Anda di halaman 1dari 22

ENDOMETRITIS

ALFIN CAESARIO S.P


ENDOMETRITIS

PENGERTIAN
PATOFISIOLOGI / PENYEBAB
PENATALAKSANAAN
PENGERTIAN
Endometritis adalah peradangan pada
endometrium, yaitu lapisan sebelah dalam
pada dinding rahim, yang terjadi akibat infeksi.

Biasanya infeksi endometrium terjadi


pada saat setelah parsalinan, setelah
keguguran, dan pada saat pemasangan alat
rahim yang kurang legeratis.
Jenis-jenis Endometritis
1.Endometritis Akut
Terutama terjadi pada postpartum atau postabortum. Pada
endometritis postpartum, regenerasi endometrium selesai pada
hari ke-9, sehingga endometritis postpartum pada umumnya
terjadi sebelum hari ke-9

Pada endometritis akuta endometrium mengalami edema dan


hiperemi, dan pada pemeriksaan mikroskopik terdapat hiperemi,
edema, dan infiltrasi leukosit berinti polimoni yang banyak, serta
perdarahan-perdarahan interstisial

Sebab endometritis akuta ialah tindakan yang dilakukan dalam


uterus di luar partus atau abortus, seperti kerokan, memasukkan
IUD (intra-uterine device) ke dalam uterus, dan sebagainya
Gejala-gejala:
a.Demam
b.Lochia berbau, pada endometritis postabortum kadang-
kadang keluar fluor yang purulent.
c.Lochia lama berdarah, malahan terjadi metrorrhagi.
d.Jika radang tidak menjalar ke parametrium atau
perimetrium tidak ada nyeri.
e.Nyeri pada palpasi abdomen (uterus) dan sekitarnya.
2. Endometritis Kronik
Kasusnya jarang ditemui oleh karena infeksi yang tidak

dalam masuknya pada miometrium, tidak dapat \


mempertahankan diri, karena pelepasan lapisan
fungsional dari endometrium pada waktu haid. Pada
pemeriksaan mikroskopik ditemukan banyak sel-sel
plasma dan limfosit. Penemuan limfosit saja tidak
besar artinya karena sel itu juga ditemukan dalam
keadaan normal dalam endometrium.
Gejala-gejala klinis endometritis kronika ialah, leukorea dan
menoragia. Pengobatannya tergantung dari penyebabnya.
Endometritis knonika ditemukan:
a.pada tuberkulosis;
b.jika tertinggal sisa-sisa abortus atau partus;
c.jika terdapat korpus alienum di kavum uteri;
d.pada polip uterus dengan infeksi;
e.pada tumor ganas uterus;
f.pada salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvik.
g.Fluor albus yang keluar dari ostium
h.Kelainan haid seperti metrorrhagi dan menorrhagi
PENYEBAB
Endometritis dapat disebabkan oleh
Mikroorganisme seperti :
Campylobacter foetus
Brucella sp
Vibrio sp
Trichomonas foetus
Lanjutan

juga dapat disebabkan oleh bakteri oportunistik spesifik


seperti
Corynebacterium pyogenes

Eschericia coli

Fusobacterium necrophorum

Organisme penyebab biasanya mencapi vagina pada


saat perkawinan, kelahiran, sesudah melahirkan atau
melalui sirkulasi darah.
PENATALAKSANAAN
Jika ditemukan pasien dengan gejala klinis yang
mengarah ke Endometritis, dapat dilakukan
pemeriksaan yang bertujuan untuk menegakkan
diagnosisnya, antara lain pemeriksaan vaginal
dengan menggunakan vaginoskop dengan melihat
adanya lendir, lubang leher rahim (serviks) agak
terbuka dan kemerahan di daerah vagina dan leher
rahim. Pada palpasi per rektal akan teraba dinding
rahim agak kaku dan di dalam rahim ada tetapi
tidak dirasakan sebagai fluktuasi (tergantung derajat
infeksi).
Penanganan Endometritis
Endometritis Akut
Terapi:
a.Pemberian uterotonika
b.Istirahat, posisi/letak Fowler
c.Pemberian antibiotika
d.Endometritis senilis, perlu dikuret untuk mengesampingkan
diagnosa corpus carcinoma. Dapat diberi estrogen.

Endometritis Kronik
Terapi:
Perlu dilakukan kuretase untuk diferensial diagnosa
dengan carcinoma corpus uteri, polyp atau myoma
submucosa. Kadang-kadang dengan kuretase ditemukan
emndometritis tuberkulosa. Kuretase juga bersifat terapeutik.
Uterotonika/oksiktoksik adalah :
1. obat yang merangsang kontraksi uterus.
2. meningkatkan motilitas uterus dg merangsang kontraksi otot polos
uterus

Oksitosik yang efektif:


Oksitosin dan derivatnya
Alkaloid ergot dan derivatnya
Prostaglandin semisintetik

Obat-obat uterotonika :
1. Alkaloid ergot
Sumber : jamur gandum clavikus purpurea
Berdasarkan efek dan struktur kimia alkaloid ergot dibagi menjadi 3 :
a. Alkaloid asam amino (ergotamin)
Merupakan obat yang paling kuat dari kelompok alkaloid
asam amino
b. Derivat dihidro alkaloid asam amino (dihiro ergotamin)
Farmakokinetik :
Ergotamin diabsorbsi lambat dan tidak sempurna di saluran
cerna
Kadar puncak plasma dicapai setelah 2 jam
Pemberian kofein akan meningkatkan kadar puncak plasma
2 kali lipat
Dosis ergotamin IM 1/10 dosis oral absorbsi di tempat
suntikan lambat reaksi perlu waktu 20 menit
Dosis ergotamin IV dosis IM efek perangsangan uterus
setelah 5 menit
Ekskresi ergotamin melalui: empedu sedikit yang melalui
urine
Pada pemberian oral bromokriptin diabsorbsi lebih baik drpd
ergotamin, dan dieliminasi lebih lambat
Ekskresi 90% melalui empedu
Farmakodinamik :
Efeknya sebanding dengan dosis yang diberikan.
Kepekaan uterus terhadap alkaloid ergot bervariasi tergantung
maturitas dan umur kehamilan.
Ergotamin dan alkaloid sejenis menimbulkan vasokonstriksi dan
merusak endotel kapiler.
Ergotamine efektif mengurangi gejala migren melalui pengurangan
amplitude pulsasi arteri karotis eksterna terjadi penguranan aliran
darah arteri basiler.

Efek pada uterus :


1.Dosis kecil menyebabkan kontraksi, dosis besar menyebabkan
tetani
2.Kepekaan uterus tergantung maturitas dan kehamilan
3.Semua alkaloid ergot meningkatkan kontraksi uterus secara
nyata
Efek pada kardiovaskuler :
1.Menyebabkan vasokontriksi perifer
2.Pembendungan dan trombosis pada gangren dapat terjadi akibat
vasokontriksi
3.Efek paling kuat: ergotamin, sedang (dihidroergotamin), tidak
berefek (dihidroergotoksin)

Efek samping :
1.Ergotamine merupakan ergotamin merupakan alkaloid yang paling
toksik.
2.Dosis besar dapat menyebabkan : mual, muntah, diare, gatal, kulit
dingin, nadi lemah dan cepat, bingung dan tidak sadar
3.Dosis keracunan fatal: 26 mg per oral selama beberapa hari, atau
dosis tunggal 0,5-1,5 mg parenteral
4.Gejala keracunan kronik: perubahan peredaran darah ( tungkai
bawah, paha, lengan dan tangan jadi pucat), nyeri otot, denyut nadi
melemah, gangren, angina pectoris, bradikardi, penurunan atau
kenaikan tekanan darah
Indikasi alkaloid ergot :
Indikasi oksitoksik :
Induksi partus aterm
Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan.
Merangsang konstraksi setelah operasi Caesar/operasi uterus
lainnya
Induksi abortus terapeutik
Uji oksitoksin
2. Uterotonika dan pengobatan Migren
3. Dosis: 0,25-0,5 mg SK atau IM

Kontra indikasi :
1.Dapat menyebabkan gangren tidak boleh diberikan pada
penderita Sepsis.
2.Penyakit pembuluh darah (arterosklerosis).
3.Penyakit pembuluh darah koroner.
4.Tromboflebitis
5.Penyakit hati dan ginjal
OKSITOSIN
Oksitosin merangsang frekuensi dan kekuatan kontraksi otot polos
uterus dan kelenjar mamae. Efek ini tergabtung dari kadar estrogen.
Reseptor oksitosin terletak pada mimometrium dalam membrane
plasma sel otot polos.
Stimulus sensoris pada serviks, vagina dan payudara merangsang
hipofisis posterior melepaskan oksitosin.

Efek pada Uterus:


oMerangsang frekuensi dan kontraksi uterus
oEfek pada uterus menurun jika estrogen menurun
oUterus imatur kurang peka thd oksitosin
oInfus oksitoksin perlu diamati menghindari tetani respon
uterus meningkat 8 x lipat pada usia kehamilan 39 minggu
Efek pada mamae:
Menyebabkan kontraksi otot polos mioepitel susu mengalir (ejeksi
susu)
Sediaan oksitosin berguna untuk memperlancar ejeksi susu, serta
mengurangi pembengkakan payudara pasca persalinan

Efek Kardiovaskuler:
Relaksasi otot polos pembuluh darah (dosis besar)
Penurunan tekanan sistolik, warna kulit merah, aliran darah ke
ekstremitas menurun, takikardi dan curah jantung menurun

Farmakokinetik Oksitosin
Hasil baik pada pemakaian parenteral
Cepat diabsorbsi oleh mukosa mulut Efektif untuk pemberian
tablet isap
Selama hamil ada peningkatkan enzim Oksitosinase atau sistil
aminopeptidase berfungsi mengaktifkan oksitoksin enzim
tersebut berkurang setelah melahirkan, diduga dibuat oleh plasenta
Absorpsi: baik lewat mukosa hidung
Distribusi: PP rendah
Metabolisme: t 1 9 menit
Eliminasi: ginjal

Farmakodinamik:
IM: mula 3 5 menit, P: TD, L: 2 3 jam
IV: M: segera, P: TD, L: 1 jam
Inhal: M: menit, P: TD, L: 20 menit

Efek :
Efek terapeutik: induksi persalianan, mengeluarkan ASI
Efek samping: hipo/hipertensi, mual, muntah, konstipasi,
berkurangnya aliran darah uterus, ruam kulit, anoreksia
Reaksi merugikan: kejang, intoksikasi air, perdarahan intrakranial,
disritmia, asfiksia, janin: ikterus, hipoksia
Kontradiksi :
Kontraindikasi: toksemia, disproporsi sefalofelfik, distres janin,
hipersensitivitas, persalianan non vaginal yg telah diantisipasi,
kehamilan (intranasal)
Interaksi: vasopresor, anestetik siklopropan

Sediaan Oksitosin
Injeksi Oksitosin (Pitosin) 10 unit USP/ml IM atau IV
Semua sediaan sintetis, yang alam mahal
Semprot hidung: 40 unit USP/ml
Tablet sublingual: 200 unit USP

Indikasi :
1. Indikasi oksitosik.
2. Induksi partus aterm
3. Mengontrol perdarahan dan atuni uteri pasca persalinan
4. Merangsang konstraksi uterus setelah operasi Caesar
5. Uji oksitoksik
6. Menghilangkan pembengkakan payudara

PROSTAGLANDIN
Ditemukan dalam ovarium, miometrium, darah menstruasi
Post coitus juga ditemukan prostaglandin di vagina
Jenis prostaglandin adalah: PGE dan PGF
PGF merangsang uterus hamil dan tidak hamil
PGE merelaksasi uterus tidak hamil, dan merangsang kontraksi
uterus hamil
Sediaan Prostaglandin
Karbopros trometamin: Injeksi 250 ug/ml
Dinoproston (PGE): Supositoria vaginal 20 mg
Gemeprost: Pesari 1mg ( melunakan uterus)
Sulpreston: Injeksi 25, 50, 100 ug/ml IM atau IV
Indikasi Prostaglandin
Induksi partus aterm
Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan\
Merangsang kontraksi uterus post sc atau operasi uterus lainya\
Induksi abortus terapeutik
Uji oksitosin
Menghilangkan pembengkakan mamae

Anda mungkin juga menyukai