Anda di halaman 1dari 12

Kistadenoma Ovarii Musinosum

Kistadenoma ovarii musinosum merupakan salah satu klasifikasi tumor ovarii


neoplastik jinak jenis tumor kistik. Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti.
Menurut Meyer, id mungkin berasal dari ceratoma dimana dalam
pertumbuhannya suatu elemen mengalahkan elemen - elemen lain. Jenis ini
dapat mencapai ukuran besar. Ukuran yang terbesar yang pernah dilaporkan
adalah 328 pound.
Angka Kejadian
Di Indonesia, Hartadi (1970) menemukan frekuensi sebesar 27%; sedangkan
Gunawan (1977) 29,9%; Sapardan (1970) 37,2% dan Djaswadi 15,1%. Tumor ini
paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20 - 50 th, dan jarang sekali
pada masa pubertas.
a. Makroskopis
Tumor ini mempunyai bentuk bulat, avoid atau bentuk tidak teratur, dengan
permukaan yang rata dan berwarna putih atau putih kebiru - biruan. Di beberapa
tempat dindingnya sangat tipis sehingga transparan. Umunya tidak mengadakan
perlekatan dengan sekitarnya. Bila ada perlekatan maka ini disebabkan oleh
peradangan dan bukan oleh keganasan. Isi kista umumnya cairan yang jernih,
kadang - kadang sangat kental berisi mucus. Kista ini biasanya bersifat
multilceluler.
Jika terjadi sobekan pada dinding kista, maka sel-sel epitel dapat tersebar pada
permukaan peritoneum rongga perut, dan dengan sekresinya menyebabkan
pseudomiksoma peritonci. Akibatnya timbul penyakit menahun dengan musim
terus bertambah dan menyebabkan perlekatan. Akhirnya penderita meninggal
karena ileus.
b. Mikroskopik
Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epitel dengan
inti pada dasar sel warnanya pucat, dan letaknya di antara sel-sel yang
memudar karena terisi lendir.
Pada kista-kista yang besar, sel-sel epitel tampak lebih rata (pendek). Kadangkadang tampak gambaran papillomateur, tapi jarang seperti pada cyctadenoma
serosum. Lapisan epitel ini bersifat adenomateus, menyebabkan invaginasi
sehingga timbul kista baru, anak kista.
Histogenesis
1. Kista ini sebagian besar dianggap berasal dari teratoma dengan sifat-sifat
endodemik, yang menonjol.
2. Ada pula yang menyatakan berasal dari tumor brenner
3. Metaplasia dari epitel geminal
Gejala-gejala
Teraba bagian pada perut bagian bawah yang padat kenyal
Gangguan siklus menstruasi
Sesak nafas akibat:
o Dorongan tumor
o Hidrotoraks atau asites
Perasaan berat di perut bagian bawah
Pada pemeriksaan:
Teraba tumor: kistosa, padat atau padat kenyal
Tanda-tanda cairan bebas-asites
Pemeriksaan bimanual teraba tumor bebas dari uterus
Alat diagnosis pembantu dengan

a. Laparaskopi
b. Ultrasonografi
c. Foto rontgen
d. Fungsi cairan asites untuk patologi klinik dan patologi anatomi
Penanganan
Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor sudah
cukup besar sehingga tidak tampak banyak sisa oavarium yang normal, biasanya
dilakukan pengangkatan ovarium beserta tuba (Salpingo-ooforektomi). Pada
waktu mengangkat kista, diusahakan mengangkatnya in toto tanpa mengadakan
fungsi dahulu, untuk mencegah timbulnya pseudomiksoma paeritonei karena
tercecernya isi kista.
Pencegahan
Tidak ada upaya pencegahan khusus yang dapat dilakukan agar terhindar dari
penyakit ini. Upaya yang bisa dilakukan adalah untuk mengetahui secara dini
penyakit ini sehingga pengobatan yang dilakukan memberikan hasil yang baik
dengan komplikasi yang minimal. Upaya yang dilakukan adalah dengan
melakukan pemeriksaan secara berkala yang meliputi:
1. Pemeriksaan klinis genekologik untuk mendeteksi adanya kista atau
pembesaran ovarium lainnya.
2. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler untuk
mendeteksi aliran darah.
3. Pemeriksaan petanda tumor (tumor marker)
4. Pemeriksaan CT-Scan/MRI bila dianggap perlu
Pemeriksaan tersebut di atas sangat dianjurkan terutama wanita yang
mempunyai resiko akan terjadi kanker ovarium, yaitu :
1. Wanita yang haid pertama lebih awal dan menopouse lebih lambat
2. Wanita yang tidak pernah atau sulit hamil
3. Wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker ovarium
4. Wanita Penderita kanker payudara dan kolon

Kista merupakan kantung yang berisi cairan dan dapat berlokasi di bagian mana
saja dari tubuh. Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk. Tipe
kista ovarium yang paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya
terbentuk selama siklus menstruasi normal. Setiap bulan, ovarium seorang
wanita tumbuh kista kecil yang menahan sel telur. Ketika sebuah sel telur matur,
kantung membuka untuk mengeluarkan sel telur, sehingga dapat berjalan
melewati tuba falopii untuk melakukan fertilisasi. Kemudian kantung pecah.
Salah satu tipe dari kista fungsional, ada yang dinamakan kista folikular, kantung
ini tidak terbuka untuk mengeluarkan sel telur tapi terus tumbuh. Kista tipe ini
biasanya akan menghilang setelah satu sampai tiga bulan. Kista korpus luteum,
bentuk lain dari kista fungsional, terbentuk apabila kantung kista ini tidak
menghilang. Malahan kantung kista menutup lagi setelah sel telur dikeluarkan.
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker
ovarium merupakan pembunuh yang diam-diam (silent killer). Karena, memang
seringkali penderita tidak ada perasaan apa-apa. Kalaupun terjadi keluhan
biasanya sudah lanjut misalnya: sering kembung, teraba massa atau ada
benjolan di perut bagian bawah, gangguan pencernaan, dan lain-lain.
Sampai sekarang belum ada cara deteksi dini yang sederhana untuk
memeriksa adanya keganasan ovarium itu. Sekarang ini yang bisa dipakai masih

menggunakan USG, tetapi itu agak sulit kalau diterapkan secara massal karena
biayanya cukup mahal. Berbeda halnya dengan kanker serviks yang bisa
dideteksi dini dengan papsmear.
Orang yang menggunakan pil KB risiko terjadinya kanker ovarium bisa
lebih kecil. Karena kanker ovarium itu terjadi kalau ovariumnya aktif, mengalami
pertumbuhan folikel. Tapi dengan menggunakan kontrasepsi hormonal terutama
pil KB, proses itu pada ovarium ditekan, sehingga risikonya terjadi keganasan
pada ovarium menurun.
Kista ovarium ini bisa juga terjadi pada anak-anak, bahkan ketika masih
bayi, pada remaja sampai orang tua. Tetapi kebanyakan dialami wanita berusia
di atas 40 tahun. Bahkan, pada bayi dalam kandungan bisa ditemukan kista
ovarium. Pada ibu hamil yang ada kista neoplasti, bila menutupi jalan lahir
kistanya bisa dioperasi saat hamil. Tetapi jika kistanya tidak menutupi jalan lahir,
kistanya bisa dioperasi setelah melahirkan.
Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture
akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 2
cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus
luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila
terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara
gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadangkadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh
gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk
karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang
berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan
choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes,
HCG menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi
infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH)
atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi
ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG. Kista neoplasia dapat
tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium
serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari
semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering
berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik
parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma
serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik,
termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel
tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi
elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan
mesodermal.15 Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium
ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel
dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.
Gejala-gejala dari kista ovarium

Kebanyakan wanita yang memiliki kista ovarium tidak memiliki gejala.


Namun kadang-kadang kista dapat menyebabkan beberapa masalah seperti:
Tekanan, terasa penuh, atau nyeri di abdomen
Agak sakit pada bagian belakang bawah dan paha.
Bermasalah dalam pengeluaran urine secara komplit
Nyeri selama hubungan seksual.
Peningkatan berat badan
Nyeri pada saat menstruasi dan perdarahan abnormal
Nausea dan vomiting.
Breast tenderness
Diagnosa
Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian
bawah dan atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya,
lokalisasi, permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), perlulah
ditentukan jenis tumor tersebut. Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat
diraba tersendiri, terpisah dari tumor. Jika tumor ovarium terletak di garis tengah
dalam rongga perut bagian bawah dan tumor itu konsistensinya kistik, perlu
dipikirkan adanya adanya kehamilan atau kandung kemih penuh, sehingga pada
anamnesis perlulah lebih cermat dan disertai pemeriksaan tambahan.
Di negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor
ovarium bisa menjadi besar, sehingga mengisi seluruh rongga perut. Dalam hal
ini kadang-kadang sukar untuk menentukan apakah pembesaran perut
disebabkan oleh tumor atau ascites, akan tetapi dengan pemeriksaan yang
dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasanya dapat diatasi.
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor
ovarium, maka perlu diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau
nonneoplastik. Tumor nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam
anamnesis menunjukkan gejala-gejala ke arah peradangan genital, dan pada
pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak dapat digerakkan karena
perlengketan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan
diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak jarang tentang penegakkan diagnosis tidak dapat diperoleh
kepastian sebelum dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan
analisis yang tajam dari gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu dalam
pembuatan differensial diagnosis.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis
adalah :
1. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal
dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor
berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau
solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas
dan yang tidak.
3. Foto Rontgen

Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya,


pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
4. Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan
bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista
bila dinding kista tertusuk
Penanganan
Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor
nonneoplastik tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan
gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm
diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista
korpus luteum. Tidak jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secara
spontan dan menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk menunggu selama
2-3 bulan, jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan
tumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor
besar itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan untuk pengobatan
operatif.
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah
pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang
mengandung tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu
dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba
(salphyngoooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang lebih tepat ialah
histerektomi dan salphyngoooforektomi bilateral. Akan tetapi pada wanita muda
yang masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor
yang rendah, dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko dengan
melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.
Prognosis
William Helm, C. 2005. Dkk mengatakan : prognosis dari kista jinak sangat
baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium
kontralateral. Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan
dengan stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini
sering ditemukan sudah dalam stadium akhir.
Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%, bervariasi antara
86.9% untuk stadium FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium IV. Tumor sel granuloma
memiliki angka bertahan hidup 82% sedangakan karsinoma sel skuamosa yang
berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk. Sebagian
besar tumor sel germinal yang terdiagnosis pada stadium awal memiliki
prognosis yang sangat baik. Disgerminoma dengan stadium lanjut berkaitan
dengan prognosis yang lebih baik dibandingkan germinal sel tumor
nondisgerminoma. Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasan
yang rendah mempunyai sifat yang lebih jinak tetapi tetap berhubungan dengan
angka kematian yang tinggi. Secara keseluruhan angka bertahan hidup selama 5
tahun adalah 86.2%.
Tipe kista yang lain:
1. Endometrioma. Kista ini tumbuh pada wanita yang memiliki endometriosis,
yaitu jaringan dari uterus tumbuh di luar uterus. Jaringan ini bisa menempel di

ovarium, dan tumbuh. Kista ini dapat menyebabkan rasa nyeri selama hubungan
seksual dan menstruasi.
2. Cystadenoma. Kista ini tumbuh dari sel pada permukaan luar ovarium. Kista
ini biasanya berisi cairan seperti air atau kental, seperti gel yang lengket. Kista
ini dapat membesar dan menyebabkan nyeri.
3. Kista dermoid. Sel-sel di ovarium dapat membentuk rambut, gigi, atau
pertumbuhan jaringan lain yang dapat menjadi bagian dari pembentukan kista
ovarium. Kista ini juga dapat membesar dan menyebabkan nyeri.
4. Polikistik ovarium. Sel telur matur di dalam folikel atau kantung, tapi kantung
ini tidak membuka untuk mengeluarkan sel telur. Siklus terulang, folikel terus
tumbuh di dalam ovarium dan membentuk kista.
Klasifikasi kista ovarium
Klasifikasi tumor ovarii sampai sekarang belum ada yang benar-benar
memuaskan, baik pembagian secara klinis maupun secara patologis anatomis.
Tumor kistik merupakan jenis yang paling sering terjadi terutama yang bersifat
non-neoplastik, seperti kista retensi yang berasal dari corpus luteum. Tetapi di
samping itu ditemukan pula jenis yang betul merupakan neoplasma. Oleh karena
itu tumor kistik dari ovarium yang jinak dibagi dalam golongan non-neoplastik
(fungsionil) dan golongan neoplastik.
1. Kista ovarium non-neoplastik (fungsionil)
a. Kista Follikel
Kista ini berasal dari follikel yang menjadi besar semasa proses atresia
folliculi. Setiap bulan sejumlah besar follikel menjadi mati, disertai kematian
ovum, disusul dengan degenerasi dari epitel follikel. Pada masa ini tampaknya
sebagai kista-kista kecil. Tidak jarang ruangan follikel diisi dengan cairan yang
banyak, sehingga terbentuklah kista yang besar, yang dapat ditemukan pada
pemeriksaan klinis. Biasanya besarnya tidak melebihi sebuah jeruk. Sering
terjadi pada pubertas, climacterium, dan sesudah salpingektomi.
Gejala-gejala
Kista jenis ini tidak memberikan gejala yang karakteristik, bahkan
kadang-kadang tidak menunjukkan gejala-gejala apapun. Kurve suhu basal
bersifat monofasis. Bila mencapai ukuran yang cukup besar, kista tersebut dapat
memberikan rasa penuh dan tidak enak pada daerah yang dikenai. Seperti pada
semua tumor ovarii dapat menyebabkan torsi. Kadang-kadang walaupun jarang,
dapat terjadi rupture spontan, dengan disertai tanda-tanda perdarahan intra
abdominal sehingga gambaran klinisnya dapat menyerupai suatu kehamilan
ektopik yang terganggu. Yang paling sering terjadi ialah cairan kista tersebut
mengalami resorpsi secara spontan setelah satu atau dua siklus.
Diagnosa
Diagnosa hanya dapat ditentukan dengan palpasi dari tumor tersebut.
Tetapi kita tidak akan dapat menentukan dengan sekali pemeriksaan, apakah
kista ini neoplastik atau non neoplastik, kecuali bila ukurannya sangat besar.
Terapi
Biasanya tak memerlukan terapi karena mengalami resorpsi spontan. Bila
harus diadakan operasi oleh karena adanya salah satu gangguan klinis atau oleh

karena indikasi lain, sebaiknya tindakannya disesuaikan dengan keadaan. Bila


kista kecil dapat dilakukan punksi atau eksisi saja. Bila besar sebaiknya di
enucleasi dengan meninggalkan jaringan ovarium yang normal.

b. Kista Lutein
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan. Kista
lutein yang sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus luteum haematoma.
Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu terjadi pada masa vaskularisasi. Bila
perdarahan ini sangat banyak jumlahnya, terjadilah corpus luteum haematoma,
yang berdinding tipis dan berwarna kekuning-kuningan. Secara perlahan-lahan
terjadi resorpsi dari unsur-unsur darah, sehingga akhirnya tinggallah cairan yang
jernih, atau sedikit bercampur darah. Pada saat yang sama dibentuklah jaringan
fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein sehingga pada kista corpus lutein
yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam jaringan-jaringan perut.
Gejala-gejala
Pada beberapa kasus sering mnyerupai kehamilan ektopik. Haid kadangkadang terlambat, diikuti dengan perdarahan sedikit yang terus menerus,
disertai rasa sakit pada bagian perut bawah. Pada pemeriksaan klinis ditemukan
benjolan yang sakit. Ada yang menganggap kista ini sebagai korpus luteum
persistens, dimana oleh sesuatu sebab tidak terjadi regresi. Suatu jenis yang
jarang dari kista lutein ialah yang ditemukan pada mola hydatidosa atau chorio
epithelioma. Dalam beberapa kasus dari jenis ini, dindingnya dibentuk oleh sel
granulose yang mengalami luteinisasi, tetapi pada umumnya kista dibntuk oleh
sel theca lutein dan jaringan ikat.

c. Stein Levental ovary


Biasanya kedua ovarium membesar dan bersifat polykistik, permukaan
rata, berwarna keabu-abuan dan berdinding tebal. Pada pemeriksaan
mikroskopis akan tampak tunica yang tebal dan fibrotik. Dibawahnya tampak
follikel dalam bermacam-macam stadium, tetapi tidak ditemukan corpus luteum.
Secara klinis memberikan gejala yang disebut Stein-Leventhal Syndrom, yaitu
yang terdiri dari hirsutisme, sterilitas, obesitas dan oligomenorrhoe.
Kecenderungan virilisasi mungkin disebabkan hyperplasi dari tunica interna yang
menghasilkan zat androgenic. Kelainan ini merupakan penyakit herediter yang
autosomal dominant.

d. Germinal inclusion cyst


Terjadi oleh karena invaginasi dari epitel germinal dari ovarium. Biasanya
terjadi pada wanita tua. Tidak pernah memberi gejala-gejala yang berarti.

e. Kista endometrial
2. Kista ovarium yang neoplastik atau proliferatif

a. Kistoma ovarii simpleks


Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di
dalam kista jernih, serus, dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak
lapisan epitel kubik. Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi
(putaran tangkai) dengan gejala-gejala mendadak. Diduga bahwa kista ini suatu
jenis kistadenoma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung
dengan tekanan cairan dalam kista. Terapi terdiri atas pengangkatan kista
dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang dikeluarkan harus segera
diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.
b. Kistadenoma Ovarii Musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia mungkin
berasal dari suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu elemen
mengalahkan elemen-elemen lain. Ada penulis yang berpendapat bahwa tumor
berasal dari lapisan germinativum, sedang penulis lain menduga tumor ini
mempunyai asal yang sama dengan tumor Brenner.
Angka Kejadian
Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan
kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor merupakan kira-kira 60% dari seluruh
ovarium, sedang kistadenoma ovarii musinosum merupakan 40% dari seluruh
kelompok neoplasma ovarium.
Di Indonesia Hariadi (1970) menemukan frekuensi sebesar 27%;
sedangkan Gunawan (1977) menemukan angka 29,9%; Sapardan (1970) 37,2%;
dan Djaswadi 15,1%. Tumor paling sering terdapat pada wanita berusia antara
20-50 tahun, dan jarang sekali pada masa prapubertas.
Gambaran Klinik
Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu, permukaan
berbagala (lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar,
lebih-lebih pada penderita yang datang dari pedesaan. Pada tumor yang besar
tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya
unilateral, akan tetapi dapat juga ditemui yang bilateral.
Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang dapat
terjadi torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat
menyebabkan perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif, yang
memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan
peritoneum parietale.
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang terakhir
ini khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista.
Pada pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin,
melekat dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya
dengan darah.
Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epitel
torak tinggi dengan inti pada dasar sel; terdapat di antaranya sel-sel yang
membundar karena terisi lendir (goblet cells). Sel-sel epitel yang terdapat dalam
satu lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar:
kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi
multilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kista, maka sel-sel epitel dapat
tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan dengan sekresinya

menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudomiksoma peritonei ialah


timbulnya penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan menyebabkan
banyak perlekatan. Akhirnya, penderita meninggal karena ileus dan atau inanisi.
Pada kista kadang-kadang dapat ditemukan daerah padat, dan pertumbuhan
papiler. Tempat-tempat tersebut perlu diteliti dengan seksama oleh karena di situ
dapat ditemukan tanda-tanda ganas. Keganasan ini terdapat dalam kira-kira 510% dari kistadenoma musinosum.
Penanganan
Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor
sudah cukup besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal,
biasanya dilakukan pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-ooforektomi).
Pada waktu mengangkat kista sedapat-dapatnya diusahakan mengangkatnya in
toto tanpa mengadakan pungsi dahulu, untuk mencegah timbulnya
pseudomiksoma peritonei karena tercecernya isi kista. Jika berhubung dengan
besarnya kista perlu dilakukan pungsi untuk mengecilkan tumor, lubang pungsi
harus ditutup dengan rapi sebelum mengeluarkan tumor dari rongga perut.
Setelah kista diangkat, harus dilakukan pemeriksaan histologik di tempat-tempat
yang mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan. Waktu operasi, ovarium
yang lain perlu diperiksa pula.

c. Kistadenoma Ovarii Serosum


Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kita ini berasal dari epitel
permukaan ovarium (germinal epithelium).
Angka Kejadian
Kista ini ditemukan dalam frekuensi yang hampir sama dengan
kistadenoma musinosum dan dijumpai pada goloongan umur yang sama. Agak
lebih sering ditemukan kista bilateral (10-20 %); Hariadi (1970) dalam hal ini
menemukan frekuensi 19,7%, Sapardan (1970) 15%, Djaswadi (1970) 10,9%;
dan Gunawan (1977) 20,3%. Selanjutnya, disurabaya hariadi dan Gunawan
menemukan angka kejadian tumor ini masing-masing 39,8% dan 28,5%; di
Jakarta Sapardan mencatat angka 20,05 dan di Yogyakarta Djaswadi mencatat
angka 36,1%.
Gambaran Klinik
Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amat besar
dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin,
akan tetapi dapat pula berrbagala karena kista serosum pun dapat berbentuk
multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan.
Ciri khas kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista
sebesar 50%, dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning,
dan kadang-kadang coklat karena campuran darah. Tidak jarang kistanya sendiri
kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid
papilloma).
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin membedakan
gambaran makroskopik kistadenoma serosum papiliferum yang ganas dari yang
jinak, bahkan pemeriksaan mikroskopik pun tidak selalu memberi kepastian.
Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat dinding kista yang dilapisi oleh epitel
kubik atau epitel torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti sel

yang besar dan gelap warnanya. Karena tumor ini barasal dari epitel permukaan
ovarium (germinal ephithelium), maka bentuk epitel pada papil dapat beraneka
ragam tetapi sebagian besar epitelnya terdiri atas epitel bulu getar, seperti
epitel tuba.
Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium
dalam stromanya yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma biasanya
menunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma ovarii serosum papilliferum,
tetapi tidak bahwa tumor itu ganas.
Perubahan Ganas
Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi epitel,
serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara
mikroskopik digolongkan kedalam kelompok tumor ganas. Akan tetapi, garis
pemisah antara kistadenoma ovarii papiliferum yang jelas ganas kadang-kadang
sukar ditentukan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa potensi
keganasan yang dilaporkan sangat berbeda-beda. Walaupun demikian, dapat
dikatakan bahwa 30% - 35% dari kistadenoma serosum mengalami perubahan
keganasan. Bila pada suatu kasus terdapat implantasi pada peritoneum disertai
dengan asites, maka prognosis penyakit itu kurang baik, meskipun diagnosis
histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak (histopatologically benign). Klinis
kasus tersebut menurut pengalaman harus dianggap sebagai neoplasma
ovarium yang ganas (clinically malignant).
Terapi
Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum.
Hanya, berhubung dengan lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu
dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan
kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada
saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi.

d. Kista Endometrioid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam
terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista
ini, yang ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969, tidak ada hubungannya
dengan endometriosis ovarii.

e. Kista Dermoid
Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana
struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit,
rambut, gigi dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai
lemak nampak lebih menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan
mesoderm. Tentang histogenesis kista dermoid, teori yang paling banyak dianut
ialah bahwa tumor berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis.
Angka Kejadian
Tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang kistik,
dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. Ditaksir 25% dari
semua kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi
walaupun kista dermoid dapat ditemukan pula pada anak kecil. Tumor ini dapat

mencapai ukuran yang sangat besar, sehingga beratnya mencapai beberapa


kilogram.
Frekuensi kista dermoid di beberapa rumah sakit di Indonesia ialah
sebagai berikut : Sapardan mencatat angka 16,9%; Djaswadi 15,1%; Hariadi dan
Gunawan masing-masing 11,1% dan 13,5% di antara penderita dengan tumor
ovarium. Sebelum perang dunia II, Eerland dan Vos (1935) melaporkan frekuensi
kista dermoid sebesar 3,8% dari 451 tumor ovarium yang diperiksa di
Nederlands-Indisch Kanker Instituut di Bandung, diantaranya satu kasus pada
anak umur 13 tahun.
Gambaran Klinik
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan
putih, keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di
bagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga satu, akan
tetapi bila dibelah, biasanya nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil
dalam dindingnya. Pada umumnya terdapat satu daerah pada dinding bagian
dalam yang menonjol dan padat.
Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan
entodermal. Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi
(ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa
traktus gastrointestinalis, epitel saluran pernapasan, dan jaringan tiroid
(entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista ialah produk dari kelenjar
sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut.
Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat pula merupakan
gelondongan seperti konde.
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri
mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan
dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum.
Perubahan keganasan agak jarang, kira-kira dalam 1,5% dari semua kista
dermoid, dan biasanya pada wanita lewat menopause. Yang tersering adalah
karsinoma epidermoid yang tumbuh dari salah satu elemen ektodermal. Ada
kemungkina pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat dan menyebabkan
terjadinya tumor yang khas.
Termasuk di sini:
1. Struma ovarium
Tumor ini terutama terdiri atas jaringan tiroid, dan kadang-kadang
dapat menyebabkan hipertiroidi. Antara 1960 dan 1964 di RS. Dr. Soetomo
Surabaya pernah ditemukan 5 kasus struma ovarium, semuanay tak berfungsi
dan tidak ganas. Hariadi selam 5 tahun (1963-1968) menemukan 3 kasus struma
ovarium (= 0,5%), Djaswadi selam 10 tahun (1965-1974) hanya mencatat satu
kasus (= 0,5%); sedangkan Gunawan selama 3 tahun (1974-1977) melaporkan
satu kasus (= 0,2%).
2. Kistadenoma ovarii musinosum dan kistadenoma ovarii serosum
Kista-kista dapat dianggap sebagai adenoma yang bertasal dari satu
elemen dari epitelium germinativum.
3. Koriokarsinoma
Tumor ganas ini jarang ditemukan dan untuk diagosis harus
dibuktikan adanya hormon koriogonadotropin.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Obstetri patologi dan Ginekologi. Bagian obstetric dan ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung; Elstar Offset Bandung.
F. Gary Cunningham, F. Gant N.(et al), alih bahasa, Andry Hartono, Y. Joko S.(et
al). 2005. Obstetri William. Edisi 21. Cetakan pertama. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.. p1036-1037.
Mas Soetomo Joedosepoetro Sutoto. 2005. Tumor Jinak Pada Alat-alat Genital. In :
Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editors. Ilmu Kandungan. Edisi
ketiga. Cetakan ketujuh. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo..
p.355-361.
Sutoto, M.S.J. 1994. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital, Ilmu Kandungan,Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, p : 346-365
William Helm, C.. 2005. Ovarian Cysts. American College of Obstetricians and
Gynecologists. Available at http://emedicine.com

Anda mungkin juga menyukai