Menghindari paksaan dalam pengeluaran plasenta (perasat Creede). Komplikasi • Keratinisasi Mukosa Vagina dan Portio Uteri • Dekubitus • Hipertrofi Serviks Uteri dan Elongasio Koli • Gangguan miksi dan stress incontinensia • Infeksi Saluran Kemih • Kemandulan • Kesulitan Pada Waktu Partus • Haemorhoid • Inkarserasi Usus Halus SISTOKEL & REKTOKEL Sistokel • Sistokel adalah melemahnya fascia penunjang antara vagina dan kandung kemih yang dapat menyebabkan prolaps kandung kemih ke dalam vagina. Rektokel Rektokel adalah melemahnya fascia penunjang antara vagina dan rektum (fascia rektovagina) yang dapat menyebabkan prolaps rektum ke dalam vagina. Faktor Risiko Gejala Klinis • Umur • Perasaan mengganjal di vagina atau • Riwayat persalinan per menjonjol di genitalia eksterna vaginam sulit (gemeli, • Rasa sakit di panggul atau di pinggang penggunaan forsep, dan bila berbaring akan berkurang laserasi perineal, • Sistokel: episiotomi) a. menyerupai gejala polimiksi mula- • Riwayat konstipasi mula pada siang hari. Bila prolaps (terutama untuk semakin berat akan timbul polimiksi rektokel) pada malam hari. • Riwayat batuk kronis b. Perasaan kandung kemih tidak (penyebab dapat dikosongkan secara tuntas meningkatnya tekanan c. Tidak dapat menahan kencing intraabdomen) apabila batuk (stress incontinence) • Riwayat mengangkat d. Retensi urin benda berat • Rektokel: gangguan defekasi • Obesitas • Kesulitan bersenggama • Merokok TERAPI Pengobatan Medis Pengobatan operatif • Latihan otot-otot dasar panggul • Sistokel: kolporafi anterior (senam Kegel) untuk • Rektokel: menguatkan otot-otot dasar kolpoperineoplastik panggul • Stimulasi otot-otot dengan alat listrik utnuk memacu kontraksi otot-otot dasar panggul • Terapi hormon estroge pada pasien menopause. Pada menopause kelemahan otot dasar panggul akibat menurunnya kandungan estrogen sehingga pemberian estrogen akan bermanfaat. Pencegahan Melatih otot-otot dasar panggul dan dengan menghindari beberapa faktor resiko obstetri seperti penggunaan foreseps (tanpa indikasi jelas) dan episiotomi.