Anda di halaman 1dari 9

KISTA DUKTUS

GARTNER

Pembimbing
Dr. Dwi Farahdina, M.Ked(OG), Sp.OG(K)
OLEH :
VANMATHI A/P RAJU 130100441
SHOBAANESH A/L RAMARAO 130100478
GAYATTHIRI NAAIDU A/P MUNIANDY 130100476
KOGILAVANI A/P MANI 130100449
Definisi
• tumor kistik vagina yang bersifat jinak, berasal dari sisa duktus Gartner atau the
embryonic mesonephros maupun sistem duktus wolffian.
• berdinding tipis dan transulen yang terdiri dari epitel gepeng berlapis atau epitel
kolumnar atau dapat kedua-duanya. Tumor ini biasanya terdapat pada dinding vagina
yang berisi cairan atau bahan semisolid dan jarang terjadi pada daerah labia minora,
klitoris atau himen (Pritchard et al., 1985)

Etiologi
• Selama pertumbuhan dan perkembangan janin, pembentukan saluran Gartner atau
saluran mesonefrik pada dinding vagina berlangsung. Saluran-saluran ini umumnya
diketahui menghilang setelah melahirkan
• Namun, jika mereka hadir setelah melahirkan anak, beberapa dari mereka cenderung
menumpuk cairan atau nanah dan mengakibatkan Gartner Duct Cysts of Vagina
• Kista Gartner / mesonefrik terbentuk dari Gartner / saluran mesonefrik ketika mereka
berkembang atau meregang
• Penting untuk dicatat bahwa Vaginal Gartner Duct Cysts tidak disebabkan oleh
penyakit menular seksual apa pun.
Siapa yang mendapat kista duktus Gartner?
(Distribusi Usia dan Jenis Kelamin)
• Gartner Duct Kista Vagina sebagian besar diamati pada wanita dewasa
• Secara umum, kista vagina terlihat antara usia 20-75 tahun; rentang usia puncak
diamati pada dekade ke-4 (30-40 tahun)
• Kista saluran Gartner menyumbang hampir 12% dari semua kista vagina
• Tidak ada preferensi geografis, etnis, atau ras yang diketahui

Apa Faktor Risiko untuk Kista Duktus


Gartner pada Vagina? (Faktor Predisposisi)
Tidak ada faktor risiko pasti yang telah diidentifikasi. Namun, mereka dapat terjadi
karena faktor-faktor berikut:
• Trauma ke vagina saat melahirkan
• Adanya tumor vagina jinak lainnya
• Prosedur invasif yang melibatkan saluran genital wanita, seperti pemeriksaan
kolposkopi, kuret endoserviks, episiotomi, colporrhaphy, dan terapi laser, yang
dilakukan karena berbagai alasan.
PATOFISIOLOGI
• Kista gartner berkembang di daerah duktus gartner, biasanya di dinding vagina.
Duktus ini aktif saat perkembangan janin namun biasanya menghilang setelah lahir.
Pada beberapa kasus, sebagian duktus ini terisi cairan yang berkembang menjadi
kista (Sarwono, 2005).

Gambaran umum
• Kista ini berasaldarisisa kanalis wolfii ( duktus gartner ) yang berjalan disepanjang
permukaan anterior dan bagian atas vagina
• Diameter kista sangat tergantung dari ukuran duktus dan kapasitas tampung cairan
didalamnya sehingga ukuran kecil hingga cukup besar,untuk mendorong dinding
vagina kearah tengah lumen untuk mencapai introitus vagina.

Gambaran Klinis
• Secara klinis kista gartner biasanya asimptomatik dengan ukuran diameter tidak
lebih dari 2 cm, tetapi pernah dilaporkan adanya giant gartner duct cyst pada
dinding vagina yang berukuran 16 x 15 x 8 cm dengan gejala klinis berupa
disparenia (Wikajosastro, 2006).
DIAGNOSA
• Diagnosa didasarkan pada hasil pemeriksaan fisik
dan histopatologi. Tanda karakteristik kista ini
terletak pada vulva bagian lateral dan biasanya
soliter serta  berdinding tipis yang mengandung
cairan jernih, secara mikroskopis didapatkan epitel
kuboid (Supriadi, 1999).

Defenrential Diagnosa
• Kista inklusi epiteliel dan divertikulum suburetra
(Padjajaran, 2003).
PEMERIKSAAN
• Pelvis : dirasakan adanya tonjolan atau masa di dinding vagina.
• Biopsi : untuk menyingkirkan kemungkinan kanker vagina,
terutama jika teraba keras
• Radiologi : jika kista berlokasi dibawah urethra atau vesika
urinaria pemeriksaan ini mungkin diperlukan untuk meyakinkan
bahwa kista tidak melibatkan struktur-struktur ini (Supriadi, 1999).

Penanganan
• Pemeriksaan rutin berupa pengawasan rutin terhadap
pembesaran kista
• Eksisi dilakukan jika gejala sangat mengganggu (Baksono, 2011)
PENATALAKSANAAN
penyedia layanan kesehatan dapat menyarankan pendekatan 'wait and watch' , setelah diagnosis kista
saluran Gartner.
• Sitz bath: Merendam diri beberapa kali dalam bak berisi air hangat selama 3-4 hari dapat menyebabkan
kista pecah dan cairan akan mengalir sendiri. Terapi ini mungkin tidak efektif untuk semua individu.
• kista dapat terinfeksi secara sekunder. Jika bakteri adalah penyebab infeksi, dapat diobati melalui
antibiotik Jika antibiotik tidak menghilangkan infeksi, maka drainase abses melalui prosedur bedah dapat
dilakukan
• Intervensi bedah dengan eksisi total dapat menghasilkan penyembuhan total
• Selama kehamilan, tumor besar dapat dikeringkan melalui aspirasi atau diangkat dengan operasi untuk
memudahkan persalinan. Dalam hal ini tidak mungkin, maka pengiriman C-section dapat dipertimbangkan
• Perawatan pasca operasi penting: tingkat aktivitas minimum harus dipastikan sampai luka bedah sembuh
• Perawatan tindak lanjut dengan skrining dan pemeriksaan rutin adalah penting

Komplikasi
• Biasanya tidak ada. Eksisi dapat menimbulkan komplikasi jika letak kista  berhubungan dengan struktur
organ lain (Pritchard et al., 1985).

Prognosis
• Baik
• Kista biasanya tidak membesar dan tidak memerlukan pengobatan
• Pasca operasi biasanya tidak muncul lagi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai