a. Laparaskopi
b. Ultrasonografi
c. Foto rontgen
d. Fungsi cairan asites untuk patologi klinik dan patologi anatomi
Penanganan
Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor sudah
cukup besar sehingga tidak tampak banyak sisa oavarium yang normal, biasanya
dilakukan pengangkatan ovarium beserta tuba (Salpingo-ooforektomi). Pada
waktu mengangkat kista, diusahakan mengangkatnya in toto tanpa mengadakan
fungsi dahulu, untuk mencegah timbulnya pseudomiksoma paeritonei karena
tercecernya isi kista.
Pencegahan
Tidak ada upaya pencegahan khusus yang dapat dilakukan agar terhindar dari
penyakit ini. Upaya yang bisa dilakukan adalah untuk mengetahui secara dini
penyakit ini sehingga pengobatan yang dilakukan memberikan hasil yang baik
dengan komplikasi yang minimal. Upaya yang dilakukan adalah dengan
melakukan pemeriksaan secara berkala yang meliputi:
1. Pemeriksaan klinis genekologik untuk mendeteksi adanya kista atau
pembesaran ovarium lainnya.
2. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler untuk
mendeteksi aliran darah.
3. Pemeriksaan petanda tumor (tumor marker)
4. Pemeriksaan CT-Scan/MRI bila dianggap perlu
Pemeriksaan tersebut di atas sangat dianjurkan terutama wanita yang
mempunyai resiko akan terjadi kanker ovarium, yaitu :
1. Wanita yang haid pertama lebih awal dan menopouse lebih lambat
2. Wanita yang tidak pernah atau sulit hamil
3. Wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker ovarium
4. Wanita Penderita kanker payudara dan kolon
Kista merupakan kantung yang berisi cairan dan dapat berlokasi di bagian mana
saja dari tubuh. Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk. Tipe
kista ovarium yang paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya
terbentuk selama siklus menstruasi normal. Setiap bulan, ovarium seorang
wanita tumbuh kista kecil yang menahan sel telur. Ketika sebuah sel telur matur,
kantung membuka untuk mengeluarkan sel telur, sehingga dapat berjalan
melewati tuba falopii untuk melakukan fertilisasi. Kemudian kantung pecah.
Salah satu tipe dari kista fungsional, ada yang dinamakan kista folikular, kantung
ini tidak terbuka untuk mengeluarkan sel telur tapi terus tumbuh. Kista tipe ini
biasanya akan menghilang setelah satu sampai tiga bulan. Kista korpus luteum,
bentuk lain dari kista fungsional, terbentuk apabila kantung kista ini tidak
menghilang. Malahan kantung kista menutup lagi setelah sel telur dikeluarkan.
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker
ovarium merupakan pembunuh yang diam-diam (silent killer). Karena, memang
seringkali penderita tidak ada perasaan apa-apa. Kalaupun terjadi keluhan
biasanya sudah lanjut misalnya: sering kembung, teraba massa atau ada
benjolan di perut bagian bawah, gangguan pencernaan, dan lain-lain.
Sampai sekarang belum ada cara deteksi dini yang sederhana untuk
memeriksa adanya keganasan ovarium itu. Sekarang ini yang bisa dipakai masih
menggunakan USG, tetapi itu agak sulit kalau diterapkan secara massal karena
biayanya cukup mahal. Berbeda halnya dengan kanker serviks yang bisa
dideteksi dini dengan papsmear.
Orang yang menggunakan pil KB risiko terjadinya kanker ovarium bisa
lebih kecil. Karena kanker ovarium itu terjadi kalau ovariumnya aktif, mengalami
pertumbuhan folikel. Tapi dengan menggunakan kontrasepsi hormonal terutama
pil KB, proses itu pada ovarium ditekan, sehingga risikonya terjadi keganasan
pada ovarium menurun.
Kista ovarium ini bisa juga terjadi pada anak-anak, bahkan ketika masih
bayi, pada remaja sampai orang tua. Tetapi kebanyakan dialami wanita berusia
di atas 40 tahun. Bahkan, pada bayi dalam kandungan bisa ditemukan kista
ovarium. Pada ibu hamil yang ada kista neoplasti, bila menutupi jalan lahir
kistanya bisa dioperasi saat hamil. Tetapi jika kistanya tidak menutupi jalan lahir,
kistanya bisa dioperasi setelah melahirkan.
Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture
akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 2
cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus
luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila
terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara
gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadangkadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh
gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk
karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang
berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan
choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes,
HCG menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi
infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH)
atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi
ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG. Kista neoplasia dapat
tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium
serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari
semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering
berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik
parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma
serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik,
termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel
tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi
elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan
mesodermal.15 Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium
ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel
dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.
Gejala-gejala dari kista ovarium
ovarium, dan tumbuh. Kista ini dapat menyebabkan rasa nyeri selama hubungan
seksual dan menstruasi.
2. Cystadenoma. Kista ini tumbuh dari sel pada permukaan luar ovarium. Kista
ini biasanya berisi cairan seperti air atau kental, seperti gel yang lengket. Kista
ini dapat membesar dan menyebabkan nyeri.
3. Kista dermoid. Sel-sel di ovarium dapat membentuk rambut, gigi, atau
pertumbuhan jaringan lain yang dapat menjadi bagian dari pembentukan kista
ovarium. Kista ini juga dapat membesar dan menyebabkan nyeri.
4. Polikistik ovarium. Sel telur matur di dalam folikel atau kantung, tapi kantung
ini tidak membuka untuk mengeluarkan sel telur. Siklus terulang, folikel terus
tumbuh di dalam ovarium dan membentuk kista.
Klasifikasi kista ovarium
Klasifikasi tumor ovarii sampai sekarang belum ada yang benar-benar
memuaskan, baik pembagian secara klinis maupun secara patologis anatomis.
Tumor kistik merupakan jenis yang paling sering terjadi terutama yang bersifat
non-neoplastik, seperti kista retensi yang berasal dari corpus luteum. Tetapi di
samping itu ditemukan pula jenis yang betul merupakan neoplasma. Oleh karena
itu tumor kistik dari ovarium yang jinak dibagi dalam golongan non-neoplastik
(fungsionil) dan golongan neoplastik.
1. Kista ovarium non-neoplastik (fungsionil)
a. Kista Follikel
Kista ini berasal dari follikel yang menjadi besar semasa proses atresia
folliculi. Setiap bulan sejumlah besar follikel menjadi mati, disertai kematian
ovum, disusul dengan degenerasi dari epitel follikel. Pada masa ini tampaknya
sebagai kista-kista kecil. Tidak jarang ruangan follikel diisi dengan cairan yang
banyak, sehingga terbentuklah kista yang besar, yang dapat ditemukan pada
pemeriksaan klinis. Biasanya besarnya tidak melebihi sebuah jeruk. Sering
terjadi pada pubertas, climacterium, dan sesudah salpingektomi.
Gejala-gejala
Kista jenis ini tidak memberikan gejala yang karakteristik, bahkan
kadang-kadang tidak menunjukkan gejala-gejala apapun. Kurve suhu basal
bersifat monofasis. Bila mencapai ukuran yang cukup besar, kista tersebut dapat
memberikan rasa penuh dan tidak enak pada daerah yang dikenai. Seperti pada
semua tumor ovarii dapat menyebabkan torsi. Kadang-kadang walaupun jarang,
dapat terjadi rupture spontan, dengan disertai tanda-tanda perdarahan intra
abdominal sehingga gambaran klinisnya dapat menyerupai suatu kehamilan
ektopik yang terganggu. Yang paling sering terjadi ialah cairan kista tersebut
mengalami resorpsi secara spontan setelah satu atau dua siklus.
Diagnosa
Diagnosa hanya dapat ditentukan dengan palpasi dari tumor tersebut.
Tetapi kita tidak akan dapat menentukan dengan sekali pemeriksaan, apakah
kista ini neoplastik atau non neoplastik, kecuali bila ukurannya sangat besar.
Terapi
Biasanya tak memerlukan terapi karena mengalami resorpsi spontan. Bila
harus diadakan operasi oleh karena adanya salah satu gangguan klinis atau oleh
b. Kista Lutein
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan. Kista
lutein yang sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus luteum haematoma.
Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu terjadi pada masa vaskularisasi. Bila
perdarahan ini sangat banyak jumlahnya, terjadilah corpus luteum haematoma,
yang berdinding tipis dan berwarna kekuning-kuningan. Secara perlahan-lahan
terjadi resorpsi dari unsur-unsur darah, sehingga akhirnya tinggallah cairan yang
jernih, atau sedikit bercampur darah. Pada saat yang sama dibentuklah jaringan
fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein sehingga pada kista corpus lutein
yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam jaringan-jaringan perut.
Gejala-gejala
Pada beberapa kasus sering mnyerupai kehamilan ektopik. Haid kadangkadang terlambat, diikuti dengan perdarahan sedikit yang terus menerus,
disertai rasa sakit pada bagian perut bawah. Pada pemeriksaan klinis ditemukan
benjolan yang sakit. Ada yang menganggap kista ini sebagai korpus luteum
persistens, dimana oleh sesuatu sebab tidak terjadi regresi. Suatu jenis yang
jarang dari kista lutein ialah yang ditemukan pada mola hydatidosa atau chorio
epithelioma. Dalam beberapa kasus dari jenis ini, dindingnya dibentuk oleh sel
granulose yang mengalami luteinisasi, tetapi pada umumnya kista dibntuk oleh
sel theca lutein dan jaringan ikat.
e. Kista endometrial
2. Kista ovarium yang neoplastik atau proliferatif
yang besar dan gelap warnanya. Karena tumor ini barasal dari epitel permukaan
ovarium (germinal ephithelium), maka bentuk epitel pada papil dapat beraneka
ragam tetapi sebagian besar epitelnya terdiri atas epitel bulu getar, seperti
epitel tuba.
Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium
dalam stromanya yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma biasanya
menunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma ovarii serosum papilliferum,
tetapi tidak bahwa tumor itu ganas.
Perubahan Ganas
Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi epitel,
serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara
mikroskopik digolongkan kedalam kelompok tumor ganas. Akan tetapi, garis
pemisah antara kistadenoma ovarii papiliferum yang jelas ganas kadang-kadang
sukar ditentukan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa potensi
keganasan yang dilaporkan sangat berbeda-beda. Walaupun demikian, dapat
dikatakan bahwa 30% - 35% dari kistadenoma serosum mengalami perubahan
keganasan. Bila pada suatu kasus terdapat implantasi pada peritoneum disertai
dengan asites, maka prognosis penyakit itu kurang baik, meskipun diagnosis
histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak (histopatologically benign). Klinis
kasus tersebut menurut pengalaman harus dianggap sebagai neoplasma
ovarium yang ganas (clinically malignant).
Terapi
Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum.
Hanya, berhubung dengan lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu
dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan
kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada
saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi.
d. Kista Endometrioid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam
terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista
ini, yang ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969, tidak ada hubungannya
dengan endometriosis ovarii.
e. Kista Dermoid
Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana
struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit,
rambut, gigi dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai
lemak nampak lebih menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan
mesoderm. Tentang histogenesis kista dermoid, teori yang paling banyak dianut
ialah bahwa tumor berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis.
Angka Kejadian
Tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang kistik,
dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. Ditaksir 25% dari
semua kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi
walaupun kista dermoid dapat ditemukan pula pada anak kecil. Tumor ini dapat
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Obstetri patologi dan Ginekologi. Bagian obstetric dan ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung; Elstar Offset Bandung.
F. Gary Cunningham, F. Gant N.(et al), alih bahasa, Andry Hartono, Y. Joko S.(et
al). 2005. Obstetri William. Edisi 21. Cetakan pertama. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.. p1036-1037.
Mas Soetomo Joedosepoetro Sutoto. 2005. Tumor Jinak Pada Alat-alat Genital. In :
Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editors. Ilmu Kandungan. Edisi
ketiga. Cetakan ketujuh. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo..
p.355-361.
Sutoto, M.S.J. 1994. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital, Ilmu Kandungan,Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, p : 346-365
William Helm, C.. 2005. Ovarian Cysts. American College of Obstetricians and
Gynecologists. Available at http://emedicine.com